Anda di halaman 1dari 3

INFORMED CONSENT

“ Informed Consent “ adalah sebuah istilah yang sering dipakai untuk terjemahan

dari persetujuan tindakan medik. Informed Consent terdiri dari dua kata yaitu

Informed dan. Informed diartikan telah di beritahukan, telah disampaikan atau telah

di informasikan dan Consent yang berarti persetujuan yang diberikan oleh

seseorang untuk berbuat sesuatu. Dengan demikian pengertian bebas dari informed

Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien kepada dokter untuk

berbuat sesuatu setelah mendapatkan penjelasan atau informasi.

Pengertian Informed Consent oleh Komalawati ( 1989 :86) disebutkan sebagai

berikut :

“Yang dimaksud dengan informed Consent adalah suatu kesepakatan /

persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan oleh dokter terhadap

dirinya, setelah pasien mendapatkan informasi dari dokter mengenai upaya medis

yang dapat dilakukanuntuk menolong dirinya, disertai informasi mengenai segala

resiko yang mungkin terjadi.”

Sedangkan tatacara pelaksanaan tindakan medis yang akan dilaksanakan oleh

dokter pada pasien , lebih lanjut diatur dalam Pasal 45 UU No. 29 Tahun 2009

Tentang Praktek Kedokteran yang menegaskan sebagai berikut :

(1) Setiap Tindakan Kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

diberikan penjelasan lengkap

(3) Penjelasan lengkap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya

mencakup :
a. Diagnosis dan tatacara tindakan medis

b. Tujuan tindakan medis dilakukan

c. Alternatif tindakan lain dan resikonya

d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e. Prognosis terhadap tindakan yang akan dilakukan.

Dengan lahirnya UU No. 29 Tahun 2004 ini, maka semakin terbuka luas peluang

bagi pasien untuk mendapatkan informasi medis yang sejelas-jelasnya tentang

penyakitnya dan sekaligus mempertegas kewajiban dokter untuk memberikan

informasi medis yang benar, akurat dan berimbang tentang rencana sebuah

tindakan medik yang akan dilakukan, pengobatan mapun perawatan yang akan di

terima oleh pasien. Karena pasien yang paling berkepentingan terhadap apa yang

akan dilakukan terhadap dirinya dengan segala resikonya, maka Informed Consent

merupakan syarat subjektif terjadinya transaksi terapeutik dan merupakan hak

pasien yang harus dipenuhi sebelum dirinya menjalani suatu upaya medis yang

akan dilakukan oleh dokter terhadap dirinya .

Sehubungan dengan penjelasan tersebut diatas maka Informed Consent bukan

hanya sekedar mendapatkan formulir persetujuan tindakan yang ditanda tangani

oleh pasien atau keluarganya tetapi persetujuan tindakan medik adalah sebuah

proses komunikasi intensif untuk mencapai sebuah kesamaan persepsi tetang dapat

tidaknya dilakukan suatu tindakan, pengobatan, perawatan medis. Jika porses

komunikasi intesif ini telah dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu antara dokter

sebagai pemberi pelayanan dan pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan

maka hal tersebut dikukuhkan dalam bentuk pernyataan tertulis yang ditandatangani

oleh kedua belah pihak,demikian halnya jika bahwa ternyata setelah proses

komunikasi ini terjadi dan ternyata pasien menolak maka dokter wajib untuk
menghargai keputusan tersebut dan meminta pasien untuk menandatangani surat

pernyataan menolak tindakan medik . jadi informed Consent adalah sebuah proses

bukan hanya sekedar mendapatkan tandatangan lembar persetujuan tindakan.

Hal pokok yang harus di perhatikan dalam proses mencapai kesamaan persepsi

antara dokter dan pasien agar terbangun suatu persetujuan tindakan medik adalah

bahasa komunikasi yang digunakan. Jika terdapat kesenjangan penggunaan bahasa

atau istilahistilah yang sulit dimengerti oleh pasien maka besar kemungkinan

terjadinya mispersepsi yang akan membuat gagalnya persetujuan tindakan medis

yang akan dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut , Komalawati ( 2002: 111)

mengungkapkan bahwa informed conset dapat dilakukan ,antara lain :

a. Dengan bahasa yang sempurna dan tertulis

b. Dengan bahasa yang sempurna secara lisan

c. Dengan bahasa yang tidak sempurna asal dapat diterima pihak lawan

d. Dengan bahasa isyarat asal dapat diterima oleh pihak lawan.

e. Dengan diam atau membisu tetapi asal dipahami atau diterima oleh pihak lawan

Jika setelah proses informed yang dilakukan oleh dokter pada pasien dan

ternyata pasien gagal memberikan consent sebagaimana yang di harapkan ,

tidaklah berari bahwa upaya memperoleh persetujuan tersebut menjadi gagal total

tetapi dokter harus tetap memberikan ruang yang seluas-luasnya untuk pasien

berfikir kembali setiap keuntungan dan kerugian jika tindakan medis tersebut

dilakukan atau tidak dilakukan. Selain itu dokter tetap berusaha melakukan

pendekatan-pendekatan yang lebih efektif dan efisien yang memungkinkan untuk

memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan jika memang tindakan

tersebut adalah tindakan yang utama dan satu-satunya cara yang dapat dilakukan

untuk menolong menyembuhkan atau meringankan sakit pasien.

Anda mungkin juga menyukai