Anda di halaman 1dari 23

VALIDASI METODE ANALISIS – Bu Engrid

Mengapa harus dilakukan validasi metode? Supaya metode yang diberikan ke QC sudah valid dan
menghasilkan data yang tepat.
Pengembangan = memiliki formula obat baru dan terdapat komposisi aktif yang akan diukur lalu
mencari lietartur2 FI USP kita akan mengembangkan metodenya. Jika da;am lietartur tersebut sudah ada
metode nya maka kita optimasi kan terlebih dahulu di lab yang kita miliki. Namun apabia metode tsb
tidak bisa diaplikasikan di lab kita seperti dilihat dari HPLC yang tumpuk2 peaknya atau hasilnya kurang
baik maka wajib dilakukan pengembangan dan tidak dapat mengacu sepenuhnya pada FI dan kita
mengacu ke jurnal penelitian yang ada dan disesuaikan dengan komposisi bahan dan lab kita. Dilakukan
otak-atik konsentrasi, eluennya diganti, dll

Optimasi = optimasi fase gerak, optimasi pelarut, optimasi waktu. Contoh terdapat senyawa dengan
kestabilan yang berhubungan dengan waktu. Seperti senyawa tertentu memiliki batas waktu untuk
dilakukan pengukuran bisa saja jika waktu pengukuran pendek maka konsentrasi turun

Pre-validasi lanjut validasi = dilakukan di RnD dilakukan revalidasi dalam beberapa kurun waktu tertentu

Implementasi rutin = yang melakukan adalah QC

Routine analytical methods

Kalibrasi instrument = Ketika akan memvalidasi metode harus melakukan kalibrasi instrument, kalibrasi
rutin dilakukan supplier alat biasanya setahun sekali atau dalam periode tertentu. Kalibrasi harian oleh
orang QC yang memang bertugas. Seperti bagian penimbangan berarti orang tersebut yang melakukan
kalibrasi pada alat timbangan tersebut sebelum digunakan. Bahkan di produksi farmasi, pipet mikro
harus dilakukan kalibrasi rutin.

Kalibrasi software = dari supplier alat tersebut


System suitability test = unit kesesuaian system dilakukan pada tahap pravalidasi sebelum dilakukan
validasi metode.

qualified person = Paling utama. Adalah orang yang benar-benar telah terkualifikasi untuk melakukan
validasi metode. Jangan diberikan kepada karyawan baru untuk menganalisis karena hasilnya tidak
valid.

Kategori metode analisis

Kategori 1 = Penetapan kadar komponen utama dalam bahan baku obat atau bahan aktif dalam
sediaan farmasi. Jadi senyawa utama dalam obat

Kategori 2 = Penetapan cemaran atau hasil degradasi penetapan kuantitatif (2A) dan uji
batas/kualitatif (2b)

Kategori 3 = penetapan karakteristik sediaan (disolusi, pelepasan obat, dll)

Kategori 4 = metode analisis untuk identifikasi apakah obat itu benar atau tidak. Contoh = identifikasi
bahan baku obat pct yang dating dari supplier dan dilihat berdasarkan usp.
TErminologi

Validasi = a. Suatu proses (percobaan laboratorium) Untuk membuktikan bahwa


karakteristik kinerja metode analisis telah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Validasi tidak ada di compendial FI dan USP karena melakukan
beberapa penyesuaian dan perubahan.

 Verifikasi = Suatu proses (percobaan laboratorium) Untuk membuktikan bahwa


laboratorium mampu
menggunakan metode analisis
baku/standar pada kondisi nyata di laboratoriumnya. Verifikasi dilakukan sesuai
compendial tidak merubah apapun langsung menghasilkan hasil yang tepat dan sesuai
FI atau USP. Jadi ketika verifikasi terpenuhi tidak perlu melakukan validasi lagi.

Kualifikasi = Kualifikasi instrumen:


DQ (design qualifikasi), IQ (installasi qualifikasi), OQ (Operasional qualifikasi) dan PQ
(performance qualifikasi). DQ IQ hanya saat awal saja didampingi supplier OQ
beberapa waktu didampingi supplier, sedangkan pq dilakukan setiap saat oleh staff
sendiri bukan dari supplier.
Verifikasi = Metode baku/Standar Compendial Method (USP, FI, AOAC, ISO dll.)
AOAC = tentang makanan

Validasi = Metode tidak baku


 Metode pengembangan
 Metode baku yang dimodifikasi
 Metode baku yang digunakan di luar lingkup
Tahapan validasi metode
Bahan baku harus memiliki kadar atau standard yang sama seperti di usp. Di badan pom bisa
membeli bahan baku sesuai standard dengan pembelian dalam jumlah kecil

Isi protocol validasi/verifikasi


Karakteristik kinerja validasi metode usp dan ich. Batas deteksi adalah LOD atau LOQ. System
suitability test dilakukan sebagai system pre validasi

Untuk melakukan validasi dilihat metode analisis kategori apa. Semisal kategori 1 yaitu
tentang bahan obat maka yang harus dilakukan adalah bagian YES pada ASSAY CATEGORY 1.
Dst
Sumbernya bisa dari ICH sama seperti USP

Pre validasi adalah dengan stabilitas testing. Biasanya dilakukan ketika kita memiliki senyawa
yang mudah terdegradasi oleh pelarut, air, cahaya atau berikatan dengan peralatan yang kita
gunakan. Jadi harus dilakukan stabilitas test dengan mengukur kadar dan konsentrasinya dan
dibandingkan tiap waktu dilihat apakah terjadi penurunan kadar. Penurunan kadar tidak
boleh lebih dari 2% dari pengujian kadar pada wkatu ke-0. Apabila penurunan kadar lebih
dari 2% maka dianggap terjadi degradasi. Sehingga ketika praktik analisis sungguhan harus
melakukan analisis hanya sebatas waktu sebelum senyawa kadarnya lebih dari 2%.

Preparasi dilakukan satu persatu.

Percobaan lab pada validasi metode

Uji slektivitas/spesifisitas = Mengapa harus dari senyawa matriks bukan bahan baku saja.
Karena sediaan obat dalam bentuk bermacam-macam seperti tablet, sediaan tablet tidak
hanya terdiri dari bahan baku saja namun ada bahan tambahan pengikat pengisi dan
sebagainya dan itu semua tidak boleh menambah kadar atau memberikan kadar yang sama
dengan bahan aktif kita. Jadi harus dapat memisahkan kadar matriks berapa ketika
menggunakan bahan aktif itu dan kadar bahan utamanya atau bahan aktifnya saja
Hanya beda sumber saja penyebutannya.

Puncak peak hplc harus benar2 terpisah dari puncak lainnya (spesifik dan selektif)
Semua yang disuntikkan harus menggambarkan hasil yang terpisah semua.

Jika menggunakan hplc = senyawa utamanya pada gambar adalah parocetine yang
merupakan sampel. Kita menginjekkan placebo. Placebo adalah tablet kosong tanpa
mengandung parocetine, muncul peak di awal berarti tidak mengganggu pengukuran dari
parocetine. Selanjutnya menginjekkan pelarut, dan peak nya didepan juga. Jadi pengukuran
placebo dan pelarut aman tidak mengganggu peak parocetine. Peak dinyatakan terpisah
apabila dengan metode hplc yaitu jika nilai resolusi lebih dari sama dengan 1,5

Menggunakan spektro

C = tablet = peak nya tinggi karena banyak matriks yang terbaca

B = pelarut

A = standard = rendah karena hanya bahan aktif yang terbaca


Semakin tinggi konsentrasi maka respon detector juga semakin tinggi. Dilihat dari nilai R
Selama memiliki linearitas maka Rentang terbesar dan terkecil harus dari hasil penelitian kita
tidak boleh memiliki sampel dengan rentang diatas atau dibawah absorbansi hasil pengujian
atau penelitian kita. Hal itu untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran
Batas deteksi semakin kecil hingga tidak terlihat. Jadi alat yang kita miliki hingga tidak dapat
mengukur sampel yang kita ukur, atau hinnga tidak terbaca atau konsentrasi terendah analit
dalam sampel yang masih dapat terdeteksi. Jadi jika membyat rentang deteksi harus diatas
batas deteksi.
LOD = hanya menentukan batas paling kecilnya berapa dihitung dari perbandingan atau rasio
3;1 dari rasio signal

Quantitation limit (LOQ) = batas kita boleh mengukur paling kecil berapa dan nilainya 3 kali
dari nilai dari LOD atau 10 ; 1 dari rasio signal

Apabila LOD nya 1 ppm maka LOQ nya minimal 3 ppm yang harus diukur

LOQ = 3 kali LOD


Analyte recovery pada AOAC atau pada makanan
Minimal dilakukan 6 kali dan RSD tidak boleh lebih dari 2%
Robustness = kemampuan suatu metode dapat stabil atau tidak mebgalami perubahan hasil
dengan variasi-variasi yang diberikan selama pengujian.

Contoh: metode hplc dengan fase gerak methanol ; air dengan perbandingan 90:10, maka
untuk menguji robustness yaitu perbandingan diganti dengan jarak 1 ml atau jarak dekat
seperti 91:9 lalu 89:11 kita melihat apakah perubahan 1 ml ini berpengaruh atau tidak
terhadap hasil pengujian. Yang benar adalah yang tidak memberikan pengaruh yang
signifikan. Perubahan sedikit harus tidak menimbulkan perbedaan

Bahkan spek bahan yang sama persis antara merk A dan merk B namun itu dari merk yang
berbeda juga harus di uji robustness
Ruggedness = derajad kesamaan ketika dilakukan reporucibility atau produksi kembali yang
dilakukan di lab yang berbeda. Jadi hasil pengujian di lab kita sendiri dengan lab yang
berbeda hasilnya harus sama. Lab yang berbeda didapatkan dari kerjasama lab penelitian
industry obat yang lain. Dilakukan dengan analis yang berbeda pula. Bukan analis dari pabrik
kita sendiri. Alat berbeda, bahan berbeda dll semua hasil harus sama sehingga bisa lolos
ruggeddness.

Hasil validasi metode analisis dengan rnd harus dilampirkan ketika mendaftarkan obat tsb ke
badan POM. Krn badan pom akan melakukan uji yang sama dengan yang kita lakukan namun
menggunakan lab badan pom sendiri. Dan harus mendapatkan hasil yang sama dengan
pengujian kita.

Alhamdulillah selesai, semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai