Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TERSTRUKTUR IV

SOSIOLOGI (KPM1131)
KRISIS EKOLOGI: LIMBAH PLASTIK

Kelompok 5
Anggota:

1. Lesminaria Nami Rose Siburian H1401221001


2. Juda Ibre Nabanta Brahmana H2401221043
3. Dewi Sintawati H2401221069
4. Asyifa Sabrina Siti Hafifah H3401221041
5. Arrasyid Putra Rafi H5401221066
6. Safina Octavia Hidayah I2401221072
7. Nada Karimah I3401221155
Limbah plastik selalu menjadi hal yang hangat diperbincangkan dari tahun ke tahun.
Limbah plastik memang terkesan sepele, namun faktanya penyebaran sampah plastik yang tidak
terorganisir dari tahun ke tahun mampu merusak banyak habitat, termasuk laut, tanah, hingga udara.
Dikutip dari Indonesia.go.id, Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa limbah plastik di
Indonesia ada di angka 64 juta ton per tahun, dan sebanyak 3,2 juta ton merupakan limbah plastik
yang terbuang ke laut.
Di Indonesia sendiri, penyebab limbah plastik yang pertama adalah semakin tingginya
tingkat konsumsi makanan dan minuman kemasan yang dikonsumsi masyarakat, ini sangat
mungkin terjadi mengingat Indonesia sendiri adalah negara dengan populasi paling banyak keempat
di dunia. Yang kedua adalah perilaku-perilaku masyarakat yang masih kurang peduli terhadap
lingkungannya sendiri, masyarakat indonesia masih banyak yang terbiasa membuang sampah
makanan atau minuman kemasan di sembarang tempat. Maka dari itu, terjadi banyak penumpukan
sampah plastik di lingkungan masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan. Ketiga pengelolaan
sampah plastik yang kurang baik dan limbah plastik membutuhkan waktu lama untuk terurai.
Dari penumpukan sampah plastik tersebut timbul berbagai dampak negatif yang berbahaya
bagi lingkungan dan kesehatan. Berbagai senyawa kimia beracun yang berasal dari plastik bisa
masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara, makanan, dan minuman yang terkontaminasi limbah
plastik. Limbah plastik ini bisa menghasilkan zat karsinogenik yang dapat memicu kanker, seperti
kanker paru-paru, kanker payudara, kanker prostat, dan kanker testis. Selain itu, pembludakan
jumlah sampah plastik yang terjadi dimana-mana akan berakibat fatal hingga memunculkan
berbagai macam pencemaran di lingkungan dan parahnya pencemaran ini akan berdampak pada
seluruh lini kehidupan dari air, tanah hingga udara. Pencemaran lingkungan yang muncul akibat
limbah plastik bila tidak segera dilakukan penanganan yang tepat akan mengakibatkan bencana
alam seperti banjir akibat tersumbatnya selokan, air yang terkontaminasi bahan beracun dari limbah
plastik, tanah yang menurun kesuburannya, dan masih banyak lagi.
Untuk menangani krisis ekologi limbah plastik ini diperlukan modernisasi ekologi dan
readaptasi yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia sehingga perlu dilakukan
upaya dalam mengurangi dampak buruk plastik tersebut bagi lingkungan. Ada banyak hal yang
dapat dilakukan untuk mengatasinya, dimulai dari diri sendiri seperti mengganti penggunaan
kantong plastik dengan goodie bag saat berbelanja. Selain ramah lingkungan goodie bag juga dapat
digunakan dalam jangka waktu lama bukan seperti kantong plastik yang sekali pakai. Lalu
menggunakan alat makan sendiri, misalnya tidak memakai alat makan plastik sekali pakai seperti
sendok dan sedotan plastik tetapi membawa alat makan sendiri dari rumah.
Selain dari diri sendiri, para pabrik juga seharusnya mengurangi penggunaan plastik dengan
membuat kemasan yang ramah lingkungan yang tidak terbuat dari plastik, misalnya menggunakan
kemasan yang mudah untuk terurai seperti berbahan dasar kertas, kaca, bambu dan lain lain.
Diharapkan bila terjadi sinergi dari berbagai pihak masyarakat (konsumen dan produsen)
juga pemerintah dalam perbuatan readaptasi dengan modernisasi ekologi, krisis ekologi limbah
plastik dapat dikurangi bahkan dihapuskan eksistensinya dari kehidupan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai