Makalah Kel 5 PPH Pasal 25 Fiks
Makalah Kel 5 PPH Pasal 25 Fiks
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Akuntansi Perpajakan
yang berjudul “Pencatatan Transaksi PPH Pasal 25” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
pelajaran Akuntansi Perpajakan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
bidang studi yang kami pelajari. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung dan berkontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun tulisannya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi
menjadi lebih baik di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat menambah wawasan
para pembaca dan bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan
kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah
merupakan hak dari setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-
pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh
pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi maupun
Kabupaten/Kota.
Segala pengadministrasian yang berkaitan dengan pajak pusat, akan dilaksanakan di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta di Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak. Untuk pengadministrasian yang berhubungan dengan pajak derah, akan
dilaksanakan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah atau Kantor Pajak Daerah atau Kantor
4
sejenisnya yang dibawahi oleh Pemerintah Daerah setempat. Pajak-pajak yang dikelola oleh
Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan
penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak baik yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan
dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 adalah pembayaran pajak penghasilan berupa angsuran.
Tujuannya adalah untuk meringankan beban Wajib Pajak, mengingat pajak yang terutang
harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Pembayaran ini harus dilakukan sendiri dan tidak bisa
diwakilkan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Berbeda dengan jenis pajak penghasilan lainnya, PPh Pasal 25 memiliki kategori dan
cara penghitungannya sendiri. Setiap Wajib Pajak Orang Pribadi atau Wajib Pajak Badan
diharuskan membayar pajak yang terutang dalam jangka waktu satu tahun dan harus
dilunasi. Namun dalam praktiknya, mungkin terdapat kesulitan dalam melunasinya,
sehingga diatur pembayaran pajak penghasilan secara angsuran untuk meringankan
beban Wajib Pajak agar tetap dapat memenuhi kewajibannya. Merujuk Pasal 25 ayat (1)
6
Undang-Undang No. 38 Tahun 2008, pengertian Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah
pembayaran pajak atas penghasilan, angsuran setiap bulannya dalam waktu satu tahun.
Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh
wajib pajak untuk setiap bulan adalah sebesar pajak penghasilan yang terutang menurut
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh tahun pajak yang lalu dikurangi PPh yang
dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 23 serta PPh yang dipungut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; dan Pajak atas penghasilan yang dibayar atau
terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,
dibagi 12 bulan atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
7
c. Besarnya penghasilan netto setiap bulan dihitung berdasarkan Pembukuan Wajib
Pajak baru tersebut. Namun dalam hal Wajib Pajak baru tersebut menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto atau menyelenggarakan pembukuan tetapi
dari pembukuannya tidak dapat dihitung besarnya penghasilan netto, maka besarnya
penghasilan netto dihitung berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Netto.
8
bulan dari masing-masing tempat usaha. Pajak ini sifatnya final dan dapat dikreditkan
pada akhir tahun pajak.
9
disampaikan dalam jangka waktu tersebut, akan dikenai sanksi administrasi berupa
denda Rp 100.000
10
3. Pemotongan PPh Pasal 23 oleh penyelenggara kegiatan sebesar Rp2,5 juta
4. PPh Pasal 24 untuk pembayaran kredit PPh luar negeri sebesar Rp7,5 juta
Berdasarkan informasi tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu jumlah kredit pajak di
tahun 2021 dari Tuan Andi, yaitu:
Kredit Pajak
= Pemotongan PPh Pasal 21 + Pasal 22 + Pasal 23 + Pasal 24
= Rp15 juta + Rp10 juta + Rp2,5 juta + Rp7,5 juta
= Rp35 juta
Dasar Perhitungan Angsuran
= Pajak Penghasilan di Tahun 2021 - Kredit Pajak
= Rp50 juta - Rp35 juta
= Rp15 juta
Besar Angsuran/bulan
= Rp15 juta / 12
= Rp1,25 juta
11
2.4 Contoh Jurnal PPh Pasal 25
Contoh soal: Diketahui PPh Terutang PT. Angkasa sebesar Rp.16.200.000. Pada
bulan April 2019 PT . Angkasa sudah melaporkan SPT bahwa angsuran PPh 25
sebesar Rp.1.250.000. sedangkan angsuran pada bulan Januari-Maret 2019 mengikuti
angsuran pada Desember 2018 yaitu sebesar Rp.1.200.000.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan penjelasan yang dapat kami jabarkan, semoga bermafaat untuk kita semua.
Pembaca diharapkan dapat lebih memahami tentang konsep makalah kami yaitu
“PENCATATAN TRANSAKSI PPH PASAL 25”. Kami menyadari banyaknya kekurangan
dalam pembuatan serta hasil dari makalah ini, maka kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan guna memperbaiki makalah ini sehingga dapat menjadi pedoman informasi
yang kuat dan akurat untuk kedepannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/lppmekososbudkum/article/view/47826
https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-pph-pasal-25/
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/23037/7/BAB%20IV.pdf
14