Anda di halaman 1dari 51

RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN

BLENDED
LEARNING
DENGAN

MEDIA BLOG
Disusun oleh:
Yane Hendarrita
Afidah Indranurwati
Purwanto

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2018

1
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 3


A. LATAR BELAKANG MASALAH ...................................................... 3
B. TUJUAN ..................................................................................... 10
C. SASARAN ................................................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 11
A. Blended Learning ...................................................................... 12
B. Perkembangan Teknologi Web ................................................. 20
C. Blog ........................................................................................... 24
BAB III POLA PENERAPANMODELPEMBELAJARAN BLENDED
LEARNING DENGAN MEDIA BLOG ..................................................... 29
A. Penggunaan model pembelajaran blended learning
menggunakan blog ......................................................................... 32
B. Sumber Daya............................................................................. 32
C. Strategi Pembelajaran............................................................... 35
1. Persiapan pembelajaran: ....................................................... 35
2. Konten pembelajaran:............................................................ 36
3. Sintaks Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning
menggunakan Blog ...................................................................... 36
BAB IV RENCANA KERJA .................................................................... 46
BAB V KRITERIA KEBERHASILAN ........................................................ 47
Daftar Pustaka: ................................................................................. 48

2
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi
bagian dalam lingkungan pembelajaran saat ini. Perkembangan
TIK mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam
memanfaatkan hasil teknologi untuk kegiatan pembelajaran.
Ketika membicarakan tentang teknologi dalam pembelajaran
akan merujuk pada kata 'Integrasi'. Mengintegrasikan teknologi
kedalam pembelajaran berarti menggunakan dan menerapkan
teknologi tersebut dalam kegiatan pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman belajar bagi siswa yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Teknologi dalam pembelajaran merupakan
elemen yang perlu untuk dihadirkan dalam kegiatan sehari-hari
di sekolah sebagai cara baru dalam mempelajari pengetahuan
dan proses belajar dan mengajar (Pretto, 2011). Hal tersebut
sejalan dengan program Pemerintah yang dituangkan dalam
Permendikbud No. 65 Th. 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah yang antara lain disebutkan
penggunaan prinsip pembelajaran “pemanfaatan TIK untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran”.
Dalam suatu proses pembelajaran terdapat dua unsur
penting yang dapat mempengaruhi efesiensi, efektifitas dan
hasil pembelajaran yakni model pembelajaran dan media
pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan
model pembelajaran akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang digunakan.
Peran penting yang dimainkan teknologi dalam
pembelajaran memberi kesempatan kepada para pendidik
3
untuk merancang pengalaman belajar yang bermakna melalui
penggunaan teknologi dengan mempertimbangkan model,
jenis media dan sumber belajar yang tepat untuk kegiatan
belajar siswa (Chaudry, 2015). Menurut Gilakjani (dalam
Mahendra, 2012), penggunaan teknologi dalam pembelajaran
menyediakan kondisi belajar dengan kesempatan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kaya bagi peserta didik,
kaya akan informasi dan sumber belajar, serta dapat disisipi
dengan berbagai elemen berbasis multimedia pembelajaran.
Perkembangan teknologi yang tidak dapat dibendung
seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mencari celah
pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran secara
maksimal. Teknologi tidak akan berhenti sampai pada titik
tertentu akan tetapi akan terus berubah dan berkembang
seiring perkembangan jaman. Selain itu, pada era teknologi
saat ini, pendidik memiliki banyak tantangan untuk dapat
membawa siswanya terhadap lingkungan pembelajaran yang
baru dan berbeda (Guedes & Almaeda:2012). Pendidik
menghadapi generasi yang sudah ‘melek internet’ atau
generasi digital native yaitu kelompok usia yang lahir dan
dibesarkan dalam lingkungan yang sudah serba
terkomputerisasi, terbiasa dengan informasi dan data digital
serta saling terkoneksi dalam sebuah sistem atau jaringan
(http://www.apjii.or.id/2012).Menurut hasil survey dari APJII
terbaru tahun 2016, pengguna internet di Indonesia terdapat
132,7 juta dengan pengguna dikalangan pelajar sekitar 6,3%
atau sebesar 8 juta pengguna dan dari seluruh total pengguna
internet di Indonesia, pengguna yang mengakses konten
pendidikan sebanyak 93,8% atau sekitar 123,5 juta
(Isparmo,2016).

4
Sumber gambar: https://apjii.or.id/content/read/39/264
/Survei-Internet-APJII-2016

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Kementerian


Komunikasi dan Informasi bekerja sama dengan UNICEF pada
tahun 2014 yang berjudul "Digital Citizenship Safety among
Children and Adolescents in Indonesia" (Keamanan Penggunaan
Media Digital pada Anak dan Remaja di Indonesia) dengan
responden remaja usia 10-19 (sebanyak 400 responden) yang
tersebar di seluruh negeri dan mewakili wilayah perkotaan dan
perdesaan menyebutkan, sebanyak 69% responden
menggunakan komputer untuk mengakses internet, sekitar
sepertiga (34%) menggunakan laptop, dan sebagian kecil -
hanya 2% - terhubung melalui video game. Lebih dari setengah
responden (52 %) menggunakan ponsel untuk mengakses
internet. Anak-anak dan remaja memiliki tiga motivasi utama
untuk mengakses internet: untuk mencari informasi, terhubung
dengan teman (lama dan baru) dan untuk hiburan. Pencarian
informasi yang dilakukan sering didorong oleh tugas-tugas
sekolah, sedangkan penggunaan media sosial dan konten
hiburan didorong oleh kebutuhan pribadi.
(http://kominfo.go.id/2014).
5
Melihat potensi pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi berupa internet yang cukup besar, merupakan
peluang untuk dapat memanfaatkan secara maksimal
penggunaan internet dalam pembelajaran. Internet bukan
hanya sebagai subyek tetapi sebagai bagian dari proses
pembelajaran yang bersifat mutidimensi (Alexander, 2000).
Penggunaan TIK dalam pembelajaran secara tidak langsung
dapat mengubah proses pembelajaran yang berbeda dengan
proses pembelajaran tradisional, dimulai dengan penggunaan
sumber-sumber belajar digital serta interaksi antara guru dan
siswa melalui teknologi yang tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu. Horton (2006) menyebut ide-ide tentang pemanfaatan
jaringan internet dalam pembelajaran telah melahirkan banyak
hal, yang semula hanya berupa Computer-Based Training
menjadi Web-Based Learning (Adri, 2007) sebagai
pembelajaran yang mengikuti perkembangan teknologi dan
informasi. Pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi akan
membawa pengaruh terjadinya transformasi pendidikan
konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (konten)
maupun sistemnya.
Akan tetapi pada kenyataannya, pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran masih belum sepenuhnya dapat
terealisasi. Banyak pendidik yang masih belum secara optimal
memanfaatkan teknologi dalam kegiatan pembelajaran sehari-
hari. Menurut Kariman (2012) ada dua hal yang mengakibatkan
seorang guru belum memanfaatkan teknologi, pertama; banyak
guru tidak mengetahui sama sekali penggunaan perangkat
teknologi, seperti komputer dan internet yang saat ini banyak
diimplementasikan dalam segala bidang, kedua yang sering
muncul berkenaan dengan penggunaan media pembelajaran,

6
yakni ketersediaan dan pemanfaatan. Ketersediaan media
masih sangat kurang sehingga para guru menggunakan media
secara minimal. Hal senada juga dikemukakan oleh Satriya
(2015), keterbatasan kemampuan penggunaan komputer,
persiapan penggunaan komputer, dan kekhawatiran kegagalan
dalam menggunakan komputerketika mengajar, serta
ketidakmauan guru untuk mengubah metode belajar yang
lebihmodern berbasis komputer atau internet menjadi faktor
yang menghambat pembelajaran dengan teknologi. Ada hal lain
yang menjadi kendala dalam kegiatan pembelajaran yaitu
ketidak mampuan guru bidang studi dalam memilih metode
atau model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar
mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
(Dominikus,2012). Sementara Rina (2016) , dalam observasinya
terhadap siswa SMP di Jawa Tengah memperlihatkan aktivitas
belajar siswa di kelas masih rendah, salah satu faktor
penyebabnya adalah model mengajar guru yang masih
menggunakan metode pembelajaran terpusat pada guru. Hal
ini membuat siswa merasa bosan dan kurang aktif. Tercermin
dari tindakan siswa yang kurang merespon materi yang
diberikan, sesekali mengobrol dengan temannya, dan kurang
siapnya siswa dengan materi yang diberikan.
Untuk mengatasi permasalahan yang ada, pendidik
memerlukan solusi agar dapat menciptakan suasa
pembelajaran yang menarik dan interaktif. Eggen dan Kauchak
(dalam Milyasari, 2014 ) menegaskan bahwa standar untuk
sekolah abad 21 atau abad digital untuk guru dan siswa
berkaitan dengan penerapan teknologi dalam pembelajaran.
Guru harus bisa mempersiapkan siswanya untuk hidup di abad
digital, salah satunya menggunakan pengetahuan mereka
tentang materi pelajaran, pembelajaran dan teknologi untuk
7
memfasilitasi pengalaman yang dipelajari siswa tingkat lanjut,
kreativitas, dan inovasi dalam situasi tatap muka dan
virtual.Tenaga pendidik juga harus belajar untuk mengenal
lebih jauh tentang pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran dan tenaga pendidik
harus mampu mendesain model-model pembelajaran abad 21
yang berbeda dengan pembelajaran sebelumnya. Guru
ditantang untuk memadukan model pembelajaran tradisional
dan kemajuan teknologi informasi untuk mengimbangi gaya
belajar siswa yang beragam. Model-model pembelajaran yang
dirancang sedapat mungkin berjalan selaras dengan
perkembangan teknologi karena pemilihan model
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tingkat
keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan penggunaan model
pembelajaran tergantung oleh kemampuan guru dalam
menganalisi materi pembelajaran dan kemampuan
mengkreasikan materi tersebut kedalam media berbasis
teknologi. Salah satu model pembelajaran yang dapat
diterapkan melalui penggunan media berbasis teknologi adalah
model blended learning. Menurut Driscol (2002) Blended
learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan
atau menggabungkan berbagai teknologi berbasis web, untuk
mencapai tujuan pendidikan. Thorne (2013) mendefinisikan
blended learning sebagai campuran dari teknologi e-learning
danmultimedia, seperti video streaming, virtual class, animasi
teks online yang dikombinasikan dengan bentuk-bentuk
tradisional pelatihan di kelas. Sementara Graham (2005)
menyebutkan blended learning secara lebih sederhana sebagai
pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran
online dengan face-to-face (pembelajaran tatap muka).

8
Penerapan model pembelajaran blended learning dalam
kegiatan pembelajaran disekolah menunjukkan peningkatan
positip terhadap hasil pembelajaran. Di SMP 2 Surakarta
penerapan model pembelajaran blended learning dengan
menggunakan media Moodle pada pembelajaran IPA terpadu
dengan tema Pelestarian Lingkungan menunjukkan
peningkatan kemampuan kognitif siswa (Budiharti dkk, 2015).
Sementara di SMK Negeri 3 Wonosari, implementasi
model pembelajaran blended learning dengan memadukan
pembelajaran tatap muka di kelas dan secara online
menggunakan e-learning dapat meningkatkan perhatian dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran simulasi digital kelas X
Audio Video (Farha, 2016). Alwan (2017) melakukan penelitian
tentang penerapan model pembelajaran blended learning
dengan aplikasi edmodo pada siswa kelas XI IPS melalui
peningkatan hasil belajar siswa dari 55,29 menjadi 88,65 dan
respon siswa secara umum menanggapi positif.
Murujuk pada penelitian diatas dapat dilihat bahwa
dalam penerapan model pembelajaran blended learning
diperlukan tools atau media berbasis teknologi yang dapat
mendukung penerapan model pembelajaran blended learning.
Berdasarkan hasil FGD pada kegiatan analisis kebutuhan model-
model pembelajaran direkomendasikan blog dapat digunakan
sebagai tools atau media dalam pembelajaran, aplikasi blog
yang bersifat opensource mudah untuk dimodifikasi sesuai
kebutuhan pengguna. Dengan berkembangnya teknologi web
2.0 merubah karakteristik web menjadi lebih dinamis dan
interaktif sehingga melahirkan banyak platform UCG (user
generated content) yang memungkinkan penggunanya untuk
dapat me-reuse, reshare, dan recreate konten-konten sesuai
kebutuhan. Salah satu platform yang mendukung kegiatan
9
tersebut adalah blog atau weblog. Melalui blog atau weblog
yang digunakan dalam pembelajaran, siswadapat mengakses
informasi belajar dan meningkatkan keterampilan
teknologinya, berbagi dan menggunakan ulang konten-konten
pembelajaran. Blog dapat membantu siswa meningkatkan
kemampuan menulis, berpikir kritisdan memudahkan siswa dan
pendidik untuk dapat berinteraksi dan berkolaborasi secara
global melalui berbagai fitur dan sumber informasi yang dapat
mendukung proses pembelajaran (Alexander, 2000; Forsyth,
2001; Deore, 2012).
Penggunaan blog untuk mendukung penerapan model
pembelajaran blended learning dapat dilakukan. Merujuk pada
penelitian yang dilakukan Nugraha (2015) yang
dilatarbelakangi oleh rendahnya minat siswadalam
pembelajaran menulis teks sastra di sekolah khususnya teks
cerita pendek menunjukkan menunjukkan keefektifan
penerapan metode pembelajaran blended learning dengan
media blog dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek
siswa kelas X SMA Negeri 9 Bandung. Blog atau weblog dengan
kemampuan teknologi melalui fitur-fitur yang ada dapat
dimanfaatkan dalam penerapan model pembelajaran blended
learning.

B. TUJUAN
1. Untuk menjadi acuan atau pedoman dalam pengembangan
model pembelajaran blended learning dengan
memanfaatkan blog.
2. Menjadi acuan dalam penerapan model pembelajaran
blended learning memanfaatkan blog.

10
C. SASARAN
Pendidik dan dan peserta didik pada jenjang pendidikan
SMP/SMA/SMK yang melaksanakan pembelajaran blended
learning dengan memanfaatkan blog.

BAB II KAJIAN TEORI

11
A. Blended Learning
Menurut Garner &Oke (2015), pembelajaran blended learning
merupakan sebuah lingkungan pembelajaran yang dirancang
dengan menyatukan pembelajaran tatap muka (face to
face/F2F) dengan pembelajaran online yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.

Ilustrasi pembelajaran blended learning.


Sumber:http://www.swiftelearningservices.com/blended-learning-
solutions/

Heinze A dan Procter C,( 2010) menyatakan bahwa


blended learning adalah campuran dari berbagai strategi
pembelajaran dan metode penyampaian yang akan
mengoptimalkan pengalaman belajar bagi penggunanya.
Sementara menurut Harding, Kaczynski dan Wood (2005),
Blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan
pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar
online (terutama yang berbasis web)dan beragam pilihan
komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Dengan
12
pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran berlangsung
lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang
mungkin diperoleh. Sedangkan Driscoll (2002) menyebutkan
empat konsep mengenai pembelajaran blended learning yaitu:
a) Blended learning merupakan pembelajaran yang
mengkombinasikan atau menggabungkan berbagai teknologi
berbasis web, untuk mencapai tujuan pendidikan.
b) Blended learning merupakan kombinasi dari berbagai
pendekatan pembelajaran (seperti behaviorisme,
konstruktivisme, kognitivis-me) untuk menghasilkan suatu
pencapaian pembelajaran yang optimal dengan atau tanpa
teknologi pembelajaran.
c) Blended learning juga merupakan kombinasi banyak format
teknologi pembelajaran, seperti video tape, CD-ROM, web-
based training, film) dengan pembelajaran tatap muka.
d) Blended learning menggabungkan teknologi pembelajaran
dengan perintah tugas kerja aktual untuk menciptakan
pengaruh yang baik pada pembelajaran dan tugas.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended


learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara
tatap muka (pembelajaran secara konvensional: dengan
metode ceramah, penuguasan, tanya jawab dan demontrasi),
dan pembelajaran secara online dengan memanfaatkan
berbagai macam media dan teknologi untuk mendukung
belajar mandiri dan memberikan pengalaman belajar kepada
siswa.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Blended Learning memiliki dari tiga
komponen penting yaitu1) online learning, 2) pembelajaran
tatap muka, 3) belajar mandiri. Melalui blended learning dapat
13
menciptakan lingkungan belajar yang positif untuk terjadinya
interaksi antara sesama peserta didik, dan peserta didik dengan
pendidiknya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Secara umum Moore (dalam Albion, 2008)
mengklasifikasikan empat jenis interaksi yang terjadi dalam
pembelajaran secara online antara lain: (1) interaksi siswa
dengan konten merujuk pada pengguna yang terikat dalam
informasi instruksional, (2) interaksi siswa dengan interface
teknologi : penggunaan teknologi dalam pembelajaran atau
interaksi siswa dengan interface teknologi tersebut bisa disebut
jenis interaksi yang lain. Interaksi jenis ini dapat terjadi dalam
pembelajaran online,(3) Interaksi dengan instruktur merupakan
metode atau cara instruktur mengajar, membimbing dan
mendukung siswa. (4) interaksi siswa dengan siswa: merupakan
cara siswa dalam berkomunikasi dengan sesama siswa dalam
proses pembelajaran.
Lingkungan pembelajaran dalam model blended learning
dapat digunakan secara terpisah karena menggunakan
kombinasi media dan metode yang berbeda dan digunakan
pada kebutuhan audien (peserta didik) yang berbeda. Misalnya
tipe face to face learning terjadi dalam teacher-directed
environment dengan interaksi person-to-person dalam live
synchronous (pembelajaran langsung bergantung waktu) dan
lingkungan yang high-fidelity. Sedangkan sistem distance
learning menekankan pada self-paced learning dan
pembelajaran dengan interaksi materi-materi yang terjadi
dalam asynchronous (tidak tergantung waktu) dan lingkungan
low-fidelity (hanya teks).

14
Secara mendasar terdapat tiga tahapan dasar dalam model
blended learningyang mengacu pembelajaran berbasis ICT
(Ramsay, 2001):
(1) Seeking of information
Mencakup pencarian informasi dari berbagai sumber
informasi yang tersedia secara online maupun offline
dengan berdasarkan pada relevansi, validitas, reliabilitas
konten dan kejelasan akademis. Guru atau fasilitator
berperan memberi masukan bagi siswa untuk mencari
informasi yang efektif dan efisien.
(2) Acquisition of information
Siswa secara individu maupun secara kelompok kooperatif-
kolaboratif berupaya untuk menemukan, memahami, serta
mengkonfrontasikannya dengan ide atau gagasan yang
telah ada dalam pikiran siswa, kemudian
menginterprestasikan informasi/pengetahuan dari berbagai
sumber yang tersedia, sampai mereka mampu
mengkomunikasikan kembali dan menginterpretasikan ide-
ide dan hasil interprestasinya menggunakan fasilitas

(3) Synthesizing of knowledge


mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan melalui
proses asimilasi dan akomodasi bertolak dari hasil analisis,
diskusi dan perumusan kesimpulan dari informasi yang
diperoleh.
Sementara Carman (2005) menjelaskan lima kunci utama
dalam proses pembelajaran blended learning dengan
menerapkan teori pembelajaran Keller, Gagné, Bloom, Merrill,
Clark dan Gery yaitu:

15
1. Live Event, pembelajaran langsung atau tatap muka secara
sinkronous dalam waktu dan tempat yang sama ataupun
waktu sama tapi tempat berbeda.
2. Self-Paced Learning, yaitu mengkombinasikan dengan
pembelajaran mandiri (self-paced learning) yang
memungkinkan siswa belajar kapan saja, dimana saja
secara online.
3. Collaboration, mengkombinasikan kolaborasi, baik
kolaborasi guru-siswa maupun kolaborasi antar siswa.
4. Assessment, guru harus mampu meramu kombinasi jenis
assessmen online dan offline baik yang bersifat tes maupun
non-tes (proyek kelas).
5. Performance Support Materials, pastikan bahan belajar
disiapkan dalam bentuk digital, dapat diakses oleh siswa
baik secara offline maupun online.

Pembelajaran blended learning hendaknya memudahkan


siswa dan guru dalam menjalankan proses pendidikan serta
menjadikan peserta didik dan guru bekerja sama guna
mencapai tujuan pendidikan yang saling menguntungkan.
Pradnyana (2013) menyebutkan tujuan dari pembelajaran
blended learning adalah:
1) Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di
dalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan
preferensi dalam belajar.
2) Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan
peserta didik untuk pembelajaran secara mandiri,
bermanfaat, dan terus berkembang.
3) Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik,
dengan menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan
instruksi online.
16
4) Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para
siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan porsi online
memberikan peserta didik dengan konten multimedia yang
kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja
selama peserta didik memiliki akses Internet.
5) Mengatasi masalah pembelajaran yang membutuhkan
penyelesaian melalui penggunaan metode pembelajaran
yang bervariasi.

Haughey (1998) mengungkapkan bahwa terdapat tiga


model dalam pengembangan pembelajaran Blended Learning ,
yaitu model web course, web centric course, dan web
enhanced course:
1. Model Web course adalah penggunaan Internet untuk
keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pendidik
sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap
muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan,
latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya
sepenuhnya disampaikan melalui Internet.
2. Model Web centric course adalah penggunaan Internet yang
memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka
(konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui
Internet,dan sebagian lagi melalui tatap muka yang
fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pendidik bisa
memberikan petunjuk pada peserta didik untuk mempelajari
materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Peserta
didik juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari
situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik
dan pendidik lebih banyak diskusi tentang temuan materi
yang telah dipelajari melalui Internet tersebut.

17
3. Model web enhanced course adalah pemanfaatan Internet
untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang
dilakukan di kelas. Oleh karena itu peran pendidik dalam hal
ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di
Internet, menyajikan materi melalui web yang menarik dan
diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui
Internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

Penerapan model blended learning dilakukan terlebih


dahulu harus memperhatikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, aktifitas pembelajaran yang relevan, serta
menentukan aktifitas mana yang relevan dengan pembelajaran
konvensional dan aktifitas mana yang relevan untuk online
learning, bagaimanakah penyampaian kontennya? Berapa
persen untuk pembelajaran tatap muka? dan berapa persen
untuk pembelajaran online?
Kenney & Newcombe (2011:49), menyatakan bahwa
dalam pembelajaranblended learning memiliki komposisi 30%
untuk tatap muka dan 70 % dari penayangan materi secara
online. Blended learning meningkatkan minat belajar, dengan
komposisi 59% peserta didik mengalami peningkatan minat
belajar dan 75 % dari peserta didik merasa pendekatan ini
membantu mereka memahami materi lebih dalam. Sementara
Allen (2007) memberikan kategorisasi yang jelas terhadap
blended learning, traditional learning, web facilitated dan
online learning berdasarkan persentase konten yang
disampaikan secara online dan tatap mukaa. Menurut Allen,
online learning jika lebih dari 80 persen program kontennya
disampaikan secara online dan dikatakan blended learning
apabila 30 sampai 79 persen program kontennya disampaikan

18
online. Secara lebih terperinci, dapat dilihat melalui tabel
berikut:
Proporsi konten Jenis Deskripsi setiap jenis
yang dikirim secara Pembelajaran
online
0% Tradisional Pembelajaran dengan konten
dikirim tidak secara online,
disampaikan dalam bentuk
tulisan atau lisan
1 to 29% Diifasilitasi Web Pembelajaran menggunakan
fasilitas web untuk
memfasilitasi sesuat yang
sangat penting dalam
pembelajaran tatap muka.
Menggunakan sebuah course
management system
(CMS)/sistem pengelolaan
perkuliahan atau halaman
web , misalnya untuk
mempostkan silabus dan
soal/bahan ujian.
30 to 79% Blended/Hybrid Pembelajaran dengan
memadukan sistem online
dan tatap muka. Proporsi
substansi konten
menggunakan online, kadang
menggunakan diskusi online,
dan kadang menggunakan
pertemuan tatap muka.
80 to100% Online Sebuah pembelajaran yang
sebagian besar atau bahkan
seluruhnya menggunakan
sistem online. Jenis ini tidak
menggunakan tatap muka
sama sekali.

Dalam penerapan pembelajaran blended learning alokasi


pembelajaran tatap muka dapat dikombinasikan dengan
19
penggunaan online learning, sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran. Tidak menutup kemungkinan bahwa alokasi
waktu dari online learning akan lebih besar digunakan
dibandingkan alokasi waktu pembelajaran tatap muka,
pembelajaran tatap muka hanya akan dijadikan penguatan dari
online learning, contohnya bila ada yang menemui kesulitan
dalam mempelajari materi dalam online learning baru akan ada
pembelajaran tatap muka untuk membahas materi yang
dianggap sulit oleh para siswa.

Pada zaman sekarang model blended learning sudah pada


tahapan penggabungan kedua lingkungan di atas, tidak terpisah
lagi, artinya ada saat pembelajaran menggunakan metode,
media dan audien yang sama, yakni dengan menggunakan
pembelajaran berbasis web. Hal ini berbeda dengan istilah
model blended learning pada masa yang akan datang, karena
pada masa yang akan datang sistem blended akan lebih
mendominasi dalam sebuah pembelajaran daripada blended
sekarang. Artinya face to face learning akan semakin
ditinggalkan. Sistem pembelajaran tradisional yang ada akan
semakin tenggelam dengan membudayanya lingkungan
pembelajaran yang dimediasi oleh teknologi komputer dan
internet.

B. Perkembangan Teknologi Web


Internet kini telah bermigrasi dari sekedar media
berbasis read-only web (era web 1.0) menjadi participatory
web (era web 2.0) dimana sifatnya telah menjadi user-
generated content—artinya publik dapat secara interaktif
mengkreasi konten atau sekarang semua orang dapat berperan

20
sebagai information publisher dan content creator (Spira &
Goldes, 2007). Internet generasi pertama atau web 1.0 hanya
memungkinkan penggunanya sebagai konsumen dari konten
internet, sedangkan web 2.0 bersifat lebih powerful dan
aksesibel dalam mendukung partisipasi pengguna yang
memungkinkan pengguna untuk memperoleh, memproses dan
mendistribusi informasi dalam bentuk digital (Albion, 2008, p.
9). Singkatnya, web 1.0 bersifat statis sementara web 2.0
besifat dinamis (Dominic , 2009). Franklin dan Harmelen (2007)
menjelaskan perubahan dari web 1.0 menjadi web 2.0 ini dari
perspektif pengguna sebagai sebuah ekologi dimana pada web
1.0 pembuat konten yang jumlahnya sedikit dengan jumlah
pembaca konten yang banyak berubah menjadi satu artinya
semua dapat bertindak menghasilkan konten, menggunakan
ulang konten dan berbagi konten (Albion, 2008, p.5).

Ilustrasi perbandingan Web 1.0 dan Web 2.0


Sumber: https://mind42.com/mindmap/678af2c2-c6dc-497c-ae57-
fcc768de887e?rel=pmb
Web dapat dapat dikelompokan kedalam beberapa kelompok
bisa berdasarkan tujuannya, besar kecilnya hingga karakteristik
website itu sendiri. Jenis Website Berdasarkan Sifatnya:

21
1) Website Statis
Merupakan website yang jarang sekali dirubah karena
memang tidak diperlukan perubahan yang sangat sering.
Contohnya adalah website company profile dan website
profil organisasi.
2) Website Dinamis
Merupakan website yang kontennya dapat berubah setiap
saat. Faktor utama yang membuat sebuah web menjadi
dinamis adalah Content Management System. Dengan
adanya CMS ini, siapapun yang memiliki akses ke
administrator website dapat mengupdate contentnya
dengan sangat mudah.
Contoh website dinamis yaitu:
• Website Mesin Pencari (Search engine)
Merupakan suatu website yang menyediakan layanan
fasilitas dalam mencari data di internet berdasarkan
keyword atau kata kunci yang kita masukkan. Contoh:
Google, Yahoo, dan lain sebagainya.

• Website Blog
Merupakan jenis website yang memiliki fungsi sebagai
tempat si pemilik blog menuangkan ide tulisannya
mengenai berbagai macam hal dalam berbagai bentuk
artikel yang dipublikasikan ke dalam internet. Website
Blog banyak yang berbentuk opensource sehingga mudah
untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan. Contoh blog antara
lain: Wordpress, Blogspot, Edublog, Weebly.

• Website Networking/Social Media

22
Merupakan website yang memiliki fungsi untuk
membentuk jaringan komunitas, kenalan atau koneksi di
dunia nyata dengan media online tanpa adanya batasan
ruang dan waktu. Website jenis ini dikenal dengan media
sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter dan lainnya.

• Website Forum
Merupakan website yang berfungsi sebagai wadah untuk
mendiskusikan suatu permasalahan, serta dapat
digunakan pula untuk memposting suatu metode, solusi
atau tata cara terhadap penyelesaian suatu masalah.
Website seperti ini banyak digunakan oleh pengguna
internet untuk menyebarkan atau mencari informasi.
Contohnya; Kaskus, Lautan Indonesia, Detik Forum, dan
lain sebagainya.

• Website Berita
Merupakan jenis website yang dibuat untuk tujuan
menyampaikan informasi secara cepat dan akurat.
Informasi atau berita yang disampaikan dalam jenis
website ini bisa sangat beragam, misalnya; berita politik
terkini, gosip selebriti, dunia olahraga, otomotif, dan lain
sebagainya.

• Website Galeri
Merupakan jenis website yang memiliki fungsi utama
sebagai media penyimpanan file berupa gambar di
internet supaya bisa dibagikan kepada pengguna lain.
Contohnya; instagram, tumblr, dan lain sebagainya.

• Website E-Commerce (Perdagangan online)


23
Merupakan website yang menyediakan informasi
mengenai barang atau jasa yang dijual secara online.
Kelebihan dari memiliki website jenis ini adalah pemilik
website mempunyai cakupan pasar secara global dalam
menjual produknya. Contohnya; Bukalapak, Tokopedia,
dan lain sebagainya.

• Website E-Learning (Electronic Learning / pembelajaran


secara online)
Merupakan website yang didalamnya berisi berbagai
konten pembelajaran baik itu untuk menyimpan materi
maupun bahan pembelajaran secara online. Pengguna
yang mengakses website ini dapat mengakses materi atau
informasi didalamnya kapan saja dan dimana saja.

C. Blog
Melalui Blogmemungkinkan terjadinya aktifitas antara sumber
dengan penerima informasi. Informasi yang disampaikan dapat
langsung direspon, ditambahi, dikoreksi dan diperkaya oleh
orang lain. Oleh karena itu, suatu topik mungkin bisa menjadi
lebih menarik dengan adanya diskusi antara pemilik blog
dengan pengunjung blognya. Blog dapat digunakan sebagai
media pembelajaran baik yang bersifat formal maupun
informal. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi,
baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, ataupun
siswa dengan lingkungan, siswa dengan teknologi (blog).
Komunikasi yang meliputi interaksional (relationship-focused)
dan informational (content focused) tidak dapat dipisahkan
(Thurlow, Lengel & Tomic, 2004).

24
Beberapa situs penyedia blog yang popular antara lain:
1. WordPress

Sumber gambar: http://www.duoscreentech.com/top-marketing-


plugins-and-tools-for-wordpress/

WordPress merupakan situs penyedia layanan blog gratis yang


sangat populer dan banyak digunakan, WordPress ini ada juga
yang premium atau berbayar biasanya digunakan dalam sebuah
website. WordPress di bangun dengan sebuah bahasa
pemrograman PHP dan berbasis data (database) MySQL.
Kemudahan situs blog ini antara lain kemudahan dalam posting
dengan dukungan WYSIWYG (What You See Is What You Get)
editor, kemudahan mengimport data dari blog lainnya,
kemudahan dalam menggunakan plugin SEO, dan masih banyak
lagi. Wordpress sendiri memiliki 2 alamat situs yang berbeda,
yaitu wordpress.com dan wordpress.org. WordPress.com
digunakan untuk membuat blog secara cepat dan punya alamat
website, sedangkan Wordpress.org digunakan untuk pengguna
yang ingin memodifikasi WordPress menurut kebutuhan sendiri
atau ingin membuat blog menggunakan alamat dan server
sendiri (self hosted).

2. Blogger

25
Sumber: https://blogging.org/blog/
how-to-start-a-free-blogspot-blog/

Blogger merupakan situs penyedia layanan blog gratis yang


sangat populer dan banyak digunakan oleh para pengguna
Internet di dunia, layanan blog yang sudah dimiliki oleh Google
ini dibawah subdomain blogspot. Blogger atau blogspot sangat
nudah digunakan dan dimodifikasi serta menyediakan layanan
gratis bagi pengguna.

3. Weebly

Sumber:https://www.boostsuite.com/2015/10/02/boostsuite-launches-
co-marketing-tool-in-the-new-weebly-app-center/

Weebly merupakan situs penyedia layanan pembuatan


blog gratis. Pengguna layanan blog ini dapat dengan mudah
mengoperasikan blog, mulai dari template, edit CSS dan HTML,
JavaScript, tag Meta, dan lain sebagainya. Dengan begitu,
pengguna dapat membangun sebuah blog yang sesuai dengan
keinginan sendiri. Cara kerja weebly sangat mudah, untuk
mendesain halaman hanya cukup men-drag and drop elemen-
26
elemen yang telah disediakan, kemudian mengisi konten sesuai
kebutuhan. Di dalam weebly pengguna dapat dengan bebas
menggunakan elemen-elemen yang ada, sehingga dapat
menciptakan web yang powerfull baik untuk Ecommerce,
Gallery Foto, Google Map (Peta), Audio-video dll.

4. Tumblr

Sumber:https://www.notifyvisitors.com/blog
/tumblr-notification

Tumblr merupakan platform mikroblog serta situs jejaring


sosial yang dimiliki dan dioperasikan oleh Tumblr Inc. Pengguna
dapat mempublikasikan tulisan maupun gambar kedalam situs
blog yang di daftarkan.Layanan ini memungkinkan pengguna
mengirimkan konten multimedia atau lainnya dalam bentuk
blog pendek. Pengguna dapat mengikuti blog pengguna lain
atau mengatur privasi blog sendiri. Untuk Tumblr kebanyakan
fitur webnya diakses dari antarmuka dashboard di mana
terdapat pilihan untuk mengirimkan konten dan melihat pos
dari blog yang diikuti.
Saat ini Blog muncul sebagai salah satu teknologi yang
dapat dimanfaatkan untuk media pembelajaran. Karakteristik
dari blog antara lain: 1) blog dapat dibuat dengan mudah,

27
murah dan cepat, 2) blog dapat mengorganisir konten secara
kronologis dan dengan postingan yang biasanya singkat dan
sering, 3) memungkinkan suara pembaca didengar melalui fitur
komentar, 4) mempublikasikan materi secara instan di web
tanpa harus belajar HTML atau menggunakan program
authoring web, 5) dapat menyajikan link terkait yang terhubung
dengan materi-materi yang dibutuhkan, dan 6) secara jelas
menyajikan suara dan kepribadian penulis (Wu, 2006). Blog
sebagai media pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana
komunikasi antara guru dan siswa, berbagi informasi,
memotivasi siswa belajar, memberi kesempatan bagi siswa
untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis serta
ebagai forum diskusi dan kolaborasi
(http://www.glencoe.com/)
Untuk memilih blog yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut
(Sanjaya dalam Arighi 2017):
a. Media yang digunakan harus dapat digunakan untuk menulis
dengan mudah dan melakukan perubahan sewaktu-waktu.
b. Media yang digunakan harus dapat dengan mudah
melampirkan dokumen-dokumen yang telah dibuat
sebelumnya, baik dalam bentuk PDF, DOC, XLS, PPT, atau
yang lain.
c. Media yang digunakan dapat menampilkan gambar-gambar
pendukung yang dibutuhkan, misalkan grafik, maupun
gambar ilustrasi.
d. Media yang digunakan dapat digunakan untuk menayangkan
tampilan video yang dapat semakin memperjelas dalam
pengajaran.
e. Media yang digunakan bisa untuk menyajikan suara yang
dapat diulang jika dibutuhkan.
28
f. Media ini dapat menampilkan berbagai dokumen dengan
tetap menjaga Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).

Media blog memiliki keleluasaan secara penuh untuk


mengatur fitur atau materi yang dibutuhkan, di dalam blog
dapat dimasukkan berbagai hal-hal yang diperlukan dengan
mudah seperti penyertaan link terhadap hal-hal yang dianggap
penting. Dari segi publikasi blog lebih mudah dicari oleh mesin
pencari dalam internet sehingga mudah dijangkau apabila
khalayak umum ingin mencari tentang hal yang sesuai dengan
topik yang ditulis. Melalui blog yang bisa diakses kapan saja dan
dimana saja, proses pembelajaran siswa menjadi tidak terbatas
pada jam belajar efektif yang tersedia di sekolah. Siswa dapat
menggunakan fasilitas warung internet bagi yang belum
memiliki komputer terkoneksi internet sehingga pembelajaran
menjadi tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Isi dari blog juga
dapat selalu diperbarui sesuai dengan kebutuhan dan bahasan
yang diperlukan, sehingga pendidik yang terampil sebaiknya
harus menyesuaikan dan mengerti apa yang sepatutnya
dimasukkan ke dalam blog pembelajaran tersebut. Oleh karena
itu, dengan adanya media Blog para pendidik dapat
meningkatkan kreativitas mereka dalam menuangkan ide-ide
materi pembelajaran.

BAB III
POLA PENERAPANMODELPEMBELAJARAN
BLENDED LEARNING DENGAN MEDIA BLOG

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual


yang menggambarkan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
29
pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran untuk melaksanakan aktifitas
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan dapat
meningkatkan kemandirian belajar bagi siswa sehingga hasil
belajar akan meningkat karena siswa berperan penuh dalam
kegiatan belajarnya (Sarofah,2015). Salah satu model
pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam
pembelajaran mandiri adalah blended learning. Pembelajaran
dengan blended learning dapat menggeser prinsip
pembelajaran dari teacher centered menuju student centered
secara dinamis. Blended Learning bersifat saling melengkapi
antara kekurangan pembelajaran secara tatap mukadan online.
Pembelajaran online mengarah pada kemampuan kognitif dan
psikomotirk sedangkan dengan tatap mukaguru mampu
memfungsikan dirinya sebagai pendidik dan memberikan
dorongan motivasi secara langsung dan ekspresif kepada siswa
sehingga blended learning membuat keaktifan siswa dalam
kelas menjadi lebih variatif (Izzudin, 2012).
Secara umum, blanded learning memiliki tiga makna
antara lain: 1) perpaduan/integrasi pembelajaran tradisional
dengan pendekatan berbasis web on-line; 2) kombinasi media
dan peralatan yang digunakan dalam lingkungan e-learning,
dan 3) kombinasi dari sejumlah pendekatan belajar-mengajar
terlepas dari teknologi yang digunakan. Dalam penerapan
pembelajaran blended learning diperlukan tools atau media
sebagai sarana pembelajaran yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran yang berbasis teknologi, salah adalah weblog
atau blog.
Sebagai sarana pembelajaran blog bisa diintegrasikan
secara multifungsi untuk mengakomodasi kebutuhan
30
pembelajaran. Di kutip dari http://gloence.com blog dapat
memenuhi setidaknya fungsi dasar dalam pembelajaran:
1. Manajemen Kelas
Blog dapat sebagai portal untuk mendorong komunitas
belajar. Blog selain mudah di buat juga dapat update
informasi secara cepat mengenai materi pembelajaran,
tugas-tugas dan pengumuman penting mengenai
pembelajaran.
2. Kolaborasi
Blog mendukung kolaborasi antara guru dan siswa
bekerjasama meningkatkan kemampuan menulis dan
keterampilan lainnya. Guru dapat memberikan tips
pembelajaran dan siswa dapat berlatih dan mendapatkan
review dari sesame siswa yang lain. Siswa juga dapat
berpatisipasi dalam aktifitas pembelajaran yang menuntut
siswa untuk menemukan ide, gagasan dan saran. Dalam
mengerjakan proyek bersama, siswa dapat bekerjasama
dengan siswa lain untuk berbagi ide melalui blog (Molina,
2005).
3. Diskusi
Blog dapat mendorong kegiatan diskusi bagi siswa tentang
topik pembelajaran. Melalui blog setiap siswa mendapat hak
yang sama untuk berbagi ide dan pendapat. Siswa memiliki
waktu untuk bersikap reaktif dan reflektif antara satu sama
lain. Guru juga dapat mengumpulkan kelompok siswa untuk
berbagi pengetahuan dengan siswa yang lain secara global.

31
A. Penggunaan model pembelajaran blended learning
menggunakan blog
Model pembelajaran blended learning berbasis blog dapat
membantu siswa khususnya untuk jenjang SMA kelas 10-12
untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai
dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar juga
menyediakan peluang bagi guru dan peserta didik untuk
pembelajaran secara mandiri dan terus berkembang. Melalui
model pembelajaran blended learning berbasis blog dapat
dilakukan penjadwalan fleksibilitas bagi siswa, dengan
menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi
online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan
para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan porsi online
memberikan peserta didik dengan konten multimedia yang kaya
akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja melalui
akses Internet baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Materi
pembelajaran yang disampaikan melalui blog digunakan sebagai
bahan pengayaan pada pembelajaran konvensional atau pada
saat tatap muka, sebagai bahan diskusi atau sesi tanya jawab di
kelas.

B. Sumber Daya
Pelaksanan model pembelajaranblended learning berbasis blog
perlu dukungan sumber daya, sarana dan prasarana:
• Konten /materi pembelajaran
Konten pembelajaran tersedia untuk pembelajaran online
yang diunduh atau ditampilkan melalui media blog dan
konten pembelajaran yang tersedia untuk pembelajaran
tatap muka misalnya modul-modul pembelajaran atau
lembar tugas siswa.

32
• Perangkat keras (hardware), berupa komputer, laptop,
tablet, maupun smartphone.
Perangkat berbasis teknologi merupakan salah satu
pendukung untuk keberlangsungan penerapan model
pembelajaran berbasis blog. Melalui perangkat teknologi
guru dan siswa dapat untuk selalu terhubung dalam kegiatan
pembelajaran baik di kelas ketika pembelajaran tatap muka
maupun pembelajaran di luar kelas.
• Aplikasi Blog
Aplikasi blog yang digunakan banyak tersedia di internet dan
berbasis open source artinya guru dapat menggunakan dan
memodifikasi sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Guru
dapat memilih aplikasi blog yang dirasa mudah untuk
digunakan misalnya: Wordpress, Blogger., Weebly
• Infocus /LCD
Infocus digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran
untuk menyajikan materi pembelajaran baik secara online
maupun offline
• Jaringan internet
Jaringan internet digunakan ketika pembelajaran online
dan offline. Guru dapat mengunggah materi
pembelajaran dan siswa dapat mengunduh materi
pembelajaran serta penugasan-penugasan untuk siswa
yang dilakukan melalui blog membutuhkan jaringan
internet.

• Guru dan Siswa


Guru dan siswa merupakan komponen utama yang terjadi
dalam proses pembelajaran dengan model blended
learning. Proses pembelajaran merupakan proses

33
komunikasi, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, ataupun siswa dengan lingkungan, siswa dengan
teknologi (blog). Komunikasi yang meliputi interaksional
(relationship-focused) dan informational (content focused)
tidak dapat dipisahkan (Thurlow, Lengel & Tomic, 2004).

Adapun karakteristik siswa yang dibutuhkan untuk


pembelajaran dengan model blended learning berbasis blog
antara lain:
- Melek teknologi
- Memiliki smartphone atau laptop
- Memiliki akses internet
- Memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran
- Memiliki motivasi untuk belajar secara mandiri
- Memiliki etika untuk berinternet secara sehat
Guru dalam kegiatan pembelajaran bertindak sebagai
fasilitator. Model pembelajaran blended learning mendukung
pembelajaran mandiri dan aktif. Sebagai fasilitator bertugas
memfasilitasi pembelajaran yang berlangsung pada siswa dan
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran,
sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang
menarik.

Untuk itu karakteristik guru yang dibutuhkan dalam penerapan


pembelajaran blended berbasis blog antara lain:
- memahami berbagai jenis media dan sumber belajar
(konten pembelajaran) beserta fungsi masing-masing media
tersebut.

34
- memiliki keterampilan dalam merancang suatu media yang
cocok untuk pembelajaran.
- mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta
dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar.
- memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan siswa.
- menguasai teknologi yang dapat mendukung proses
pembelajaran
- mampu mengontrol kegiatan belajar dan memecahkan
kesulitan belajar
- mengevaluasi pembelajaran
- Memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan
pembelajaran dengan teknologi maupun konvensional
- Memilik kemampuan menulis
• Sekolah dan orang tua
Sekolah dan orang tua merupakan sumber daya pendukung
dalam proses kegiatan pembelajaran model blended
learning berbasis blog. Sekolah sebagai penyedia fasilitas
sarana, prasana dan kebijakan untuk menunjang kegiatan
pembelajaran disekolah sedangkan orang tua dapat
bertindak untuk memonitor kegiatan pembelajaran siswa
diluar sekolah (dirumah).

C. Strategi Pembelajaran
1. Persiapan pembelajaran:
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran hendaknya guru
dapat menyusun rencana secara sistematis untuk memudahkan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran:

35
a) Melakukan analisis kebutuhan mata pelajaran yang akan
mengunakan model pembelajaran blended learning dengan
media blog
b) Menyusun Rencana Pembelajaran
c) Menyusun flowchartatau alur materi dalam blog
d) Menyusun materi untuk bahan ajar dalam blog
e) Membuat blog atau memasukkan materi kedalam blog
2. Konten pembelajaran:
a) Modul, Buku Paket, Lembar Kerja Siswa
b) Konten merupakan materi yang diunggah kedalam blog.
c) Konten pembelajaran dapat berupa video, teks, foto, suara,
atau gambar yang sesuai dengan isi kurikulum atau materi
yang telah ditentukan dan dirancang dalam blog.

d) Konten pembelajaran disesuaikan dengan komposisi strategi


pembelajaran tatap muka dan online.
e) Berbagai link terkait yang berhubungan dengan materi yang
disajikan dalam blog.Link terkait berfungsi untuk menambah
pendalaman materi dapat berupa link web, video ataupun link
modul, tutorial, bahan presentasi yang disediakan oleh guru.

3. Sintaks Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning


menggunakan Blog
Sintaks merupakan urutan aktivitas pembelajaran atau tahapan
mendeskripsikan model. Sintaks perlu dideskripsikan ke dalam
rangkaian kegiatan yang disebut dengan tahap-tahap
(Joyce&Weil, 2014). Oleh karena itu, setiap model memiliki

36
tahap yang jelas dan berbeda agar bisa diterapkan. Begitu juga
dengan model blended learning agar dapat diterapkan terlebih
dahulu harus memiliki tahap-tahap pelaksanaannya yang jelas.

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


(1) (2) (3)
Seeking of • Guru menyampaikan • Siswa dalam
information kompetensi dan tujuan kondisi siap
Pencarian informasi pembelajaran untuk belajar dan
dari berbagai sumber menginisiasi kesiapan belajar menyiapkan
informasi yang siswa sekaligus alat/bahan
tersedia baik melalui mempersiapkan siswa dalam untuk eksplorasi
internet maupun buku proses eksplorasi konsep topik yang
dengan penyampaian/ materi yang relevan melalui disampaikan
pendemonstrasian kegiatan pembelajaran tatap oleh
fenomena melalui muka (face to face) di kelas guru/fasilitator.
tatap muka (face to maupun pembelajaran Eksplorasi
face) di kelas dengan suplemen TIK(online). materi melalui
Kegiatan eksplorasi konsep buku
dapat dilakukan secara pendamping
individual maupun kelompok (offline) maupun
internet (online).
• Guru memfasilitasi, • Siswa dapat
membantu, dan mengawasi membentuk
siswa dalam proses eksplorasi kelompok 2-4
konsep teorisehingga orang untuk
informasi yang diperoleh bersama-sama
tetap relevan dengan yang melakukan
sedang dibahas, serta diyakini proses
validitas/reliabilitas dan eksplorasi topik
akuntabilitas akademiknya. yang
disampaikan
guru atau
fasilitator dan
dapat bertanya
kepada guru
atau fasilitator
apabila menemu
37
masalah.
Fase: acquisition of
information • Guru mengkonfrontasi ide • Siswa
atau gagasan yang telah ada menuliskan hasil
Menginterprestasi
dalam pikiran siswa dengan elaborasi
dan mengelaborasi
hasil interprestasi tentang topik
informasi secara
informasi/pengetahuan dari yang dipelajari
personal maupun
berbagai sumber yang secara individu
kelompok
tersedia (baik offline maupun atau kelompok.
online)

• Guru mendorong dan • Siswa


memfasilitasi siswa untuk mempersentasi
mengkomunikasikan hasil kan hasil
interprestasi dan elaborasi elaborasi dan
ide-ide mengenai topik atau eksploarasi
materi yang dipelajari secara topik yang
tatap muka (face to face) sedang
maupun menggunakan dipelajari
fasilitas TIK (online), secara secara individu
personal maupun kelompok. atau kelompok
atau melakukan
diskusi dan
tanya jawab
secara tatap
muka di depan
kelas atau
melalui fasilitas
TIK milik guru
(web, blog,
email, chat,
discussion
forum dll)

• Guru menugaskan siswa • Siswa


untuk mengelaborasi mengerjakan
penguasaan konsep materi tugas-tugas
melalui pemberian soal-soal secara tertulis
yang bersifat terbuka dan atau secara
kaya (open-rich problem) baik online melalui
38
secara konvensional maupun fasilitas TIK milik
menggunakan fasilitas TIK. guru.
Fase: synthesizing of • Guru menjustifikasi hasil • Siswa menyusun
knowledge eksplorasi dan akuisisi konsep rangkuman atau
sains secara akademik, dan kesimpulan
Merekonstruksi
bersama-sama siswa terhadap topik
pengetahuan melalui
menyimpulkan konsep materi yang dipelajari.
proses asimilasi dan
yang dibelajarkan.
akomodasi bertolak
dari hasil analisis, • Guru membantu siswa
diskusi dan mensintesis pengetahuan
perumusan dalam struktur kognitifnya
kesimpulan dari • Guru mendampingi siswa
informasi yang dalam
diperoleh mengkonstruksi/merekonstru
ksi konsep materi melalui
perumusan kesimpulan
terhadap informasi yang
dipelajari

Sumber: adaptasi dari Ramsay (2001).

39
Skema dalam pembelajaran blended learning yang menggunakan
blog adalah sebagai berikut:

BLENDED
LEARNING

Media

BLOG GURU

Pembelajaran Pembelajaran Kolaborasi Evaluasi


tatap muka mandiri

Individu
secara offline: Offline:
Tatap
Buku sekolah,  Membentuk  Tes
Muka/F2F 2- 4 Online
modul
• Apersepsi kelompok (Bank
(dapat Individu diskusi tatap Soal)
berupa secara online: muka/F2F  Unggah
deskripsi, materi dalam
assosasi, blog,
relevansi) Ebook/digital
• Penyampai book, Link
an terkait
kompetens Online:  Presenta
i dan  Diskusi si
tujuan Online (chat Kelompo
Kelompok k
pembelajar forum)
secara offline:
an buku sekolah,  Posting
• Eksplorasi modul Komentar
konsep/ma
teri Kelompok
secara
online:materi
Refleksi dalam blog,
siswa Ebook/digital
(memberik book, Link
an terkait
kesempata
n kepada
siswa
dengan
cara
mereprese
ntasikan
Menyimpulk
atau an
mengungg topik/materi
ah ke pembelajara
dalam blog n

40
Dalam pembuatan Blog untuk mendukung pembelajaran
blended learning, maka harus dirancang terlebih dahulu mulai dari
skema/peta materi dan sistematika/flowchart perancangan blog.
Berikut contoh skema/peta materi dan sistematika flowchart
perancangan blog untuk mendukung pembelajaran blended learning:

Peta Materi

Contoh Peta Materi Pencemaran Lingkungan

41
Contoh Skema/flowchart rancangan blog
Untuk mata pelajaran Biologi SMA ,Topik Materi 1:
Keseimbangan Lingkungan

42
Penjelasan skema perancangan blog:
1. Menu
Menu blog disesuaikan dengan kebutuhan guru menyangkut
materi apa yang akan disajikan melalui blog. Dalam satu menu
blog dapat disajikan beberapa materi atau topik yang
terangkum dalam satu semester pembelajaran. Sebagai contoh
diatas adalah menu untuk satu materi atau topik pembelajaran
Biologi dengan judul Jaringan Hewan. Guru dapat
menambahkan materi atau topik yang lain dalam pembelajaran
Biologi sebagai bagian dari menu yang akan di tampilkan.

2. Mindmapping
Mindmapping materi yang berfungsi untuk:
a. Menambah pemahaman pada saat pembelajaran karena
dapat melihat keterkaitan antartopik yang satu dengan yang
lainnya
b. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan materi
pembelajaran
c. Memudahkan untuk melihat kembali sekaligus mengulang-
ulang ide dan gagasan
3. Kompetensi/Indikator
Kompetensi dan indikator yang hendak dicapai pada materi
yang disampaikan.
4. Pendahuluan
Deskripsi singkat atau penjelasan awal mengenai materi
5. Materi
Materi dan sub materi yang disajikan dalam blog dapat berupa
teks, video, animasi dan link terkait untuk pendalaman materi
lebih lanjut.

43
6. Forum diskusi/komentar
Pada setiap sub materi disedikan kolom komentar sebagai
sarana kolaborasi siswa dan guru/fasilitator untuk berdiskusi
atau memberi komentar mengenai materi yang disajikan.
7. Tugas
Pada sub menu tugas disedikan kolom untuk siswa dapat
mengunggah tugas apabila jenis tugas yang diberikan oleh
guru/fasilitator mengharuskan siswa untuk mengunggah tugas
ke dalam blog.
8. Refleksi Siswa
Menu refleksi siswa merupakan tempat guru untuk
memposting hasil karya hasil refleksi siswa untuk dapat diberi
komentar oleh siswa lain sebagai bentuk penghargaan guru
terhadap aktifitas pembelajaran yang telah diikuti oleh siswa.

Pada tahap pengembangan blog, guru atau fasilitator dapat


mengembangkan materi yang ada sesuai dengan kebutuhannya
sehingga blog yang dikembangkan dapat memiliki beragam konten
pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan
pembelajaran dikelas. Berikut skema atau flowchart pengembangan
blog tahap selanjutnya:

44
Guru dapat mengisi materi untuk Topik 1, Topik 2 dan
selanjutnya sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

45
BAB IV RENCANA KERJA

Rencana kerja untuk rancangan model pembelajaran blended


learning menggunakan blog:

No Waktu Pihak yang Keterangan


terlibat
1. . April Minggu Pustekkom dan Pustekkom
ke 1 Sekolah berkoodinasi
mengenai rancangan
model pembelajaran
blended learning
menggunakan blog
2. April Minggu ke 2 Pustekkom dan Bimtek untuk guru
Sekolah mengenai
pembuatan blog
3. April Minggu ke 3 Guru Guru menyiapkan
materi dan membuat
blog
4. April Minggu ke 4 Guru dan siswa Uji coba penggunaan
blog dikelas
5. Mei Minggu ke 1 Guru dan siswa Pembelajaran
s/d 3 blended learning
menggunakan blog
sesuai jadwal yang
telah dibuat.
6. Mei Minggu ke 4 Guru Evaluasi terhadap
hasil pembelajaran
dan pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
blended learning
menggunakan blog.

46
BAB V KRITERIA KEBERHASILAN

Kriteria keberhasilan penerapan model pembelajaran blended


learning dengan media blog sebagai berikut:

SEKOLAH

Interaksi guru dengan blog Guru

Inte Inte
raks raks
i i
sisw gur
a u
Ak den den
tifi gan gan
tas gur sisw
blo u a
g

Interaksi siswa dengan siswa

Interaksi siswa dengan blog Siswa Siswa

Refleksi

47
DAFTAR PUSTAKA:

Alexander, Laurel. (2000). Education & Training On The Internet. An


essensial resources for students, teachers and education
providers. Internet Handbook. UK
Adri, Muhammad. (2008). Pemanfaatan Internet sebagai Sumber
Pembelajaran. IlmuKomputer.com
Albion, Peter (2008) Web 2.0 In Teacher Education: Two Imperatives
For Action. Computers in the Schools, 25 (3/4). pp. 181-198. ISSN
0738-0569
Chaudry, Abdus Sattar. (2015). International Journal Of Digital
Sociaty (IJDS), Volume 6. Issue 2.
Paull Eggen Don Kauchak, 2012. Strategi dan Model Pembelajaran,
Jakarta : PT.Indeks
Deore .K.V.T (2012). The Educational Advantages of Using Internet.
International Educational E-Journal ISSN 2277-2456, Volume-I,
Issue-II, Jan-Feb-Mar 2012
Driscoll, M. (2002) Blended Learning: Let’s Get beyond the Hype. IBM
Global Services.
Forsyth, Ian. (2001). Teaching and Learning Materials and The
Internet. 3rd Edition. USA
Guedes ,Manuela& Almeida, Pedro. (2012). Multimedia
Teaching Contents: Creating and Integrating Activities in New
Learning Environments, Interactive Multimedia, Dr Ioannis
Deliyannis (Ed.), InTech, DOI: 10.5772/35981.

48
Izzudin. Syarif.(2012). “Pengaruh model blended learning terhadap
motivasi dan prestasi belajar siswa smk”. Jurnal Pendidikan
Vokasi,Vol 2,Nomor 2, Juni 2012. Hal 234-244.
Nugraha, Riyan. (2015). Penerapan Metode Pembelajaran Bauran
(Blended Learning) Dengan Media Blog Dalam Pembelajaran
Menulis Teks Cerpen. Universitas Pendidikan Indonesia.
Spira, Jonathan B. Goldes, David M. (2007). Information Overload We
Have Met The Enemy And He Is Us.Basex, Inc
Grant Ramsay. 2001. Teaching and Learning With Information and
Communication Technology: Succes Through a Whole School.
Thurlow,et al. (2004). Computer Mediated Communication -Social
Interaction and The Internet: Sage Publication.
Wu, C. (2006). Blogs in TEFL: A new promising vehicle. US-China
Education Review.

49
Link Internet:
https://www.kompasiana.com/ahmadimam/guru-dan-pemanfaatan-
komputer-di-kelas_550d69e88133115a2cb1e333di unduh 24
Januari 2018.
Blogging for Teaching and Learning: An Examination of Experience,
Attitudes, and Levels of Thinking.
http://www.cedtech.net/articles/43/432.pdf di unduh 20 Januari
2018.
Using Blogs to Facilitate Interactive and Effective Learning:
Perceptions of Pre-service Arabic Teachers.
http://www.academypublication.com/issues/past/jltr/vol04/05/10.p
df 20 Januari 2018.
THE USE OF CLASSROOM BLOG IN TEACHING WRITING TO JUNIOR
HIGH SCHOOL STUDENTS.
http://www.virclass.net/eped/ep_tmp/files/17842056574abc85cdf3
04e.pdf20 Januari 2018.
Learning to Blog and Blogging to Learn: One Teacher’s Personal
Reflection.
http://www.mun.ca/educ/faculty/mwatch/vol41/fall2013/patriciaHe
witt.pdf20 Januari 2018.
http://www.glencoe.com/sites/ohio/student/technology/index.html
di unduh tanggal 19 Januari.
___

50

Anda mungkin juga menyukai