2. Juda Ibre Nabanta Brahmana H2401221043 3. Dewi Sintawati H2401221069 4. Asyifa Sabrina Siti Hafifah H3401221041 5. Arrasyid Putra Rafi H5401221066 6. Safina Octavia Hidayah I2401221072 7. Nada Karimah I3401221155 Limbah plastik selalu menjadi hal yang hangat diperbincangkan dari tahun ke tahun. Limbah plastik memang terkesan sepele, namun faktanya penyebaran sampah plastik yang tidak terorganisir dari tahun ke tahun mampu merusak banyak habitat, termasuk laut, tanah, hingga udara. Dikutip dari Indonesia.go.id, Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa limbah plastik di Indonesia ada di angka 64 juta ton per tahun, dan sebanyak 3,2 juta ton merupakan limbah plastik yang terbuang ke laut. Di Indonesia sendiri, penyebab limbah plastik yang pertama adalah semakin tingginya tingkat konsumsi makanan dan minuman kemasan yang dikonsumsi masyarakat, ini sangat mungkin terjadi mengingat Indonesia sendiri adalah negara dengan populasi paling banyak keempat di dunia. Yang kedua adalah perilaku-perilaku masyarakat yang masih kurang peduli terhadap lingkungannya sendiri, masyarakat indonesia masih banyak yang terbiasa membuang sampah makanan atau minuman kemasan di sembarang tempat. Maka dari itu, terjadi banyak penumpukan sampah plastik di lingkungan masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan. Ketiga pengelolaan sampah plastik yang kurang baik dan limbah plastik membutuhkan waktu lama untuk terurai. Dari penumpukan sampah plastik tersebut timbul berbagai dampak negatif yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Berbagai senyawa kimia beracun yang berasal dari plastik bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara, makanan, dan minuman yang terkontaminasi limbah plastik. Limbah plastik ini bisa menghasilkan zat karsinogenik yang dapat memicu kanker, seperti kanker paru-paru, kanker payudara, kanker prostat, dan kanker testis. Selain itu, pembludakan jumlah sampah plastik yang terjadi dimana-mana akan berakibat fatal hingga memunculkan berbagai macam pencemaran di lingkungan dan parahnya pencemaran ini akan berdampak pada seluruh lini kehidupan dari air, tanah hingga udara. Pencemaran lingkungan yang muncul akibat limbah plastik bila tidak segera dilakukan penanganan yang tepat akan mengakibatkan bencana alam seperti banjir akibat tersumbatnya selokan, air yang terkontaminasi bahan beracun dari limbah plastik, tanah yang menurun kesuburannya, dan masih banyak lagi. Untuk menangani krisis ekologi limbah plastik ini diperlukan modernisasi ekologi dan readaptasi yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia sehingga perlu dilakukan upaya dalam mengurangi dampak buruk plastik tersebut bagi lingkungan. Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya, dimulai dari diri sendiri seperti mengganti penggunaan kantong plastik dengan goodie bag saat berbelanja. Selain ramah lingkungan goodie bag juga dapat digunakan dalam jangka waktu lama bukan seperti kantong plastik yang sekali pakai. Lalu menggunakan alat makan sendiri, misalnya tidak memakai alat makan plastik sekali pakai seperti sendok dan sedotan plastik tetapi membawa alat makan sendiri dari rumah. Selain dari diri sendiri, para pabrik juga seharusnya mengurangi penggunaan plastik dengan membuat kemasan yang ramah lingkungan yang tidak terbuat dari plastik, misalnya menggunakan kemasan yang mudah untuk terurai seperti berbahan dasar kertas, kaca, bambu dan lain lain. Diharapkan bila terjadi sinergi dari berbagai pihak masyarakat (konsumen dan produsen) juga pemerintah dalam perbuatan readaptasi dengan modernisasi ekologi, krisis ekologi limbah plastik dapat dikurangi bahkan dihapuskan eksistensinya dari kehidupan bangsa Indonesia.