Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEASWAJAAN

DOSEN PENGAMPU
SITI FATIMATUSZAHRO M. PD. I

Disus

DISUSUSN OLEH

HOSEH SRIDEVI
IRMAWATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGI ILMU TARBIYAH DARUL ULUM KUBU RAYA
(STITDAR)
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memperkenankan kita semua berada dalam kasih-Nya. Tak lupa pula kita panjatkan
puji syukur kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita kemasa
dimana kita bisa belajar dan berkembang dengan baik dengan sikap keteladanan
beliau.

Dalam makalah ini, kita akan membahas tentang makalah ini dibuat agar
sekranya kita semua dapat memahami materi tentang Tradisi aswaja dalam
kehidupan masyarat dan hujjah dapat memperoleh pengetahuan yang baik serta
memanfaatkan pengetahuan yang kita dapatkan dengan baik pula. Terlepas dari hal
tersebut sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karenanya kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kuburaya, 14 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Konsep Aswaja ........................................................................................... 3
B. Ajaran dan Keyakinan .............................................................................. 4
C. Aswaja dalam Kehidupan Masyarakat ................................................... 4
D. Pentingnya Tradisi Aswaja ....................................................................... 6
E. Hujjah dalam Tradisi Aswaja................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tradisi Aswaja (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) adalah salah satu pendekatan
pemahaman Islam yang menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat
Muslim di seluruh dunia. Aswaja mendasarkan pemahamannya pada Al-Quran
dan hadis Rasulullah SAW, dan tradisi ini telah berkembang selama berabad-
abad sebagai panduan untuk umat Islam dalam beragama dan menjalani
kehidupan sehari-hari. Tradisi Aswaja menghargai pluralitas dan keragaman
pemahaman dalam Islam, dan oleh karena itu, telah memainkan peran yang
signifikan dalam membentuk identitas Muslim yang beragam dan
mempromosikan pemahaman Islam yang moderat.
Seiring berjalannya waktu, Aswaja telah menjadi bagian integral dari
budaya dan kehidupan sosial masyarakat Muslim di berbagai negara, termasuk
Indonesia, Timur Tengah, Afrika, dan banyak wilayah lainnya. Pengaruh
Aswaja tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan, tetapi juga memengaruhi
sistem hukum, seni, kebijakan, dan nilai-nilai moral dalam masyarakat Muslim.
Namun, meskipun tradisi Aswaja memiliki sejarah yang panjang dan
relevansi yang signifikan dalam kehidupan masyarakat Muslim, seringkali
informasi tentangnya masih kurang dipahami secara luas. Oleh karena itu,
makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
tradisi Aswaja dan menggali peran pentingnya dalam membentuk dan
mempertahankan keberagaman serta persatuan masyarakat Muslim.
Selain itu, makalah ini juga akan membahas hujjah (argumen atau bukti)
yang digunakan dalam tradisi Aswaja untuk mendukung keyakinan dan
pandangan mereka. Hal ini akan memberikan wawasan tentang bagaimana
ulama dan cendekiawan Aswaja mempertahankan dan mempromosikan
pemahaman mereka terhadap Islam.
Dengan demikian, makalah ini akan memberikan kontribusi positif dalam
meningkatkan pemahaman tentang tradisi Aswaja dan dampaknya dalam

1
kehidupan masyarakat Muslim serta relevansinya dalam konteks perdebatan
keagamaan dan budaya yang berkembang saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Aswaja?
2. Bagaimana Ajaran dan Keyakinan dalam tradisi Aswaja?
3. Bagaimana Aswaja dalam Kehidupan Masyarakat?
4. Bagaimana Pentingnya Tradisi Aswaja?
5. Bagaimana Hujjah dalam Tradisi Aswaja?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Konsep Aswaja?
2. Untuk Mengetahui Ajaran dan Keyakinan dalam Tradisi Aswaja?
3. Untuk Mengetahui Aswaja dalam Kehidupan Masyarakat?
4. Untuk Mengetahui Pentingnya Tradisi Aswaja?
5. Untuk mengetahui Hujjah dalam Tradisi Aswaja?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Aswaja
1. Pengertian Aswaja
Tradisi Aswaja (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) adalah pendekatan
pemahaman Islam yang mendasarkan keyakinan dan praktiknya pada Al-
Quran dan hadis Rasulullah SAW. Aswaja muncul sebagai respons terhadap
perbedaan pemahaman dalam masyarakat awal Muslim setelah wafatnya
Nabi Muhammad SAW. Istilah "Aswaja" sendiri berasal dari bahasa Arab
yang berarti "orang-orang yang mengikuti Sunnah dan jama'ah (kesatuan)".
Aswaja menekankan beberapa prinsip kunci, di antaranya adalah:
a) Aswaja memandang Al-Quran sebagai sumber utama ajaran Islam,
dan setiap ajaran dan praktik harus berlandaskan pada teks Al-Quran.
b) Selain Al-Quran, Aswaja juga memandang hadis atau riwayat-riwayat
dari Nabi Muhammad SAW sebagai sumber hukum dan pedoman
utama dalam Islam.
c) Aswaja mempertahankan keyakinan yang sejalan dengan pemahaman
dan praktik para sahabat Nabi Muhammad SAW, yang dianggap
sebagai generasi terbaik dalam Islam.
d) Aswaja mengakui pentingnya ijma' (kesepakatan ulama) dan qiyas
(penalaran analogi) sebagai sumber hukum tambahan selain Al-Quran
dan hadis.
2. Asal-usul Kata Aswaja
Istilah Aswaja berasal dari bahasa Arab, yang terdiri dari dua kata
kunci yaitu kata “Ahlus” berarti orang-orang yang memiliki atau orang-
orang yang tergabung dalam. Dalam konteks Aswaja, ini mengacu pada
orang-orang yang memiliki pemahaman dan keyakinan yang sejalan dengan
pandangan tradisional Aswaja. Dan kata “sunnah wal Jama'ah”, kata
“Sunnah” merujuk pada tindakan, perkataan, dan persetujuan diam-diam
Nabi Muhammad SAW. “Jama'ah” mengacu pada kesatuan dan persatuan
umat Muslim.

3
Jadi, secara harfiah, Aswaja berarti "Orang-orang yang memiliki
pemahaman dan keyakinan yang sejalan dengan Sunnah dan kesatuan umat
Muslim."
B. Ajaran dan Keyakinan
Prinsip-prinsip utama dalam tradisi Aswaja mencakup:
1. Aswaja menekankan ke-Esaan Allah sebagai prinsip utama dalam
Islam. Ini berarti mengakui bahwa hanya Allah yang berhak
disembah dan bahwa tidak ada tuhan selain-Nya.
2. Aswaja menerima dan menghormati kenabian Nabi Muhammad
SAW sebagai penutup para nabi dan rasul.
3. Aswaja mengajarkan keyakinan akan kehidupan akhirat, di mana
setiap individu akan diadili atas amalannya.
4. Aswaja menerapkan hukum-hukum Islam, termasuk hukum-hukum
ibadah, etika, dan sosial, sesuai dengan Al-Quran dan hadis.
Aswaja juga menekankan pentingnya mengikuti ajaran dan praktik yang
sejalan dengan pemahaman para sahabat Nabi, dan ini sering menjadi pembeda
utama dari aliran-aliran lain dalam Islam.
Dengan pemahaman yang kuat tentang Al-Quran, hadis, dan ajaran-ajaran
yang sejalan dengan para sahabat, Aswaja memiliki dampak signifikan dalam
membentuk pemahaman Islam yang moderat, inklusif, dan berlandaskan pada
tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad. Prinsip-prinsip ini menjadi
dasar bagi pemahaman Islam yang dipraktikkan oleh jutaan masyarakat Muslim
di seluruh dunia.
C. Aswaja dalam Kehidupan Masyarakat
1. Sejarah Penyebaran Aswaja
Tradisi Aswaja muncul pada awal sejarah Islam sebagai respons
terhadap perbedaan pemahaman yang muncul setelah wafatnya Nabi
Muhammad SAW. Salah satu titik awal pengembangan tradisi ini adalah
perdebatan seputar kepemimpinan setelah Nabi Muhammad SAW, yang
menghasilkan perpecahan antara kelompok yang mendukung

4
kepemimpinan Abu Bakar, yang kemudian menjadi Khulafaur Rasyidin,
dan kelompok lain yang memiliki pandangan berbeda.
Tradisi Aswaja berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah
dunia dengan cepat. Sejak awal, pengaruhnya dapat dilihat di Timur
Tengah, Afrika Utara, dan wilayah-wilayah lain yang menjadi bagian dari
perluasan Islam. Di Asia Selatan, khususnya di Indonesia, Aswaja juga
memiliki sejarah yang kaya, yang melibatkan para penyebar ajaran Islam
dari berbagai mazhab yang mendukung tradisi ini.
2. Peran Aswaja dalam Pembentukan Kehidupan Masyarakat
Tradisi Aswaja memainkan peran penting dalam membentuk
budaya masyarakat Muslim. Hal ini mencakup aspek-aspek seperti seni,
musik, sastra, dan arsitektur yang mencerminkan nilai-nilai dan keyakinan
yang sejalan dengan tradisi Aswaja. Contohnya adalah seni ukir, arsitektur
masjid, dan kesenian Islam yang berkembang di berbagai negara dengan
pengaruh Aswaja.
Aswaja juga memengaruhi pengembangan hukum Islam di berbagai
wilayah. Prinsip-prinsip hukum syariah, yang diambil dari Al-Quran dan
hadis, sering menjadi dasar hukum dalam masyarakat yang menganut tradisi
Aswaja. Misalnya, dalam sistem hukum keluarga, hukum waris, dan hukum
pernikahan.
Aswaja juga memberikan landasan bagi norma sosial dan etika
dalam masyarakat Muslim. Prinsip-prinsip seperti keadilan, toleransi, dan
rasa kasih sayang diintegrasikan dalam tradisi Aswaja dan menjadi panduan
dalam interaksi sehari-hari antara individu dalam masyarakat.
Dengan demikian, peran Aswaja dalam membentuk kehidupan
masyarakat Muslim tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan, tetapi juga
memengaruhi budaya, hukum, dan norma sosial dalam masyarakat Muslim
di seluruh dunia. Hal ini mencerminkan pengaruh yang luas dan signifikan
dari tradisi ini dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.

5
D. Pentingnya Tradisi Aswaja
Tradisi Aswaja memiliki peran penting dalam menjaga dan merayakan
keberagaman dalam Islam. Konsep ini tercermin dalam beberapa aspek:
1. Aswaja mengakui dan menghargai keragaman dalam pemahaman Islam.
Ini berarti bahwa individu dapat memiliki beragam sudut pandang tentang
aspek-aspek tertentu dalam Islam tanpa dianggap sesat atau diluar ajaran
agama. Hal ini menciptakan ruang bagi dialog intelektual dan pemikiran
kritis dalam masyarakat Muslim.
2. Aswaja menganjurkan inklusivitas dalam umat Islam. Ini berarti bahwa
individu atau kelompok dengan berbagai latar belakang dan pandangan
diterima sebagai bagian dari komunitas Muslim. Tradisi ini menciptakan
landasan yang kuat untuk persatuan umat Muslim yang beragam.
3. Tradisi Aswaja sering kali mempromosikan toleransi terhadap agama-
agama lain. Hal ini tercermin dalam sejarah Indonesia, di mana Aswaja
telah berperan dalam mempertahankan toleransi agama dan kerukunan
antarumat beragama, yang merupakan salah satu kekhasan budaya
Indonesia.
Tradisi Aswaja juga memiliki peran yang signifikan dalam menjaga
kesatuan umat Islam. Ini mencakup:
1. Aswaja menekankan penghormatan terhadap para sahabat Nabi
Muhammad SAW. Hal ini menciptakan faktor pengikat yang kuat dalam
komunitas Muslim, karena sahabat-sahabat ini dianggap sebagai teladan
dan panutan.
2. Aswaja dikenal karena pemeliharaan sikap moderat dalam praktik
keagamaan dan pemahaman. Sikap ini membantu mencegah perpecahan
internal dalam umat Islam dan menjaga persatuan.
3. Aswaja umumnya mengakui otoritas pemimpin umat (khalifah atau
pemimpin politik), yang juga berperan dalam menjaga kesatuan umat
Muslim.

6
Tentu, berikut penjelasan lebih rinci tentang teori dalam Bab 4 yang
mencakup definisi hujjah, pentingnya hujjah dalam Tradisi Aswaja, serta
metode hujjah yang digunakan oleh ulama Aswaja:
E. Hujjah dalam Tradisi Aswaja
1. Hujjah dalam Konteks Aswaja
a) Definisi Hujjah
Dalam Tradisi Aswaja, "hujjah" merujuk pada argumen atau
bukti yang digunakan untuk mendukung keyakinan, pandangan, atau
hukum tertentu dalam Islam. Hujjah adalah alat intelektual yang
digunakan oleh ulama dan cendekiawan Aswaja untuk menjelaskan,
memahami, dan mempertahankan prinsip-prinsip ajaran Islam. Hujjah
adalah cara untuk membawa pemahaman Islam dari sumber-sumber
utama (seperti Al-Quran dan hadis) ke dunia nyata dan menjelaskannya
secara rasional.
Dalam Tradisi Aswaja, hujjah memiliki beberapa karakteristik
penting:
1) Hujjah menekankan penggunaan rasio dan penalaran yang kuat.
Ini berarti bahwa dalam membangun hujjah, ulama dan
cendekiawan Aswaja harus mengandalkan bukti-bukti logis,
argumen yang kuat, dan pemikiran yang mendalam. Hujjah
harus mampu meyakinkan akal sehat dan pemikiran rasional.
2) Hujjah harus selalu konsisten dengan sumber-sumber utama
Islam, seperti Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW. Ini
berarti bahwa hujjah harus membangun argumentasi pada
dasar-dasar yang memiliki otoritas dalam Islam. Jika suatu
hujjah bertentangan dengan sumber-sumber utama ini, maka
hujjah tersebut dapat ditolak.
3) Hujjah digunakan untuk membela keyakinan dan pandangan
yang mendasari prinsip-prinsip Islam. Ini bisa berupa
pembelaan terhadap tauhid (ke-Esaan Allah), akidah

7
(keyakinan), hukum-hukum syariah, atau prinsip-prinsip moral
dan etika Islam.
4) Hujjah juga memungkinkan Tradisi Aswaja untuk bersifat
fleksibel dan adaptatif terhadap perubahan zaman dan situasi
sosial. Ulama Aswaja dapat menggunakan hujjah untuk
merumuskan pandangan dan fatwa yang relevan dengan
kebutuhan masyarakat masa kini.
5) Hujjah digunakan untuk mendidik masyarakat dan menjelaskan
prinsip-prinsip ajaran Islam. Ini menciptakan pemahaman yang
lebih baik tentang Islam di antara umat Muslim dan membantu
mereka memahami dasar-dasar keyakinan dan praktik mereka.
Dalam ringkasan, hujjah dalam Tradisi Aswaja adalah alat
intelektual yang kuat yang digunakan untuk memahami, menjelaskan,
dan mempertahankan keyakinan dan prinsip-prinsip Islam. Ini
memainkan peran kunci dalam membentuk pemahaman Islam yang
rasional, logis, dan sesuai dengan nilai-nilai agama.
b) Pentingnya Hujjah
Hujjah memiliki peran yang sangat penting dalam Tradisi
Aswaja karena:
1. Hujjah membantu menjelaskan prinsip-prinsip ajaran Islam
secara rasional dan logis kepada orang lain. Ini memungkinkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang keyakinan dan
praktik Islam.
2. Dalam dunia yang terus berubah, muncul berbagai tantangan
terhadap pemahaman Islam. Hujjah memungkinkan ulama
Aswaja untuk merespons tantangan ini dan memberikan
jawaban yang sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip ajaran Islam.
3. Melalui hujjah, pemahaman Islam dapat terus berkembang dan
beradaptasi dengan perubahan zaman dan perkembangan
masyarakat. Ini memastikan bahwa Islam tetap relevan dan
bermanfaat dalam berbagai konteks budaya dan sosial.

8
2. Metode Hujjah dalam Aswaja
a) Ijtihad
Ijtihad adalah salah satu metode hujjah yang sangat penting
dalam Tradisi Aswaja. Ijtihad mengacu pada upaya ulama untuk
merumuskan pandangan hukum atau fatwa berdasarkan pemahaman
mereka terhadap Al-Quran, hadis, dan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Ijtihad melibatkan penalaran independen dan kreatif oleh ulama untuk
menghadapi masalah-masalah baru yang belum diatur dalam sumber-
sumber hukum utama Islam. Ini memungkinkan pembaruan hukum
Islam dan pemahaman yang sesuai dengan perkembangan zaman.
b) Qiyas
Qiyas adalah metode hujjah yang melibatkan pembandingan
antara situasi atau permasalahan baru dengan kasus yang sudah ada
dalam Al-Quran atau hadis. Dengan menggunakan analogi, ulama
Aswaja dapat menyimpulkan hukum atau pandangan terkait dalam
situasi yang belum diatur secara eksplisit dalam sumber-sumber hukum
utama Islam. Qiyas membantu dalam memutuskan masalah hukum yang
tidak memiliki referensi langsung dalam Al-Quran atau hadis.
c) Istinbat
Istinbat adalah metode hujjah yang mengacu pada pemahaman
mendalam tentang ajaran Islam. Ulama Aswaja menggunakan istinbat
untuk menafsirkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Al-Quran
dan hadis, terutama dalam konteks yang berkaitan dengan situasi atau
masalah tertentu. Istinbat melibatkan interpretasi dan analisis tekxtual
untuk menghadapi tantangan pemahaman yang beragam.
d) Ijma'
Ijma' adalah metode hujjah yang mengacu pada kesepakatan
ulama dalam suatu masalah hukum tertentu. Ijma' dianggap sebagai
sumber hukum Islam yang kuat dalam Tradisi Aswaja, dan
mengindikasikan konsensus ulama dalam mengambil keputusan hukum
tertentu. Ijma' menciptakan otoritas kolektif dalam pengambilan

9
keputusan hukum dan memastikan keseragaman dalam pemahaman
ajaran Islam.
e) Maslahah Mursalah
Maslahah mursalah adalah metode hujjah yang berfokus pada
kemaslahatan atau kepentingan umum. Ini memungkinkan ulama
Aswaja untuk mempertimbangkan konsekuensi sosial, moral, dan etika
dalam pengambilan keputusan hukum. Dengan memperhatikan
kemaslahatan umum, hujjah ini memungkinkan fleksibilitas dalam
menentukan kebijakan atau pandangan yang relevan dengan kondisi
sosial yang berubah.
f) Uruf
Uruf adalah metode hujjah yang memperhitungkan adat istiadat
atau tradisi lokal dalam penentuan hukum Islam. Ini memungkinkan
Islam untuk bersinergi dengan budaya setempat tanpa mengabaikan
prinsip-prinsip ajaran Islam. Uruf mengakui bahwa konteks budaya
memainkan peran penting dalam implementasi ajaran Islam.
Melalui penggunaan beragam metode hujjah ini, ulama dan
cendekiawan Aswaja dapat menjalankan fungsi hujjah dalam memahami,
menjelaskan, dan mempertahankan keyakinan serta pandangan Islam dalam
cara yang relevan dan berdaya guna. Hal ini juga memungkinkan Tradisi
Aswaja untuk tetap relevan dalam berbagai situasi sosial, kultural, dan
perubahan zaman.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah ini, kita telah membahas konsep Aswaja (Ahlus Sunnah
wal Jama'ah), ajaran dan keyakinan yang mendasarinya, sejarah
penyebarannya, peran pentingnya dalam membentuk masyarakat Muslim, serta
peran yang dimainkan dalam menjaga keberagaman dan kesatuan umat Islam.
Selain itu, kita juga mengulas konsep hujjah dalam Tradisi Aswaja, pentingnya
hujjah dalam menjelaskan dan mempertahankan ajaran Islam, serta berbagai
metode hujjah yang digunakan oleh ulama Aswaja.
Secara keseluruhan, Tradisi Aswaja memiliki peran yang signifikan
dalam menjaga keberagaman pemahaman Islam, mendorong inklusivitas dalam
komunitas Muslim, dan mempromosikan toleransi terhadap agama-agama lain.
Tradisi ini juga membantu menjaga kesatuan umat Muslim melalui pengakuan
terhadap sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW dan pemeliharaan sikap
moderat dalam praktik keagamaan.
Pentingnya hujjah dalam Tradisi Aswaja adalah kunci untuk
menjelaskan, memahami, dan mempertahankan keyakinan dan prinsip-prinsip
Islam secara rasional dan logis. Berbagai metode hujjah, seperti ijtihad, qiyas,
istinbat, ijma', maslahah mursalah, dan uruf, memungkinkan ulama Aswaja
untuk merespons perubahan zaman dan situasi sosial dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Dengan demikian, Tradisi Aswaja adalah pendekatan yang kuat dan
fleksibel dalam Islam yang berperan penting dalam membentuk pemahaman
yang inklusif, relevan, dan berdaya guna dalam masyarakat Muslim di seluruh
dunia. Tradisi ini telah berkontribusi pada pembentukan budaya, hukum, dan
norma sosial dalam masyarakat Muslim, sambil memelihara keberagaman dan
kesatuan yang menjadi ciri khas Islam.

11
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat apabila ada kesalahan dan
kekurangan mohon di maafkan dan mohon di beri masukan. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari lupa dan dosa. Sekian dan terima
kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. (2017). Islam dan Sekularisme. Pustaka Al-
Kautsar.
Al-Bakri, Abu Bakar Jaafar. (2019). Al-Madhhab Al-Syafi'iyyah: Fiqh, Sejarah,
dan Pemikirannya. Pustaka Al-Kautsar.
Al-Khatib al-Baghdadi, Ibn Hajar al-Asqalani. (2018). Syaraf Ashabul Hadits.
Pustaka Al-Kautsar.
Al-Qaradawi, Yusuf. (2016). Yang Halal dan Haram dalam Islam. Gema Insani
Press.
Al-Qaradawi, Yusuf. (2017). Fiqih Zakat. Pustaka Al-Kautsar.
Al-Qurthubi, Al-Mundziri, Ibn Hajar al-Asqalani. (2016). Bulugh al-Maram.
Pustaka Al-Kautsar.
Asy-Syatibi, Imam Al-Syahrastani. (2019). Al-Muwafaqat Fi Ushul Al-Syari'ah.
Pustaka Al-Kautsar.
Nasr, Seyyed Hossein. (2012). Kehidupan dan Pemikiran Islam. Serambi Ilmu
Semesta.
Qutb, Sayyid. (2015). Melewati Titik Pemisah (Milestones). Pustaka Al-Kautsar.
Rahman, Fazlur. (2013). Metodologi Islam dalam Sejarah. Pustaka Al-Kautsar.

13

Anda mungkin juga menyukai