Makalah FTS-1
Makalah FTS-1
DISUSUN OLEH:
ARIFAH RAHMAWATI
CINDY NATASYA
HESTI MEILITA
INDAH MARFITA SARI
LUTHFI FERNANDA ZELAYETA
SHYERLT ANITA NINGSIH
Puji syukur kita panjatkan atas ke hadirat Allah swt. Karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Formulasi Sediaan Padat”
Penulis berharap melalui makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pihak yang telah membacanya,serta penulis mendoakan semoga segala bantuan yang
telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. Formulasi.............................................................................................................................6
B. Sediaan solid........................................................................................................................6
C. Jenis-jenis sediaan solid.......................................................................................................8
D.Formulasi Tablet...................................................................................................................8
E. Kekurangan dan kelebihan tablet.......................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................................11
1. Kesimpulan.....................................................................................................................11
2.Saran...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri farmasi merupakan sala satu elemen yang berperan penting dalam
mewujudkan kesehatan nasional melalui aktivitasnya dalam bidang manufcturing
obat. Tingginya kebutuhan akan obat dalam dunia kesehatan dan vitalnya aktivitas
obat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh manusia melahirkan sebuah tuntutan
terhadap industry farmasi agar mampu memproduksi obat yang berkualitas. Oleh
karena itu, semua industry farmasi harus benar-benar berupaya agar dapat
menghasilkan produk obat yang memenuhi standard kualitas yang dipersyaratkan.
Dalam era globlalisasi sekarang ini, industri farmasi dituntut untuk dapat
bersaing dengan industri farmasi baik dalam maupun luar negeri agar dapat
memperebutkan pangsa pasar dan memenuhi kebutuhan obat bagi masyarakat. Salah
satu caranya adalah dengan meningkatkan pemenuhan kebutuhan obat yang bermutu
bagi masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pedoman bagi industri farmasi
untuk dapat menghasilkan produk yang bermutu yaitu dengan CPOB (cara
pembuatan obat yang baik). Pada tahun 2006, pemerintah telah memperbarui cpob
ini, yang kemudian lebih dikenal dengan cob terkini atau egmp (current gmp).
Produksi obat di apotik jauh lebih mudah bandingakan dengan produksi
industri, tidak perlu mengadakan kajian preformulasi secara khusus tetapi cukup
dengan menerapkan dan memahi dasar - dasar preformulasi, schingga di dapatkan
sebuah produk obat yang sesuai. Preduksi obat di apotik dapat meliputi peracikan
obat atas permintaan tertulis dokter dalam sebuah resep atau melakukan pengemasan
ulang sediaan obat dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan pasar yang tersedia.
Sedian farmasi yang beraneka ragam jenisnya tentulah harus dipertibangkan dan
di perhatikan dalam mendesainnya sehingga di dapat suatu sediaan yang stabil, efektif
dan aman. Tahapan yang tidak kalah pentingnya dari proses sediaan farmasi adalah
preformulasi sediaan farmasi. Pengkajian preformulasi ini berpusat pada sifat-sifat
fisika kimia zat aktif serta bahan tambahan obat yang dapat mempengaruhi penampilan
bat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud formulasi?
2. Apa saja jenis sediaan solid?
3. Apa definisi sediaan tablet?
4. Apa saja komponen sediaan tablet?
5. Apa keuntungan dan kerugian sediaan solid?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu formulasi sediaan solid
2. Untuk mengetahui jenis sediaan solid
3. Untuk mengetahui komponen apa saja yang ada di dalam sediaan padat (tablet)
4. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sediaan solid
BAB II
PEMBAHASAN
A. Formulasi
Formulasi adalah menggabungkan bersama komponen dalam hubungan yang
sesuai dengan formula yang ada. Formulasi merupakan tahapan lanjutan dari kegiatan
praformulasi. Dalam kegiatan formulasi harus diperhatikan tahapan tahapan dalam
menggabungkan tiap komponen yang tertera pada formula yang telah dibuat (Siregar,
2010).
B. Sediaan solid
Sediaan solid(padat) adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur yang
padat serta kompak. Sediaan solida ini mempunyai bermacam-macam bentuk. Salah
satu bentuk sediaan solida yaitu tablet. Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang
terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang dibuat dengan pemadatan. Tablet memiliki
perbedaan dalam ukuran bentuk berat kekerasan ataupun ketebalannya. Kebanyakan
tipe atau jenis tablet dimaksudkan untuk ditelan kemudian dihancurkan dan melepaskan
bahan obat yang ada di dalam tablet tersebut ke dalam saluran pencernaan (Kemenkes
RI, 2018).
Tablet memiliki popularitas yang besar dan penggunaannya yang sangat luas
sebagai sediaan obat. Tablet terbukti menunjukkan suatu bentuk yang efisien, sangat
praktis, dan ideal untuk pemberian zat aktif secara oral (Kemenkes RI, 2018).
Gelatin juga merupakan pengikat yang baik. Namun larutan gelatin cenderung
menghasilkan tablet keras yang memerlukan disintegran aktif. Tablet yang terbentuk
dari bahan pengikat gelatin kekerasannya sama dengan tablet yang terbentuk dari bahan
pengikat gom arab. Tetapi gelatin lebih konsisten dan lebih mudah dipersiapkan dalam
bentuk larutan daripada gom arab (Istiqomah, 2011).
Kelebihan gelatin adalah dapat meningkatkan warna, bau, rasa sediaan serta
lebih ekonomis dan tidak bereaksi dengan hampir semua obat (Fadhilah & Saryanti,
2019).
Tepung agar yang digunakan sebagai bahan pengikat 3 menghasilkan tablet yang
cukup baik dan memenuhi seluruh persyaratan fisik yang sudah ditentukan (Kurniawan,
Budianto & Pratama, 2016)
C. Jenis-jenis sediaan solid
1. Tablet : sediaan padat kompak dibuat secara kempa/ cetak, dalam bentuk lingkaran
pipih kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih,
dengan atau tanpa zat tambahan. Perbedaan dengan kaplet berada pada bentuknya yang
silinder memanjang.
2. Pil : sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih bahan obat.
3. Kapsul : Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut dalam air, terbuat dari gelatin atau bahan lain yang sesuai.
4. Serbuk : campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
5. Suppositoria : sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk biasanya bentuk
peluru yang diberikan melalui rektal/ anus, vagina atau uretra. Umumnya meleleh,
melunak atau melarut pada suhu tubuh.
6. Implan (Implants) atau pellet : sediaan padat steril berukuran kecil, berisi obat
dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat dengan cara pengempaan
atau pencetakan.
D.Formulasi Tablet
Untuk pembuatan suatu tablet, harus diperhatikan sifat zat berkhasiat serta bahan
pembantu yang digunakan. Tablet dapat dibuat satu persatu dengan cara memampatkan
sejumlah serbuk tertentu diantara dua stempel dalam satu cetakan atau acuan yang
sesuai. Bagaimanapun cara ini merugikan dan memerlukan waktu yang lama. Dewasa
ini teknologi pembuatan tablet telah meningkat dengan pesatnya. Tablet bukan saja
dimampatkan dengan menggunakan mesin tablet stempel tunggal tetapi juga dengan
menggunakan mesin tablet berstembel banyak yang bergerak secara berputar dengan
teratur (“rotary”).
Kecepatan pembuatan tablet dengan cara ini sangat tinggi sehingga lebih 70.000
tablet dapat dihasilkan dalam waktu satu jam. Oleh sebab itu, pengisian serbuk ke dalam
acuan atau cetakan untuk dimampatkan menjadi tablet perlu dilakukan secara
automatik. Dengan berkembangnya pengolahan baik secara automatik atau secara
semiautomatik dan diperlukan pengawalan pelepasan obat dari formulasi farmasi,
pemilihan bahan penambah menjadi teliti. Pengetahuan dasar mengenai kegagalan atau
keberhasilan pemampatan suatu serbuk mengizinkan seorang ahli farmasi atau ahli
formulasi memilih bahan penambah yang mempunyai sifat-sifat yang bersesuaian.
Walaupun bahan pembantu kimia dan kriteria bahan penambah sangat penting untuk
tujuan pengawalan mutu, sifat-sifat fisika dan fisikokimianya merupakan faktor yang
mungkin mempengaruhi proses pembuatan formulasi dan ciri-ciri hasil akhirnya seperti
kestabilan dan ketersediaan hayatinya. Belakangan ini pemilihanbahan penambah untuk
tablet hanya berdasarkan kepadapenemuan bahan yang tidak mempunyai keaktifan
secara fisiologi, yang agak inert, dapat diperoleh dalam jumlah yang banyak dan murah
harganya, serta dapat dikendalikan dan didisain untuk memberi ciri-ciri yang diperlukan
untuk produksi tablet.
Keuntungan
a.)Tablet dapat diproduksi dalam sekala besar dan dengan kecepatan produksi
yang sangat tinggi sehingga lebih murah
c)Lebih setabil dan tidak mudah ditumbuhi mikroba karena dalam bentuk
keringdengan kadar air yang rendah
Kerugian
a)Bahan aktif dengan dosis yang besar dan tidak kompersible sulit dibuat tablet
b)Sulit untuk memformulasikan zat aktif yang sulit dibasahi dan tidak larut
serta disolusinya rendah
c)Onsetnya lebih lama dibandingkan sediaaan parenteral larutan oral dan kapsul
d)Jumlah zat aktif dalam bentuk cairan yang dapat dijerat kedalam tablet
sangat kecil
e)Kesulitan menelan pada anak-anak, orang sakit parah dan orang lanjut usia
f)Pasien yang menjalani radioterapi tidak dapat menelan obat ( sulaiman ,2007
PENUTUP
1. Kesimpulan
Formulasi merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan sediaan dimana
menitikberatkan pada kegiatan merancang komposisi bahan baik bahan aktif maupun
bahan tambahan yang diperlukan untuk membuat sediaan tertentu yang meliputi nama
dan takaran bahan.Pembuatan formulasi dilakukan setelah tahapan praformulasi.
Untuk pembuatan suatu tablet, harus diperhatikan sifat zat berkhasiat serta bahan
pembantu yang digunakan. Tablet dapat dibuat satu persatu dengan cara memampatkan
sejumlah serbuk tertentu diantara dua stempel dalam satu cetakan atau acuan yang
sesuai. Bagaimanapun cara ini merugikan dan memerlukan waktu yang lama. Dewasa
ini teknologi pembuatan tablet telah meningkat dengan pesatnya. Tablet bukan saja
dimampatkan dengan menggunakan mesin tablet stempel tunggal tetapi juga dengan
menggunakan mesin tablet berstembel banyak yang bergerak secara berputar dengan
teratur (“rotary”).
2.Saran
Demikian makalah yang penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silakan sampaikan kepada
penulis. Dan jika makalah ini dirasakan dapat memberi manfaat kepada khalayak ramai,
mohon berkenan untuk menyebarluaskannya.
DAFTAR PUSTAKA
Allen L.V., Popovich N.G. and Ansel H.C., 2014, Ansel, Bentuk Sediaan
Ansel H., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Diterjemahkan oleh Ibrahim
Anwar E., 2012, Eksipien dalam Sediaan Farmasi: Karakterisasi dan Aplikasi
Badan POM RI, 2008, Direktorat Obat Asli Indonesia, Badan POM RI, Jakarta.
Banker G.S. and Anderson N., 1994, Tablet In the Theory and Practice of
Jakarta.
Bolton S and Bon, C., 2004, Pharmaceutical Statistics Practice and Clinical
Cooper J, and Gunn., 1975, Dispensing for Pharmaceutical Students, 12th ed.,