Tugas Bahasa Indonesia Membuat Teks Diskusi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA MEMBUAT TEKS DISKUSI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 2 :
1) M.Fadilah akbar
2) Salwa nurlia azzahra
3) Tika nur sabrina aryudha
4) Yulia wulandari

GURU PEMBIMBING : Ibu Arbaiyah, S.Pd


Full Time School/Sekolah Penuh Waktu, Efektif atau Tidak?

Isu :

Fullday school adalah program sekolah yang meminta siswa mengikuti proses belajar mengajar
secara penuh sepanjang hari atau bisa diesbut sekolah penuh waktu. Fullday School diselenggarakan
mulai pukul 07.00 pagi hingga 16.00 sore. Namun, karena sistem ini mengharuskan siswa berada di
sekolah selama sehari penuh maka banyak pro dan kontra yang menyertai program ini. Beberapa
pihak kurang setuju dengan program ini, sedangkan di sisi lain ada juga yang mendukung. Sistem
sekolah baru ini merupakan penerapan pendidikan yang mengharuskan para siswanya untuk
bersekolah sepanjang hari yg dimulai dari pagi hari hingga sore hari. Tentu saja perubahan jam
sekolah ini akan berdampak besar bagi para siswa. Lantas efektif atau tidakkah penerapan sekolah
penuh waktu di Indonesia?

Argumen Mendukung :

Dengan memasukkan anak-anak di program fullday school, orang tua meminta anak anaknya
lebih banyak menghabiskan waktu belajar di lingkungan sekolah daripada di rumah. Dengan
demikian, kondisi anak didik diharapkan lebih matang baik dari segi materi akademik maupun non
akademik. Sebagai orang tua ayo tanamkan semangat pada anaknya untuk mengikuti fullday school
karena fullday school dianggap sebagai solusi terbaik untuk mengantisipasi dampak buruk
globalisasi.

Fullday school dianggap memberikan pelajaran, pembiasaan yang baik, pendidikan dan pelatihan
yang cukup agar siswa dapat mencapai dan memenuhi program jaminan mutu sekolah. Program ini
juga dapat membantu guru mendapatkan durasi jam mengajar 24 jam per minggu. Hal ini
merupakan salah satu syarat untuk lolos sertifikasi guru. Kalaupun pada akhirnya program fullday
school diterapkan, maka siswa akan diizinkan libur yaitu hari sabtu dan minggu. Hal ini akan
memberikan dampak baik pada siswa, karena siswa dapat berkumpul dengan keluarganya lebih
lama. Sekolah dengan pelajran formal saja akan membuat siswa mudah jenuh. Sekolah dengan
pelajaran formal saja yang terkadang membuat siswa terkesan ogah-ogahan ketika akan masuk
sekolah usai libur panjang. Dengan diadakannya fullday school, diharapkan hal ini bisa dihindari
karena sekolah menyiapkan hal yang menarik. Fullday school dengan jam di sekolah yang panjang
membuat pertemanan antar siswa menjadi lebih akrab. Sehingga pertemanan yang terjalin antar
siswa menjadi lebih kuat. Fullday school akan membantu menjaga anak terutama bagi orang tua
yang berkerja. Anak-anak tidak akan berada dirumah sendirian. Penerapan sekolah penuh waktu
memiliki sejumlah dampak positif, diantaranya sebagai berikut:

1) Pertama, sistem ini dianggap bermanfaat agar siswa lebih siap dalam mengadapi era globalisasi.
Di era globalisasi seperti sekarang, masyarakat dituntut untuk produktif lebih lama sehingga hal ini
harus disiapkan sejak masih di bangku pendidikan.

2) Kedua, sekolah sehari penuh akan memberikan siswa pelajaran, pendidikan, hingga pelatihan
yang memadai dan lebih berkualitas.

3) Ketiga, sistem sehari penuh bersekolah sudah diterapkan di beberapa negara. Tentu saja sistem
tersebut sukses dilakukan dan mutu pendidikan di negara-negara tersebut pun melonjak.
4) Keempat, dengan membuat para siswa sibuk belajar di sekolah, tentu waktu yang dimilikinya akan
jauh lebih bermanfaat. Selain itu, bersekolah juga akan mengurangi para siswa melakukan kegiatan
yang merugikan.

Argumen Menentang:

Tetapi, pihak yang tidak setuju beragumen bahwa tingkat konsentrasi anak-anak berbeda-beda.
Bisa dikatakan jenjang SD masih tergolong anak-anak yang mudah bosan dan jenuh.Selain itu, jika
dilihat dari segi fisik hal ini juga tidak baik atau buruk bagi kesehatan. Tentunya sebagai orang tua
tidak menginginkan anaknya jatuh sakit.Karena fullday school mengharuskan siswa berada di
sekolah setengah hari penuh, maka waktu istirahat siswa pun ikut berkurang. Hal ini yang
menyebabkan pihak kontra mengkhawatirkan kesehatan para siswa. Siswa juga butuh istirahat yang
cukup agar konsentrasi nya tetap terjaga dan maksimal untuk mampu mencernah pelajaran yang
diberikan. Lalu, dari segi sosial dan geografis daerah pelosok dianggap belum cocok untuk diterapkan
program fullday school.

Kebanyakan orang tua siswa yang berada di pelosok bermata pencaharian sebagai petani, buruh,
nelayan, dan sebagainya. Orang tua pun membutuhkan anaknya sepulang sekolah untuk membantu
mereka seperti memasakdanbersih-bersih. Hal ini juga merupakan bagian dari pembentukan
karakter dan meningkatkan kemampuan anak di rumah. Berbeda dengan orang tua di daerah
perkotaan, yang sebagian besar perkerja kantoran. Selain itu, full day school menginginkan waktu
yang panjang dan hal ini akan menyusahkan siswa untuk memiliki kegiatan diluar sesuai minat
masing-masing. Dengan ditiadakannya fullday school siswa dapat memiliki banyak teman diluar
sekolah. Ketika sekolah telah berakhir, diharapkan siswa masih memiliki tenaga untuk mencari
teman di luar lingkungan sekolah dan menekuni hobby masing masing.

Penerapan sekolah penuh waktu memberikan sejumlah dampak negatif, terutama pada psikologis
anak. Diantaranya:

1) Pertama, tingkat konsentrasi anak berbeda-beda. Tentu saja tinggal di sekolah dalam waktu cukup
lama akan membuat fokus pada belajar berkurang. Terlalu lama belajar juga akan membuat anak
justru tidak efektif menyerap materi pembelajaran selama di sekolah.

2) Kedua, terlalu banyak waktunya di sekolah justru akan mengurangi aktivitas para siswa. Karena
para siswa tidak hanya disibukkan menyerap teori selama di sekolah. Namun mereka juga perlu
mengembangkan bakat dan minatnya.

3) Ketiga, kehidupan sosial di lingkungan rumahnya akan berubah drastis. Sebab, siswa akan terlalu
disibukkan dengan kegiatan belajar. Padahal di rumah para siswa juga perlu untuk bergaul dan
berkomunikasi dengan anggota keluarga lainnya.

4) Keempat, terlalu sibuk di sekolah akan membuat siswa rentan terkena stress. Terlebih setelah
pulang sore mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru-gurunya.

Simpulan:

Sebenarnya, diadakannya program tergantung sarana dan prasarana yang disediakan sekolah.
Jika prasarana sekolah memadai dan kegiatan yang diselenggarakan di sekolah di buat menarik,
maka full day school akan berjalan menyenangkan. Sebaliknya, jika prasarana sekolah kurang
memadai dan kegiatan di sekolah full pelajaran formal maka kegiatan fullday school akan sangat
membosankan. Hal seperti inilah yang membuat siswa mudah bosan dan pelajaran tidak akan
efektif. Jadi sebaiknya, mari menjadikan kegiatan fullday school dapat diseimbangkan dengan sarana
dan prasarana yang memadai dan kegiatan yang menarik dan menyenangkan.

Penerapan sistem sekolah full day mungkin saja benar dilakukan. Namun jika sekolah mesti
menerapkan sistem sekolah tersebut, fasilitas serta infrastruktur tambahan harus disiapkan secara
baik. Hal ini perlu agar para siswa tidak menganggap sekolah sebagai penjara yang menyeramkan.
Jika siswa sudah menganggap sekolah adalah tempat yang menarik, tentu penerapan full day school
akan membuat mereka betah belajar.

SEKIAN DARI KAMI KELOMPOK 2 WASSALAMUALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH...

Anda mungkin juga menyukai