Perkembangan Teknologi
Elektronika Daya
Elektronika’ Daya’ adalah cabang ilmu’ yang ‘berkaitan dengan
pengolahan dan pengendalian tenaga listrik sec
menggunakan saklar-saklar semikonduktor. Saklar semikonduktor
bekerja menghubungkan. (on) dan memutus ofp rangkaian
elektronik secara berulang-ulang dalam kurun waktu yang: sangat
singkat. Perangkat elektronik. oe tenaga listrik int disebut
konverter daya. S i
Rectifier), dan Transistor
Bidang ilmu Elektronika Daya berkaitan dengan pengolahan dan
pengendalian tenaga listrik secara elektronik. Perangkat pengolahan
dan pengendalian listrik disebut konverter yang bekerja secara
terhubung (on) dan terputus (off) berulang-ulang dalam periode
waktu yang sangat singkat, memanfaatkan saklar-saklar
semikonduktor. Selanjutnya dikenal 4 macam konverter dasar yaitu
Bab 1 ~ Perkembangan Teknologi Elektronika Daya 1dari ac ke de; de ke de; de ke ac; ac ke ac. Kombinasi atau gabungan
dari 4 macam konverter tersebut menghasilkan perangkat-perangkat
yang banyak kita jumpai di rumah tangga, misalnya adaptor (catu
daya de), peralatan pengisi baterai telepon seluler, Uninterruptible
Power Supply (UPS), filter aktif dan lain-lain. Dalam buku ini, materi
tambahan terletak di Bab 12, yang sebelumnya tidak terdapat di buku
edisi 1 penulis [1]. Sedangkan konverter tunggal ac ke de dan de ke de
serta konverter de ke ac dan ac ke ac dikembangkan dari buku 1 dan
buku 2, oleh penulis [2] dan [3].
Konverter Elektronika Daya juga banyak digunakan dalam
pengembangan pembangkit listrik untuk pedesaan, terutama yang
menggunakan energi terbarukan. Pembangkit listrik tenaga bayn,
tenaga surya, tenaga ombak, tenaga arus laut, semuanya
membutuhkan konverter untuk menyesuaikan dan menstabilkan
tegangan, mengatur keseimbangan daya terbangkit dan beban, serta
mengatur penyimpanan energi listrik. Demikian pula pada sistem
kelistrikan besar (jala-jala), aplikasi konverter Elektronika Daya
banyak dipakai pada sistem injeksi energi terbarukan dan
pengendalian smart grid.
Seiring dengan perkembangan teknologi, sistem pengkonversi energi
telah mengalami kemajuan yang sangat cepat dalam beberapa
dasawarsa terakhir. Contoh yang mudah adalah sebuah adaptor, yaitu
sebuah catu tegangan de yang diperoleh dari sumber ac. Pada
awalnya, tegangan de diperoleh langsung dari suatu generator de,
atau dari motor ac yang digandeng dengan generator de.
Perkembangan berikutnya, digunakan sebuah transformator yang
dilengkapi dengan diode sebagai penyearah tegangan. Pada akhir
abad 20, era SMPS (Switch Mode Power Supply) mulai populer,
berupa penyearah tanpa transformator. SMPS menyajikan teknologi
adaptor menjadikan ukurannya jauh lebih kecil, yaitu hanya sekitar
10% dibanding generasi motor-generator. Gambar 1.1 menunjukkan
ilustrasi perubahan teknologi sistem penyearah tegangan, gambar
diambil dari [4]-[6].
a Desain Konverter Elektronika Daya
Gambar 1.1 Perubahan teknologi sistem penyearah tegangan
Elektronika Daya tersusun atas 4 bidang utama dalam lingkup Teknik
Elektro, yaitu:
1. Teknik Sistem Tenaga
2. Elektronika
3. Sistem Kendali
4. Pemrosesan Sinyal
Gambar 1.2 menunjukkan keterkaitan 4 bidang utama terhadap
teknologi Elektronika daya. Sebagai contoh adalah teknologi alat
pengisi baterai dalam suatu telepon seluler atau laptop. Peralatan
tersebut merupakan mesin statik yang menggunakan saklar
semikonduktor. Saklar-saklar semikonduktor dikendalikan oleh
rangkaian elektronik yang menggunakan umpan balik tertutup untuk
menjaga kestabilan dan keakuratan hasil keluarannya. Proses
pengendalian dapat menggunakan teknik analog yang memanfaatkan
op-amp, ataupun menggunakan teknik digital yang berbasis
pemrograman dikombinasi dengan sistem kecerdasan buatan.
Bab 1 ~ Perkembangan Teknologi Elektronika Daya 3Konversi Energi
kKualitas Daya Sistem Kecerdasan
Sistem Tenaga: mesin statlk Buatan
Proses Sinyal:
analog, digital
Sistem
Kestabilan
Digital Signal
Processing ELEKTRONIKA
DAYA
Elektronika: sistem rangkaian ere
Op-Amp
Semiconductor Devices
‘Microcontratler/
Microprocessor
Gambar 1.2 Susunan Elektronika Daya dan 4 bidang utama dalam lingkup Teknik Elektro
Di sisi aplikasi perangkat keras, gabungan beberapa bidang tersebut
membentuk suatu perangkat Elektronika Daya, yang berperan
sebagai antarmuka antara sumber tegangan dan beban, seperti
terlihat pada Gambar 1.3. Beban-beban yang dipikul dapat berupa
motor listrik, kapasitor bank, baterai, ataupun alat-alat elektronik
seperti radio, TV, komputer, lampu pendar (fluorescent).
Perangkat Beb:
Sumber Elektronika rai
Tegangan Daya at
Gambar 1.3 Diagram blok sistem dengan perangkat Elektronika Daya
Gambar 1.3 menunjukkan pula arah aliran daya, yaitu dari sumber ke
beban. Pada perangkat tersebut, daya ditransfer dari sumber untuk
digunakan oleh beban.
4 Desain Konverter Elektronika Daya
A to,
Vin] ia ps
> >
: ead
a) Metode pembagi tegangan b) Metode saklar
Gambar 1.4 Metode menurunkan tegangan
Spesifikasi atau parameter-parameter utama yang perlu mendapat
perhatian adalah:
e Tegangan (satuan Volt), pengamatan meliputi besaran dan bentuk
gelombang
¢ Arus (satuan Ampere), meliputi besaran dan bentuk gelombang,
sudut fasa
e Daya aktif (satuan Watt), merupakan daya rata-rata
e Energi (satuan Watt jam atau Wh), merupakan hasil perkalian
antara daya dan waktu dalam rentang tertentu
Sistem perangkat Elektronika Daya beroperasi berdasarkan prinsip
on-off, atau menggunakan saklar untuk mengubah status memutus
dan menyambung. Dengan prinsip on-off, proses konversi energi
bekerja pada efisiensi yang cukup tinggi. Gambar 1.4 adalah ilustrasi
terhadap 2 macam perangkat untuk menurunkan tegangan de.
Gambar 1.4 adalah perangkat pengkonversi energi, berupa sebuah
kotak dengan garis putus-putus yang memiliki 2 terminal input (Vin)
dan 2 terminal output (Vou). Untuk mempermudah penjelasan,
Bab 1 — Perkembangan Teknologi Elektronika Daya 5dimisalkan tegangan input = 100 volt de dan tegangan output = 20
volt de. Cara pertama (Gambar 1.4.a) menggunakan metode pembagi
tegangan berupa R, dan R2, sedangkan cara kedua (Gambar 1.4.b)
menggunakan saklar on-off. Gambar bagian bawah adalah bentuk
gelombang tegangan output yang dihasilkan oleh kedua macam
metode.
Metode pertama menghasilkan tegangan output Vow sesuai
persamaan berikut:
a
2
our = ya, Yin
(1.1)
Metode kedua menggunakan saklar yang dinyalakan selama to, dan
diulang dalam periode T detik, sehingga dihasilkan tegangan output
rata-rata sebesar:
(1.2)
Jika arus beban tidak menjadi perhatian utama, resistor pada metode
pertama dapat dipilih R= 8Q dan Re= 20, sedangkan metode kedua
ton/T = 20%. Kedua metode ini akan sama-sama menghasilkan
tegangan output rata-rata 20 volt, dari tegangan input 100 volt.
Perbedaan kedua metode ini adalah pada bentuk gelombang tegangan
output dan efisiensi_ rangkaian. Sistem pembagi_tegangan
menghasilkan bentuk output yang rata, sedangkan sistem saklar
menghasilkan tegangan berupa pulsa. Tegangan pulsa berupa
gelombang persegi dengan amplitudo 100 volt selama 20% periode
dan bernilai nol selama 80% periode, sehingga nilai rata-rata
tegangan tersebut adalah 20 volt.
6 Desain Konverter Elektronika Daya
Perbedaan berikutnya adalah efisiensi, yang dapat diwakili oleh nilai
rugi-rugi internal rangkaian atau perbandingan antara daya output
dan input. Metode pertama memiliki efisiensi yang amat rendah.
Dalam keadaan tanpa beban, rugi-rugi rangkaian sebesar I? (R, + Re)
= 1000 Watt. Rugi-rugi ini akan muncul dalam bentuk energi panas
yang dipancarkan oleh resistor. Sebaliknya, sistem saklar on-off tidak
menyerap rugi-rugi sama sckali saat beban kosong (diasumsikan
sebagai saklar ideal). Pada saat berbeban, rugi-rugi akan proporsional
terhadap arus kuadrat dan resistansi internal saklar, sehingga rugi-
rugi bernilai sangat kecil karena resistansi internal saklar bernilai mili
atau mikro Ohm. Jadi, jelaslah sekarang bahwa metode saklar on-off
sangat layak diaplikasi pada sistem-sistem berdaya besar karena
efisiensinya yang tinggi.
Saklar dalam teknologi Elektronika Daya mempunyai peran yang
sangat penting. Saklar adalah perangkat yang bekerja untuk memutus
atau menyambung satu rangkaian terhadap rangkaian lainnya.
Parameter utama suatu saklar adalah kecepatan memutus-
menyambung (switching frequency), kapasitas daya dan resistansi.
Saklar dibedakan menjadi 2 macam yaitu: saklar elektro mekanik dan
semikonduktor. Saklar elektromekanik pada umumnya digunakan
sebagai aktuator sistem proteksi. Saklar elektromekanik tidak dapat
digunakan dalam teknologi Elektronika Daya karena kecepatan
switching yang rendah. Sebaliknya, saklar semikonduktor yang
memiliki ciri kecepatan tinggi orde kHz dan berdaya besar, digunakan
sebagai jantung sistem perangkat Elektronika Daya. Saklar
semikonduktor dikelompokkan dalam 3 keluarga meliputi: transistor,
thyristor, dan diode.
1.1 Saklar Elektro Mekanik
Saklar elektro mekanik berupa peralatan pemutus arus yang
dikendalikan oleh kumparan elektromagnetik. Relay, kontaktor,
circuit breaker merupakan contoh saklar elektromekanik.
Bab 1 ~ Perkembangan Teknologi Elektronika Daya leGambar 1.5 Saklar elektro mekanik
Gambar 1.5 adalah bentuk fisik saklar elektro mekanik dan skema
dasarnya. Sebuah saklar elektro mekanik atau disebut juga saklar
elektromagnetik’ terdiri dari sebuah kumparan dan kontak
penghubung. Kontak penghubung berupa sebuah tuas terbuat dari
bahan feromagnetik, yang dapat berubah posisi apabila terkena
medan elektromagnetik yang dibangkitkan oleh kumparan. Pada saat
kumparan dialiri arus, maka kontaktor akan saling terhubung dan
arus akan mengalir. Sebaliknya, jika aliran arus pada kumparan
dihentikan, maka kontaktor akan berubah ke posisi tidak terhubung.
1.2 Saklar Semikonduktor: Transistor
Transistor merupakan komponen semikonduktor yang memiliki 3
terminal, yaitu 1 terminal sebagai pengendali dan 2 terminal sebagai
bagian yang dikendalikan. Secara umum_ keluarga transistor
dikelompokkan dalam 3 golongan:
e BJT (Bipolar Junction Transistor)
e FET (Field Effect Transistor) meliputi JFET, MOSFET
* IGBT (Insuated Gate Bipolar Transistor)
G. | Desain Konverter Elektronika Daya
Ketiga golongan transistor tersebut mempunyai susunan
semikonduktor yang berbeda, sehingga karakteristik dan cara
pengendaliannya juga berbeda-beda.
Bipolar Junction Transistors (BJT) merupakan bentuk keluarga
transistor yang paling sederhana dan pertama kali ditemukan pada
tahun 1953. BJT memiliki 3 terminal, yaitu Kolektor, Basis, Emitor.
Terminal Basis digunakan untuk mengendalikan aliran arus pada
Kolektor-Emitor. Bentuk gelombang arus yang diumpankan pada
Basis akan dibentuk serupa pada Kolektor-Emitor, tetapi dengan
besaran yang berlipat puluhan hingga ratusan kali. Beberapa bentuk
transistor diperlihatkan pada Gambar 1.6. BJT, memiliki kecepatan
pensaklaran paling rendah dibanding dengan keluarga transistor
yang lain, berkisar pada 5 kHz dan daya hingga 50 kVA.
iw
Gambar 1.6 Bentuk fisik transistor [7]
Simbol dan karakteristik BJT dapat dilihat pada Gambar 1.7. Sumbu
horisontal mewakili tegangan pada terminal Kolektor-Emitor,
sedangkan sumbu vertikal adalah arus Kolektor-Emitor. Semakin
besar arus yang diumpankan pada Basis, menghasikan aliran arus
dan tegangan yang lebih besar pula pada terminal Kolektor-Emitor.
Bab 1 — Perkembangan Teknologi Elektronika Daya 9Gambar 1.7 Simbol dan grafik karakteristik BJT
Keluarga transistor yang lain adalah dari golongan FET (Field Effect
Transistor). Salah satu jenis FET yang amat populer dan banyak
digunakan dalam aplikasi manufaktur adalah MOSFET. Transistor
jenis ini memiliki 3 terminal dengan penamaan: Source, Gate, Drain.
Terminal Gate adalah tempat pengendalian. Berbeda dengan BJT,
pengendalian MOSFET bukan menggunakan arus, melainkan
tegangan. Pengontrolan menggunakan tegangan sangat memudahkan
/ dalam perancangan suatu rangkaian. Simbol dan karakteristik
MOSFET disajikan pada Gambar 1.8. MOSFET memiliki keunggulan
pada kecepatan pensaklaran, yakni mampu hingga beberapa ratus
MHz. Namun seiring dengan operasi pada kecepatan pensaklaran
yang tinggi, kemampuan daya MOSFET akan menurun tajam,
frekuensi switching berkisar hingga 50 MHz dan daya 10 kVA.
10 Desain Konverter Elektronika Daya
Saturation region
Gctive region)
Drain (2)
ace
is s
Souzc0(8)
Gambar 1.8 Simbol dan karakteristik MOSFET
Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT) adalah gabungan antara
BJT dan MOSFET. Terminal pengendali berupa Gate, sedangkan
terminal yang dikendalikan adalah Kolektor dan Emitor.
Karakteristik IGBT mirip dengan BJT, tetapi teknik pengendaliannya
menggunakan tegangan.
Increasing Vex
Gambar 1.9 Simbol dan karakteristik IGBT
Simbol dan grafik karakteristik terdapat pada Gambar 1.9.
Karakteristik kecepatan pensaklaran IGBT berada diantara BJT dan
MOSFET. Kecepatan penyaklaran mampu hingga 70 kHz, sedangkan
kemampuan daya IGBT hingga 5 MVA. Pada saat ini, IGBT
Bab 4 — Perkembangan Teknologi Elektronika Daya | 1merupakan saklar semikonduktor yang paling banyak digunakan
dalam aplikasi di lapangan.
Gambar 1.10 Kecepatan pensaklaran dan kemampuan daya transistor
1.3 Saklar Semikonduktor: Thyristor
Thyristor atau disebut juga Silicon Controlled Rectifier (SCR)
tersusun atas 4. keping semikonduktor dan memiliki 3. terminal:
Anoda, Katoda, Gate. Terminal Gate berfungsi untuk menyalakan
thyristor, di mana Anoda dan Katoda seolah terhubung singkat dan
arus mengalir satu arah dari Anoda ke Katoda. Sebaliknya, terminal
Gate tidak dapat digunakan untuk memadamkan thyristor.
Pemadaman SCR hanya bisa dilakukan apabila arus yang mengalir
pada Anoda-Katoda kurang dari arus minimum (holding current).
Gambar 1.11 adalah berbagai bentuk thyristor sesuai dengan kapasitas
masing-masing.
12 Desain Konverter Elektronika Daya
Gambar 1.11 Berbagai bentuk thyristor [8]
te
ra 7
I, |
oat sti]
Battery he a
|
eas Fortine i
a a #p .
Normally Closed
Gambar 1.12 Prinsip kerja thyristor
Prinsip kerja sebuah thyristor dijabarkan mengikuti Gambar 1.12.
Rangkaian baterai, lampu, SCR dan saklar S disusun seperti pada
gambar. Terminal Anoda terpasang pada polaritas positif baterai,
sedangkan Anoda terhubung pada polaritas negatif baterai. Susunan
ini telah sesuai, sehingga memungkinkan SCR dapat konduksi.
Namun, SCR hanya bisa konduksi apabila tegangan Anoda >
tegangan Katoda, atau dengan kata lain arus yang akan mengalir
searah dengan anak panah simbol SCR, yaitu dari Anoda ke Katoda.
Kondisi ini disebut “forward”.
Mengacu pada grafik Gambar 1.12, thyristor belum akan menyala
meskipun susunan rangkaian telah sesuai. Thyristor mulai konduksi
saat arus pemantik, Ic, diumpankan pada terminal Gate pada saat
t=a. Konduksi thyristor ditandai dengan mengalirnya arus Jr, atau
Bab 1 — Perkembangan Teknologi Elektronika Daya 13lampu menyala. Pada saat arus Ic telah habis atau kembali ke nol,
terlihat arus Ir thyristor masih tetap mengalir. Disinilah perbedaan
utama cara kerja thyristor dan transistor. Selanjutnya, thyristor akan
padam apabila saklar S “dipencet untuk beberapa saat, yang
mengakibatkan arus Ip bernilai nol. Karena arus thyristor turun
hingga dibawah arus minimum, maka thyristor akan padam. SCR
akan kembali konduksi apabila arus Gate diumpankan kembali.
Grafik karakteristik thyristor mirip dengan karakteristik dioda, yang
akan dibahas pada sub bab berikut ini.
1.4 Saklar Semikonduktor: Dioda
Dioda merupakan perangkat power semikonduktor yang paling
sederhana dibandingkan dengan jenis thyristor dan transistor.
Gambar 1.13 menunjukkan beberapa bentuk dan ukuran dioda.
Gambar 1.13 Berbagai macam dioda dalam berbagai ukuran
Dioda adalah saklar semikonduktor yang mampu mengalirkan arus
dalam satu arah dari terminal Anoda ke Katoda. Dioda secara
otomatis akan konduksi apabila tegangan Anoda lebih tinggi dari
tegangan Katoda dan melebihi tegangan treshold semikonduktor,
yaitu sekitar 0,7 atau 0,9 volt. Sebaliknya, dioda secara otomatis akan
padam apabila arus yang mengalir kurang dari arus minimum
(holding current). Simbol dan karakteristik dioda ditunjukkan pada
Gambar 1.14,
14 Desain Konverter Elektronika Daya
Gambar 1.14 Simbol dan karakteristik dioda
Dari Gambar 1.14, dioda dalam kondisi forward atau konduksi pada
saat ada aliran arus I. Pada kedua terminal timbul tegangan drop, Vr,
yang besarnya proporsional terhadap besar arus Ir. Sebaliknya dioda
berada dalam kondisi reverse bias atau tidak konduksi, untuk kurva
yang berada di sebelah kiri sumbu vertikal Ip. Dioda non ideal
terdapat arus bocor, digambarkan dengan arus negatif dibawah
sumbu horisonal Vp. Dalam kondisi reverse, dioda akan secara
otomatis konduksi apabila tegangan balik tersebut melebihi Vir.
Salah satu jenis dioda yang dimanfaatkan fungsi Vsr adalah zener.
Zener dioda pada umumnya digunakan untuk menstabikan tegangan.
Sebuah zener dioda memiliki tegangan Vez tertentu sesuai dengan
desain pabrik pembuat. Gambar 1.15 menyajikan contoh rangkaian
yang menggunakan zener dioda dengan rating 9 volt. Tegangan
sumber berupa 12 volt de. Resistor berfungsi sebagai pembatas arus
agar zener tidak rusak. Sesaat setelah sumber tegangan dihubungkan,
maka zener dalam kondisi reverse. Karena tegangan pada terminal
zener melebihi ratingnya (9 volt), maka zener akan konduksi. Sesaat
setelah konduksi, tegangan pada terminal zener akan turun menuju
ke nol. Disaat tegangan terminal zener tepat dibawah 9 volt, zener
akan berubah ke posisi non konduksi. Ini akan mengakibatkan
Bab 1 ~ Perkembangan Teknologi Elektronika Daya 15tegangan di terminal zener akan naik menuju ke 12 volt, dan zener
akan kembali konduksi. Operasi on dan off ini terjadi berulang-ulang
di sekitar 9 volt, sehingga didapatkan tegangan konstan pada
terminal zener dioda, Vout.
R
+
zener 9V
a2v[de
Gambar 1.15 Zener dioda sebagai penstabil tegangan
16 Desain Konverter Elektronika Daya