Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MATA KULIAH FTS SOLID/PADAT

“FORMULASI SEDIAAN PADAT”


Dosen Pengampu : apt. Desti Wulandari, M.Farm

DISUSUN OLEH:
ARIFAH RAHMAWATI
CINDY NATASYA
HESTI MEILITA
INDAH MARFITA SARI
LUTHFI FERNANDA ZELAYETA
SHYERLT ANITA NINGSIH

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN HAR-KAUSYAR


JURUSAN FARMASI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas ke hadirat Allah swt. Karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Formulasi Sediaan Padat”

Dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha semaksimal mungkin dalam


penyusunannya. Namun, tidak ada gading yang tidak retak, begitu pun dengan makalah
ini masih banyak kesalahan-kesalahan baik penulisan maupun isi dari makalah sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca demi pencapaian kesempurnaan
dalam makalah ini.

Penulis berharap melalui makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pihak yang telah membacanya,serta penulis mendoakan semoga segala bantuan yang
telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Pematang Reba, September 2023

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. Formulasi.............................................................................................................................6
B. Sediaan solid........................................................................................................................6
C. Jenis-jenis sediaan solid.......................................................................................................8
D.Formulasi Tablet...................................................................................................................8
E. Kekurangan dan kelebihan tablet.......................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................................11
1. Kesimpulan.....................................................................................................................11
2.Saran...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri farmasi merupakan sala satu elemen yang berperan penting dalam
mewujudkan kesehatan nasional melalui aktivitasnya dalam bidang manufcturing
obat. Tingginya kebutuhan akan obat dalam dunia kesehatan dan vitalnya aktivitas
obat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh manusia melahirkan sebuah tuntutan
terhadap industry farmasi agar mampu memproduksi obat yang berkualitas. Oleh
karena itu, semua industry farmasi harus benar-benar berupaya agar dapat
menghasilkan produk obat yang memenuhi standard kualitas yang dipersyaratkan.
Dalam era globlalisasi sekarang ini, industri farmasi dituntut untuk dapat
bersaing dengan industri farmasi baik dalam maupun luar negeri agar dapat
memperebutkan pangsa pasar dan memenuhi kebutuhan obat bagi masyarakat. Salah
satu caranya adalah dengan meningkatkan pemenuhan kebutuhan obat yang bermutu
bagi masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pedoman bagi industri farmasi
untuk dapat menghasilkan produk yang bermutu yaitu dengan CPOB (cara
pembuatan obat yang baik). Pada tahun 2006, pemerintah telah memperbarui cpob
ini, yang kemudian lebih dikenal dengan cob terkini atau egmp (current gmp).
Produksi obat di apotik jauh lebih mudah bandingakan dengan produksi
industri, tidak perlu mengadakan kajian preformulasi secara khusus tetapi cukup
dengan menerapkan dan memahi dasar - dasar preformulasi, schingga di dapatkan
sebuah produk obat yang sesuai. Preduksi obat di apotik dapat meliputi peracikan
obat atas permintaan tertulis dokter dalam sebuah resep atau melakukan pengemasan
ulang sediaan obat dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan pasar yang tersedia.
Sedian farmasi yang beraneka ragam jenisnya tentulah harus dipertibangkan dan
di perhatikan dalam mendesainnya sehingga di dapat suatu sediaan yang stabil, efektif
dan aman. Tahapan yang tidak kalah pentingnya dari proses sediaan farmasi adalah
preformulasi sediaan farmasi. Pengkajian preformulasi ini berpusat pada sifat-sifat
fisika kimia zat aktif serta bahan tambahan obat yang dapat mempengaruhi penampilan
bat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud formulasi?
2. Apa saja jenis sediaan solid?
3. Apa definisi sediaan tablet?
4. Apa saja komponen sediaan tablet?
5. Apa keuntungan dan kerugian sediaan solid?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu formulasi sediaan solid
2. Untuk mengetahui jenis sediaan solid
3. Untuk mengetahui komponen apa saja yang ada di dalam sediaan padat (tablet)
4. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sediaan solid
BAB II

PEMBAHASAN
A. Formulasi
Formulasi adalah menggabungkan bersama komponen dalam hubungan yang
sesuai dengan formula yang ada. Formulasi merupakan tahapan lanjutan dari kegiatan
praformulasi. Dalam kegiatan formulasi harus diperhatikan tahapan tahapan dalam
menggabungkan tiap komponen yang tertera pada formula yang telah dibuat (Siregar,
2010).

Formulasi merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan sediaan dimana


menitikberatkan pada kegiatan merancang komposisi bahan baik bahan aktif maupun
bahan tambahan yang diperlukan untuk membuat sediaan tertentu yang meliputi nama
dan takaran bahan.Pembuatan formulasi dilakukan setelah tahapan praformulasi.

B. Sediaan solid
Sediaan solid(padat) adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur yang
padat serta kompak. Sediaan solida ini mempunyai bermacam-macam bentuk. Salah
satu bentuk sediaan solida yaitu tablet. Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang
terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang dibuat dengan pemadatan. Tablet memiliki
perbedaan dalam ukuran bentuk berat kekerasan ataupun ketebalannya. Kebanyakan
tipe atau jenis tablet dimaksudkan untuk ditelan kemudian dihancurkan dan melepaskan
bahan obat yang ada di dalam tablet tersebut ke dalam saluran pencernaan (Kemenkes
RI, 2018).

Tablet memiliki popularitas yang besar dan penggunaannya yang sangat luas
sebagai sediaan obat. Tablet terbukti menunjukkan suatu bentuk yang efisien, sangat
praktis, dan ideal untuk pemberian zat aktif secara oral (Kemenkes RI, 2018).

Sediaan tablet mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya adalah mudah


untuk dikonsumsi, takaran yang tepat, variabilitas sediaan yang rendah, memiliki
keseragaman yang baik, dikemas secara baik, praktis transportasi dan penyimpanannya
(stabilitasnya terjaga dalam sediaannya) serta mudah ditelan (Fadhilah & Saryanti,
2019).
Sediaan tablet, selain mengandung zat aktif yang ada dalam tablet juga
diperlukan eksipien atau bahan tambahan seperti bahan pengisi, pengikat, penghancur,
pelicin dan pewarna. Bahan tambahan memegang peranan penting dalam pembuatan
tablet, salah satunya yaitu bahan pengikat. Bahan pengikat dimaksudkan untuk
memberikan kekompakan dan daya tahan tablet sehingga bahan pengikat menjamin
penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat (Oktavia, 2011).

Pati (amilum) merupakan pengikat serbaguna untuk menghasilkan tablet yang


terdisintegrasi cepat dan granulasi hanya dapat dibuat dengan menggunakan pati sebagai
pengikat internal dan digranulasi dengan air (Siregar & Wikarsa, 2010).

Gelatin juga merupakan pengikat yang baik. Namun larutan gelatin cenderung
menghasilkan tablet keras yang memerlukan disintegran aktif. Tablet yang terbentuk
dari bahan pengikat gelatin kekerasannya sama dengan tablet yang terbentuk dari bahan
pengikat gom arab. Tetapi gelatin lebih konsisten dan lebih mudah dipersiapkan dalam
bentuk larutan daripada gom arab (Istiqomah, 2011).

Kelebihan gelatin adalah dapat meningkatkan warna, bau, rasa sediaan serta
lebih ekonomis dan tidak bereaksi dengan hampir semua obat (Fadhilah & Saryanti,
2019).

Polivinil Pirolidon (PVP) sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet yang


tidak keras, waktu disintegrasinya cepat sehingga cepat terdisolusi dalam cairan tubuh,
terabsorpsi, setelah itu terdistribusi ke seluruh tubuh dan sirkulasi sistemik (Ariswati,
Siswanto, & Hartanti, 2010). Penggunaan PVP konsentrasi 5% menghasilkan granul
dengan daya kompresi yang baik (Devi, 2018).

Tepung agar yang digunakan sebagai bahan pengikat 3 menghasilkan tablet yang
cukup baik dan memenuhi seluruh persyaratan fisik yang sudah ditentukan (Kurniawan,
Budianto & Pratama, 2016)
C. Jenis-jenis sediaan solid
1. Tablet : sediaan padat kompak dibuat secara kempa/ cetak, dalam bentuk lingkaran
pipih kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih,
dengan atau tanpa zat tambahan. Perbedaan dengan kaplet berada pada bentuknya yang
silinder memanjang.

2. Pil : sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih bahan obat.

3. Kapsul : Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut dalam air, terbuat dari gelatin atau bahan lain yang sesuai.

4. Serbuk : campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.

5. Suppositoria : sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk biasanya bentuk
peluru yang diberikan melalui rektal/ anus, vagina atau uretra. Umumnya meleleh,
melunak atau melarut pada suhu tubuh.

6. Implan (Implants) atau pellet : sediaan padat steril berukuran kecil, berisi obat
dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat dengan cara pengempaan
atau pencetakan.

D.Formulasi Tablet
Untuk pembuatan suatu tablet, harus diperhatikan sifat zat berkhasiat serta bahan
pembantu yang digunakan. Tablet dapat dibuat satu persatu dengan cara memampatkan
sejumlah serbuk tertentu diantara dua stempel dalam satu cetakan atau acuan yang
sesuai. Bagaimanapun cara ini merugikan dan memerlukan waktu yang lama. Dewasa
ini teknologi pembuatan tablet telah meningkat dengan pesatnya. Tablet bukan saja
dimampatkan dengan menggunakan mesin tablet stempel tunggal tetapi juga dengan
menggunakan mesin tablet berstembel banyak yang bergerak secara berputar dengan
teratur (“rotary”).

Kecepatan pembuatan tablet dengan cara ini sangat tinggi sehingga lebih 70.000
tablet dapat dihasilkan dalam waktu satu jam. Oleh sebab itu, pengisian serbuk ke dalam
acuan atau cetakan untuk dimampatkan menjadi tablet perlu dilakukan secara
automatik. Dengan berkembangnya pengolahan baik secara automatik atau secara
semiautomatik dan diperlukan pengawalan pelepasan obat dari formulasi farmasi,
pemilihan bahan penambah menjadi teliti. Pengetahuan dasar mengenai kegagalan atau
keberhasilan pemampatan suatu serbuk mengizinkan seorang ahli farmasi atau ahli
formulasi memilih bahan penambah yang mempunyai sifat-sifat yang bersesuaian.
Walaupun bahan pembantu kimia dan kriteria bahan penambah sangat penting untuk
tujuan pengawalan mutu, sifat-sifat fisika dan fisikokimianya merupakan faktor yang
mungkin mempengaruhi proses pembuatan formulasi dan ciri-ciri hasil akhirnya seperti
kestabilan dan ketersediaan hayatinya. Belakangan ini pemilihanbahan penambah untuk
tablet hanya berdasarkan kepadapenemuan bahan yang tidak mempunyai keaktifan
secara fisiologi, yang agak inert, dapat diperoleh dalam jumlah yang banyak dan murah
harganya, serta dapat dikendalikan dan didisain untuk memberi ciri-ciri yang diperlukan
untuk produksi tablet.

Bagaimanapun dengan kemajuan yang pesat dalam teknologi pembuatan dan


penghasilan tablet, bahan-bahan penambah tradisional ini sekarang telah disediakan di
dalam berbagai tindakan yang masing-masingnya mempunyai sifatsifat fisik yang
berlainan. Bahan penambah atau pengisi yang digunakan di dalam suatu formulai tablet
mempunyai fungsi yang berlainan, oleh karena itu bahan-bahan ini sangat berbeda dari
segi sifat-sifat kimia, fisika, dan fisikokimianya. Disamping itu, sebagian bahan
mempunyai sifat-sifat yang sesuai dengan berbagai fungsi kegunaannya. Misalnya,
selulosa mikrohablur dapat digunakan sebagai pembasah tetapi mempunyai sifat
desintegrasi (penghancur) dan juga dapat dianggap sebagai pengikat kering karena dapat
membentuk tablet yang kuat.

Magnesium stearat dapat berfungsi sebagai pelicin dan antirekat disamping


berfungsi juga sebagai pelincir. Bahan obat dalam tablet biasanya berkisar 0,5% hingga
kira-kira 70% atau lebih daripada jumlah berat akhir suatu tablet. Bagi obat keras, dosis
lazimnya sangat kecil untuk dapat dimampatkan menjadi tablet. Bahan-bahan obat yang
demikian dan bahan-bahan obat yang sukar dijadikan tablet karena sifat fisikokimianya,
harus ditambahkan bahan penambah atau pengisi yang sesuai untuk membantu dalam
pembentukan tablet.
E. Kekurangan dan kelebihan tablet
Keuntungan dan kerugian sediaan farmasia.Sediaan tablet (Ansel, 2008)

 Keuntungan

a.)Tablet dapat diproduksi dalam sekala besar dan dengan kecepatan produksi
yang sangat tinggi sehingga lebih murah

b)Memiliki ketepatan dosis tiap tablet atau tiap unit pemakain

c)Lebih setabil dan tidak mudah ditumbuhi mikroba karena dalam bentuk
keringdengan kadar air yang rendah

d)Dapat dibuat produk dengan berbagai profil pelepasan

e)Tablet bukan produk steril sehingga penanganan selama proses


produksidistribusidan pemakain lebih mudah

f)Mudah dalam penepakan dan transfortasig (Mudah dibawa kemana-


manah)Pemakain dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan tenaga medisi)Bau, rasa
dan warna yang tidak menyenangkan dapat ditutupi dengan penyalutan

g)Mudah diidentifikasi dengan memberi tanda atau logo

 Kerugian

a)Bahan aktif dengan dosis yang besar dan tidak kompersible sulit dibuat tablet

b)Sulit untuk memformulasikan zat aktif yang sulit dibasahi dan tidak larut
serta disolusinya rendah

c)Onsetnya lebih lama dibandingkan sediaaan parenteral larutan oral dan kapsul

d)Jumlah zat aktif dalam bentuk cairan yang dapat dijerat kedalam tablet

sangat kecil
e)Kesulitan menelan pada anak-anak, orang sakit parah dan orang lanjut usia

f)Pasien yang menjalani radioterapi tidak dapat menelan obat ( sulaiman ,2007
PENUTUP

1. Kesimpulan
Formulasi merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan sediaan dimana
menitikberatkan pada kegiatan merancang komposisi bahan baik bahan aktif maupun
bahan tambahan yang diperlukan untuk membuat sediaan tertentu yang meliputi nama
dan takaran bahan.Pembuatan formulasi dilakukan setelah tahapan praformulasi.

Untuk pembuatan suatu tablet, harus diperhatikan sifat zat berkhasiat serta bahan
pembantu yang digunakan. Tablet dapat dibuat satu persatu dengan cara memampatkan
sejumlah serbuk tertentu diantara dua stempel dalam satu cetakan atau acuan yang
sesuai. Bagaimanapun cara ini merugikan dan memerlukan waktu yang lama. Dewasa
ini teknologi pembuatan tablet telah meningkat dengan pesatnya. Tablet bukan saja
dimampatkan dengan menggunakan mesin tablet stempel tunggal tetapi juga dengan
menggunakan mesin tablet berstembel banyak yang bergerak secara berputar dengan
teratur (“rotary”).

2.Saran
Demikian makalah yang penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silakan sampaikan kepada
penulis. Dan jika makalah ini dirasakan dapat memberi manfaat kepada khalayak ramai,
mohon berkenan untuk menyebarluaskannya.
DAFTAR PUSTAKA
Allen L.V., Popovich N.G. and Ansel H.C., 2014, Ansel, Bentuk Sediaan

Farmasetis dan Sistem Penghantaran Obat, Diterjemahkan oleh Lucia Hendriati


dan Kuncoro Foe, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Ansel H., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Diterjemahkan oleh Ibrahim

F, Universitas Indonesia, Jakarta.

Anwar E., 2012, Eksipien dalam Sediaan Farmasi: Karakterisasi dan Aplikasi

edisi keenam, Dian Rakyat, Jakarta.

Armstrong N., 2009, Manitol, In Rowe R.C., Sheskey P.J, Handbook of

Pharmaceutical Excipients 6th ed., Pharmaceutical Press, London, pp.

Badan POM RI, 2008, Direktorat Obat Asli Indonesia, Badan POM RI, Jakarta.

Banker G.S. and Anderson N., 1994, Tablet In the Theory and Practice of

Industrial Pharmacy, edisi III, Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, UI Press,

Jakarta.

Bolton S and Bon, C., 2004, Pharmaceutical Statistics Practice and Clinical

Aplications 4th ed, Resived and Expanded, New York.

Cooper J, and Gunn., 1975, Dispensing for Pharmaceutical Students, 12th ed.,

Pitman Medical Publishing co. ltd, London.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, ed IV,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1979, Farmakope Indonesia, ed III,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai