Anda di halaman 1dari 56

GANGGUAN PSIKIATRI PADA

ANAK – REMAJA DAN GERIATRI


dr. Indah Kusuma Dewi, SpKJ
GANGGUAN PSIKIATRI
PADA ANAK DAN REMAJA

RSJ – FKM 2022


Neurodevelopmental Disorder
DSM - 5

Gangguan
Disabilitas Gangguan
Spektrum
Intelektual Belajar
Autis

Gangguan
Gangguan
Perkembangan GPPH
Komunikasi
Motorik
Ciri Neurodevelopmental Disorder
(DSM 5)
• Timbul pada awal perkembangan masa
kehidupan
• Mempengaruhi fungsi kognitif/pikiran, emosi,
perilaku, sosial dan akademis dan akan
berdampak terhadap perkembangan
kehidupan selanjutnya seperti sekolah dan
pekerjaan
Agenda Pembahasan
1. Disabilitas Intelektual
2. Gangguan Spektrum Autisme
3. ADHD
4. Conduct Disorder
1. Disabilitas intelektual
Disabilitas Intelektual
• Mrp ggn perkembangan intelektual yang rendah
dibawah kemampuan anak sebayanya
• Meliputi ggn kemampuan berpikir, perencanaan &
pemecahan masalah, berpikir abstrak, belajar dg
cepat, belajar dari pengalaman & memahami ide yg
komplek
• Gangguan perkembangan yang berat, rumit dan
kompleks
• Sering komorbid dengan gangguan perkembangan
anak yang lain
• Memperberat dan mengganggu tumbuh kembang
anak
Mental Age
( Menurut Alfred Biner )
• Chronologi Age (CA) / umur kalender : umur
anak
• Mental Age (MA) : kemampuan mental yang
dimiliki oleh seorang anak pd usia ttt sesuai
dengan perkembangan kognitif anak

Pada Disabilitas Intelektual :


MA < CA
Dasar kriteria diagnosis

• Pedoman Diagnostik menurut Infant


1 Mental Health 0 - 5

• PPDGJ III /Pedoman Penggolongan dan Diagnosis


Gangguan Jiwa di Indonesia, edisi ke III, 1993 (Dit Keswa
2 Dirjen Yan Med Departemen Kesehatan RI)

• DSM – 5/ Diagnostic and Statistical


Manual of Mental Disorders, 2013
3 (American Psychiatric Assotiation)
Derajat Keparahan DI
Berdasarkan Skor IQ

IQ 50 – 70 = Ringan

IQ 35 – 50 = Sedang

IQ 20 – 35 = Berat

IQ < 20 = Sangat Berat


• 85% Populasi DI
DI Ringan • Kemampuan : mampu membaca, menulis, MTK sederhana,
bekerja sederhana / semi skill, hidup tidak tergantung org lain

• 10% populasi DI
• Kemampuan : Mungkin dapat mempelajari dasar
DI Sedang menulis, membaca, dasar keterampilan
fungsional, perlu pengawasan / supervisi

• 5% populasi DI
• Kemampuan : Mungkin tidak dapat membaca/menulis,
Di Berat namun dapat belajar ADL & kegiatan rutin, perlu
supervisi kegiatan harian dan kehidupan bersosialisasi

• 1 % populasi DI
Di Sangat • Memerlukan dukungan intensif, mungkin dpt
Berat komunikasi verbal, memiliki gangguan medis
yang memerlukan perawatan & terapi
2. Gangguan Spektrum Autisme
Definisi
Autisme berasal dari kata auto yg berati sendiri 🡪 GSA adalah suatu
keadaan dimana seorang anak seolah - olah hidup dlm dunianya sendiri
baik cara berfikir maupun berperilaku

• Gangguan Spektrum Autisme (GSA) adalah


gangguan perkembangan saraf (neurodevelopmental
disorder) pada awal periode perkembangan/terjadi
pada usia < 3 tahun, bersifat kronis
• ditandai oleh adanya hendaya yg bermakna dan
menetap dalam :
• kemampuan interaksi sosial
• komunikasi timbal balik
• pola perilaku berulang dan stereotipik dg
minat serta kegiatan terbatas.
(DSM – 5, 2013)
Etiologi
• Penyebab pasti GSA belum diketahui
• Diprediksi sangat kompleks, multifaktorial seperti :
1) Faktor genetik
2) Faktor pranatal, perinatal dan postnatal
3) Faktor neuroanatomi
4) Faktor neurokimiawi / neurotransmiter
5) Teori imunologi
6) Teori infeksi
7) Faktor lingkungan
8) Faktor psikososial
Karekteristik Umum Gambaran Klinis
GSA

1. Gangguan 2. Gangguan 3. Gangguan


Interaksi sosial Komunikasi perilaku

6. Gangguan
4. Gangguan 5. Gangguan
sensoris dan
kognitif emosi
penginderaan
Ringkasan Kriteria diagnosa GSA menurut DSM-5

A. Defisit menetap dalam komunikasi dan interaksi sosial


pd berbagai konteks
1. Defisit dalam hubungan sosial emosional secara
timbal balik . Contoh : pendekatan sosial yang tidak
normal; kegagalan untuk melakukan komunikasi dua
arah;
2. Defisit perilaku komunikasi non verbal yg digunakan
untuk interaksi sosial untuk ikut serta berkomunikasi
dengan orang lain, contoh : hilangnya kontak mata
dan menurunnya bahasa tubuh.
3. Defisit dalam mengembangkan , mempertahankan
memahami hubungan sosial. Contoh : kesulitan
menyesuaikan diri, kesulitan ikut serta dalam
permainan imajinatif atau membuat pertemanan;
tidak ada perhatian terhadap teman-teman dalam
kelompoknya
B. Perilaku yg terbatas, pola perilaku yg repetitif, ketertarikan atau
aktivitas yg termanifestasi oleh paling sedikit minimal dua dari
gejala sekarang atau riwayat masa lalu sebagai berikut :
1. Pergerakkan motorik repetitif dan stereotip menggunakan
obyek-obyek atau bahasa, misal perilaku streotip yg sederhana
membariskan mainan- mainan atau membalik-balikan obyek,
ekholalia, suku- suku kata aneh idiosinkratik
2. Desakan pd kesamaan , tidak fleksibel terhadap hal yg rutin atau
pola ritual perilaku verbal atau non-verbal contohnya stres ekstrim pd
suatu perubahan kecil,, selalu mencari arah jalan yg sama atau
makan dg makanan yg sama setiap hari
3. Perhatian yg sangat terbatas dan meningkat, terfokus dan
terfiksasi pada sesuatu hal yg intensitasnya abnormal contoh
kelekatan kuat atau preokupasi terhadap obyek tidak biasa,
4. Reaksi berlebihan atau kurang bereaksi terhadap rangsangan
sensoris / input sensoris atau ketertarikan yg tidak biasa pada
aspek sensori pada lingkungan. Contoh : sikap tidak peduli pada
rasa sakit atau temperatur udara, tapi reaksi yg berlebihan
terhadap suara yg spesifik atau testur tertentu.
Gejala dan
gangguan yg sering
bersamaan dg GSA
3. Gangguan Pemusatan Perhatian dan
hiperaktif / ADHD
▪ Gangguan psikiatrik pd anak dan remaja yg paling
banyak dijumpai
▪ Merupakan gangguan perkembangan neurobiologis/
brain disorder ditemukan secara persisten dan
khronis karena akan berlanjut sp masa remaja(60% -
80 %) bahkan sp masa dewasa (2% - 27%)
• GPPH mengganggu perkembangan normal dan semua
bidang fungsi pd setiap tingkatan usia seperti mengalami
gangguan belajar, masalah dalam sosialisasi, masalah
mental emosional dan kualitas hidup anak

▪ ”
Definisi :
• Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH)
adl suatu kondisi yg ditandai dg gejala gangguan dalam
memusatkan perhatian yg timbulnya lebih sering, lebih
persisten dg tingkat yg lebih berat jika dibandingkan dg
anak –anak lain seusianya.
• Muncul pada dua situasi : di rumah dan di sekolah /di
tempat bekerja atau situasi sosial lain
• Harus ada sebelum usia 12 tahun (DSM 5)
Epidemiologi
• Prevalensi GPPH pd anak diseluruh dunia berkisar antara :
5-12%
• Prevalensi GPPH di berbagai kota besar di Indonesia :
4,2-26,4%
• Hampir 60% anak dg GPPH memiliki gejala yg menetap sp
dewasa
• Anak anak dg riwayat GPPH dilaporkan 78% menunjukkan
GPPH dg 46,7% GPPH ringan, 39,5% GPPH sedang dan
13,8% GPPH berat
• GPPH sering disertai gangguan komorbid.
Etiologi

• Genetik
1
• Neuroanatomi/ Struktur
2 otak
• Neuro kimia/ Fungsi otak
3
• Faktor psikososial, lingkungan,
4 dan trauma
Gejala GPPH
Gejala cenderung berkembang seperti :
• Kurang konsentrasi
• Hiperaktif
• impulsif
🡪 hiperaktivitas / motorik kasar pada saat dewasa akan
cenderung menurun namun gangguan perhatian masih
tetap ada
.
Gambaran klinis

Anak usia pra sekolah (3 – 6 tahun):


– Anak bergerak dengan aktif di dalam ruangan untuk memegang
semua benda, serta memanipulasi dengan semaunya
– Anak melompat-lompat, berlari-lari,
memanjat, tanpa kontrol seakan-akan ia digerakkan oleh mesin.
Seringkali menjadi overaktif, “liar”,berisik,dan sulit kendalikan
dalam berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.
• Anak anak usia sekolah :

Seringkali mengalami kesulitan memusatkan perhatian di dalam kelas


dan tampak melamun. Hal ini berpengaruh terhadap prestasi di sekolah
• Kecerobohan dalam menulis, membuat kesalahan‐kesalahan yang
seharusnya tidak dilakukan, dan tidak mampu untuk bersikap rapi.
• Menunjukkan perilaku hiperaktikvitas dan impulsivitas.
Sulit diam di tempat duduknya dan bergerak‐gerak dengan gelisah.
• Orangtua menggambarkan anaknya sebagai anak yg tidak bisa
diam, tidak mau menuruti perintah, tidak mampu menyelesaikan
pekerjaan rumahnya secara lengkap.
Dampak GPPH terhadap perkembangan anak

•Prestasi akademik
buruk
•Masalah osialisasi •Gagal dlm kerja
•Rendah Diri •Rendah diri
•Merokok •Sulit bergaul
Gangguan •Kecelakaan •Kecelakaan
perilaku •Masalah Kenakalan
Remaja

Sebelum Sekolah Remaja


Dewasa
Usia Sekolah Mahasiswa

•Gangguan perilaku •Prestasi akademik buruk


•Prestasi akademik •Sulit mendapatkan kerja
buruk
•Rendah diri
•Kesulitan bergaul
•Narkoba - Kecelakaan
•Rendah diri
4. Conduct Disorders
(Gangguan Tingkah laku).
Pendahuluan
• Anak dan remaja dengan
Gangguan Tingkah laku/Conduct
disorder :
– Cendrung untuk mengacau,
menyakiti, dan mengganggu
orang lain, cenderung pelaku
bullying /penindas
– Dampak : kesulitan dan
kekacauan dalam lingkungan
keluarga, sekolah dan kehidupan
sosial
Pengertian
• Conduct Disorder / Gangguan Tingkah laku
adalah sebuah gangguan perilaku yang
mengganggu atau mengacau merupakan
suatu pola negativistik, permusuhan dan
perilaku menentang dan terus menerus
melanggar norma-norma yang telah
diajarkan oleh orang tua maupun sekolah

• Istilah lain:
• Anak nakal
• Tuna laras.
Penting pengenalan secara
dini Gangguan Tingkah laku
karena:
▪ penanganan sulit
▪ 60% prognosa buruk
sebab setelah remaja
menjadi criminal,
kepribadian Antisosial
▪ pola asuh orang tua
dapat menyebabkan
gangguan Tingkah laku
Etiologi
1) Faktor biologis
Terdapat disfungsi neuropsikologis merupakan penyebab biologis
mempengaruhi temperamen bagi terbentuknya perkembangan perilaku
berupa Gangguan Tingkah laku 🡪 memicu munculnya impulsive,
perasaan mudah tersinggung dan kekerasan pd anak

2) Faktor individual
▪ Berhubungan dg regulasi diri yg buruk karena kurang terbentuk sejak
dini
▪ Regulasi emosi buruk shg anak tdk mengembangkan strategi coping
dalam mengatasi masalah emosi yg negatif dan pengaturan emosi
▪ Pemahaman moral dan empati yg kurang berkembang
▪ Perkembangan kognisi sosial anak buruk
▪ Penggunaan narkoba
3) Faktor Keluarga
– Perilaku antisosial orang tua
– Strategi disiplin orang tua yg tidak efektif, tidak
konsisten, dan lemahnya pengawasan orang tua
– Kurangnya komunikasi dan kasih sayang antara orang
tua dan anak
– terdapatnya konflik yg berat dalam keluarga
– Psikopatologi orang tua
– Pola asuh yg keras dan adanya perilaku yg agresif
Ciri umum Gangguan Tingkah laku
• Sering berdebat dengan • Secara sengaja merusak harta
orang tua benda orang lain
• Sering kehilangan kendali • Berbohong untuk
• Mudah marah dan benci jika mendapatkan barang atau
diganggu orang lain persetujuan, atau untuk
• Sering menggertak, menghindari kewajiban
mengancam, dan • Mencuri
menakut-nakuti orang lain • Sering bermain diluar rumah
• Sering memulai perkelahian pada malam hari atau kabur
fisik dari rumah
• Melakukan kekejaman fisik • Sering membolos sekolah
terhadap orang lain atau dan sering melanggar
hewan peraturan.
GANGGUAN PSIKIATRI
PADA GERIATRI
Penyebab Masalah Mental
Pada Lansia
1. Faktor Psikososial
▪ Hilang peranan sosial
▪ Hilang otonomi
▪ Kematian keluarga
▪ Penurunan kesehatan, fungsi kognitif
▪ Peningkatan isolasi
▪ Keterbatasan finansial

2. Medikasi/obat2an pada lansia


▪ Perubahan absorbsi obat
▪ Polifarmasi karena banyak penyakit fisik
▪ Perubahan sensitivitas karena

3. Perubahan fisik akibat proses penuaan alami


▪ Ketajaman panca indra menurun
▪ Motorik menurun
▪ Penampilan fisik menurun
▪ Status sosial ekonomi menurun
▪ Kondisi fisik menurun karena penyakit fisik (DM, jantung, otak, HT) 🡪 membatasi hidup lansia 🡪 reaksi
emosional berlebihan 🡪 memperberat penyakit fisik yang diderita lansia
Masalah Kesehatan Jiwa Pada Lansia

Insomnia

Cemas

Demensia

Depresi
GANGGUAN TIDUR
• Insomnia adl kesulitan masuk tidur, mempertahankan
tidur, terbangun pada awal pagi hari, gejala menetap >
3 malam selama 2-4 minggu

• Penyebab :
▪ Penyakit fisik yang menyebabkan nyeri, gangguan nafas,
gangguan prostat
▪ Gangguan psikiatri
▪ Demensia
▪ Obat-obatan (antihipertensi, antibiotik, obat jantung dll)
▪ Alkohol, nikotin, kafein
▪ Faktor lingkungan (suhu, bising, tempat tidur tidak nyaman)
▪ Faktor perilaku (tidur siang, makan sebelum tidur)
Penatalaksanaan
• Non Farmakologi
– Sleep hygiene
– Sleep restriction
– Terapi perilaku
– Terapi relaksasi

• Farmakologi
Upaya
• Meningkatkan derajat kesehatan
• Meningkatkan kemandirian
• Meningkatkan mutu kehidupan
• Masa tua yang bahagia dan berdaya guna
Depresi Pada Lansia
• Melankolis: anhedonia, rasa bersalah yang berat,
psikomotor melambat
• Agitasi: insomnia, gelisah, mondar-mandir,
iritabilitas
• Keluhan somatik, kecemasan, hipokondriasis,
negativistik
• Psikotik: delusi, halusinasi dengar
• Depresi onset lambat: > usia 60 tahun 🡪 silent
stroke pada CT atau MRI, defisit kognitif, kehilangan
energi, cacat fisik
• Perawatan jangka panjang: tanda-tanda yang dapat
diamati oleh caregiver 🡪 perilaku oposisi baru,
penurunan sosialisasi atau perawatan diri
Depresi pada lansia
• Gangguan kognitif pada Depresi lansia memberikan gambaran
seperti demensia
🡪 demensia syndrome of depression / Pseudodemensia
Hambatan Diagnosis
Faktor Pasien
• Gejala berbeda dengan orang dewasa muda
• Tidak mengeluhkan kesedihan atau depresi
• Banyak keluhan fisik dan kognitif
• Seringkali tidak mencari layanan kesehatan mental,
melihat depresi sebagai tanda kelemahan, stigma
• Isolasi dengan terbatasnya transportasi

Faktor Dokter
• Depresi dilihat sebagai respons normal terhadap penuaan
• Salah tafsir gejala depresi dengan penyakit fisik
• Terapi yang nihilistik
Kapan Curiga Adanya Depresi
• Kehilangan minat dan kesenangan dalam aktivitas
• Keluhan kognitif yang menonjol
• Sifat lekas marah
• Keluhan nyeri yang meningkat
• Kekhawatiran kesehatan yang tidak dapat dijelaskan
• Beberapa kali mendatangi dokter tanpa penyelesaian masalah
• Pemulihan yang lambat paska operasi
• Penolakan pengobatan
• Rawat inap jangka panjang
• Disabilitas yang terus bertambah
• Penarikan diri dari sosial dan penghindaran interaksi sosial
• Penurunan fungsional yang tidak dapat dijelaskan
Penyebab, Etiologi dan Faktor Risiko
• Pasien dengan penyakit fisik 3x >> berisiko depresi
▪ Penyakit neurologis: Parkinson, Stroke, Alzheimer, Silent Stroke, Penyakit
kardiovaskular
▪ Keganasan (kanker)
▪ Gangguan endokrin (hipotiroid)
▪ Poli farmasi, interaksi obat
▪ Gangguan tidur

• Psikososial
▪ Kepribadian : neurotik, insecure attachment, sifat obsesif
▪ Kesehatan yang buruk
▪ Kehilangan pasangan atau orang yang dicintai
▪ Kurangnya dukungan sosial
▪ Perpisahan dalam pernikahan, perceraian atau menjanda
▪ Status sosial ekonomi rendah
▪ Tinggal di panti jompo
Dampak Depresi pada Lansia

• Status fungsional ↓
• Kepatuhan terhadap perawatan medis ↓
• Risiko osteoporosis pada wanita ↑
• Risiko kematian ↑
• Bunuh diri
DEMENSIA
✔ Sindrom penurunan fungsi intelektual (kognisi, memori,
bahasa, dan fungsi visuospasial) yang cukup berat,
berkembang sepanjang waktu dan perlahan sehingga
mengganggu fungsi dan sering ditemukan adanya perubahan
perilaku
✔ Perubahan perilaku pada demensia : Agitasi, restlessness,
keluyuran, mengamuk, violence, berteriak, disinhibisi sosial
dan seksual, impulsif, gangguan tidur
✔ Sebanyak 75% mengembangkan gejala waham dan halusinasi
Beberapa tipe demensia dibagi berdasarkan
seberapa besar proses perjalanan penyakitnya
mempengaruhi otak :
- Demensia Alzheimer (60%)
- Demensia lainnya :
Demensia Vaskuler
Demensia Lewy Body
Demensia Alzheimer:

- Fosforilasi pada neuron di otak


- Neuron mengalami kerusakan
- Mengeluarkan Senile Plaques (merupakan beta amyloid
polipeptida)
- Menginflamasi neuron di sekitarnya
- Neuron rusak
- Merbentuk neurofibrilasi
- Densitas otak menurun
- Proses terus terjadi
- Gejala demensia bertambah berat
• Semua proses tersebut terjadi di neuron Asetilkolin (Ach)
• Akan terjadi penurunan asetilkolinesterase (AchE) sebagai
kompensasinya
• Respon untuk membatasi aktivitas AchE adalh dengan
mengaktivasi enzim kolinesterasi, enzim butilkolinesterase
• Terjadi terus menerus dan merusak

Deteriorasi Kognitif
Kapan Merujuk
1. Menunjukkan gejala psikosis /pikiran bunuh diri
2. Tidak berespons terhadap 1 atau 2 pengobatan yang adekuat
; atau gejala memburuk
3. Konsultasi diagnosis
4. Komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lain,
penyalahgunaan zat
5. Perlu tindakan spesialistik psikoterapi,rawat inap
6. Permintaan pasien

55
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai