Deteksi Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir, Neonatus Dan Balita
Deteksi Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir, Neonatus Dan Balita
• Gejala hipertermia
• Suhu tubuh >37,5 °C
• Terdapat tanda dehidrasi (elastisitas kulit menurun, mata dan
ubun-ubun besar tampak terlihat cekung, lidah & membrane
mukosa kering)
• Malas minum
• Frekuensi pernapasan >60x/menit
• Denyut jantung >160x/menit
Lanjutan….
• Penanganan hipertermia
(Bila kenaikan suhu diduga karena paparan panas yg berlebihan)
• Bayi dipindahkan ke ruangan dengan suhu kamar rendah ( 26-
28°C)
• Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu tubuh bayi
kembali normal (bukan air dingin, bukan air es)
(Bila kenaikan suhu diduga karena dehidrasi)
• Pastikan bayi mendapatkan cukup nutrisi (cairan, ASI)
(Bila kenaikan suhu diduga karena infeksi)
• Lakukan penanganan infeksi dengan memberikan antibiotik
Lanjutan….
• Penanganan hipertermia
(Bila kenaikan suhu diduga karena diletakan di dalam inkubator
atau di bawah pemancar panas)
• Turunkan suhu inkubator atau pemacar panas
• Lepaskan Sebagian atau seluruh pakaian bayi selama 10 menit
kemudian pakaikan Kembali pakaian bayi
• Periksa suhu bayi setiap jam
• Periksa suhu inkubator atau pemacar panas setiap jam &
sesuaikan pengatur suhu
• Pastikan bayi mendapat cairan yang adekuat
Tetanus Neonatorum
• Merupakan penyakit yang terjadi pada neonatus yang
disebabkan oleh bakteri clostridium tetani
(Clostridium tetani adalah bakteri yang mengeluarkan racun
yang menyerang system syaraf pusat)
• Masa inkubasi bakteri ini adalah 3-18 hari, namun biasanya
masa inkubasinya selama 6 hari
• Resiko kematian karena penyakit ini adalah 100% terutama
pada masa inkubasi >7 hari
Lanjutan….
• Faktor predisposisi
• Adanya spora tetanus
• Adanya jaringan yang mengalami luka, misal pemotongan tali
pusat
• Kondisi luka tidak bersih, menyebabkan kemungkinan terjadinya
perkembangan mikroorganisme
Lanjutan….
• Faktor resiko
1. Pencemaran lingkungan fisik & biologik
Sanitasi yang buruk membuat clostridium tetani lebih mudah
untuk berkembang biak.
2. Alat pemotong tali pusat
Penggunaan alat pemotong tali pusat yang tidak steril ketika
melakukan pemotongan tali pusat dapat meningkatkan resiko
penularan penyakit tetanus neonatorum
3. Perawatan tali pusat
Cara perawatan yang tidak benar akan meningkatkan resiko
terjadinya kejadian tetanus neonatorum
Lanjutan….
• Gejala
• Susah membuka mulut (trismus), hal ini terjadi karena adanya
kekakuan pada otot leher yang menarik sudut mulut agak ke
bawah sehingga mulut agak menganga, hal ini terlihat mulut bayi
seperti mecucu (seperti mulut ikan) sehingga bayi tidak dapat
menyusu
• Wajah tampah meringis atau mengkerut (risus sardonikus), hal ini
terjadi karena adnaya kekakuan otot pada mimik muka, sehingga
dahi bayi terlihat mengkerut, mata bayi agak menutup & sudut
mulut bayi tertarik ke samping & ke bawah
Lanjutan….
• Pencegahan
Tindakan pencegahan dilakukan dengan menurunkan atau
menghilangkan faktor resiko, yaitu dengan :
• Pendekatan kepada keluarga, masyarakat untuk melakukan
pengendalian lingkungan (menjaga kebersihan)
• Pengendalian kebersihan tempat persalinan, memastikan tidak
adanya kontaminasi spora pada saat proses persalinan
• Pemotongan menggunakan peralatan yang steril & perawatan tali
pusat yang benar
• Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
Lanjutan….
• Penanganan
• Mengatasi kejang dengan memberikan suntikan antispasmodik
(diazepam dosis awal 2,5mg secara IV)
• Membersihkan jalan napas agar bayi dapat bernapas dengan
bebas
• Bila perlu lakukan pemasangan spatel lidah yang dibungkus
dengan kassa steril (menahan lidah) agar lidah tidak tergigit
• Mencari sumber (pintu) masuknya spora tetaus untuk kemudian
dibersihkan
Lanjutan….