Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN KOGNITIF, BAHASA, DAN MOTORIK AUD

“PERKEMBANGAN FISIK DAN MOTORIK ANAK USIA DINI”

Disusun Oleh:
Annisa Al Aribah 2306090
Azzahra Shalwa 2305956
Ridha Aulia Safitri 2305079
Ulfa Sa’adah Hidayat 2311844

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
TAHUN 2023/2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN PERKEMBANGAN FISIK-MOTORIK ANAK USIA DINI.....3
2.2 TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN FISIK-MOTORIK ANAK USIA DINI. .5
2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN FISIK-MOTORIK
ANAK USIA DINI.........................................................................................................7
2.4 STIMULASI TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK-MOTORIK ANAK
USIA DINI......................................................................................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................12
3.2 KRITIK DAN SARAN..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak usia dini adalah anak yang berusia 0 sampai 6 tahun. Sesuai dengan
pasal 28 UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003, ayat 1 dengan jelas
menyatakan bahwa anak yang lebih tua adalah anak yang berumur 0 sampai dengan 6
tahun (Fadllillah, 2014:18). Masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting
untuk mendapat rangsangan untuk mencapai perkembangan yang optimal.
Pengalaman mengembangkan otak sejak dini. Perkembangannya begitu pesat
sehingga masa ini disebut masa keemasan (golden age). Penelitian di bidang
neuroscience membuktikan bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dari dalam dirinya
empat tahun pertama kehidupan seorang anak, setelah anak menginjak usia 8 tahun,
terjadi perkembangan. Otak seorang anak mencapai 80% pada usia 18 tahun,
perkembangan otak mencapai 100% (Selamet Suyanto, 2005:6).
Adapun tahapan-tahapan pada perkembangan fisik dan motorik anak usia dini
yang perlu dicapai agar anak memiliki kesiapan untuk kehidupan selanjutnya, selain
itu terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik-motorik
anak yang dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap anak. Maka
dari itu, pemberian stimulus yang tepat pada anak usia dini dalam aspek fisik dan
motorik anak usia dini sangat penting peranannya. Agar perkembangan anak dapat
berjalan dengan baik atau sesuai dengan tahapan perkembangannya, maka penulis
membahas tentang perkembangan fisik dan motorik pada anak usia dini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari perkembangan fisik motorik anak usia dini?
2. Bagaimana tahap-tahap perkembangan fisik motorik anak usia dini?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik motorik anak usia
dini?
4. Bagaimana stimulasi terhadap perkembangan fisik motorik anak usia dini?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian dari perkembangan fisik motorik anak usia
dini.
b) Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan fisik motorik anak usia dini.
c) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
motorik anak usia dini.
d) Untuk mengetahui stimulasi terhadap perkembangan fisik motorik anak
usia dini.
2. Manfaat

1
Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi kepada para pembaca
dalam mengetahui aspek-aspek pada perkembangan fisik dan motorik anak usia
dini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERKEMBANGAN FISIK-MOTORIK ANAK USIA


DINI

Pengertian Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini yaitu proses


perkembangan yang berkesinambungan, yang terjadi secara signifikan dari
pembentukan tulang, tumbuh kembang gerakan otot-otot dan saraf sesuai dengan
rentang usianya yang akan mempengaruhi keterampilan anak dalam bergerak.
Syamsu Yusuf LN mengatakan perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan
yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai
lahir sampai mati (The Progressive and continuous change in the organism from
birth to death).

Pengertian lain dari perkembangan adalah “Perubahan-perubahan yang


dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Perkembangan merupakan konsep yang memiliki perubahan yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif yang menyangkut aspek mental atau psikologis.
Kemampuan anak dalam merespon pembicaraan orang tua, tawa orang dewasa,
merangkak, berjalan, memegang suatu benda dan sebagainya itu semua adalah
proses perkembangan anak dalam merespon keadaan disekitarnya. Pertumbuhan
fisik pada anak tidaklah selalu sama, ada anak yang mengalami pertumbuhan
secara cepat dan ada yang terlambat. Selain berubahnya berat dan tinggi badan
anak juga mengalami perubahan fisik.

Selain itu, sebagaimana dikatakan oleh Syamsul perkembangan pada masa


kanak-kanak (early childhood), yaitu usia 2-6 tahun. Krisis yang terjadi adalah
inisiatif vs rasa bersalah (Initiative vs. guilt). Secara penjelasannya, anak-anak
menunjukkan kemampuan dan keterampilan motorik dan menjadi lebih tertarik
dalam interaksi sosial dengan orang-orang disekitarnya. Seiring perkembangan
fisik yang beranjak matang, perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi
dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya.
Anak cenderung menunjukkan gerakan motorik yang gesit dan lincah. Seperti
menulis menggambar, melukis, berenang, main bola dan atletik. Dalam psikologi,
kata motor adalah kegiatan yang melibatkan otot-otot dan gerakan-gerakannya
sehingga motor adalah segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan
stimulasi atau rangsangan terhadap kegiatan organ fisik. Jadi, motorik adalah
gerakan tubuh atau bagian-bagian yang dilakukan secara sengaja dan terkendali
yang terorganisir seperti melepaskan tangan, menggerakkan kaki untuk berjalan.

3
Menurut prinsip cephalocaudal, urutan kematangan dan pertumbuhan fisik
dimulai dari bagian kepala (chepalic region), sampai pada bagian tulang ekor
(caudal region). Tubuh mengalami kemajuan pada fase bayi hingga fase dewasa.
Dari mulai perubahan tinggi badan dan berat badan bertambah, terutama pada dua
tahun pertama. Secara umum, perkembangan fisik pada tubuh anak menurut
prinsip chepalocaudal dan proxmodistal. Kepala bayi yang baru lahir tampak lebih
panjang. Kepala bayi ini merupakan 70% dari bentuk kepalanya ketika dewasa, dan
merupakan 25% dari seluruh panjang tubuhnya. Seiring waktu menurut Yuliani,
perkembangan fisik merupakan pergerakan yang berlangsung secara teratur, tidak
secara acak. Perkembangan pada bayi ditandai dengan adanya perubahan dari
aktivitas tidak terkendali menjadi aktivitas terkendali. Pergerakan yang dilakukan
secara sengaja dan terkendali juga akan terorganisir dalam pola, seperti menarik
dirinya persis sama dengan posisi berdiri, melepaskan tangannya, dan
menggerakkan kakinya untuk berjalan. Seiring dengan perkembangan anak yang
semakin maju, maka proses merayap dan akhirnya berjalan atau berlari akan
menjadi suatu pola bagi perkembangan pada fisik anak.

Berdasarkan STPPA perkembangan fisik motorik anak dalam keseharian


terbagi kepada dua yaitu perkembangan motorik kasar dan motorik halus :
a) Perkembangan motorik kasar (Large Motor Development) menurut Beaty
kemampuan motorik kasar dimiliki oleh seorang anak usia dini yang berada pada
rentang usia 4-6 tahun, kompetensi tersebut terbagi menjadi 4 aspek yaitu:
- Berjalan (walking), dengan indikator berjalan naik/turun tangga dengan
menggunakan kedua kaki, berjalan pada garis lurus, dan berdiri dengan satu kaki.
- Berlari (running) dengan indikator menunjukkan kekuatan atau kecepatan berlari.
- Melompat (jumping) dengan indicator mampu melompat ke depan, ke belakang
dan ke samping.
- Memanjat (climbing), memanjat naik ataupun turun tangga dan memanjat pohon.
b) Perkembangan Motorik Halus (Small Motor Development) perkembangan
motorik halus pada anak mencakup kemampuan anak dalam menunjukkan atau
menguasai gerakan-gerakan otot dalam bentuk koordinasi, ketangkasan dan
kecekatan dalam menggunakan tangan dan jari jemari.

4
2.2 TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN FISIK-MOTORIK ANAK USIA DINI

Fisik-motorik merupakan salah satu dari beberapa aspek perkembangan yang


perlu dicapai pada anak, sesuai dengan STPPA (Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak) yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud No. 137 tahun 2014.
Berdasarkan hal tersebut, penulis rangkum tahapan perkembangan fisik-motorik anak
berdasarkan rentang usianya :
1. Usia 0-1 Tahun; Keterampilan motorik kasar dan halus mencakup aktivitas otot-
otot besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan. Keterampilan motorik halus
mencakup gerakan adaptif yang lebih halus seperti ketangkasan jari.
2. Usia 1-2 Tahun; Keterampilan motorik kasar berkembang dalam tahapan tertentu
dan sangat bergantung pada kematangan serta konteks, pengalaman dan motivasi.
Pada usia 13-18 bulan, anak sudah bisa berjalan dan dapat menarik suatu mainan
yang diikatkan dengan tali atau benang, menggunakan kedua lengan dan kakinya
untuk memanjat. Pada usia 18-24 bulan, anak mulai kesulitan berjalan atau berlari
untuk suatu jarak yang pendek, menyeimbangkan kaki dengan posisi berjongkok
saat bermain. Mulai gemar mencorat-coret, bisa memegang pensil, menyusun
puzzle, dan bisa meniru gerakan.
3. Usia 2-3 Tahun; Proses perkembangan fisik ditandai dengan perubahan ukuran
organ tubuh (kaki, lengan, badan) menjadi lebih besar Panjang, lebar, atau tinggi.
Perkembangan motorik anak dapat berupa menari sambil mendengarkan kaset,
menyusun balok menjadi tinggi, aktif bermain puzzle, gemar mencoret-coret, dan
menggunting.
4. Usia 3-5 tahun; Pada usia ini, anak mengembangkan keterampilan motorik kasar
dan melakukan latihan fisik tanpa henti, energinya seolah tidak ada batasnya.
Anak pada usia ini sangat fleksibel dan mudah mulai mengembangkan
keterampilan motorik halusnya seperti mendandani diri, memotong, menggambar,
melukis, dan menulis.
5. Usia 6-8 tahun; Anak pada usia ini mempunyai perkembangan motorik dan
koordinasi yang lebih baik dibandingkan pada masa kanak-kanak. Anak pada usia
ini sudah dapat melakukan aktivitas motorik serta melempar dan menerima atau
menangkap benda.

Berikut ini diuraikan indikator pencapaian tahapan perkembangan fisik (besar


dan halus) anak genius sejak dini. Di sini penulis hanya mencantumkan tahapan-
tahapan yang muncul antara usia 3 dan 6 tahun.
Indikator tercapainya kesempurnaan perkembangan fisik dan motorik pada anak
jenius pada anak usia dini. Menurut Suyadi kelompok umur 3 sampai 6 tahun:
Motorik Kasar
1. 3 – 3,5 tahun
a. Anak mampu mengendarai sepeda roda tiga

5
b. Anak mampu menyetir sepeda dengan mengoordinasikan tangan, ayunan
kaki dan penglihatan.
2. 3,5 – 4 tahun
a. Anak mampu melakukan gerak acrobat (jungkir balik)
b. Anak mampu menendang bola, menangkap dan melempar dengan lihai.
3. 3. 4 – 4,5 tahun
a. Anak mampu berjalan dengan satu kaki
b. Anak mampu melintas di atas titian kecil
4. 4,5 – 6 tahun
a. Anak mampu berjalan zig zag
b. Anak mampu melompat setinggi (minimal 20 cm)
c. Mampu melakukan gerak acrobat (koprol) ke depan dan ke belakang
d. Mampu mengombinasikan berjalan, jongkok, berlari dan melompat.

A. Motorik Halus
1. 3 – 3,5 tahun
a. Anak mampu menggunting kertas
b. Anak mampu menempel kertas
c. Anak mampu membantu pekerjaan orang dewasa
2. 3,5 – 4 tahun
a. Anak dapat makan sendiri
b. Anak dapat memakai baju sendiri
c. Anak dapat memakai sepatu sendiri
3. 4 – 4,5 tahun
a. Anak mampu menulis huruf abjad
b. Mampu melipat kertas menjadi bentuk tertentu, misal kapal-kapalan.
4. 4,5 – 6 tahun
a. Anak mampu mewarnai gambar
b. Merangkai puzzle 4-5 potongan
c. Membuka dan menutup botol minuman dan tempat makan sendiri
d. Mandi sendiri

6
2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN FISIK-
MOTORIK ANAK USIA DINI

Perkembangan motorik anak sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik dan
intelektualnya. Faktor gizi, kebiasaan orang tua dan lingkungan berperan terhadap
perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik anak terjadi secara bertahap,
namun setiap anak mempunyai tingkat perkembangan yang berbeda-beda.

1. Kematangan
Kemampuan anak dalam melakukan gerakan motorik sangat dipengaruhi oleh
kematangan saraf yang mengontrol gerakan tubuh. Saat anak lahir, saraf-saraf sistem
saraf pusatnya belum berfungsi sebagaimana mestinya, yakni mengendalikan gerakan
motorik. Pada anak usia 5 tahun, saraf tersebut telah matang dan merangsang berbagai
aktivitas motorik. Otot motorik kasar yang mengontrol gerakan motorik kasar, seperti
berjalan, berlari, berlutut, dan melompat, berkembang lebih cepat dibandingkan otot
yang mengontrol aktivitas motorik halus, seperti menggunakan jari untuk
menyambung puzzle, memegang pensil atau gunting, membentuk suatu bentuk.
dengan plastisin atau tanah liat, dan lain-lain.

2. Motivasi
Motivasi dari luar juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan
motorik anak, karena dengan adanya motivasi dari luar maka anak akan merasa
bahwa apa yang akan dilakukannya adalah benar dan akan mengulanginya sampai
dirasa mampu melakukannya.

3. Pengalaman
Perkembangan gerakan menjadi landasan bagi perkembangan selanjutnya.
Memberikan pengalaman akan berdampak pada perkembangan masa kanak-kanak,
membangkitkan perasaan gembira pada anak, yang nantinya ingin mereka ulangi dan
coba-coba gerakan motoriknya.

Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan motorik anak antara lain:


1. Kesiapan anak dalam belajar, baik fisik maupun psikis.
2. Kesempatan untuk berlatih dalam hal ini adalah waktu luang.
3. Kesempatan untuk belajar. Beberapa anak tidak mempunyai kesempatan belajar
karena orang tuanya terlalu protektif.
4. Perlu bimbingan terutama koreksi apabila anak melakukan kesalahan
5. Setiap keterampilan harus dipelajari secara spesifik. Misalnya memegang pensil
tidak sama dengan memegang sendok.
6. Setiap keterampilan harus dipelajari satu per satu.

7
Pernyataan lain dari Hurlock:2001. Kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan
motorik pada anak antara lain:
1. Sifat dasar genetic, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan, mempengaruhi laju
perkembangan.
2. Pada awal kehidupan pascapersalinan, kondisi lingkungan yang kurang baik tidak
menimbulkan hambatan: semakin aktif janin, semakin cepat pula perkembangan
gerakannya.
3. Kondisi yang menguntungkan sebelum kelahiran (nutrisi ibu) mendorong
perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa nifas.
4. Sulit melahirkan, jika otak mengalami kerusakan maka perkembangan motorik
akan melambat.
5. Adanya rangsangan, dorongan dan kesempatan menggerakkan seluruh bagian
tubuh akan mempercepat perkembangan motorik.
6. Perlindungan melumpuhkan persiapan pembangunan
Keterampilan motorik yang berlebihan.
7. Kelahiran prematur seringkali memperlambat perkembangan motorik.
8. Cacat fisik seperti kebutaan akan memperlambat perkembangan motorik.
9. Dalam proses perkembangan motorik, perbedaan yang berkaitan dengan jenis
kelamin, warna kulit dan karakteristik sosial ekonomi lebih disebabkan oleh
perbedaan motivasi dan metode pelatihan anak dibandingkan perbedaan metode
pelatihan anak.

8
2.4 STIMULASI TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK-MOTORIK ANAK
USIA DINI

Stimulasi adalah upaya memberikan sesuatu untuk menimbulkan keinginan


terhadap apa yang distimulasi. Pendidikan sebagai suatu proses, baik yang dapat
ditransfer maupun yang berkembang, akan melibatkan dan mencakup banyak hal
yang berbedakomponen untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Bermain
merupakan kegiatan stimulasi yang sangat penting bagi anak (Satriana, 2011), pada
saat bermain anak sering kali ikut serta dalam suatu permainan.
Misbach (2006:5) menyimpulkan bahwa permainan adalah suatu situasi permainan
yang melibatkan aturan-aturan atau tujuan-tujuan tertentu, sehingga menimbulkan
kegiatan berupa tindakan yang disengaja. Bermain memberi anak kesempatan untuk
mengembangkan rasa percaya diri dalam menangani tantangan seperti
menyeimbangkan, memanjat, merangkak, membungkuk atau meregangkan tubuh.
Anak-anak mengeksplorasi cara-cara baru dalam bergerak dan belajar
mengendalikan gerakan-gerakan tersebut dengan aman di berbagai ruang di sekitar
mereka (Betancourt, 2012).

Stimulasi merupakan salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan ASAH anak


dalam bentuk permainan perangsangan yang merangsang seluruh sistem indra
(pendengaran, penglihatan, perabaan, penciuman, pengecapan). Stimulasi harus
dilakukan dalam suasana bahagia dan nyaman antar guru. dan anak itu. Stimulasi
tersebut dapat diberikan melalui program pendidikan anak usia dini (PAUD). PAUD
ini dapat dilaksanakan melalui jalur formal (TK, RA atau sejenisnya), jalur informal
(kelompok bermain, tempat penitipan anak, sejenisnya). satuan pendidikan
prasekolah (PAUD), sektor informal (pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan masyarakat). Stimulasi yang dilakukan pada anak prasekolah
mempunyai fungsi mengembangkan kemampuan usia sebelumnya dan ditujukan
untuk persiapan bersekolah. Stimulasi juga dapat berperan sebagai penguat yang
bermanfaat bagi perkembangan anak.

Berbagai jenis rangsangan seperti visual (penglihatan), verbal (ucapan),


pendengaran (auditory), taktil (tactile), dll. Dapat mengoptimalkan tumbuh kembang
anak. Stimulasi akan lebih efektif bila perhatian diberikan pada kebutuhan anak
berdasarkan tahapan perkembangannya. Pada tahap pertama perkembangannya,
anak berada pada tahap sensorimotor. Stimulasi visual pada tempat tidur bayi Anda
akan meningkatkan perhatian bayi Anda terhadap lingkungan sekitar, dan bayi Anda
akan senang ketika ia tersenyum dan menggerakkan seluruh tubuhnya. Namun jika
rangsangannya terlalu kuat, reaksinya bisa sebaliknya, yakni anak akan berkurang
perhatiannya dan menangis. Prinsip Stimulasi : Untuk menstimulasi tumbuh
kembang anak perlu memperhatikan beberapa prinsip dasar, yaitu (Departemen
Kesehatan, 2005)

9
1. Stimulasi terjadi atas perasaan cinta dan kasih sayang.
2. Selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru
perilaku kerabatnya.
3. Pastikan stimulasi untuk setiap kelompok umur.
4. Ciptakan stimulasi dengan mengajak anak bermain, bernyanyi, dan melakukan
aktivitas yang beragam, menyenangkan, tidak memaksa, dan tidak menghukum.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan terus menerus tergantung usia anak, pada 4
aspek kemampuan dasar anak.
6. Gunakan alat atau permainan yang sederhana, aman, dan mudah diakses oleh
anak.
7. Menciptakan peluang yang setara bagi laki-laki dan perempuan.
8. Anak selalu mendapat pujian dan bila perlu imbalan atas keberhasilannya.

Jenis Stimulasi Yang Sesuai Dengan Tahapan Usia Anak:


1. Stimulasi anak usia 0-1 tahun
Pada masa ini, stimulasi pada anak tidak harus rumit atau mahal. Cium, belai,
dan peluk anak sesering mungkin sambil menatap matanya dan tersenyum lembut.
Sesekali ajaklah bayi berbicara atau berkenalan dengan suara atau musik. Seiring
pertumbuhan bayi, rangsangan dapat diberikan dalam bentuk permainan sederhana
dengan mengajarinya merangkak, duduk, berjalan, atau bertepuk tangan. Pada
tahap ini, orang tua juga bisa melatih refleks anak secara perlahan dengan
memperkenalkan benda-benda yang mudah digenggam di sekitar.
2. Stimulasi anak usia 1-2 tahun
Pada tahap ini, jenis stimulasi yang dapat dilakukan semakin beragam. Asah
imajinasi anak dengan mengajaknya mencoret-coret kertas dengan pensil warna,
menyusun puzzle atau bentuk dan balok sederhana, serta meletakkan benda di
dalam dan di luar wadah. Selain itu, anak-anak dapat mulai belajar bagaimana
melakukan aktivitas sehari-hari dengan tujuan mengajari mereka bagaimana
membantu diri mereka sendiri. Selain dapat membantunya menjadi mandiri
terhadap orang lain, merangsang praktik keterampilan kemandirian dapat
membuatnya lebih percaya diri dan berani.
Hal-hal yang dapat diajarkan antara lain membuka baju, mencuci tangan, makan
dan mandi.
3. Stimulasi motorik halus pada anak usia 3-5 tahun
Stimulasi motorik halus dapat dikelola menurut Departemen Kesehatan
(2005) sebagai:
1) Stimulasi sebelumnya dilanjutkan seperti menyusun balok, mengajak anak
bermain puzzle, bermain dengan mengasosiasikan gambar dengan benda nyata
dan mengelompokkan benda menurut jenisnya.
2) Memotong
3) Berikan gunting kepada anak dan tunjukkan cara memotongnya. Memberikan
gambaran besar untuk berlatih memotong. Jika anak bisa menggunakan gunting
tumpul, ajari mereka memotong kertas yang dilipat, membuat bentuk seperti pom
pom, manusia, binatang, mobil, dll.
4) Buat gambar tempel

10
5) Potong kertas berwarna menjadi segitiga, persegi panjang, lingkaran. Jelaskan
perbedaan antara bentuk-bentuk tersebut. Mintalah anak-anak menggambar
dengan menempelkan potongan-potongan yang berbeda bentuk pada selembar
kertas.
6) Menempel gambar
7) Membantu anak menemukan gambar atau foto menarik dari majalah, guntingan
kertas, dll. Minta anak untuk menempelkan gambar tersebut pada karton atau
kertas tebal. Gantungkan gambar di kamar anak.
8) Menjahit
9) Gunting gambar dari majalah dan tempelkan pada selembar karton. Buat lubang
di sekitar gambar. Ambil tali rafia dan ikat salah satu ujungnya dan ajarkan anak
menjahit sekeliling gambar. Tali rafia dimasukkan satu persatu ke dalam lubang-
lubang tersebut.
10) Menggambar atau menulis
11) Berikan anak selembar kertas dan pensil. Ajari anak menggambar garis lurus,
lingkaran, kotak dan menulis huruf dan angka. Kemudian pasak pagar, rumah,
matahari, bulan, huruf, angka, dll. Pelajari juga cara menulis nama Anda. Jika
anak tahu cara menggambar, mintalah dia untuk menyelesaikan gambarnya,
misalnya: menggambar pakaian pada orang, menggambar pohon, bunga, matahari,
pagar pada gambar rumah, dll.
12) Menggambar dengan jari.
13) Ajak anak menggambar dengan cat jari di selembar kertas besar. Dorong anak
untuk menggunakan kedua tangannya untuk membuat lingkaran besar atau bentuk
lainnya.
14) Pencampuran cat air dan warna.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengertian Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini yaitu proses


perkembangan yang berkesinambungan, yang terjadi secara signifikan dari
pembentukan tulang, tumbuh kembang gerakan otot-otot dan saraf sesuai dengan
rentang usianya yang akan mempengaruhi keterampilan anak dalam bergerak.
Keterampilan fisik-motorik merupakan aspek penting dalam perkembangan anak
sejak awal, bahkan dikatakan sebagai referensi pertama mengenai pertumbuhan dan
perkembangan. selama masa kanak-kanak.. Perkembangan fisik dan motorik pada usia
prasekolah. Menstimulasi perkembangan fisik dan keterampilan motorik harus dilatih
secara terus menerus, yaitu tidak berhenti pada satu stimulasi saja,karena
perkembangan fisik-motorik melibatkan lebih dari satu jenis gerakan dan dapat
dikuasai langsung dalam satu rangsangan, namun jenis faktornya banyak gerakan-
gerakan yang harus dikuasai anak pada masa perkembangan fisik-motorik.
Seiring pertumbuhan bayi, rangsangan dapat diberikan dalam bentuk
permainan sederhana dengan mengajarinya merangkak, duduk, berjalan, atau bertepuk
tangan. Pada tahap ini, jenis stimulasi yang dapat dilakukan semakin beragam. Selain
itu, anak-anak dapat mulai belajar bagaimana melakukan aktivitas sehari-hari dengan
tujuan mengajari mereka bagaimana membantu diri mereka sendiri. Saat dapat
membantunya menjadi mandiri terhadap orang lain, merangsang praktik keterampilan
kemandirian dapat membuatnya lebih percaya diri dan berani.
Stimulasi pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan perkembangan
kecerdasan, sehingga penulis berharap agar para orang tua dan pihak-pihak lain dapat
bekerja sama dalam memberikan stimulasi yang terus menerus dan bervariasi kepada
anak usia dini baik melalui jalur formal, non formal maupun informal dimanapun dan
kapan pun mereka berada agar para generasi penerus bangsa Indonesia ini memiliki
kecerdasan majemuk dan akhlak yang mulia untuk meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).

3.2 KRITIK DAN SARAN

Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan kritik dan saran yang
sifatnya membangun penulis sangat harapkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 15

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, U. (2019). Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia
Dini (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak ) STPPA Tercapai di RA Harapan
Bangsa Maguwoharjo Condong Catur Yogyakarta Nurkamelia. 2(2), 112–136.
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/

Siti Makhmudah, Fina Surya Anggraini, Ainna Amalia FN. 2020. Perkembangan Motorik
AUD. Jakarta: Guepedia.
Oleh. (n.d.). PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA STIMULASI ASPEK
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI.
http://digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/68/umj-1x-dwiimamefe-3395-1-2.imam.pdf

Pendidikan, J., & Konseling, D. (n.d.). Bentuk-bentuk Stimulasi Pada Anak Dalam
Perkembangan Motorik Anak Usia Dini di RA (Vol. 4).

13

Anda mungkin juga menyukai