Anda di halaman 1dari 4

LA ODE MUHAMMAD MEYZAN KAMEMAL-5201511039

KAMPUNG KOTA (KDK)


JUMAT, 14 APRIL 2023
ARUM RUSMARTINI,S.T.,M.T
BUKU TERBUKA-TAKE HOME EXAM

Kampung kota merupakan permukiman padat penduduk yang berada di tengah perkotaan. Kampung kota
berisi sekelompok manusia yang Sebagian besar penduduk miskin, menyediakan huniannya sendiri,
mengontrol lingkungan, dan bersifat gotong royong yang tinggi untuk meningkatkan kualitas hidupnya
(Setiawan, 2010). Secara fisik, kampung kota yang identic dengan ketidakteraturan yang terjadi hingga
menimbulkan kondisi kumuh. Kampung kota juga merupakan suatu lingkungan tempat tinggal dengan
kepadatan yang tinggi dan terdiri atas kumpulan rumah dengan jenis semi permanen, tidak memiliki
halaman rumah yang cukup, dan prasarana fisik lingkungan yang tidak memadai (Sujarto, 1980 dalam
Widjaja, 2013).
Adapun ciri-ciri kampung kota umumnya ialah penduduknya memiliki pendidikan dan tingkat pendapatan
rendah, kondisi lingkungan dengan kualitas yang kurang baik, permukiman yang padat, letak bangunan
yang tidak teratur, fasilitas permukiman dengan kualitas rendah atau tidak tersedia dengan baik, serta
hunian sederhana dan bahan semi permanen. Akan tetapi masyarakat kampung kota memiliki ciri khas
budaya yang gotong royong, akrab, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Kampung kota juga memiliki banyak persamaan dengan lokasi proyek magang saat ini yaitu di RT 14
Kelurahan Pringgokusuman dan RT 02, RW 01 Kelurahan Terban, dimana program KOTAKU (Kota Tanpa
Kumuh) merupakan salah satu program pemerintah yang bergerak untuk menyelesaikan masalah
kekumuhan di kampung kota, adapun ciri-ciri kampung kota sama persis dengan kondisi eksisting dengan
RT 14 Kelurahan Pringgokusuman dan RT 02, RW 01 Kelurahan Terban. Adapun pada program KOTAKU
berpacu pada 7 aspek dan 16 kriteria antara lain, sebagai berikut :
❖ Kondisi bangunan gedung
• Ketidakteraturan bangunan
• Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan
rencana tata ruang
• Kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat
❖ Kondisi jalan lingkungan
• Jaringan jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan perumahan atau
permukiman
• Kualitas permukaan jalan lingkungan buruk
❖ Kondisi penyediaan air minum
• Akses aman air minum tidak tersedia
• Kebutuhan air minum minimal setiap individu tidak terpenuhi
❖ Kondisi drainase lingkungan
• Drainase lingkungan tidak tersedia
• Drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air hujan sehingga
menimbulkan genangan
• Kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk
❖ Kondisi pengelolaan air limbah
• Sistem pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis
• Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis
❖ Kondisi pengelolaan sampah
• Sarana dan prasarana persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis
• Sistem pengelolaan sampah tidak memenuhi persyaratan teknis
• Kondisi pengamanan (proteksi) kebakaran tidak tersedia
• Prasarana proteksi kebakaran tidak tersedia
• Sarana proteksi kebakaran tidak tersedia
❖ Ketersediaan ruang terbuka publik
Dari penjelasan diatas KOTAKU berusaha untuk menyelesaikan masalah kekumuhan di RT 14 Kelurahan
Pringgokusuman dan RT 02, RW 01 Kelurahan Terban untuk dapat memenuhi standarisasi permukiman
yang sehat, layak, huni, tertata, serta dapat memajukan ekonomi melalui program yang diusung bersama
masyarkat seperti mendorong pariwisata yang berpotensi untuk dikembangkan. Berikut beberapa
dokumentasi lapangan yang diperoleh dengan kegiatan survei :
Berikut beberapa peta yang telah saya buat pada proyek magang program KOTAKU di di RT 14 Kelurahan
Pringgokusuman dan RT 02, RW 01 Kelurahan Terban :

Dapat dilihat dari gambar-gambar diatas kondisi lapangan di RT 14 Kelurahan Pringgokusuman dan RT
02, RW 01 Kelurahan Terban yang akan dibangun dan ditata menjadi lebih baik dalam mulai dari jalan,
rumah, sarana prasara persampahan, air limbah, sanitasi dan lain sebagainya. Oleh karena itu peran
masyarakat untuk ikut serta secara penuh dalam membantu pelaksanaan program KOTAKU sangatlah
dibutuhkan, dari 2 lokasi proyek magang ini akan didorong untuk menjadi salah satu objek pariwisata yang
dapat bersaing secara lokal, nasional, maupun internasional. Salah satu yang akan dibangun adalah wisata
rumah cacing yang akan mendatangkan pundi-pundi keuntungan bagi masyarakat sendiri.
Dampak penataan pembangunan kawasan kumuh memiliki banyak dampak positif kepada masyarakat,
contohnya adalah ekonomi masyarakat bisa lebih maju dan berkembang karena akses jalan yang sudah
baik, sehingga para pelaku UMKM atau usaha rumahan bisa memasarkan jualan mereka dengan jangkauan
lebih luas, selain aspek ekonomi yang akan tumbuh aspek lingkungan juga akan memiliki perubahan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah terjadinya pembangunan, yang tadinya lingkungannya kumuh,
banyak bau tidak sedap, akses jalan lingkungan yang sempit, bangunan yang padat, dan lain-lain setelah
dilakukannya pembangunan masyarakat akan merasa lebih nayaman dan tentu saja hidup masyarakat juga
akan lebih sehat, adapun dampak dari aspek sosial sebelum dan sesudah dilakukannya pembangunan adalah
pada saat sebelum dilakukannya pembangunan masyarakat tidak memiliki tempat untuk berinteraksi dan
bersosialisasi satu sama lain karena keterbatasan tempat, sedangkan setelah dilakukannya penataan
masyarakat bisa lebih aktif dalam bersosialisasi sesama masyarakat karena melalui program KOTAKU
salah satunya adalah mengadakan lokasi untuk masyarakat bisa bersantai ataupun bercerita bersama dengan
nyaman dan aman. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan cukup banyak masyarakat yang menjadi pelaku
industri rumahan, warung-warung sembako, warung kelontong, bakso, dan lain-lain. Oleh karena itu
perlunya pembangunan agar masyarakat dapat memasarkan hasil dagangannya menjadi lebih luas dan
penghasilan ekonomi masyarakat juga akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai