UAS KTI Bahasa Indonesia D Kelompok 7
UAS KTI Bahasa Indonesia D Kelompok 7
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisa, dan menjelaskan pengaruh
sosial media terhadap semangat belajar mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Data
dalam penelitian ini berupa data tertulis mengenai pengaruh sosial media terhadap semangat
belajar mahasiswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan dan analisis dokumen.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuisioner.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta Angkatan 2019,
2020, dan 2021. Hasil analisis akan ditampilkan dalam bentuk deskripsi kuantitatif, sehingga
dapat ditarik menjadi kerangka konseptual yang baru melalui seluruh temuan yang telah
didapatkan. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh sosial media terhadap semangat
belajar mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Kesimpulan dari hasil penelitian ini
adalah sosial media dapat membantu dan menunjang pembelajaran karena terdapat banyak
sekali informasi di dalamnya. Namun, sosial media juga dapat mengganggu pembelajaran
ketika digunakan secara tidak bijak.
i
Pendahuluan
Saat ini, sosial media sedang booming dan menjadi trend di semua kalangan. Mulai dari
anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Bahkan, banyak anak di bawah umur memiliki
akun-akun dalam aplikasi sosial media. Para mahasiswa juga banyak menggunakan aplikasi
sosial media, seperti Instagram, Facebook, Twitter, TikTok, dan lainnya. Fitur-fitur dalam
aplikasi tersebut juga sangat beragam, sehingga masyarakat semakin terdorong memakainya.
Sosial media bagi para mahasiswa merupakan hal yang penting. Tidak hanya memiliki
banyak informasi menarik seputar perkuliahan atau pembelajaran, sosial media juga dapat
mendukung adanya interaksi dengan orang lain, seperti teman kuliah dan dosen. Para
mahasiswa juga menggunakan sosial media sebagai tempat pengekspresian diri. Sosial media
ini sendiri juga banyak memberikan dampak kepada para mahasiswa.
Namun, sosial media tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga memberikan
dampak negatif kepada mahasiswa terutama dalam pembelajaran. Sosial media dapat
membentuk budaya yang baru dan mulai menentukan pola pikir kita. Sosial media juga dapat
membuat seseorang menjadi ketergantungan atau kecanduan. Sehingga, semangat belajar
mahasiswa akan cenderung menurun.
Sosial media sendiri merupakan sebuah media online, dimana para penggunanya dapat
dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial
(Facebook, Youtube, Instagram, TikTok, Twitter, dan lainnya), wiki, forum dan dunia virtual.
Dalam penggunaan sosial media yang paling sering digunakan oleh masyarakat adalah
jejaring sosial, karena situs ini memungkinkan masyarakat untuk membuat web page pribadi
yang dapat terhubung dengan orang lain untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.
2
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam
dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan sosial media terhadap semangat
belajar mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta?
Berdasarkan topik dan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan sosial media terhadap semangat belajar mahasiswa
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Metode Penelitan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
deskriptif kuantitatif. Menurut Robert Donmoyer (dalam Given, 2008: 713), metode
penelitian merupakan pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan,
menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik daripada naratif. Survei penelitian
dilakukan dengan menyebarkan kuisioner dalam bentuk google form. Metode kuisioner ini
digunakan untuk memperoleh informasi atau keterengan responden mengenai bagaimana
sosial media ini mempengaruhi semangat belajar pada mahasiswa Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Survei dilakukan dalam jangka waktu 8 hari yang dimulai pada tanggal 2 Desember
2021 pukul 15.00 WIB dan berakhir tanggal 10 Desember 2021 pukul 17.00 WIB dengan total
41 responden. Kuisioner disajikan dalam bentuk pertanyaan umum (nama, program studi, dan
angkatan), pertanyaan pilihan (ya dan tidak), pertanyaan penjelasan, dan pernyataan tertutup
(skala). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Selanjutnya, hasil analisis akan ditampilkan dalam bentuk deskripsi kuantitatif,
sehingga dapat ditarik menjadi kerangka konseptual yang baru melalui seluruh temuan yang
didapatkan.
3
Hasil dan Pembahasan
1. Penyebaran Kuesioner
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada
responden yaitu Mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta. Dari Kuesioner yang dibagikan melalui
media online (google form) ataupun grup WhatssApp, telah direspon sebanyak 41
mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Tabel 4.1
Responden berdasarkan Angkatan
Angkatan Jumlah Presentase
2019 4 9,8%
2020 36 87,8%
2021 1 2,4%
Total 41 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden mahasiswa dengan angkatan 2019
berjumlah 4 orang atau sebesar 9,8%, mahasiswa angkatan 2020 berjumlah 36 orang atau
sebesar 87,8%, dan mahasiswa angkatan 2021 berjumlah 1 orang atau sebesar 2,4%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah mahasiswa Universitas Atma Jaya
Yogyakarta angkatan 2020.
Tabel 4.2
Responden berdsarkan pertanyaan dengan jawaban Ya dan Tidak
Pertanyaan Ya Tidak Total
Apakah sosial media 87,8% 12,2% 100%
merupakan hal yang
penting dalam
pembelajaran?
4
Apakah sosial media 92,7% 7,3% 100%
membantu Anda dalam
mengerjakan tugas-
tugas perkuliahan?
Tabel diatas menunjukkan bahwa sosial media memang sangat berperan penting dalam
masa perkuliahan ataupun dalam proses pembelajaran.
Dari 5 ( lima) pertanyaan responden hampir sebagian besar menjawab ya, dapat kita lihat
berikut ini;
▪ Apakah sosial media merupakan hal yang penting dalam pembelajaran?
Sebesar 87,8% responden yang menjawab Ya,ini menunjukkan bahwa mahasiswa
Universitas Atma Jaya Yogyakarta menyadari jika penggunaan media sosial cukup penting
dalam proses pembelajaran. Melalui sosial media, para mahasiswa dapat secara aktif,
kreatif, dan mandiri sehingga kualitas belajarpun dapat semakin meningkat baik dan segi
pengetahuan maupun kualitas.
Sementara cara menggunakan media sosial agar dapat semakin memicu kualitas para
mahasiswa adalah dengan memanfaatkan berbagai macam kemudahan komunikasi serta
informasi yang dimiliki oleh media yang berhubungan.
Beberapa media yang memang sudah banyak digunakan dan dapat menjadi salah satu
pemicu kualitas pelajar dalam mendapatkan informasi adalah aplikasi Facebook, Twitter,
5
Youtube, dan lainnya. Bila pemanfaatannya dilakukan secara maksimal, bukan tidak
mungkin hal tersebut dapat lebih meningkatkan kualitas dari ilmu tertentu namun tentunya
harus diikuti dengan minimalisir dampak negatifnya.
6
▪ Apakah notifikasi sosial media mengganggu proses belajar Anda?
Sebesar 61% responden yang menjawab Ya. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa
Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengalami hal yang sama. Walaupun sosial media
penting dalam proses pembelajaran, namun pada kenyataannya banyak mahasiswa yang
merasa terganggu dengan notifikasi sosial media. Banyak dari kita yang konsentrasinya
akan hilang saat melihat beberapa notifikasi sosial media yang dapat menarik perhatian
kita. Sehingga, pada akhirnya tugas ataupun pekerjaan kita akan tertunda dan teralihkan
untuk membuka sosial media.
Tabel 4.3
Responden berdasarkan pernyataan dengan jawaban Skala
1 2 3 4 5
Pernyataan (Sangat (Tidak (Netral) (Setuju) (Sangat
tidak setuju) setuju)
setuju)
Saya menggunakan sosial 2 2 14 15 8
media sebagai media (4,9%) (4,9%) (34,1%) (36,6%) (19,5%)
pembelajaran.
Sosial media memotivasi 0 6 16 12 7
proses belajar saya. (0%) (14,6%) (39%) (29,3%) (17,1%)
Saya selalu mendapatkan 1 1 10 19 10
informasi tentang (2,4%) (2,4%) (24,4%) (46,3%) (24,4%)
pelajaran melalui sosial
media.
Saya selalu mendapatkan 1 1 11 19 9
informasi tentang (2,4%) (2,4%) (26,8%) (46,3%) (22%)
pelajaran melalui sosial
media.
Saya sering membahas 2 3 7 13 16
pelajaran bersama teman (4,9%) (7,3%) (17,1%) (3,7%) (39%)
melalui sosial media.
7
Saya menghabiskan 1 3 13 17 7
waktu lebih banyak saat (2,4%) (7,3%) (31,7%) (41,5%) (17,1%)
menggunakan sosial
media daripada waktu
belajar saya.
Sosial media membantu 2 0 4 21 14
saya mengurangi (4,9%) (0%) (9,8%) (51,2%) (34,1%)
ketegangan saat belajar.
Saya lebih mementingkan 8 14 12 3 4
sosial media daripada (19,5%) (34,1%) (29,3%) (7,3%) (9,8%)
pembelajaran.
Sosial media 5 16 10 8 2
mengganggu dan (12,2%) (39%) (24,4%) (19,5%) (4,9%)
menghambat proses
belajar saya.
Saya sering lupa 12 17 5 5 2
mengerjakan tugas (29,3%) (41,5%) (12,2%) (12,2%) (4,9%)
perkuliahan karena asik
menggunakan sosial
media.
Tiktok dan Instagram 5 9 15 10 2
membantu saya dalam (12,2%) (22%) (36,6%) (24,4%) (4,9%)
menunjang pembelajaran.
• Dari pernyataan “Saya menggunakan sosial media sebagai media pembelajaran” yang
mendominasi adalah 15 orang responden atau sebanyak 36,6% dengan jawaban Setuju.
• Dari pernyataan “Sosial media memotivasi proses belajar saya” yang mendominasi
adalah 16 orang responden atau sebanyak 39% dengan jawaban Netral.
• Dari pernyataan “Saya selalu mendapatkan informasi tentang pelajaran melalui sosial
media” yang mendominasi adalah 19 orang responden atau sebanyak 46,3% dengan
jawaban Setuju.
8
• Dari pernyataan “Saya selalu mendapatkan informasi tentang pelajaran melalui sosial
media” yang mendominasi adalah 19 orang responden atau sebanyak 46,3% dengan
jawaban Setuju.
• Dari pernyataan “Saya sering membahas pelajaran bersama teman melalui sosial
media” yang mendominasi adalah 16 orang responden atau sebanyak 39% dengan
jawaban Sangat Setuju.
• Dari pernyataan “Saya menghabiskan waktu lebih banyak saat menggunakan sosial
media daripada waktu belajar saya” yang mendominasi adalah 17 orang responden
atau sebanyak 41,5% dengan jawaban Setuju.
• Dari pernyataan “Sosial media membantu saya mengurangi ketegangan saat belajar”
yang mendominasi adalah 21 orang responden atau sebanyak 51,2% dengan jawaban
Setuju.
• Dari pernyataan “Saya lebih mementingkan sosial media daripada pembelajaran.”
yang mendominasi adalah 14 orang responden atau sebanyak 34,1% dengan jawaban
Tidak Setuju.
• Dari pernyataan “Sosial media mengganggu dan menghambat proses belajar saya”
yang mendominasi adalah 16 orang responden atau sebanyak 39% dengan jawaban
Tidak Setuju.
• Dari pernyataan “Saya sering lupa mengerjakan tugas perkuliahan karena asik
menggunakan sosial media.” yang mendominasi adalah 17 orang responden atau
sebanyak 41,5% dengan jawaban Tidak Setuju.
• Dari pernyataan “Tiktok dan Instagram membantu saya dalam menunjang
pembelajaran” yang mendominasi adalah 15 orang responden atau sebanyak 36,6%
dengan jawaban Netral.
9
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebenarnya sosial media dapat
membantu dan menunjang pembelajaran karena terdapat banyak sekali informasi yang ada di
sosial media. Sebagian besar responden yang mengisi kuisioner menjawab jika sosial media
memang benar dapat membantu di dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Sosial
media juga dapat membantu kita dalam melakukan interaksi dan komunikasi dengan orang
lain yang jauh tanpa harus bertemu secara langsung. Sosial media juga dapat menurunkan
stress akibat jam belajar yang padat karena di dalamnya juga terdapat tontonan yang
menghibur dan dapat mengurangi tingkat stres dan jenuh.
Namun, sosial media juga dapat mengganggu belajar ketika digunakan secara tidak
bijak. Dilihat dari responden yang menjawab kuisioner, ada beberapa yang menyetujui jika
sosial media juga dapat mengganggu jam belajar. Sosial media yang memuat konten hiburan,
seperti aplikasi Instagram dan TikTok lebih menyita perhatian anak muda untuk lebih lama
menonton daripada menggunakan sosial media untuk mencari informasi-informasi seputar
pendidikan. Sosial media seperti Instagram dan TikTok dinilai lebih banyak
mempertontonkan konten yang bersifat hiburan daripada informasi seputar pengetahuan baik
pendidikan maupun pengetahuan umum.
Saran yang dapat diberikan mengenai sosial media adalah gunakanlah sosial media
sesuai porsinya. Tontonlah lebih banyak konten yang memberi keuntungan seperti pendidikan
dan pengetahuan karena semakin banyak pengetahuan yang kita dapatkan, maka wawasan kita
pun akan semakin bertambah. Tidak ada larangan untuk menonton konten hiburan dan film,
karena menonton film juga dapat menurunkan tingkat stress. Namun, tetap harus dibatasi dan
jangan sampai mengganggu kegiatan lain, seperti bersekolah dan mengerjakan aktivitas lain.
10
Daftar Pustaka
Purbohastuti, AW. 2017. Tirtayasa Ekonomika Vol. 12, No. 2, Oktober 2017 212.
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JTE/article/download/4456/3213 (diakses tanggal 11
Desember 2021)
Kominfo Kota Bengkulu. 2021. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Masyarakat.
https://kominfo.bengkulukota.go.id/pengaruh-media-sosial-terhadap-perilaku-masyarakat/
(diakses tanggal 11 Desember 2021)
Widiasari, Y. 2015. Korelasi Nilai Mata Kuliah Persyaratan Skripsi dan Jumlah.
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/khazanah/article/view/685/677 (diakses tanggal 12
Desember 2021)
11