Anda di halaman 1dari 9

KONFIDENSIAL

LAPORAN
HASIL KAJIAN BATALYON ARHANUDSE 14 DAM III/SILIWANGI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Seiring dengan perkembangan jaman keberadaan Batalyon


Arhanudse 14 sampai dengan saat ini dihadapkan pada kesiapan operasi
masih belum dapat dilaksanakan secara optimal, dikarenakan keberadaan
atau Dislokasi Batalyon Arhanudse 14 saat ini terpisah di 3 lokasi.

b. Dislokasi pangkalan yang terpisah di tiga lokasi dengan jarak


yang cukup jauh merupakan kendala yang utama apabila melaksanakan
operasi pertahanan udara yang sesungguhnya, apabila ditinjau dari aspek
kodal, mobilitas, pengamanan, pembinaan satuan, taktik dan Strategi.

c. Disamping itu masih adanya kekhawatiran tentang kemungkinan


pengambil alihan tanah yang selama ini sudah ditempati Mayon
Arhanudse 14 dan Asrama Arhanud yang masih berstatus tanah Okupasi
di Plumbon, sebagai contoh Kantor Baterai Tempur P yang akan diambil
alih oleh pemiliknya.

d. Dalam rangka untuk dapat melaksanakan tugas pokoknya maka


Yonaranudse 14 membutuhkan alat peralatan/materiil pokok yang baik
dan siap untuk digunakan setiap saat dalam tugas operasi maupun tugas-
tugas rutin sehari-hari. Untuk dapatnya lebih berkembang dimasa
mendatang maka di bawah ini akan diuraikan bagaimana kondisi
Yonarhanudse 14 Dam III/Siliwangi saat ini, permasalahan yang dihadapi
dan analisa tentang prospek masa depan Yonarhanudse 14 di dalam
melaksanakan tugas pokoknya.

KONFIDENSIAL
2

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk melaporkan hasil kajian dan tinjauan khususnya


kondisi kemampuan dan permasalahan yang dihadapi Yonarhanudse 14
di dalam kesiapan operasi.

b. Tujuan. Agar dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam


penentuan dan perbaikan keadaan satuan dalam rangka meningkatkan
kemampuan dan kesiapan opersi satuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang lingkup. Tulisan ini meliputi Hal-hal yang berkaitan dengan


kondisi saat ini, permasalahan yang dihadapi dan analisis yang berkaitan
dengan kesiapan operasi Yonaranudse 14 Kodam III/Siliwangi.

b. Tata urut. Tulisan ini disusun dalam tata urut sebagai berikut :

1) Pendahuluan.
2) Kondisi Yonarhanudse 14 saat ini.
3) Permasalahan yang dihadapi.
4) Analisis.
5) Penutup

BAB II
KONDISI YONARANUDSE 14 SAAT INI

4. Umum. Kondisi kemampuan Yonarhanudse 14 di dalam


melaksanakan tugas pokoknya sangat ditentukan oleh kondisi personel, materiil,
3

sarana dan prasarana serta kemampuan yang dimiliki satuan sebagai unsur
satuan bantuan tempur, maka kondisi kemampuan Yonarhanudse 14 harus
dapat setiap saat siap operasional dalam melaksanakan tugas pokonya.

5. Personel. Kondisi personel sesuai dengan struktur organisasi (DSPP)


berjumlah 627 orang, kondisi nyata 648 orang terdiri dari 638 orang militer dan
10 orang PNS, dari keadaan tersebut berarti kelebihan personel sebanyak 11
orang, dengan demikian kondisi nyata personel saat ini adalah 101,75% dari
DSPP.

6. Materiil. Materiil sebagai alat pendukung utama dalam menunjang


tugas pokoknya adalah berupa Alutsista Meriam 57 mm S 60 maupun materiil
pendukung organik. Ditinjau dari segi kuantitas khususnya alutsista Meriam 57
mm S 60 kurang memadai dari TOP 36 pucuk nyata 24 pucuk, dari segi kualitas
kurang memadai karena usia penggunaan sudah tua, namun masih tetap
dipertahankan untuk menunjang tugas pokok Yonarhanudse 14 untuk saat ini.

7. Fasilitas sarana prasarana. Prasarana latihan yang ada selama ini


merupakan swadaya satuan, ada beberapa fasilitas latihan yang ada di satuan
namun keadaannya masih kurang memenuhi syarat antara lain Lapangan
Tembak dan Lapangan semapta sedangkan fasilitas latihan yang belum ada di
Satuan antara lain Lapangan HR, Lapangan geladi meriam dan garasi meriam.
Untuk bangunan terutama perumahan anggota banyak yang mengalami
kerusakan dan ada beberapa rumah yang sampai saat ini tidak dapat ditempati..

8. Areal. Batalyon Arhanudse 14 saat ini terpisah di 3 lokasi yaitu :

a. Mayon, Baterai Markas dan Baterai Tempur P di jl Raya plumbon


KM 11 Kab. Cirebon, yang mana tanah masih berstatus okupasi milik
dinas pertanian / PTP.
4

b. Baterai tempur-Q berada di jl raya Pilang kota & Kab. Cirebon


dengan luas + 20 hektar dengan jarak + 9 km dari Mayon dan waktu
tempuh perjalanan +25 menit menggunakan jalur darat, status tanah milik
TNI AD bersertifikat, yang mana sejak tahun 1982 sudah direncanakan
master plane pembangunan satu Batalyon Arhanudse 14 di Pilang,
namun pada kenyataannya sampai saat ini belum ada realisasi
pembangunan Batalyon Arhanudse 14 di Jl Raya Pilang , bahkan sejak
tahun 2003 Baterai tempur R yang semula berada di jl. Raya Pilang
dipindahkan ke Kroya kab. indramayu.

c. Raipur-R berada di Kroya Kab. Indramayu sejak tahun 2003


menduduki bekas kompi C Yonzipur 3 Dam III/SLW dengan jarak antara
Raipur-R ke Mayon + 95 km, dengan waktu tempuh + 2 jam perjalanan
menggunakan jalur darat, untuk asrama Raipur R lahan yang ditempati
milik TNI AD berstatus sertifikat, dengan luas +6,7 Hektar.

BAB III
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DAN PEMECAHANNYA

9. Umum. Beberapa permasalahan yang dihadapi Yonarhanudse 14 saat


ini dalam pelaksanaan tugas pokoknya adalah permasalahan yang bersifat
teknis dan non teknis yang memerlukan pemecahan karena akan berpengaruh
terhadap pencapaian sasaran / tugas. Permasalahan tersebut adalah tentang
kesiapan operasional satuan, kesiapan sarana dan prasarana dan tingkat
pengamanan.

10. Kesiapan operasional satuan.

a. Tingkat kesiapan operasional yang dituntut cepat dan tepat sebagai


bagian dari unsur pertahanan aspek darat Kodam III/Slw, merupakan
5

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Komandan Batalyon Arhanudse


14, Kesiapan yang disyaratkan tersebut meliputi kesiapan personel,
materiil dan sarana prasarana.

b. Letak Baterai yang terpisah menyulitkan dari aspek kodal,


mobilitas, pengamanan dan pembinaan satuan.
c. keterbatasan akomodasi baik perumahan maupun barak sangat
berpengaruh terhadap kesiapan satuan, khususnya kesiapsiagaan
prajurit dalam melaksankan tugas, karena masih banyak anggota
Yonahnudse 14 yang masih tinggal diluar asrama.
d. Sarana komunikasi Satuan sangat terbatas dihadapkan dengan
letak satuan yang tersebar sehingga mempengaruhi Kodal.

11. Kesiapan Sarana dan Prasarana.

a. Pangkalan yang terpisah di tiga lokasi menyulitkan perawatan dan


pengawasan.
b. Setiap pangkalan memiliki gudang senjata dan munisi sehingga
memerlukan personel dinas dalam yang banyak dalam melaksanakan
pengawasan dan pengamanan.
c. Jumlah perumahan yang ada masih kurang dibandingkan dengan
jumlah personel.
d. kurangnya sarana dan Prasarana latihan seperti halang rintang
berpengaruh terhadap profesionalisme Prajurit.
e. Terbatasnya dukungan BBM dihadapkan dengan letak satuan yang
terpisah sangat berpengaruh dari segi mobilitas.

12. Tingkat Pengamanan.

a. Kondisi pangkalan yang terpisah menjadi tiga lokasi merupakan


kendala dalam pengamanan Prajurit dan keluarganya.
6

b. Terbatasnya personel Intel dihadapkan dengan letak satuan yang


terpisah.

c. Terbatasnya pagar keliling perkantoran maupun perumahan di


Plumbon, Pilang dan Gabus Wetan, menimbulkan kerawanan dari segi
keamanan.

d. Terbatasnya perumahan sehingga anggota banyak yang tinggal


di luar asrama dengan sistim kontrak/menyewa.

e. Dengan letak baterai tempur Q dan R dengan Markas Batalyon


yang cukup jauh, menimbulkan kerawanan Kecelakaan lalu lintas dalam
pelaksanaan tugas, karena letaknya melintasi jalur pantura yang padat
kendaraan.

BAB IV
ANALISIS

13. Umum. Dari permasalahan yang ada, masalah kesiapan operasi


satuan, kesiapan sarana dan prasarana serta tingkat pengamanan dihadapkan
pada letak satuan yang terpisah di tiga tempat berpotensi pada terganggunya
tugas pokok satuan. Masalah yang timbul merupakan kejadian yang mana
tingkat pengawasan yang dilaksanakan kurang maksimal dikarenakan
terbatasnya kemampuan unsur Komando dan staf yang ada dihadapkan pada
letak satuan yang cukup jauh. Untuk itu dalam rangka pemecahan permasalahan
yang ada di Satuan dengan memusatkan Markas Yonarhanudse 14 di Asrama
Pilang dengan tujuan sbb :

14. Dalam Rangka Kesiapan operasi satuan.

a. Perlu adanya upaya dalam melatih dan meningkatkan sumber daya


prajurit dalam mewujudkan tugas pokok satuan dihadapkan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
7

b. Mengupayakan dan menyarankan ke Komando atas tentang


efektifnya penyatuan personel dalam satu markas guna memudahkan
dalam pembinaan satuan serta pengawasan dan pengendalaian oleh
Komandan satuan.

c. Tingkat Kesiapsiagaan akan lebih optimal.

d. Pengawasan dan pengendalian oleh unsur staf dalam pelaksanaan


latihan dan Binsat lebih maksimal.

e. Penggunaan komunikasi yang ada lebih efektif.

15. Kesiapan Sarana dan Prasarana.

a. Memudahkan dalam perawatan dan pengawasan Pangkalan.

b. Pelaksanaan personel dinas dalam bisa dilaksanakan secara


efektif sehingga tidak mengganggu atau mengurangi kegiatan latihan
ataupun yang lainnyan yang memerlukan cukup banyak personel.

c. Pembangunan Pagar satuan dapat dilaksanakan secara tepat


karena berada pada satu tempat.

d. Penggunaan bahan bakar dapat dilaksanakan secara tepat dalam


peruntukannya sesuai dukungan yang dialokasikan.

16. Tingkat Pengamanan.

a. Pengamanan personel dan keluarganya lebih mudah.

b. Penggunaan personel Intel dapat dilaksanakan secara tepat dan


efektif karena letak markas satuan yang menjadi satu.
8

c. Dengan adanya perumahan yaga mudah dalam pengawasan


personel maupun keluarganya.

d. Kerawanan Kecelakaan lalu lintas dapat dihindari ataupun ditekan


karena minimnya penggunaan kendaraan yang melintasi jalan raya.

BAB V
PENUTUP

17. Kesimpulan. Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut:

a. Dengan pemusatan Markas Batalyon menjadi satu lokasi di


Asrama Arhanudse 14 Jl Raya Pilang maka pelaksanaan latihan dan
binsat dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai tujuan dan sasaran
karena pengawasan, komando dan pengendalian dapat dilaksanakan
dengan optimal.

b. Pembangunan sarana dan prasarana satuan dapat direncanakan


dan dilaksanakan dengan tepat sesuai kebuthan organisasi dalam
menyiapkan personel yang siap operasi.

c. Tingkat pengamanan personel dan keluarganya lebih terjamin,


karena dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

d. Kegiatan Operasional Satuan dapat dilaksanakan secara optimal


sesuai peran dan fungsi satuan arhanud dalam mendukung tugas pokok
pertahanan aspek darat.

18. Saran. Dalam rangka merelokasi satuan Arhanud yang


terpusat di asrama Arhanudse14 di Jl. raya Pilang maka tindakan yang
disarankan adalah sbb:
9

a. Pemusatan Markas satuan Yonarhanudse 14 di Asrama Pilang


merupakan alternatif yang paling tepat dalam penyiapan kesiapan
operasional satuan dalam melaksanakan tugas pokok.

b. Lahan yang ada di Asrama Arhanudse 14 Jl. Raya Pilang cukup


untuk mewadahi satu Batalyon dan sudah merupakan milik TNI AD
sehingga tidak ada kekhawatiran tentang hak kepemilikan tanah .

c. Mohon dapatnya diadakan pembangunan sarana dan prasarana


yang dapat menunjang kegiatan satuan antara lain perumahan, saluran
air bersih dan sarana latihan.

b. Kesiapan Operasional satuan lebih optimal apabila secara


keseluruhan personel, materiil dan markas satuan berada di satulokasi
yaitu di Asrama Arhanudse 14 Jl. Raya Pilang Cirebon.

c. Pengawasan dan Pengendalian personel, materiil dan kegiatan


pembinaan satuan dapat dilaksanakan dengan baik oleh unsur Komandan
satuan dan Staf.

Komandan Yonarhanudse 14 Dam III/Siliwangi

M.Hasyim Lalhakim,S.E
Letnan Kolonel Arh NRP 19100440702967

Anda mungkin juga menyukai