Panduan Keselamatan Pasien Yeni Abi
Panduan Keselamatan Pasien Yeni Abi
Puskesmas Sukodono
Tahun 2020
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusun telah diberi kesehatan, kesabaran, ilmu dan kesempatan untuk
menyelesaikan Panduan Keselamatan Pasien Puskesmas Sukodono Kabupaten Lumajang.
Panduan Panduan Keselamatan Pasien Puskesmas Sukodono Kabupaten Lumajang ini
disusun dalam rangka mendukung fungsi dan mutu puskesmas sebagai pusat pembangunan
kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah
tertentu. Di mana dalam pelaksanaan fungsi dan mutu tersebut diperlukan pembuatan
Panduan Panduan Keselamatan Pasien Puskesmas Sukodono Kabupaten Lumajang.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penyusun menyampaikan ungkapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan Panduan
Panduan Keselamatan Pasien Puskesmas Sukodono Kabupaten Lumajang.
Penyusun menyadari bahwa pembuatan panduan ini masih jauh dari kesempurnaan
mengingat keterbatasan penyusun. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran
untuk perbaikan dalam penyusunan di waktu mendatang.
Akhir kata, penyusun berharap semoga Panduan Keselamatan Pasien Puskesmas
Sukodono Kabupaten Lumajang ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I DEFINISI
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sasaran
1.4 Landasan Teori
BAB II RUANG LINGKUP
2.1 Manajemen Resiko
2.2 PMKP
BAB III PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
3.1 Peningkatan mutu dan kinerja puskesmas
3.1.1 penanggung jawaban mutu, tugas, tanggung jawab dan
wewenang
3.1.2 perencanaan mutu dan kinerja perbaikan mutu
berkesinambungan: koreksi, tindakan korektif, preventif.
3.1.3 Peran, pimpinan dan seluruh karyawan
3.1.4 internal audit
3.1.5 Rapat tinjauan manajemen (salah satunya membahas hasil
internal audit)
3.1.6 Pemberdayaan pengguna
3.1.7 Kaji banding kinerja antar puskesmas
Page 3
4.5 Upaya memberdayakan sasaran untuk berperan serta dalam
memperbaiki kinerja
4.6 dokumentasi perbaikan kinerja
4.7 Kaji banding dengan puskesmas lain
Memperbaiki perilaku dalam pemberian pelayanan, beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah
Penetapan budaya mutu dan keselamatan pasien
Indicator perilaku dalam pemberian pelayanan
Inovasi perbaikan
Evaluasi dan perbaikan perilaku dalam pemberian layanan
Sumberdaya disediakan , beberapa poin yang harus diperhatikan
Pengalokasian sumberdaya untuk perbaikan mutu klinis dan keselamatan pasien
Penyusunan pelaksanaan,evaluasi dan tindak lanjut rencana program mutu klinis dan
keselamatan pasien
Page 4
Pelaksanaan program mutu klinis dan KP , evaluasi dan tindak lanjut
Pembakuan standar layanan klinis yang disusun berdasarkan acuan yang jelas
Prosedur penyusunan standar / SOP klinis
Penyusunan standart an SOP klinis
Tersedia acuan yang jelas untuk penyusunan standar an sop klinis
Pengukuran mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien
Pengukuran menggunakan instrument yang efektif
Hal hal yang perlu diperhatikan
Indicator mutu layanan klinis ditetapkan
Sasaran keselamatan pasien
Tidak terjadi salah identifikasi
Komunikasi efektif dalam pelayanan
Tidak terjadi kesalahan pemberian obat
Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan
Pengurangan terjadinya resiko infeksi
Tidak terjadinya pasien jatuh
Pengukuran mutu layanan klinisdan sasaran keselamatan pasien dianalisis dan ditindak lanjuti
Target mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien ditetapkan dengan tepat
Penetapan targetuntuk tiap indicator mutu klinis dan keselamatan pasien
Pertimbangan dalam penetapan target
Keterlibatan tenaga klinis dalam penetapan target
Data mutu layanan klinis dan sasara keselamatan pasien dikumpulkan dan dikelola dengan
efektif
Pengumpulan data, analisis tindak lanjut, dokumentasi
Page 5
Tindak lanjut
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 6
BAB I
DEFINISI
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk puskesmas.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di puskesmas yaitu :
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan di puskesmas yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” puskesmas
yang terkait dengan kelangsungan hidup puskesmas. Ke lima aspek keselamatan
tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap puskesmas. Namun harus
diakui kegiatan institusi puskesmas dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu
keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan, dan hal tersebut
terkait dengan isu mutu dan citra puskesmas.
Di puskesmas terdapat bermacam obat, tes, prosedur, alat dengan
teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan
pelayanan pasien secara terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan
tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan terjadinya KTD
(kejadian tidak diharapkan).
Di Indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera (KNC / near
miss) masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan “mal praktek”,
yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan
berdasarkan atas latar belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien
di Puskesmas Sukodono perlu dilakukan. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan
Puskesmas Sukodono terutama didalam melaksanakan keselamatan pasien sangat
diperlukan suatu pedoman yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah
sedini mungkin.
Page 7
1.2 Tujuan Panduan Keselamatan Pasien
1.2.1 Tujuan Umum :
Sebagai Panduan bagi manajemen Puskesmas Sukodonountuk dapat
melaksanakan program keselamatan pasien dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan puskesmas.
Page 8
BAB II
RUANG LINGKUP
2.1.1.6 komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai Keselamatan Pasien.
Page 9
2.1.2.4 memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan
pada pasienyang benar;
Page 10
petugas. Tujuan utama penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas adalah
untuk keselamatan pasien dan petugas. Penyusunan panduan manajemen risiko layanan klinis
bertujuan untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang paling aman untuk pelanggan Puskesmas.
2.2.2.1 Ruang Lingkup Penerapan Manajemen Resiko Layanan Klinis
Manajemen risiko layanan klinis mencakup adanya prosedur untuk mencegah kejadian yang
membahayakan (preventing harm) dan prosedur untuk meminimalkan risiko (patient safety).
2.2.3 Manajemen Risiko Pelaksanaan Program
Manajemen risiko pada pelaksanaan program Puskesmas merupakan upaya untuk
mengidentifikasi, menganalisa dan meminimalkan dampak atau risiko atas pelaksanaan
program Puskesmas.
2.2.4 10 Langkah FMEA dalam manajemen resiko
Untuk melakukan FMEA, sangat disarankan untuk membuat tabel yang akan membantu
analisa anda. Format tabel dapat bervariasi. Anda dapat menemukan salah satu FMEA pada
tautan di akhir artikel ini.
1. Tulis semua langkah utama pada proses dalam kolom pertama. Langkah-langkah inilah
yang menjadi kerangka proses.
2. Buat daftar potensi kesalahan (failure mode) untuk setiap langkah proses. Analisa dan
temukan titik-titik kesalahan yang mungkin terjadi di setiap tahapan proses.
3. Buat daftar mengenai efek dari failure mode yang ada dalam daftar sebelumnya. Jika
terjadi kesalahan, perkirakan efek yang akan dirasakan oleh process owner (anda) dan
oleh pelanggan anda.
4. Buatlah rating, efek mana yang paling besar hingga yang paling kecil. Beri angka 1 untuk
yang efeknya paling kecil, dan 10 untuk yang efeknya paling besar. Pastikan tim
memahami dan menyetujui rating tersebut sebelum anda memulai. Masukkan angka pada
kolom ‘SEV’ (severity).
5. Identifikasi penyebab dari failure mode (kesalahan) sehingga menimbulkan efek tersebut.
Buatlah rating seperti yang anda lakukan pada daftar efek diatas yang mengidentifikasi
penyebab mana yang paling mungkin dan mana yang paling tidak mungkin. Beri angka 1
untuk yang paling rendah kemungkinannya dan 10 untuk yang paling tinggi
kemungkinannya. Masukkan dalam kolom ‘OCC’ (occurence).
Page 11
6. Identifikasi kontrol yang ada untuk mendeteksi isu-isu kesalahan yang ada dalam daftar
anda, dan buat rating berdasarkan efektifitasnya dalam mendeteksi dan mencegah
kesalahan. Nilai 1 artinya anda memiliki kontrol yang dapat dibilang sempurna, dan
angka 10 berarti anda tidak memiliki kontrol apapun terhadap failure, atau memiliki
kontrol namun sangat lemah. Masukkan dalam kolom ‘DET’ (detection). Jika ada SOP
yang teridentifikasi, catatlah nomor SOP tersebut.
7. Kalikan angka-angka pada kolom severity (SEV), occurence (OCC), dan detection (DET)
dan masukkan hasilnya pada kolom ‘risk priority number’ (RPN). Kolom ini akan
menghasilkan angka-angka yang akan membantu tim anda untuk menetapkan prioritas
fokus. Jika, misalnya, anda memiliki poin severity 10 (paling besar
efeknya), occurence 10 (terjadi setiap waktu), dan detection 10 (tidak terdeteksi), nilai
RPN menjadi 1000. Ini berarti kondisi telah sangat serius.
8. Sortir nilai pada RPN dan identifikasi isu yang paling kritikal dan mendesak untuk segera
ditangani. Tim harus membuat prioritas fokus.
9. Tetapkan tindakan spesifik yang akan dilakukan dan delegasikan kepada orang yang
bertanggung jawab di area tersebut. Jangan lupa untuk menentukan deadline tanggal,
kapan tindakan ini harus mulai/selesai dilakukan.
10. Setelah tindakan dilakukan, hitung ulang nilai occurence dan detection. Dalam banyak
kasus, nilai severity tidak perlu diubah kecuali jika pelanggan memutuskan bahwa hal
tersebut bukanlah isu yang penting.
Mulai dari menentukan struktur organisasi dan alur kerja Tim PMKP, Penetapan prioritas di
Puskesmas, penetapan indikator mutu area manajemen, klinis, dan sasaran keselamatan
pasien, pengukuran indikator untuk menilai capaian, hingga penyusunan laporan PMKP
dengan model PDCA (Plan-Do-Check-Action).
Page 12
2.3.1 Peningkatan Mutu Puskesmas
d. Internal audit
f. Pemberdayaan Pengguna
2.3.2 Beberapa output yang perlu diperhatikan untuk perbaikan mutu adalah
1. Perencanaan sd evaluasi
6. Pelaporan IKP
2.3.3 Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk Memperbaiki perilaku dalam
pemberian pelayanan
3. Inovasi perbaikan
Page 13
1. Pengalokasian sumberdaya untuk perbaikan mutu klinis dan keselamatan pasien
2. Penyusunan pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut rencana program mutu klinis dan
keselamatan pasien
2.3.5 Fungsi dan proses layanan klinis utama diprioritaskan Beberapa poin yang perlu
diperhatikan
Pengukuran mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien dianalisis dan
ditindaklanjut Rencana disusun berdasarkan hasil evaluasi
1. pengumpulan data
2. Analisis
4. Implementasi / penanggungjawab
5. Monev
6. Tindak lanjut
Page 14
BAB III
PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
Page 15
antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang keselamatan pasien.
iv. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatkan
keselamatan pasien.
v. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien.
b. Pimpinan juga mengadakan kriteria yang mendukung program keselamatan
pasien seperti
i. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
ii. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden.
iii. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan
pasien.
iv. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
v. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis
Akar Masalah “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) dan “Kejadian
Sentinel’ pada saat program keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
vi. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya
menangani “Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk
memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam
kaitan dengan “Kejadian Sentinel”.
vii. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelola pelayanan di dalam rumah sakit dengan pendekatan antar
disiplin.
viii. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien,
termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
ix. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan
Page 16
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit
dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan mplementasinya.
Page 17
3.1.7 Kaji banding kinerja antar puskesmas
Page 18
Ruang Obat Kesalahan membaca resep
- Kesalahan pemberian obat
- Kesalahan dosis/formula obat
- Kesalahan edukasi cara minum/pemakaian obat
- Kesalahan identifikasi pasien
- Pemberian obat kadaluwarsa
- Kesalahan penulisan label
- Pemberian obat rusak
- Kesalahan pengambilan obat
Keterangan:
Page 19
Rentang nilai OCC mulai 0-10; dimana 0= tidak mungkin terjadi dan 10 =
sangat sering terjadi
Rentang nilai SV mulai 0-10; dimana 0=tidak gawat dan 10=sangat gawat
Rentang nilai DT mulai 0-10; dimana 0=mudah dideteksi dan 10=sangat
sulit dideteksi
2.2.2.2.3 Evaluasi risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan
Risiko. Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan
Analisis Akar Masalah (RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan
apakah memerlukan tindakan perbaikan (treatment) ataukah tidak.
2.2.2.2.4 Tindakan atau perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu merekomendasikan
rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan.
Setiap tindakan perbaikan dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan
dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainnya.
Page 20
yang seharusnya diambil, dan bukan karena
penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera
dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau
bukan kesalahan medis karena tidak dapat
dicegah.
3 KTD yang tidak dapat dicegah Suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat
(Unpreventable dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.
advepuskesmase event)
5 Kesalahan Medis (Medical Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis
errors) yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalahan
termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu
rencana atau menggunakan rencana yang salah
untuk mencapai tujuannya. Dapat akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (omission).
6 Insiden Keselamatan Pasien Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak
(Patient Safety Incident) diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau
Page 21
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
Page 23
Melaksanakan evaluasi kontrak/perjanjian kerja
Diklat PMKP eskternal Menyusun rencana diklat PMKP
dan internal
Melaksanakan diklat PMKP
Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan diklat
PMKP
5 Peningkatan mutu Identifikasi risiko pelayanan lab
pelayanan
laboratorium
Analisis risiko dan tindak lanjutnya
Pengendalian bahan berbahaya dan beracun di
lab
Pemantauan penggunaan APD di lab
Pelaksanaan pemantapan mutu internal
Pelaksanaan pemantapan mutu eksternal
6 Peningkatan mutu Identifikasi risiko pelayanan obat
pelayanan obat
Analisis risiko dan tindak lanjutnya
Pemantauan kebersihan penyediaan obat
Page 24
Mencatat data Terkumpulnya Pencatatan
melalui data melalui sensus
sensus harian sensus harian harian
Page 25
BAB IV
DOKUMENTASI
5.1 Puskesmas wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi
kejadian
5.1.1 Identifikasi terhadap KTD,KTC dan KPC dilakukan setiap hari ,dan dilaporkan
setiap bulan,.
5.1.2 Dilakukan pelaporan hasil analisis manajemen risiko klinis tiap tiga bulan oleh
koordinator tim mutu klinis dan keselamatan pasien kepada kepala puskesmas dan
disosialisasikan kepada unit – unit terkait untuk ditindaklanjuti.
5.1.3 Dilakukan pelaporan tahunan hasil analisis manajemen risiko klinis oleh
koordinator tim mutu klinis dan keselamatan pasien kepada kepala puskesmas
Page 26
5.2 Pencatatan dan pelaporan insiden Keselamatan Pasien (IKP) mengacu pada pedoman
yang sudah ditetapkan
5.4 Panitia Mutu dan Kerja Keselamatan Pasien Puskesmas Sukodono melakukan pencatatan
kegiatan yang telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Kepala Puskesmas
secara berkala.
Formulir 1
FORMULIR LAPORAN INSIDEN KE TIM KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS SUKODONO
LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAKSIMAL 2 x 24 JAM
A. DATA PASIEN
Nama : ...............................................................................
No MR : ..................................... Ruangan : .....................
Umur : …. Bulan …. Tahun
Page 27
Keompok Umur* : 0-1 bulan > 1 bulan - 1 tahun
> 1 tahun - 5 tahun > 5 tahun - 15 tahun
> 15 tahun - 30 tahun > 30 tahun - 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Penanggung
biaya pasien : Pribadi Asuransi Swasta
Pemerintah Perusahaan*
BPJS Lain-lain
Tanggal Masuk
Rumah Sakit/
Fasyankes lain : ....................................... Jam : ......................
B. RINCIAN KEJADIAN
1. Tanggal dan Waktu Insiden
3. Kronologis Insiden
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
...................................
4. Jenis Insiden* :
Page 28
6. Insiden terjadi pada* :
Pasien
Lain-lain ........................................................................................... (sebutkan)
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ................................................................ (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Page 29
Kematian
Cedera Irreversibel / Cedera Berat
Cedera Reversibel / Cedera Sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
........
Dokter
Perawat
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Page 30
Formulir 2
Form data Rumah Sakit/Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lain untuk pelaporan insiden ke Komite
Nasional Keselamatan Pasien melalui Pos
Page 31
Formulir Laporan Insiden Keselamatan Pasien ke KNKP Melalui Pos
RAHASIA
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN PASIEN
LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN KNKP
(Patient Safety Incident Report)
Nomor ........
• Laporan ini hanya dibuat jika timbul kejadian yang menyangkut pasien. Laporan
bersifat anonim, tidak mencantumkan nama, hanya diperlukan rincian kejadian,
analisa penyebab dan rekomendasi.
• Untuk mengisi laporan ini sebaiknya dibaca Pedoman Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien (IKP), bila ada kerancuan persepsi, isilah sesuai dengan
pemahaman yang ada.
• Isilah semua data pada Laporan Insiden Keselamatan Pasien dengan lengkap.
Jangan dikosongkan agar data dapat dianalisa.
• Segera kirimkan laporan ini langsung ke Komite Nasional Keselamatan Pasien
(KNKP)
Page 32
A. DATA PASIEN
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
4. Jenis Insiden* :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel
(Sentinel Event)
Kejadian Tidak Cedera / KTC
5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*
Page 33
9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
................................................................................ ..............................
................................................................................................................
13. Tindakan dilakukan oleh* :
YaTidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja
tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
..................................................................................................... ..........
..................................................................................................... ..........
C. TIPE INSIDEN
Page 34
a. Faktor Eksternal / di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan
b. Faktor Organisasi dan Manajemen
c. Faktor Lingkungan kerja
d. Faktor Tim
e. Faktor Petugas / Staf
f. Faktor Tugas
g. Faktor Pasien
h. Faktor Komunikasi
1. Penyebab langsung (Direct / Proximate/ Immediate Cause)
..................................................................................................... ..........
...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Page 35
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 413);
Page 36