Anda di halaman 1dari 1

AHLI DARI PEMOHON: LUPITTA RISMA CANDANNI

Baik, Yang Mulia Hakim Majelis, Para Pemohon, Para Termohon dalam hal ini Pemerintah,
juga Para Hadirin yang ada di ruangan ini.

Assalamualaikum wr. wb. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri dulu, saya Dr. Lupitta Risma Candanni, S.H.,
M.H. saat ini saya sedang berada dalam proses penyusunan disertasi untuk memperoleh
gelar strata 3 saya di Universitas Hans Klesen, kebetulan saya mengajar di Fakultas Hukum
Universitas Mochtar Atmaja di bagian hukum tata negara di Universitas Mochtar Atmaja.

Pada kesempatan kali ini saya dimintai oleh Pihak Pemohon untuk hadir sebagai Ahli untuk
mencoba memberikan pemikiran, sumbangan pemikiran terhadap permohonan Para
Pemohon atas pengujian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara. ketika saya dimintai sebagai Ahli, saya mencoba memahami apa sebenarnya yang
ingin dipersoalkan atau dengan kata lain apa yang sebenarnya dipersoalkan oleh Pemohon
terhadap keberadaan atau eksistensi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 ini. Ada
beberapa catatan saya setelah saya membaca permohonan itu, yaitu Pemohon sebenarnya
ingin mengetahui sampai sejauh mana sebenarnya penggunaan undang-undang oleh negara
itu sesuai dengan prinsip-prinsip hukum pidana? Dan ini yang menjadi fokus saya nanti
karena hasil pemikiran kita, pemikiran saya, saya ini agak banyak hal-hal yang di luar
prinsip-prinsip hukum pidana

apakah pantas ketika seseorang yang sudah lama berkarir dalam suatu jabatan tertentu di
suatu instansi dengan segala pengabdian yang telah diberikannya, menjadi terhalang
peluangnya untuk memperoleh jenjang jabatan yang lebih tinggi hanya karena undang-
undang memperluas kesempatan kepada semua orang dari berbagai macam latar belakang
hanya dengan dalih persamaan kedudukan dihadapan hukum? Dan ini yang menjadi fokus
saya nanti.

Kedua, ada satu ketegangan, kalau tidak bisa dikatakan benturan, antara undang-undang
dengan konstitusi. Lebih khususnya adalah Pasal 37, Pasal 69, Pasal 70, dan Pasal 74
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang disebutkan oleh
Pemohon terdapat adanya

Anda mungkin juga menyukai