Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONFLIK RUMAH TANGGA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8 :

Ahmad Farhan 12120112764

Bayu Wayan Nugroho

PRODI HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia serta kasih
sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Konflik Rumah Tangga. Di
Indonesia tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir,
penutup paara Nabi sekaligus satu-satunnya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, tidak lupa pula kami ucapkan ucapkan terima kasih kepada Bapak Kemas
Muhammad Gemilang, S.H.I., MH selaku dosen mata kuliah Bimbingan Perkawinan.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis.

Semoga dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, 02 Oktober 2022

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Upaya Menghindari Konflik dalam Rumah Tangga.....................................4
B. Penyebab Konflik Rumah Tangga..............................................................12
C. Penyelesaian Konflik dalam Rumah Tangga..............................................19
D. Studi Kasus...............................................................................................................
BAB III.................................................................................................................25
PENUTUP.............................................................................................................25
A. Kesimpulan.................................................................................................25
B. Saran..........................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ iii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konflik dalam sebuah rumah tangga adalah suatu hal yang dapat
dikatakan pasti adanya dan mustahil sebuah rumah tangga tidak mengalami yang
namanya konflik/masalah. Konflik sendiri menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah percekcokan, perselisahan atau pertentangan. 1 Oleh
karena itu, konflik adalah perselihan yang terjadi dalam sebuah rumah
tangga yang tentunya diawali dengan adanya masalah. Tingakatan masalah
itu sendiri beragam, ada masalah yang tingkatannya ringan, sedang dan
besar yang berpotensi menimbulkan terjadinya perselisihan dalam rumah
tangga tergantung yang mengalami masalah tersebut.

Konflik yang terjadi tidak jarang menguras tenaga, pikiran, serta emosi.
Konflik bisa terjadi baik antara suami dengan istri, orang tua dengan anak, atau
kakak dengan adik. Penyebab dari konflik bisa berasal dari dalam ataupun luar
keluarga tersebut. faktor dari dalam yang dapat menyebabkan konflik dalam
keluarga seperti selisih paham antara anggota keluarga, komunikasi yang buruk
dalam keluarga, dan lain-lain. Faktor dari luar keluarga misalnya adanya orang
ketiga, atau masalah belum terselesaikan dalam pekerjaan yang memengaruhi
buruknya komunikasi dalam keluarga.

Cara masing-masing keluarga dalam menyelesaikan konflik berbeda satu


dengan yang lain. Beberapa keluarga menyelesaikan konflik dengan berdiskusi,
musyawarah, atau melalui pendekatan personal. Cara-cara tersebut dipandang
lebih efisien dalam menyelesaikan konflik tanpa menimbulkan konflik yang lain.
Cara penyelesaian konflik diatas dilakukan jika konflik yang terjadi tidak berat
dan komunikasi dalam keluarga terjalin dengan baik. Beberapa keluarga yang

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,


2008 ), hlm. 746.

1
menyelesaikan konflik dengan melakukan kekerasan, baik secara fisik maupun
secara verbal.2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Upaya Menghindari Konflik dalam Rumah Tangga?

2. Apa Penyebab Konflik Rumah Tangga?

3. Bagaimana Penyelesaian Konflik dalam Rumah Tangga?

C. Tujuan

1. Mengetahui Bagaimana Upaya Menghindari Konflik Rumah Tangga

2. Mengetahui Apa Penyebab Konflik Rumah Tangga

3. Mengetahui Bagaimana Penyelesaian Konflik dalam Rumah Tangga!

2 Abdul Ghany, “Konflik Rumah Tangga Dalam Al-Quran”, Jurnal Rausyan Fikr, Vol.
16, No.2 (Desember, 2020), hlm. 284.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Upaya Menghindari Konflik dalam Rumah Tangga

Untuk membina keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah hendaknya


kita menghindari konflik dalam rumah tangga. Adapun upaya yang harus kita
lakukan untuk menghindari konflik dalam rumah tangga adalah sebagai berikut :3

1. Sebelum menikah hendaknya berfikir masal-masak dan bermusyawarah


dengan orang yang ahli atau memiliki pengalaman.

2. Memperdalam ilmu agama dan mendengarkan ceramah agama yang


bisa menambah kualitas dan mutu keimanan kepada Allah SWT.
3. Jika ada orang yang tidak mengenal etika agama dan ahlak sehingga
hak dan kewajibannya terlantar, tidak bisa bersyukur terhadap nikmat
dan pemberian.
4. Bersikap lapang dada dan menerimah kekurangan dan kelemahan
masing-masing serta berusaha menumbuhkan kasih sayang dan sikap
pemaaf.
5. Sebelum menikah hendaklah melihat kepada wanita yang dilamar karna
yang demikian merupakan jembatan dan sarana menumbuhkan rasa
cintah dan kasih sayang dengan yang belum kenal.
6. Hendaknya hati-hati dalam mencari jodoh hingga menemukan calon
yang benar-benar cocok yang sesuai dengan harapan kita.
7. Jika seorang suami ingin memiliki istri yang berakhlak mulia, hati yang
penuh dengan rasa cinta, selalu tanggap dan suka berhias untuk suami,
hendaklah dia juga berlaku seperti itu agar hati nya terpengaruh dan
selalu menaruh rasa hormat.

3 Arisman, Bimbingan Keluarga, (Depok : Kalimedia, 2021), hlm. 185-190.

3
8. Menerapkan ajaran islam dalam rangka untuk memelihara dan menjaga
keutuhan rumah tangga serta merasa tanggu jawab terhadap pendidikan
agama keluarga.
9. Kemesraan, kebahagiaan, dan ketenangan hidup istri bersam suami
adalah sesuatu yang paling mahal dan tidak ada yang bisa
menandinginya.
10. Memilih tetangga yang baik dan menjauhi tetangga yang buruk karna
tetangga bisa memberi pengaruh yang besar baik dari sisi kebaikan dan
keburukan.

11. Menghindarkan rumah tangga dari segala perkara yang menjadi sebab
terjadinya thalak.
12. Mengambil pelajaran dari kasus dan peristiwa perceraian orang lain,
mempelajari berbagai sebab dan faktor yang mengakibatkan
percekcokan sampai terjadi perceraian, sebab orang yang berbahagia
adalah orang yang mengambil pelajaran dari peristiwa orang lain, dan
orang yang celaka adalah orang mengambil pelajaran dari peristiwa
yang menimpa diri sendiri.
13. Menjauhkan diri dari pandangan yang diharamkan, karena yang
demikian itu merupakan panah iblis yang bisa menjerumuskan diri
kepada perbuatan haram, atau sang suami kurang puas dan
merendahkan isteri sehingga muncul percekcokan dan pertengkaran.
14. Bersikap wajar dalam mengawasi isteri dan selalu mengambil jalan
tengah antara memata-matai dan bersikap was-was dan antara sikap
lalai dan cemburu buta.
15. Seorang isteri wajib bersikap baik dan menaruh kasih sayang kepada
keluarga dan kerabat suami karena demikian itu bagian dari berbuat
baik kepada suaminya sehingga kecintaan suami kepadanya semakin
dalam.
B. Penyebab Konflik Rumah Tangga

4
Konflik-konflik dalam perkawinan yang menyebabkan keretakan hubungan
suami-istri atau bahkan menyebabkan perceraian, biasanya bersumberkan pada
kepribadian suami istri dan hal-hal yang erat kaitannya dengan perkawinan.4

1. Konflik yang bersumber pada kepribadian pada umumnya :

a. Ketidak matangan kepribadian

Cinta suami istri hanya dapat menjamin kebahagiaan dan


kelanggengan satu perkawinan, kalau benar-benar diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Justru di sinilah letak kesulitannya, sebab
masih ada faktor lain yang dapat menghambat terwujudnya cinta
suami istri. Kalau salah satu atau kedua belah fihak memiliki
kepribadian yang belum matang atau belum dewasa dalam arti belum
mempunyai tanggung jawab, masih suka ikut-ikutan (tidak punya
prinsip) masih suka memburu kesenangannya sendiri kemungkinan
akan menyebabkan permasalahan dalam perkawinan.

Maka diharapkan calon suami istri yang akan mengikat


perkawinan, sudah memiliki kepribadian yang matang dalam arti
kepribadian yang mampu melaksanakan tugas dan panggilan hidup
atas tanggung jawab sendiri. Ia sudah tidak menjadi tanggung jawab
orang tua, sudah dapat memimpin diri sendiri, mengurusi persoalan-
persoalan hidupnya sendiri, dan bertanggung jawab atas nasib orang-
orang yang menjadi tanggungannya, punya gambaran diri atau citra
diri positif.

b. Adanya sifat-sifat kepribadian yang tidak cocok untuk menjalin


hubungan perkawinan.

4 Nurul Atieka, “Mengatasi Konflik Rumah Tangga (Studi BK Keluarga)”, Jurnal


GUIDENA, Vol.1, No.1, (September, 2011), hlm. 46-50.

5
Watak-watak kepribadian yang tidak cocok untuk menjalin
hubungan perkawinan dan apabila ini dimiliki sepasang suami istri
maka akan terjadi konflik dalam kehidupan perkawinannya, misalnya
egois, tertutup, keras kepala, mudah tersinggung, defensif, berusaha
membenarkan atau menutupi kesalahannya, selalu curiga, kurang
percaya diri. Apabila sifat ini dibawa dalam kehidupan perkawinan
maka akan menimbulkan konflik, kejengkelan, kebencian dan tidak
jarang membuat perkawinan berantakan.

c. Adanya kelainan mental

Kelainan mental yang mudah memicu konflik perkawinan


adalah perilaku abnormal, homosek, lesbian, psikosis, dls.

2. Konflik yang bersumber pada hal-hal yang erat kaitannya dengan


perkawinan :
a. Keuangan

Keuangan dapat menimbulkan konflik kalau ada perbedaan


pendapat antara suami-istri tentang makna uang bagi mereka, kalau
penghasilan tidak stabil, salah satu atau keduanya tidak terbuka
mengenai pemasukan dan pengeluaran, kalau salah satu atau keduanya
tidak bijaksana dalam membelanjakan uang.

b. Kehidupan sosial

Kehidupan sosial dapat menimbulkan konflik kalau suami istri


mempunyai temperamen sosial yang berbeda, kalau salah satu kurang
mengerti kebutuhan sosial pasangannya, kalau salah satu atau kedua
belah fihak menggunakan kegiatan sosial untuk menutupi ketidak
puasannya terhadap situasi keluarga. Untuk menghindarkan semua itu
maka perlu kesadaran suami-istri akan pengetahuan tentang hak dan
kewajiaban masing-masing, dan kesediaan untuk melaksanakannya,

6
dan ada kehendak untuk membahagiakan pasangan, kesetiaan dan
penyerahan diri secara total.

c. Pendidikan anak

Pendidikan anak dapat menimbulkan konflik kalau suami istri


memiliki perbedaan prinsip dalam mendidik anak, dan kalau salah
satu atau keduanya bersikap pilih kasih Suami-istri hendaknya
bersepakat, satu kata, bersikap sama dalam mendidik anak dan setia
dalam melaksanakan kesepakatan tersebut.

d. Masalah agama

Kalau suami istri berbeda agama maka bisa menimbulkan


akibat :

• Tidak adanya kebersamaan dan sharing dalam hal-hal


yang prinsip, menimbulkan kesepian, kekosongan, dan
frustasi yang mendalam. Apalagi kedunya sama kuat
berpegang pada agamanya, konflik hebat tak terhindarkan.
• Setelah punya anak, dapat terjadi perbedaan pendapat
tentang agama yang harus dianut anaknya dan dapat
membingungkan anak.
• Dapat juga terjadi ketegangan dengan mertua dan
saudarasaudara ipar, sehingga merasa terasing dari
keluarga pasangan.
Dalam memilih pasangan hidup hendaknya yang seiman,
sehingga semua permasalahan keluarga dapat diselesaikan dengan
mempedomani tuntunan agama.

e. Hubungan dengan mertua dan ipar

Hubungan dengan mertua dan ipar dapat menimbulkan konflik


kalau tidak ada kesatuan terhadap orang tua dan ipar kedua belah
pihak, kalau salah satu atau keduanya sangat tergantung pada orang

7
tuanya atau merasa mempunyai tanggung jawab penuh terhadap
kakak-adiknya. Untuk memasuki kehidupan keluarga suami istri harus
sudah bisa mandiri dan berusaha mempersatukan dua keluarga dari
suami-istri.

C. Penyelesaian Konflik dalam Rumah Tangga

Suatu konflik keluarga yang sedang terjadi dapat berdampak positif maupun
negative tergantung dari cara, sikap, dan pola pikir dalam mengelolanya. Konflik
keluarga bagaimanapun bentuknya harus dihadapi, diselesaikan dan dicari
solusinya. Konflik keluarga yang bersifat negatif jika tidak segera di atasi dapat
menyebabkan situasi atau hubungan keluarga semakin memburuk, oleh karena itu
perlu dilakukan strategi-strategi dalam menyelesaikan konflik tersebut yakni
dengan pendekatan resolusi konflik.

Resolusi konflik yang dalam Bahasa inggris yakni conflict resolution


memiliki pengertian yang berbeda-beda menurut beberapa para ahli yang fokus
meneliti tentang konflik. Menurut Fisher resolusi konflik adalah suatu usaha untuk
menangani sebab-sebab konflik serta berusaha untuk membangun hubungan baru
yang dapat bertahan lama di dalam kelompok-kelompok yang mengalami konflik.
Sedangkan menurut Weitzman dalam Morton and Coleman, mendefinisikan
resolusi konflik sebagai sebuah tindakan pemecahan masalah bersama (solve a
problem together). Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa resolusi
konflik merupakan suatu cara atau proses yang dilakukan pihak-pihak yang
berkonflik dalam menyelesaian masalah yang sedang dihadapi.5

Menurut Firtzpatrick, ada empat cara pasangan dapat menyelesaikan konflik


dalam perkawinan.yaitu menghindari konflik, mengalah, diskusi, dan
kompetensi.6 Menghindari konflik dilakukan dimana pasangan memunculkan
perilaku yang dapat menghindari mereka dari konflik yang berkelanjutan, dengan

5 Haryati. “Penyesuaian pernikahan dan Model Resolusi Konflik pada Menantu


Perempuanyang Tinggal Serumah dengan Mertua”. Jurnal Psikoborneo. Vol. 5, No.4, (2017), hlm.
836.
6 Eva Meizara Puspita Dewi dan Basti, “Konflik Perkawinan dan Model Penyelesaian
Konflik Pada Pasangan Suami Istri”, Jurnal Psikologi, Vol. 2, No. 1, (Desember, 2008), hlm. 49.

8
cara mengalihkan pembicaran dari permasalahan yang sedang dibahas. Mengalah
dilakukan dengan cara salah satu pasangan mengalah terhadap pasangannya tanpa
menyelesaikan konflik yang terjadi. Diskusi dilakukan dengan tujuan untuk
mencari alternative yang paling dapat memuaskan aspirasi kedua bela pihak.
Kompetensi salah satu pasangan akan berusaha agar pendapatnyalah yang
digunakan dalam menyelesaikan konflik. Pada kompetensi, salah satu pasangan
mencari-cari kesalahan atau menyalahkan pasangan, atau dapat juga dengan cara
membujuk/merayu pasangan bahkan dengan cara memaksa secara langsung,
sehingga pada akhirnya pasangannya akan mengalah.

Sedangkan menurut islam, islam telah menetapkan syariat yang


mengandung berbagai macam mutiara hikmah, pengarahan dan solusi bagi
berbagai macam permasalahan dalam pernikahan, sehingga suami dan isteri bisa
menikmati hidup bahagia bersama, dan masing-masing merasa tenang dan
tenteram asal semua pihak mau merealisasikan ajaran Islam.7

Penyebab-penyebab konflik tersebut sebisa mungkin dihindari dan


bagimana cara mengatasi konflik keluarga terutama dalam pandangan islam
yaitu:8

1. Bicarakan masalah yang muncul diwaktu yang tepat dan usahakan agar
saat membicarakan masalah tersebut tidak dalam keadaan marah. Setiap
masalah pasti ada solusinya dan hanya perlu dibicarakan dengan baik.
Sebaiknya hindari membicarakan masalah yang berat saat larut malam
atau saat pasangan maupun anak sedang melakukan aktifitas yang lain,
hal ini bisa memicu timbulnya konflik baru dalam keluarga.
2. Usahakan agar anda membicarakan masalah dengan lemah lembut dan
tanpa kata-kata yang bisa menyakiti hati anggota keluarga yang akan
anda ajak bicara dan berterusteranglah. Jangan berbohong (baca bahaya

7 Almanhaj, Solusi Menghadapi Problem Rumah Tangga Sesuai Ajaran Islam,


https://almanhaj.or.id/2865-solusi-menghadapi-problem-rumah-tangga-sesuai-ajaran-islam.html,
diakses pada 7 November 2022.
8 Redaksi Dalamislam, Konflik dalam Keluarga – Penyebab dan Cara Mengatasinya,
https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/konflik-dalam-keluarga, diakses pada 7
November 2022.

9
berbohong) memaki, menyebut nama dengan nada yang keras maupun
melakukan kekerasan fisik. Hal tersebut tidak akan menyelesaikan
masalah justru akan memperparah konflik yang sedang terjadi. Ingatlah
juga bahwa seorang istri harus selalu menuruti perintah suaminya karena
hal itu adalah salah satu kewajiban istri terhadap suami dan hukum
melawan suami menurit islam adalah haram.
3. Pikirkan jalan keluar yang terbaik yang bisa diambil oleh semua pihak
dengan saling menghormati pendapat masing-masing. Bila perlu
mintalah nasihat mediator atau orang lain yang kiranya cukup
berpengalaman dan dianggap memiliki kemampuan untuk meredakan
masalah yang terjadi dengan mengambil jalan tengah.
4. Lakukan hal yang telah disepakati bersama dan berusahalah untuk
menepatinya karena jalan keluar yang telah disepakati bersama adalah
keputusan terbaik yang bisa diambil untuk menyelesaikan konflik dalam
rumah tangga dan berusahalah untuk selalu membangun rumah tangga
dalam islam dan dilandasi dengan dasar agama yang kuat.

D. Studi Kasus

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk membina keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah hendaknya
kita menghindari konflik dalam rumah tangga. Adapun upaya yang harus kita
lakukan untuk menghindari konflik dalam rumah tangga adalah sebelum menikah
hendaknya berfikir masak-masak, mempelajari ilmu yang bermanfaat, beramal
shaleh, bersikap lapang dada untuk menerima kekurangan dan kelemahan
masingmasing serta berusaha menumbuhkan rasa kasih saying dan sikap pemaaf,
bagi orang yang hendak menikah hendaknya hati-hati dalam mencari jodoh
hingga menemukan calon yang benar-benar cocok yang sesuai dengan
harapannya, sehingga mampu mewujudkan kehidupan damai, bahagia dan
tentram, menerapkan ajaran islam dalam rangka untuk memelihara dan menjaga
keutuhan rumah tangga serta merasa tanggung jawab terhadap pendidikan agama
keluarga, dan kemesraan, kebahagiaan, dan ketenangan hidup istri bersam suami
adalah sesuatu yang paling mahal dan tidak ada yang bisa menandinginya walau
dengan orang tua dan keluarga.

Konflik-konflik dalam perkawinan yang menyebabkan keretakan hubungan


suami-istri atau bahkan menyebabkan perceraian, biasanya bersumberkan pada
kepribadian suami istri dan hal-hal yang erat kaitannya dengan perkawinan.

Menurut Firtzpatrick, ada empat cara pasangan dapat menyelesaikan konflik


dalam perkawinan.yaitu menghindari konflik, mengalah, diskusi, dan kompetensi.
Sedangkan menurut islam, islam telah menetapkan syariat yang mengandung
berbagai macam mutiara hikmah, pengarahan dan solusi bagi berbagai macam
permasalahan dalam pernikahan, sehingga suami dan isteri bisa menikmati hidup

11
bahagia bersama, dan masing-masing merasa tenang dan tenteram asal semua
pihak mau merealisasikan ajaran Islam.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada makalah ini, mudahmudahan


para pembaca dapat memahami mengenai pembahasan ini yaitu Konflik Rumah Tangga.
Dan diharapkan kepada pembaca dapat memberikan saran dan

kritik yang membangun kepada kami selaku penulis.

12
DAFTAR PUSTAKA

Almanhaj. Solusi Menghadapi Problem Rumah Tangga Sesuai Ajaran Islam.


https://almanhaj.or.id/2865-solusi-menghadapi-problem-rumah-tanggasesuai-
ajaran-islam.html.

Arisman. 2021. Bimbingan Keluarga. Depok : Kalimedia.

Atieka, Nurul. 2011. “Mengatasi Konflik Rumah Tangga (Studi BK Keluarga)”. Jurnal
GUIDENA. Vol.1. No.1.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat


Bahasa.

Dewi, Eva Meizara Puspita dan Basti. 2008. “Konflik Perkawinan dan Model
Penyelesaian Konflik Pada Pasangan Suami Istri”. Jurnal Psikologi. Vol. 2. No. 1.

Ghany, Abdul. 2020. “Konflik Rumah Tangga Dalam Al-Quran”. Jurnal Rausyan Fikr. Vol.
16. No.2.

Redaksi Dalamislam. Konflik dalam Keluarga – Penyebab dan Cara Mengatasinya.


https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/konflikdalam-keluarga.

Haryati. 2017. “Penyesuaian pernikahan dan Model Resolusi Konflik pada Menantu
Perempuan yang Tinggal Serumah dengan Mertua”. Jurnal Psikoborneo. Vol. 5
No. 4.

Wirawan. 2016. Keluarga dalam Dunia Modern, Tantangan dan Pembinaannya. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.

Anggi Yus Susilowati dan Andi Susanto. 2020. “Strategi Penyelesaian Konflik dalam
Keluarga Di Masa Pandemi Covid-19”. Hasanddin Journal Of Sociology (HJS).
Vol. 2. No. 2.

iii

Anda mungkin juga menyukai