Anda di halaman 1dari 3

Tata Laksana Sirosis Hepatis Dekompensata Etiologi sirosis mempengaruhi penanganan sirosis.

Terapi ditujukan mengurangi progresi penyakit, menghindarkan bahan-bahan yang bisa menambah kerusakan hati, pencegahan dan penanganan komplikasi. Pengobatan Sirosis Hepatis Dekompensata: a. Asites 1. Tirah baring. 2. Diit rendah garam dan air. Jumlah diit garam yang dianjurkan biasanya sekitar 2 gram per hari dan cairan sekitar 1 liter sehari. 3. Pemberian diuretik Spironolakton dengan dosis 100-200 mg sekali sehari. Respon diuretik bisa dimonitor dengan penurunan berat badan 0,5 kg/hari tanpa adanya edema kaki, 1 kg/hari dengan adanya edema kaki. Bilamana pemberian Spironolakton tidak adekuat bisa

dikombinasi dengan furosemide dengan dosis 20-40 mg/hari. Pemberian furosemide bisa ditambah dosisnya bila tidak ada respons, maksimal dosisnya 160 mg/hari. Kombinasi diuretik spironolakton dan furosemide dapat menurunkan dan menghilangkan edema dan asites pada sebagian besar pasien. 4. Parasentesis abdomen dilakukan bila pemakaian diuretik tidak berhasil (asites refrakter). Asites yang sedemikian besar sehingga menimbulkan keluhan nyeri akibat distensi abdomen dan atau kesulitan bernafas karena keterbatasan diafragma, parasentesis dapat dilakukan dalam jumlah lebih dari 5 liter (Large Volume Paracentesis = LVP). Pengobatan lain untuk asites refrakter adalah TIPS (Transjugular Intravenous Portosystemic Shunting) atau transplantasi hati. b. Ensefalopati Hepatik Pada pasien Ensefalopati Hepatik dimulai dengan diit rendah protein dan laktulosa oral. Laktulosa membantu pasien untuk mengeluarkan amonia, sehingga pasien buang air besar dua sampai tiga kali sehari.

Neomisin atau metronidazol bisa digunakan untuk mengurangi bakteri usus penghasil amonia. c. Varises Esofagus Sekali varises mengalami perdarahan, dia bertendensi perdarahan ulang dan setiap kali berdarah pasien berisiko meninggal. Sebelum berdarah dan sesudah berdarah bisa diberikan obat penyekat beta (propranolol). Waktu perdarahan akut, bisa diberikan preparat somatostasin. Endoskopi terapetik, baik skleropterapi maupun ligasi endoskopi, keduanya efektif untuk menghentikan perdarahan varises aktif maupun untuk mencegah perdarahan berulang. Untuk pasien yang gagal dalam pengobatan dengan beta bloker, skleroterapi, maupun ligasi endoskopi dapat dilakukan TIPS. Namun, efek samping yang paling sering adalah ensefalopati hepatik. d. Peritonitis Bakterial Spontan Pasien dengan dugaan peritonitis baktrerial spontan dianjurkan untuk diparasentesis. Kelainan ini sering timbul pada pasien sirosis lanjut dengan sistem imun atau kekebalan yang rendah. Dengan pemberian antibiotika yang baik (sefotaksim 3 x 2 gram iv selama 5 hari), dan deteksi serta pengobatan dini, prognosis biasanya baik. e. Hipersplenisme Hipersplenisme biasanya hanya menimbulkan anemia, leukopenia, dan trombositopenia ringan dan biasanya tidak perlu pengobatan. Namun bila anemia sangat hebat, dapat diberikan transfusi atau pengobatan dengan eritopoetin atau epoetin , suatu hormon perangsang produksi sel darah merah. Bila jumlah leukosit sangat menurun, dapat diberikan granulocyte-colony stimulating factor untuk meningkatkan jumlah leukosit. Sampai saat ini belum ada obat yang diakui secara resmi dapat meningkatkan jumlah trombosit. Sebagai tindakan pencegahan, pasien trombositopenia tidak menggunakan NSAID atau aspirin yang dapat mengganggu fungsi trombosit. Bila

trombosit sangat rendah ini diikuti perdarahan yang berarti, dianjurkan transfusi trombosit. f. Transplantasi Hati Bila sirosis telah semakin berlanjut, transplantasi hati tampaknya menjadi satu-satunya pilihan pengobatan. Rata-rata 80% pasien yang ditransplantasi hati dapat hidup dalam lima tahun. g. Pengobatan Tambahan Defisiensi zink sering ditemukan pada pasien sirosis, pengobatan dengan zink sulfat dalam dosis 220 mg 2 x per hari per oral, dapat memperbaiki keluhan dispepsia dan merangsang nafsu makan pasien. Pruritus merupakan keluhan yang sering ditemukan, rasa gatal yang ringan dapat diperbaiki dengan pemberian antihistamin. Kolestiramin merupakan obat utama pruritus pada penyakit hati. Pada pasien sirosis dapat mengalami osteoporosis, karena itu penting pemberian suplemen kalsium dan vitamin D. Penambahan nutrisi dalam bentuk suplemen cairan atau bubuk, sangat membantu perbaikan gizi pasien. Latihan teratur, termasuk jalan dan berenang, dianjurkan pada pasien sirosis.

Anda mungkin juga menyukai