Anda di halaman 1dari 4

KONDISI AWAL INDONESIA MERDEKA

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 bukan titik akhir perjuangan bangsa


Indonesia melepaskan diri dari penjajahan. Belanda enggan mengakui kemerdekaan
Indonesia.

Belanda mencoba masuk kembali ke Indonesia untuk melakukan kolonialisme dan


imperialisme. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan keanggotaan
sempurna berhasil mengadakan sidang untuk mengesahkan UUD dan memilih
Presiden-Wakil Presiden. Untuk menjaga keamanan negara juga telah dibentuk
Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Namun, Indonesia merdeka dalam kondisi sosial ekonomi yang masih sangat
memprihatinkan.

Permasalahan di Awal Kemerdekaan:

1. Masalah Politik
Secara politik, keadaan Indonesia di awal kemerdekaan belum mapan, terjadi
ketegangan, kekacauan dan berbagai insiden. Sebab ada pihak asing yang tidak ingin
Indonesia merdeka.

Rakyat Indonesia masih bentrok dengan sisa-sisa kekuatan Jepang yang beralasan
diminta Sekutu tetap menjaga Indonesia dalam keadaan status quo. Indonesia juga
menghadapi tentara Inggris atas nama Sekutu dan NICA (Netherlands Indies Civil
Administration) atas nama Belanda yang datang kembali ke Indonesia dengan
membonceng Sekutu.

2. Masalah Ekonomi
Kondisi perekonomian negara masih sangat memprihatinkan karena inflasi, belum
punya mata uang Republik Indonesia, peredaran mata uang asing, dan kas negara
kosong.

Inflasi yang cukup berat terjadi dipicu karena peredaran mata uang rupiah Jepang
yang tak terkendali sedangkan nilai tukarnya sangat rendah. Pemerintah Indonesia
tidak bisa melarang peredaran mata uang asing karena Indonesia belum memiliki
mata uang sendiri.

Bahkan setelah NICA datang ke Indonesia, juga berlaku mata uang NICA. Kondisi
perekonomian makin parah karena NICA melakukan blokade.
KEDATANGAN SEKUTU DAN BELANDA

Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu dalam Perang Dunia II pada 15 Agustus
1945. Artinya sebagai pemenang Perang Dunia II, Sekutu memiliki hak atas
kekuasaan Jepang di berbagai wilayah yang pernah dikuasai Jepang.

A. Kedatangan Sekutu ke Indonesia


Sekutu masuk ke Indonesia diboncengi Netherlands Indies Civil Administration (NICA)
yang mewakili pemerintah Belanda.

Mereka masuk melalui beberapa pintu wilayah Indonesia. Terutama daerah yang
merupakan pusat pemerintahan pendudukan Jepang seperti Jakarta, Semarang dan
Surabaya.

Pada 16 September 1945, wakil Mountbatten dengan menumpang Kapal


Cumberland mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Dalam rombongan tersebut ikut juga Van Der Plass yang merupakan orang Belanda
mewakili H.J. Van Mook yang menjadi pemimpin NICA.

Setelah tiba di Indonesia dan mengumpulkan berbagai informasi, Louis Mountbatten


kemudian membentuk komando khusus yang disebut AFNEI.

AFNEI atau Allied Force Netherlands East Indiers berada di bawah pimpinan Letnan
Jenderal Sir Philip Christison.

Mereka bergabung di dalam pasukan tentara Inggris yang berkebangsaan India yang
juga sering disebut tentara Gurkha.

B. Latar Belakang Kedatangan Sekutu dan Belanda


Pada saat Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu dalam Perang Dunia II, Bagi
Sekutu dan Belanda Indonesia sedang dalam masa kekosongan kekuasaan (vacuum
of power).

Setelah Perang Dunia II, terjadi perundingan Belanda dan Inggris di London, Inggris
yang menghasilkan Civil Affairs Agreement.

Isi Civil Affairs Agreement adalah tentang pengaturan penyerahan kembali Indonesia
dari pihak Inggris kepada Belanda. Khususnya yang menyangkut daerah Sumatera
sebagai daerah yang berada di bawah pengawasan South East Asia Command (SEAC).
C. Alasan Kedatangan Sekutu dan Belanda
Alasan Sekutu dan Belanda datang ke Indonesia karena:
1. Belanda, yang masuk kelompok Sekutu, ingin kembali menjajah Indonesia.

2. Sebagai pemenang Perang Dunia II Sekutu bertanggung jawab atas wilayah-


wilayah jajahan Jepang termasuk Indonesia.

Belanda merasa bisa kembali berkuasa atas Indonesia seperti sebelum direbut
Jepang.

Bagi Sekutu, setelah selesai Perang Dunia II, maka wilayah-wilayah bekas jajahan
Jepang adalah tanggung jawab Sekutu.

Sekutu memiliki tanggung jawab, yaitu:


1. Pelucutan senjata tentara Jepang.
2. Melakukan normalisasi kondisi bekas jajahan Jepang.
3. Memulangkan tentara Jepang.

Sebenarnya, rakyat Indonesia telah menyatakan proklamasi kemerdekaan negara


Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Proklamasi dilakukan oleh Soekarno dan Moh Hatta atas nama rakyat Indonesia di Jl.
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Kondisi ini bertolak belakang dengan sudut pandang Belanda dan Sekutu. Terlebih
Jepang, sebagai pihak yang kalah perang, diminta Sekutu agar tetap menjaga
Indonesia dalam keadaan status quo.

Akibatnya terjadi pertentangan (konflik) antara Indonesia dengan Sekutu dan


Belanda.

Rakyat Indonesia harus berhadapan dengan tiga pihak yaitu Jepang, tentara Inggris
atas nama Sekutu dan NICA yang mewakili Belanda dengan membonceng Sekutu.

Anda mungkin juga menyukai