Anda di halaman 1dari 26

Laporan Kasus Gawat Darurat

Laporan Kasus Keperawatan Pada Ny. Y (71 Tahun) dengan Sepsis,


Pneumonia, dan Idiophatic Pulmonary Fibrosis (IPF) di Ruang ICU

Siloam Hospital Lippo Village Tangerang

DISUSUN OLEH:
Grace Vika Iswoyo
01503230240

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NURSE ANGKATAN XVII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN TANGERANG
2023
III. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG (LAB/MRI/CT SCAN/LAINNYA):

• Hasil CT-Thorax PA 9/9/2023


Paru masih tampak gambaran sarang tawon dengan bercak opaista retriculasi pada kedua
lapang paru. Tampa fibrosis dilapangan tengah paru kanan. Bronkus dan trakea
terdorong kearah kanan.
• Hasil EKG 9/9/2023: Sinus Takikardia
• Hasil AGD:
- 26/9/23
o pH 7.334
o PCO2 73.9 mmHg
o PO2 87 mmHg
o HCO3 40.1 mmol/L
- 27/9/23
o pH 7.434
o PCO2 67.7 mmHg
o PO2 136 mmHg
o HCO3 46.3 mmol/L
• Hasil Laboratorium:
Parameter Hasil Nilai Normal
26/9/2023 27/9/2023
Sodium (Na) L 126 L 129 137 – 145 mmol/L
Potasium (K) 5 4.20 3.6-5 mmol/dL
Calcium (Ca) L 1.15 L 1.12 8.6-10.0 mg/dL
Hematocrit L 33 L 32 40.0-54.0 %
Haemoglobin L 11.20 L 10.90 12.0-18.0 g/dL
Blood Random Glucose 154 121 <200 mg/dL
Ureum 30 23 0-71 mg/dL
Creatinin L 0.34 L 0.29 0.51-0.95 mg/dL
Chloride (Cl) L 85 L 86 98-107 mmol/L
Unorganic Phosporus (P) 3.3 3.4 2.7-4.5 mg/dL
Eritrosit (RBC) L 3.67 L 3.57 3.80-5.20 10ˆ6/µL
White Blood Cell (WBC) 9.51 8.48 3.60-11.00 10ˆ3/µL
Basofil 0 0 0-1%
Eosinofil 0 1 1-3%
Segment Neutrophil H 82 H 75 50-70%
Limfosit L 10 L 13 25-40%
Monosit 6 H9 2-8%
Platelet count 330 285 150-144 10ˆ3/µL
ESR H 93 H 95 0-20 mm/Hours
MCV 92.40 90.80 80.00-100.00 fL
MCH 30.50 31.10 26.00-34.00 pg
MCHC 33.00 34.30 32.00-36.00 g/dL

IV. PESANAN MEDIS/TERAPI

Nama Obat Rute Dosis Frekuensi


Vaseline Topical 1 oles 3-6 kali
Bisolvon Nebu 2 mg TDS
Diflucont PO 200 mg OD
Digoxin PO 0,125 mg OD
Singulair PO 10 mg ON
Spironolaktin PO 25 mg OD
Aspar-K PO 600 mg TDS
NaCl capsule PO 500 mg TDS
Lactulax PO 30 ml OD
Ofev PO 100 mg OD
Ventolin Nebu 1 resep TDS
Pulmicort Nebu 1 resep TDS
Theobron PO 65 mg TDS
Nexium IV 20 mg BD
Avelox IV 400 mg OD
Zycin PO 250 gr BD
Lasix PO 20 mg BD
NaCl 500 ml/24jam

ANALISA DATA

Data Subjektif & Objektif Etiologi Masalah


Keperawatan
DS : Sekresi yang tertahan Bersihan Jalan
- Pasien mengatakan kesulitan Napas tidak Efektif
bernapas
DO :
1. Pasien tampak sesak
2. Pasien tampak gelisah
3. Pasien sulit berbicara
4. Pasien tampak tidak mampu batuk
5. Terdapat sputum berlebih di jalan
napas pasien
6. Tampak pasien bernapas dengan
bantuan otot dada
7. Frekuensi napas pasien 24x/menit
8. Terdapat bunyi tambahan ronchi
9. Hasil AGD: pO2: 87 mmHg,
pCO2: 73.9 mmHg (High), dan
HCO3: 40.1 mmHg (High) pH:
7.334 (Low)
DS : Ketidakseimbangan Gangguan
- Pasien mengatakan sesak ventilasi-perfusi pertukaran gas
DO :
1. Pasien tampak sesak
2. Frekuensi napas pasien 24x/menit
3. Hasil AGD: pO2: 87 mmHg,
pCO2: 73.9 mmHg (High), dan
HCO3: 40.1 mmHg (High) pH:
7.334 (Low)
4. Denyut jantung 104x/menit
5. Terdapat bunyi tambahan ronchi
6. Pola napas pasien cepat dan tidak
teratur
7. Kesadaran pasien menurun
8. Pernapasan menggunakan cuping
hidung
9. SpO2 92%
DS: Ketidak seimbangan antara Intoleransi
- Tidak ada suplai dan kebutuhan aktivitas
DO : oksigen
1. Pasien tampak lemah
2. ADL dibantu total
3. Pasien tirah baring
4. Hasil laboratorium darah:
Hemoglobin L 11.20 g/dL

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan Jalan Napas tidak Efektif b.d Sekresi yang tertahan d.d Pasien tampak sesak dan
Terdapat sputum berlebih di jalan napas pasien
2. Gangguan pertukaran gas b.d Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d Pasien tampak
sesak dan Pola napas pasien cepat dan tidak teratur
3. Intoleransi aktivitas b.d Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d
Pasien tirah baring dan ADL dibantu total

RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi


Rasional
keperawatan hasil
Bersihan Jalan Setelah dilakukan Observasi: 1. Untuk
Napas tidak tindakan keperawatan 1. Memonitor TTV memantau
Efektif b.d Sekresi selama 2x24 jam, pasien. keadaan
yang tertahan diharapkan bersihan 2. Monitor hasil umum pasien
d.d Terdapat jalan napas AGD dan X-ray 2. Untuk
sputum berlebih di meningkat. thoraks mengetahui
jalan napas pasien Kriteria hasil: 3. Monitor frekuensi, kondisi organ
1. Pasien dapat kedalaman dan pernapasan
batuk secara usaha napas pasien pasien serta
efektif 4. Mengidentifikai melihat nilai
2. Produksi kemampuan batuk oksigen
sputum pasien efektif dalam tubuh
menurun Terapeutik: pasien
3. Kesulitan 1. Memberikan 3. Untuk
berbicara posisi semi fowler mendeteksi
pasien dapat atau fowler (45- takipneu dan
menurun 60◦) takikardi
4. Frekuensi 2. Memberikan terapi sebagai
napas pasien oksigenasi sesuai indicator
normal kebutuhan pasien awal
membaik 3. Melakukan suction terjadinya
(RR: Edukasi: kesulitan
20x/menit) - Mengajarkan pernapasan
pasien cara batuk 4. Menentukan
5. Bunyi napas
efektif tingkat
tambahan
Kolaborasi: obstruksi
menurun
- Memberikan sputum
(tidak ada
bronchodilator 5. Posisi semi-
bunyi ronchi)
pada pasien fowler dapat
meningkatka
n ekspansi
paru dan
menurunkan
sesak
6. Untuk
mengurangi
sesak pasien
7. Untuk
mengeluarka
n sputum
dijalan napas
8. Untuk
mengeluarka
n dahak
9. Pemberian
bronkodilator
untuk
mengurangi
sesak pasien.
Gangguan Setelah dilakukan Kolaborasi: 1. Untuk
pertukaran gas b.d tindakan keperawatan memantau
Ketidakseimbanga selama 2x24 jam,
n ventilasi-perfusi diharapkan 1. Monitor keadaan
d.d Pasien tampak Gangguan pertukaran hemodinamik umum pasien
sesak gas teratasi. pasien 2. Untuk
Kriteria hasil : 2. Monitor pola Mengetahui
1. Tingkat napas pasien keparahan
kesadaran 3. Monitor gangguan
pasien kemampuan batuk pertukaran
meningkat efektif pasien gas pasien
2. Dispnea 4. Monitor adanya 3. Menentukan
menurun (RR: produksi sputum tingkat
20x/menit) 5. Monitor obstruksi
3. Bunyi napas perubahan pH, sputum
tambahan PaCO2 dan HCO3 4. Untuk
menurun Terapeutik: melakukan
4. Bernapas 1. Memberik tindakan
menggunakan an terapi pengeluaran
cuping hidung oksigen sputum
menurun 2. Memberik 5. Guna
5. Pola napas an posisi mengetahui
membaik (R semi nilai oksigen
R: 20x/menit, fowler atau dalam tubuh
dan reguler) fowler (45- pasien
60◦) apakah
3. Melakukan mencukupi
suction 6. Untuk
Kolaborasi: mengurangi
- Memberikan sesak pasien
bronchodilator 7. Posisi semi-
pada pasien fowler dapat
meningkatka
n ekspansi
paru dan
menurunkan
sesak
8. Untuk
membersihka
n jalan napas
dan
mengurangi
jumlah secret
9. Untuk
mengencerka
n secret dan
membuka
jalan napas
pasien agar
tidak sesak
Intoleransi setelah dilakukan Observasi: 1. Untuk
aktivitas b.d tindakan keperawatan 1. Mengobservasi memantau
Ketidakseimbanga selama 2x24 jam, TTV pasien keadaan
n antara suplai dan pasien akan 2. Monitor pola dan umum pasien
kebutuhan oksigen mendemonstrasikan jam tidur pasien. 2. Untuk
d.d Pasien tampak adanya peningkatan Terapeutik: memantau
lemah, ADL dalam beraktivitas. 3. Kaji kemampuan istirahat
dibantu total, Kriteria hasil: aktivitas pasien pasien
pasien tirah 1. Pasien dapat 4. Memberikan apakah sudah
baring. melakukan posisi yang cukup atau
aktivitas nyaman belum
sehari-hari Kolaborasi: 3. Untuk
secara 5. Berkolaborasi memantau
bertahap. dengan ahli gizi kekuatan otot
pasien
2. TTV dalam untuk pemenuhan 4. Agar pasien
batas normal nutrisi adekuat. merasa
(BP 90- 6. Berkolaborasi nyaman dan
140/60-90 dengan fisioterapi istirahat lebih
mmHg, HR maksimal
60- 5. Agar nutrisi
100x/menit, pasien
RR 12- tercukupi dan
20x/mnt, S energi pasien
36-37,5 C) meningkat
6. Untuk
meningkatka
n
kemampuan
otot pasien
serta
mencegah
atrofi pada
otot pasien
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Paraf &
Hari/
DP Waktu Tindakan Keperawatan & Respon Pasien Nama
Tanggal
Perawat
Selasa, 26 1,2,3 13.00- Melakukan pengkajian fisik pada pasien (Hasil
September 20.30 terdapat pada Lampiran Pengkajian) dan
2023 memonitor TTV pasien
Respon:
TD: 111/65 mmHg HR: 104x/menit, RR:
24x/menit, S: 35,5◦C, SpO2: 92%. GCS: 11
E3M5V3, Somnolen.

3
Mengkaji kemampuan aktivitas pasien
Respon:
2222 2222
kekuatan otot
2222 2222

Memposisikan pasien semi fowler


1&2 Respon:
Pasien tampak merasa nyaman dengan posisi
tersebut

Mengecek kepatenan NGT


3
Respon:
NGT tepat di gaster. Residu (tidak ada), terdengar
bising usus pasien.

Memberikan Entramix 150 cc, 1000 Kalori dan


3
obat yang sudah digerus pada pasien via NGT
Respon:
Pasien tidak ada respon mual atau muntah

3 Pasien mendapat fisioterapi


Respon:
Pasien tampak nyaman selama fisioterapi tidak
mengeluh kesakitan pada tubuhnya

Monitor hasil AGD dan X-ray thoraks


Respon:
1&2
Hasil AGD: pH 7.334, PCO2 73.9 mmHg, PO2 87
mmHg, HCO3 40.1 mmol/L. Hasil X-ray thoraks:
Paru masih tampak gambaran sarang tawon
dengan bercak opaista retriculasi pada kedua
lapang paru. Tampa fibrosis dilapangan tengah
paru kanan. Bronkus dan trakea terdorong kearah
kanan

Monitor frekuensi, kedalaman dan usaha napas


1&2
pasien
Respon:
RR: 24x/menit, irregular, takipnea dan pasien
bernapas menggunakan bantuan otot dada.
Terdengar suara napas ronki di paru dada. Pasien
menggunakan HFNC 20lpm, FiO2:40%.

Mengidentifikai kemampuan batuk efektif dan


Mengajarkan pasien cara batuk efektif
1&2
Respon:
Pasien tampak kesulitan batuk dan sulit
mengeluarkan dahak. Pasien berusaha untuk
melakukan batuk efektif meskipun sedikit
kesulitan

Monitor adanya produksi sputum


Respon:
1&2
Pasien tampak berusaha mengeluarkan dahak
namun tidak bisa

Melakukan suction pada mulut pasien


1&2 Respon:
Pasien tampak gelisah. Pasien tampak batuk-
batuk dan secret yang keluar ada cukup banyak,
sesak pasien berkurang

1&2 Memberikan bronchodilator pada pasien


Respon:
Pasien kurang kooperatif dan berusaha
melepaskan simple mask dan sesak pasien sedikit
berkurang

1&2 Memberikan terapi oksigenasi sesuai kebutuhan


pasien
Respon:
Pasien menggunakan HFNC 20lpm, FiO2:40%

Monitor pola dan jam tidur pasien.


Respon:
3
Pasien banyak tidur sepanjang hari, kadang-
kadang bangun, bila pasien di panggil pasien
bangun kemudian tidur kembali. Grace

Memberikan posisi yang nyaman


3 Respon:
Pasien tampak nyaman dan tidak gelisah
Rabu, 27 1,2,3 13.00- Memonitor TTV pasien
September 20.30 Respon:
2023 TD: 120/76 mmHg HR: 101x/menit, RR:
22x/menit, S: 35,5◦C, SpO2: 92%

3 Mengkaji kemampuan aktivitas pasien


Respon:
2222 2222
kekuatan otot
2222 2222

1&2 Memposisikan pasien semi fowler


Respon:
Pasien tampak merasa nyaman dengan posisi
tersebut

Mengecek kepatenan NGT


3 Respon:
NGT tepat di gaster. Residu (tidak ada), terdengar
bising usus pasien.

Memberikan Entramix 150 cc, 1000 Kalori dan


3 obat yang sudah digerus pada pasien via NGT
Respon:
Pasien tidak ada respon mual atau muntah
Pasien mendapat fisioterapi
Respon:

3 Pasien tampak nyaman selama fisioterapi tidak


mengeluh kesakitan pada tubuhnya

Monitor hasil AGD


1&2
Respon: Hasil AGD: pH 7.434, PCO2 67.7
mmHg, PO2 136 mmHg dan HCO3 46.3 mmol/L

Monitor frekuensi, kedalaman dan usaha napas


1&2 pasien
Respon:
RR: 22x/menit, irregular, takipnea dan pasien
bernapas menggunakan bantuan otot dada. Masih
terdengar suara napas ronki di paru dada. Pasien
menggunakan HFNC 20lpm, FiO2:40%.

1&2 Mengidentifikai kemampuan batuk efektif dan


Mengajarkan pasien cara batuk efektif
Respon:
Pasien tampak kesulitan batuk dan sulit
mengeluarkan dahak.

Monitor adanya produksi sputum


1&2
Respon:
Pasien tampak berusaha mengeluarkan dahak
namun tidak bisa

1&2 Melakukan suction pada mulut pasien


Respon:
Pasien tampak gelisah. Pasien tampak batuk-
batuk dan secret yang keluar tidak sebanyak
sebelumnya, sesak pasien berkurang

Memberikan bronchodilator pada pasien


1&2 Respon:
Pasien kurang kooperatif dan berusaha
melepaskan simple mask dan sesak pasien sedikit
berkurang

Memberikan terapi oksigenasi sesuai kebutuhan


1&2 pasien
Respon:
Pasien menggunakan HFNC 20lpm, FiO2:40%

Monitor pola dan jam tidur pasien.


3 Respon:
Pasien banyak tidur sepanjang hari, kadang-
kadang bangun, bila pasien di panggil pasien
bangun kemudian tidur kembali.

Memberikan posisi yang nyaman


3 Respon:
Pasien tampak nyaman dan tidak gelisah
Grace

EVALUASI KEPERAWATAN

Paraf &
Hari/
DP Evaluasi SOAP Nama
Tanggal
Mahasiswa
Selasa, 26 1 S : Pasien mengatakan sesak
September O: Pasien menggunakan HFNC 20lpm, FiO2:40%. Pasien
2023 tampak sesak, gelisah, dan sulit berbicara. Pasien kesulitan
untuk batuk serta terdapat sputum berlebih di jalan napas
pasien. Tampak pasien bernapas dengan bantuan otot
dada. Frekuensi napas pasien 24x/menit, irregular,
takikardia. Terdapat bunyi tambahan ronchi. Hasil AGD:
pO2: 87 mmHg, pCO2: 73.9 mmHg (High), dan HCO3:
40.1 mmHg (High) pH: 7.334 (Low). GCS: 11 E3M5V3,
Somnolen.
A : Masalah Bersihan Jalan Napas tidak Efektif tidak
teratasi
P : Lanjutkan intervensi Grace
Selasa, 26 2 S : Pasien mengatakan sesak
September O: Pasien tampak sesak. Frekuensi napas pasien
2023 24x/menit. Hasil AGD: pO2: 87 mmHg, pCO2: 73.9
mmHg (High), dan HCO3: 40.1 mmHg (High) pH: 7.334
(Low). SpO2 92%. Denyut jantung 104x/menit. Terdapat
bunyi tambahan ronchi. Pola napas pasien cepat dan tidak
teratur. Kesadaran pasien menurun. Pernapasan
menggunakan cuping hidung
A: Masalah Gangguan pertukaran gas tidak teratasi
P : Lanjutkan intervensi Grace
Selasa, 26 3 S : Tidak ada
September O: Pasien tampak lemas, ADL dibantu total, Pasien tirah
2023 baring. Hasil laboratorium darah: Hemoglobin L 11.20
g/dL.
Kekuatan otot pasien:

2222 2222
2222 2222
A: Masalah Intoleransi aktivitas tidak teratasi Grace
P : Lanjutkan intervensi
Rabu, 27 1 S : Pasien mengatakan sesak
September O: Pasien menggunakan HFNC 20lpm, FiO2:40%. Pasien
2023 tampak sesak, gelisah, sulit berbicara. Pasien kesulitan
untuk batuk. Terdapat sputum berlebih di jalan napas
pasien. Tampak pasien bernapas dengan bantuan otot
dada. Frekuensi napas pasien 22x/menit, irregular,
takikardia. Terdapat bunyi tambahan ronchi. Hasil AGD:
pH 7.434, PCO2 67.7 mmHg, PO2 136 mmHg dan HCO3
46.3 mmol/L.
Grace
A : Masalah Bersihan Jalan Napas tidak Efektif tidak
teratasi
P : P: Lanjutkan intervensi
Rabu, 27 2 S : Pasien mengatakan sesak
September O: Pasien tampak sesak. Frekuensi napas pasien
2023 22x/menit. Hasil AGD: pH 7.434, PCO2 67.7 mmHg, PO2
136 mmHg dan HCO3 46.3 mmol/L. SpO2 92%. Denyut
jantung 101x/menit. Terdapat bunyi tambahan ronchi dan
pola napas pasien cepat dan tidak teratur. Kesadaran
pasien masih menurun. Pernapasan menggunakan cuping
hidung
Grace
A: Masalah Gangguan pertukaran gas tidak teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Rabu, 27 3 S : Tidak ada
September O: Pasien tampak lemas, ADL dibantu total, Pasien tirah
2023 baring. Hasil laboratorium darah: Hemoglobin L 10.90
g/dL.
Kekuatan otot pasien:

2222 2222
2222 2222

A : Masalah Intoleransi aktivitas tidak teratasi


Grace
P : Lanjutkan intervensi

PEMBAHASAN KASUS

Pasien Ny. Y, 71 tahun, mengidap penyakit Sepsis, sepsis merupakan kondisi yang sangat
berbahaya karena dapat mengancam jiwa. Sepsis timbul akibat adanya inflamasi yang disebabkan
infeksi. Selain itu, sepsis membahayakan organ-organ dalam tubuh yang mana menyebabkan
kegagalan organ vital seperti paru-paru dan ginjal. Sepsis dapat menyerang siapa saja, namun yang
beresiko tinggi ialah orang dengan gangguan system kekebalan tubuh, orang yang sedang
menjalani terapi autoimun, penderita diabetes, meningitis kronis, pneumonia, serta orang yang
pernah menjalani prosedur invasive (KEMENKES RI, 2022).
Pneumonia merupakan penyakit yang menyerang organ pernapasan dimana terjadinya
peradangan akut jaringan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme. Infeksi yang terjadi pada
paru akhirnya menyebabkan peradangan pada alveoli sehingga alveoli dipenuhi oleh cairan atau
nanah sehingga membuat penderitanya sulit bernapas. Kelompok yang mudah terkena pneumonia
ialah bayi dan anak dibawah usia 2 tahun, lansia diatas 65 tahun, perokok aktif, orang dengan
system kekebalan tubuh yang rendah, dan orang dengan penyakit kronis (Kemenkes RI, 2022).
Maka dari itu, pasien Ny. Y, 71 tahun, memiliki keluhan seperti sesak napas dan sulit keluarnya
dahak.
Pasien Ny. Y, 71 tahun, juga mengidap Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF), penyakit ini
penyakit yang ditandai dengan adanya kerusakan yang permanen pada paru. Luka yang terdapat
pada paru ini menyebabkan paru-paru terhambat mengembang maka yang dirasakan oleh pasien
ialah kesulitan bernapas, yang akhirnya paru tidak berfungsi secara normal. Penyebab munculnya
penyakit ini dapat disebabkan oleh lingkungan kerja yang terdapat partikel kimia berbahaya seperti
debu logam, kemudian penyakit pneumonia juga dapat menjadi penyebab munculnya penyakit ini
(KEMENKES RI, 2022).
A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 26 September 2023 di ruang ICU Siloam
Hospital Lippo Village. Pengkajian dilakukan pada pasien Ny. Y, 71 tahun dengan Sepsis,
Pneumonia dan Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF). Pasien dating ke ICU dengan
indikasi penurunan kesadaran sejak tanggal 24 September 2023, serta mengeluh batuk,
sesak dan dari hasil pengecekan saturasi oksigen didapat SpO2 81%. Pasien dengan
penurunan kesadaran sehingga data subjektif tidak dapat dikaji. Pasien diberi oksigenasi
berupa HFNC 20lpm, FiO2 40%. Kemudian dilakukan pengecekan TTV pasien: TD
111/65 mmHg, Nadi 104x/menit, RR 24x/mnt, S: 36◦C , SpO2 92%. Dari hasil observasi
pasien tampak sesak, pasien bernafas dengan bantuan otot dada, pernapasan menggunakan
cuping hidung, pasien tampak gelisah, dan pasien tampak kesulitan mengeluarkan
dahaknya, pasien juga batuk tidak efektif. Pasien terpasang NGT. Hasil AGD : pO2: 87
mmHg, pCO2: 73.9 mmHg (High), dan HCO3: 40.1 mmHg (High) pH: 7.334 (Low). GCS:
11 E3M5V3, Somnolen. Pasienn tirah baring dan aktivitas/ADL dibantu total.

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, maka penulis mengangkat tiga diagnose
prioritas yaitu:
1) Bersihan Jalan Napas tidak Efektif b.d Sekresi yang tertahan d.d Pasien tampak sesak dan
Terdapat sputum berlebih di jalan napas pasien
2) Gangguan pertukaran gas b.d Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d Pasien tampak
sesak dan Pola napas pasien cepat dan tidak teratur
3) Intoleransi aktivitas b.d Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d
Pasien tirah baring dan ADL dibantu total

C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan pada pasien mengacu pada perencanaan yang
terdapat dalam teori yang diharapkan selama dua hari perawatan dapat mengatasi masalah
yang terdapat pada Ny. Y, 71 tahun. Pada setiap masalah keperawatan tujuan dan kriteria
hasil berbeda-beda. Tujuan dan kriteria hasil yang ada pada teori tidak semua di buat dalam
asuhan keperawatan pada pasien karna harus mengacu dan menyesuaikan dengan kondisi
pasien.

D. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien untuk diagnosa Bersihan
Jalan Napas tidak Efektif, yaitu: Memonitor TTV pasien, monitor hasil AGD dan X-ray
thoraks, monitor frekuensi, kedalaman dan usaha napas pasien, mengidentifikai
kemampuan batuk efektif, memberikan posisi semi fowler atau fowler, memberikan terapi
oksigenasi sesuai kebutuhan pasien, melakukan suction, mengajarkan pasien cara batuk
efektif, serta berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian bronchodilator pada pasien.
Selanjutnya, implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien untuk diagnosa
Gangguan pertukaran gas, yaitu: monitor hemodinamik pasien, monitor pola napas pasien,
monitor kemampuan batuk efektif pasien, monitor adanya produksi sputum, monitor
perubahan pH, PaCO2 dan HCO3, memberikan terapi oksigen, melakukan suction,
melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian bronchodilator pada pasien.
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien untuk diagnose intoleransi
aktivitas, yaitu: mengbservasi TTV pasien, memonitor pola dan jam tidur pasien, mengkaji,
kemampuan aktivitas pasien, memberikan posisi yang nyaman, memberikan nutrisi lewat
NGT,dan memberikan terapi sesuai IMR.

E. Evaluasi Keperawatan
Hasil yang didapat pada pasien Ny. Y, 71 tahun, selama dua hari pelaksanaan
asuhan keperawatan memiliki hasil yang sama dengan tiga masalah tidak teratasi yaitu
Bersihan Jalan Napas tidak Efektif b.d Sekresi yang tertahan, Gangguan pertukaran gas b.d
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi dan Intoleransi aktivitas b.d Ketidak seimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Masalah Bersihan Jalan Napas tidak Efektif, tidak teratasi karena masih terdapat
produksi sputum yang mebuat pasien masih mengeluh sesak.Masalah Gangguan
pertukaran gas b.d Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi tidak teratasi karena PCO2 67.7
mmHg (High), PO2 136 mmHg (High), dan SpO2 92% (Low). Masalah Intoleransi
aktivitas tidak teratasi karena pasien masih terpasang HFNC 20lpm, FiO2 40%.
Pasien Ny. Y, 71 tahun, dengan sepsis, pneumonia dan IPF yang telah diberikan
tatalaksana keperawatan seperti pemberian terapi obat serta pemberian oksigenasi masih
memerlukan kelanjutan intervensi agar kondisi pasien mengalami perbaikan.

REFERENSI:

Anggraini, D., Hasni, D., & Amelia, R. (2022). Pathogenesis of Sepsis. Scientific Journal, 332-
339.

Ariadi, K. J. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penurunan Kesadaran + ARDS
+ SUSP ISK + CKD + Syok Sepsis . Retrieved from http://repository.stikeshangtuah-
sby.ac.id/: http://repository.stikeshangtuah-
sby.ac.id/454/1/2030058_KADEK%20JAYA%20B.A_KIA%20ARDS.pdf

Grondman, I., & dkk. (2020). Biomarkers of inflammation and the etiology of. Portland Press,
1-14.

Kasim, R. A., & Arif, S. K. (2022). Tata Laksana Pasien Kritis pada Sumber Daya Terbatas.
Jurnal Anestesiologi Indonesia, 202-215.

KEMENKES RI. (2022, July 21). Fibrosis Paru. Retrieved from https://yankes.kemkes.go.id:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/742/fibrosis-paru

Kemenkes RI. (2022, November 30). Ketahui Apa Itu Pneumonia? Retrieved from
https://yankes.kemkes.go.id: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1879/ketahui-apa-
itu-pneumonia

KEMENKES RI. (2022). Sepsis. Retrieved from https://ayosehat.kemkes.go.id/:


https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/kelainan-maternal-dan-neonatal/sepsis

Mayo Clinic. (2023, February 10). Sepsis. Retrieved from https://www.mayoclinic.org:


https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sepsis/symptoms-causes/syc-20351214

NANDA International. (2018). Nursing Diagnoses: Definitions and Classifications 2018-

2020. : Wiley-Blackwell.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). NANDA NIC-NOC Edisi Refisi Jilid 1 2015. Jakarta:

Media Action Publishing

Supatni, N. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN Tn.B DENGAN PPOK EKSASERBASI


AKUT DI RUANG CEMPAKA RSU BANGLI . Retrieved from
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id: http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/7371/8/Lampiran-lampiran.pdf

Anda mungkin juga menyukai