Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

JUDUL :
MENINGKATKAN PENILAIAN BERMAIN DRAMA MELALUI
PEMANFAATAN MEDIA VIDIO DRAMA PADA SISWA KELAS V
SDN TEGALSARI I KECAMATAN CILAMAYA WETAN

DISUSUN OLEH :
SANTI ROSNIA (857110649)

UPBJJ 21/JAKARTA POKJAR CIAMPEL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
A. JUDUL PENELITIAN
“Upaya Meningkatkan Penilaian Bermain Drama Melalui pemanfaatan Media Vidio
Drama Pada Siswa Kelas V SDN Tegalsari I Kecamatan Cilamaya Wetan”

B. BIDANG KAJIAN
Bidang yang dikaji dalam penelitian ini adalah tentang:
1. Meningkatkan hasil belajar
2. Media video drama

C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam era globaliasi ini tantangan guru dalam mengajar akan semakin
kompleks. Siswa saat ini cenderung mengharapkan gurunya mengajar dengan lebih
santai dan menggairahkan. Persoalannya adalah guru sering kali kurang memahami
bentuk-bentuk metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses mengajar.
Ketidakpahaman itulah membuat banyak guru secara praktis hanya menggunakan
metode konvensional, sehingga banyak siswa merasa jenuh, bosan atau malas
mengikuti pelajaran.
Pada KKM SDN Tegalsari I biasanya setiap tahun berubah sesuai dengan
keadaan siswa sekarang. Contohnya seperti waktu adanya pandemi, siswa tidak
diperbolehkan untuk tatap muka, sehingga pembelajaran menjadi terhambat dan
berkurangnya pertemuan dengan siswa mengakibatkan KKM diturunkan. Tetapi
semenjak diperbolehkan lagi untuk tatap muka KKM di SDN Tegalsari I bisa di
naikkan kembali karena siswa mampu menuju KKM yang sudah ditentukan.
Pada masa pandemi rata-rata nilai siswa mengalami penurunan. Bukan hanya
kelas atas yang mengalami penurunan nilai, tetapi kelas bawah juga ikut mengalami
penurunan. Apalagi pada kelas 1 yang baru memasuki jenjang Sekolah Dasar,
mereka hanya belajar di rumah dan belum mengenal teman-teman sekelsnya.
Setelah masa pandemi berakhir, dan para siswa mulai diperbolehkan lagi untuk
melakukan tatap muka, banyak hal-hal yang berpengaruh pada siswa, contohnya :
kurangnya fokus siswa terhadap apa yang sedang guru terangkan, tidak sedikit siswa
juga selalu mengeluh dengan jam pulang, karena mereka ingin cepat-cepat pulang
dan bermain Gadget/Hp.
Setelah melihat banyaknya siswa yang semakin berkurang dalam belajar para
guru menambahkan media-media pada pembelajaran sehingga membuat para siswa
tertarik untuk mempelajarinya.

D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH


1. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah: Kesulitan siswa V SD
Negeri Tegalsari I dalam memahami drama yang mereka lakukan. Masalah tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penggunaan media video drama dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Tegalsari I pada materi
pembuatan drama?”
2. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah kesulitan siswa dalam memahami materi Pembuatan
drama, dapat dilakukan dengan penggunaan media video drama oleh guru kelas V.
Oleh karena itu, penulis merumuskan hipotesis tindakan “metode pembelajaran
menggunakan media video drama dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Pembuatan Drama.
Indikator keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah
meningkatnya hasil belajar siswa yang diukur melalui pembuatan drama yang siswa
lakukan saat proses pembelajaran.

E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengatasi kesulitan belajar siswa
sekaligus membantu siswa kelas V SD Negeri Tegalsari I dalam memahami materi
pembuatan drama. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
1. Hasil belajar siswa pada materi pembuatan drama meningkat setelah menyelesaikan
program pembelajaran.
2. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media video drama dalam pembelajaran
pembuatan drama.

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN


1. Manfaat bagi siswa :
a) Siswa lebih mudah memahami apa yang disampikan oleh seorang guru serta
meningkatkan hasil belajar siswa.
b) Siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
c) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dan bermakna
dalam diri siswa.
2. Manfaat bagi guru :
a) Guru memperoleh informasai tentang mengajar tematik menggunakan metode
pembelajaran media video drama
b) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar
c) Guru mengetahui tentang kekurangan dalam mengajarnya.
d) Menambah pengetahuan guru dalam mengajar.
3. Manfaat bagi Sekolah :
a) Menjadi acuan dalam membuat PTK yang baru bagi semua guru.
b) Ikut memajukan sekolah demi tercapainya proses belajar mengajar yang efektif.

G. KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Belajar
Manusia memiliki kemampuan untuk selalu mengembangkan potensi yang ada pada
dirinya. Kemampuan manusia semakin bertambah dengan banyaknya pengalaman
yang didapat. Belajar merupakan proses di mana manusia mencari pengalaman untuk
terus bertahan hidup. Menurut Burton (1984) dalam Siregar (2014: 4), “belajar adalah
proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara
individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya”. Gagne dan Berliner (1983: 252) dalam Rifa’i (2011: 82) menyatakan
bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya
sebagai hasil dari pengalaman.
Fontana (1981) dalam Winataputra (2007: 1.8) berpendapat bahwa belajar sebagai
suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari
pengalaman. Seperti Fontana, Gagne (1985) dalam Winataputra (2007: 1.8) juga
menyatakan bahwa “belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan
lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan”.
Slameto (2010: 2) menyampaikan bahwa belajar ialahsuatuproses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Definisi tersebut menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses,
artinya belajar tidak dilakukan secara singkat melainkan terus menerus (continu).
Belajar adalah usaha, yang dilakukan oleh individu untuk menjadi lebih baik, dan
merupakan hasil dari perilaku sebelumnya yang berupa pengalaman.
SementaraSurya (1997) dalam Rusman (2015: 13),menjelasakan bahwabelajar sebagai
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman pribadi itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Suraya menjelaskan bahwa belajar adalah proses, artinya
bahwa belajar adalah hasil dari sebuah tindakan yang dilakukan atau tidak tiba-tiba
berubah. Lebih lanjut belajar itu merupakan suatu tindakan yang disengaja. Tindakan
yang disengaja
itu adalah untuk mencapai perubahan yang bertujuan. Rusman (2015: 12) berpendapat
bahwa belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting
dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Pendapat tersebut menempatkan
belajar sebagai faktor dalam pembentukan karakter dan perilaku. Pembentukan pribadi
dan prilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh kegiatan belajarnya, misal dia tidak
dapat belajar dengan baik, maka akan menghasilkan pembentukan pribadi dan prilaku
tidak baik begitupun sebaliknya.
Howard L. Kingskey dalam Rusman (2015: 13) mengatakan bahwa learning is process
by which behavior (in the broader sence) os originated or changed through practice or
traning. Belajar adalah proses yang mana perilaku (dalam arti luas) ditimbulkan atau
diubah melalui praktik atau latihan.Pendapat tersebut hampir sama dengan pendapat
dari Surya yang menjelaskan bahwa belajar merupakan hasil dari proses. Proses yang
dimaksud oleh Howard L kingkey berupa latihn atau praktik.
Selanjutnya berdasarkan pendapat ahli diatas, hal yang paling utama dalam belajar
adalah terjadinya perubahan prilaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses secara sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan, belajar ditandai
dengan adanya perubahan perilaku secara menyeluruh yang diakibatkan oleh interaksi
secara individu maupun secara kelompok.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu sebagai akibat dari pengalaman yang berupa interaksi
dengan lingkungan sekitar.
2. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Pendapat tersebut menekankan bahwa
hasil belajar berasal dari suatu interaksi. Interaksi adalah komunikasi anatar guru dan
peserta didik. Dari sisi guru,tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar.
Sedangkan menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hal ini berarti
hasil belajar merupakan cerminan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.
Cerminan ini merupakan akibat dari terjadinya suatu proses interaksi anatar guru dan
murid yang disebut dengan proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilandasi
oleh sebuah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Ketercapaian tujuan
pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Rifa’i (2011:
85) mengatakan “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta
didik setelah mengalami kegiatan belajar”. Sejalan dengan pernyataan Rifa’i, Susanto
(2013: 5) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar”. Gagne dalam Purwanto (2014: 42)
menambahkan bahwa “hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang
kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan yang menyediakan skema yang
terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan
di dalam dan diantara kategori-kategori”.
Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahaan tingkah laku atau perolehan perilaku
yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari (Anitah
2009: 2.19). Gagne dalam Suprijono (2012: 5-6) mengemukakan bahwa hasil belajar
berupa: (1) informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis; (2) keterampilan intelektual, yaitu
kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang; (3) strategi kognitif, yaitu
kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri; (4)
keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam
urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; (5) sikap adalah
kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek
tersebut.
Keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12-13) menyebutkan bahwa hasil belajar yang
dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang
mempengaruhinya, faktor tersebut yaitu:
a. Faktor internal:
Merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang
mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan,
minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar serta
kondisi fisik dan kesehatan.
b. Faktor eksternal:
Merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi
hasil
belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan perilaku siswa sebagai akibat dari proses belajar yang dipengaruhi oleh
faktor dalam dirinya maupun dari luar. Perubahan perilaku pada siswa haruslah
bersifat menyeluruh menyangkut semua aspek. Oleh karena itu, guru harus
memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat dicapai sepenuhnya
oleh siswa. Guru merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi hasil
belajar siswa
3. Metode Pembelajaran Media Vidio

Media ini mempunyai kemampuan yang lebih, karena media ini mengandalkan
dua indera sekaligus, yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan. Dengan media
tersebut diharapkan bisa membangkitkan motivasai dalam belajar dan memperjelas
materi yang disampaikan.

Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran di


antaranya menurut Nugent (2005) dalam Smaldino dkk. (2008: 310), video merupakan
media yang cocok untuk pelbagai ilmu pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil,
bahkan satu siswa seorang diri sekalipun. Hal itu, tidak dapat dilepaskan dari kondisi
para siswa saat ini yang tumbuh berkembang dalam dekapan budaya televisi, di mana
paling tidak setiap 30 menit menayangkan program yang berbeda. Dari itu, video
dengan durasi yang hanya beberapa menit mampu memberikan keluwesan lebih bagi
guru dan dapat mengarahkan pembelajaran secara langsung pada kebutuhan siswa.

Selain itu, menurut Smaldino sendiri, pembelajaran dengan video multi-suara


bisa ditujukan bagi beragam tipe pebelajar. Teks bisa didisplay dalam aneka bahasa
untuk menjelaskan isi video. Beberapa DVD bahkan menawarkan kemampuan
memperlihatkan suatu objek dari pelbagai sudut pandang yang berbeda. Disc juga
memberikan fasilitas indeks pencarian melalui judul, topik, jejak atau kode-waktu
untuk pencarian yang lebih cepat.
Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pebelajar, dan
setiap ranah: kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal. Pada ranah kognitif,
pebelajar bisa mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan
rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini
mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah atau
sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar.

Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam
meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah
(Munadi, 2008: 127; Smaldino, 2008: 311-312):

a) Mengatasi jarak dan waktu

b) Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam


waktu yang singkat

c) Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari
masa yang satu ke masa yang lain.

d) Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan

e) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.

f) Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa

g) Mengembangkan imajinasi

h) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih


realistic

i) Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas


sosial yang akan dibedah di dalam kelas

j) Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta


didik dalam mengekspresikan gagasannya.

H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN


1. Setting Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di kelas V SD Negeri Tegalsari I direncanakan dalam
kurun waktu minggu ke-2 bulan Oktober sampai dengan minggu ke-2 bulan
November tahun 2022.
2. Desain penelitian adalah berupa penelitian tindakan kelas dengan alur kegiatan:
Refleksi awal → Perencanaan tindakan 1 → pelaksanaan tindakan 1 → Observasi,
Refleksi dan Evaluasi 1 → Perencanaan tindakan II → pelaksanaan tindakan II →
Observasi, Refleksi dan Evaluasi II.
Berdasarkan desain diatas, tahapan penelitian dijelaskan sebagai berikut:
a. Refleksi Awal
Pada tahap ini dilakukan identifikasi bahwa siswa selalu mendapatkan nilai / hasil
rendah dalam pelajaran Bahasa Indonesia
b. Perencanaan Tindakan
Masalah yang ditemukan akan diatasi dengan melakukan langkah-langkah
perencanaan tindakan, yaitu menyusun instrument penelitian berupa: Rencana
Program Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal test, lembar
observasi.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program pembelajaran,
pengambilan atau pengumpulan data hasil angket, lembar observasi dan hasil tes.
Materi pelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan I: Membuat sebuah iklan ,
Tindakan II : menjelaskan dan memperlihatkan contoh iklan/drama pada media
vidio.
d. Observasi, Refleksi dan evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan menganalisisnya untuk
kemudian dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini.

I. JADWAL PENELITIAN

Bulan
Kegiatan
No Ke – 10 Ke 11 Ket

Minggu Ke 2 3 1 2

1 Perencanaan I 

2 Persiapan 

3 Pelaksanaan Tindakan I 
4 Perencanaan II 

5 Pelaksanaan Tindakan II 

6 Pengolahan Data 

7 Penyusunan Laporan 

J. BIAYA PENELITIAN
Kertas A4 2 Rim : Rp. 100.000
Tinta Printer : Rp. 90.000
Kuota : Rp. 50.000
Total Rp. 240.000
(Terbilang “Dua Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah” )
K. PERSONALIA PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini melibatkan penulis sebagai peneliti, dibantu oleh seorang
guru Pendamping Guru kelas VI di SD Negeri Tegalsari I , Endang Pratiwi, S.Pd sebagai
anggota peneliti atau observer.
L. DAFTAR PUSTAKA
Huda, Miftahul. (2015). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran
untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan.Semarang: UNNES
Press.
Rusman. (2018). Model-model Pembelajaran. Depok: Raja Grafindo Persada.
Rusman. 2013. Model-model pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Slavin, Robert.E. (2015). Cooperative Learning. Bandung: Penerbit Nusa Media.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Terbuka.
Winataputra, Udin S dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
M. LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Curiculum Vitae

LEMBAR DATA PENELITI

NAMA : SANTI ROSNIA


NIM : 857110649
PROGRAM STUDI : PGSD
NAMA SEKOLAH : SD NEGERI TEGLSARI I
TEMPAT, TGL LAHIR : KARAWANG, 06 MEI 1997
AGAMA : ISLAM

DSN KRASAK RT 001 / 003


ALAMAT : DESA TEGALSARI KEC. CILAMAYA
WETAN KAB. KARAWANG

GOL DARAH : A
E-MAIL : santirosnia99@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai