Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

POTENSI BAHAN GALIAN TAMBANG BATU BARA JAMBI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Geologi

Dasar Dosen Pengampu:

Ir. Agustinus Isjudarto, S.T, M.T.

Disusun oleh:

Sulthaan Aflah Al

Jaabir 7100230091

PROGRAM STUDI TEKNIK

PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

MINERAL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang “Potensi Bahan Galian Tambang Batu
Bara" dengan sebaik-baiknya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan


kesadaran bahwasahnya tanah air Indonesia memiliki banyak sekali potensi bahan
galian dan ada di sekitar kita.

Penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat
pada waktunya. Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal,
tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.

Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan
masyarakat.

Yogyakarta, 15 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
JUDUL ...........................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

POTENSI BAHAN GALIAN TAMBANG BATU BARA JAMBI...................................................1

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................4

ii
POTENSI BAHAN GALIAN

TAMBANG BATU BARA JAMBI

Provinsi Jambi adalah salah satu provinsi yang ada di indonesia dengan luas
50.160,05 km2 (Anonim,, 2014: 3) yang memilki sembilan kabupaten dan dua
kota, yaitu Kabupaten Muaro jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Merangin,
Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sorolangun, Kabupaten Kerinci,
Kota Sungai Penuh dan Kota Jambi. Di Provinsi Jambi terdapat aktivitas
pertambangan batu bara sebagai penghasil kebutuhan energi dan menunjang
perekonomian daerah.

Pertambangan batu bara di provinsi jambi merupakan suatu bidang usaha di


sektor pertambangan tercatat produk batu bara di tahun 2012 sebesaar 7.118.038
ton pada tahun 2013 sebesar 7.737.549 ton, pada tahun 2014 sebanyak 7.797.959
ton dan pada tahun 2015 sebanyak 4.874.877 ton (Dinas ESDM Provinsi jambi,
2018).

Aktivitas pertambangan batu bara di Provinsi Jambi di antaranya terdapat di


Kabupaten Muaro Jambi tepatnya di Kecamatan Mestong yang membawa dampak
positif dan negatif yang sifat kegiatannya selalu menimbulkan perubahan pada
lingkungannya, dampak positifnya adalah memacu kemakmuran ekonomi
Provinsi Jambi, dan dampak negatifnya terjadi perubahan bentang alam, sifat
fisik, kimia, air dan biologis tanah, serta secara umum menimbulkan kerusakan
pada permukaan bumi

permasalahan lingkungan dalam aktivitas pertambangan batu bara umumnya


terkait dengan Air Asam Tambang (AAT) atau Acid Mine Drainage (AMD). Air
tersebut terbentuk sebagai hasil oksidasi mineral sulfida tertentu yang terkandung
dalam batuan oleh oksigen di udara pada lingkungan berair, mineral sulfida
tersebut selanjutnya bereaksi dengan oksidan dan air membentuk air asam
tambang (Christita,2018:36).

1
Menurut Marganingrum, (2010 :11-20) Pengupasan tanah penutup
(overburden), penggalian batubaranya sendiri, serta waste material menyebabkan
tersingkapnya tanah atau batuan yang mengandung mineral sulfida, antara lain
berupa Pirit (Pyrite) dan Markasit (Marcasite). Dengan demikian, selain dicirikan
oleh pH yang rendah, air asam tambang juga akan mengandung logam-logam
dengan konsentrasi tinggi, sehingga dapat berakibat buruk pada kesehatan
lingkungan maupun manusia Reaksi pertama adalah oksidasi pirit oleh oksigen.
Reaksi ini menghasilkan 2 mol asiditas untuk setiap satu mol pirit yang
dioksidasi, 2FeS + 7O2 + 2H2O → 2Fe2+ + SO42- + 4 H+ (Pyrite + Oksigen +
air → besi ferro + sufat + asiditas).

Berdasarkan observasi terjadi perubahan bentang alam dengan kondisi air


danau pasca pertambangan batu bara di Kecamatan Mestong memiliki
karakteristik fisik air berubah warna kekuningan, bau busuk, pH air kisaran 0 – 6,
adanya ikan yang mati, dan temperatur suhu air pada kolam pasca tambang batu
bara berada pada kisaran 29,4 – 30.4 0C. Menurut Christta, (2018:71) tingkat
kekeruhan air pada kolam pasca tambang batu bara berkisar antara 42 NTU – 271
NTU (Nethelometric Tubidity Unit), kisaran ini dianggap dapat mempengaruhi
pasokan oksigen terlarut yang berasal dari hasil fotosintesis karena kekeruhan
dianggap dapat mengurangi penetrasi cahaya matahari masuk ke dalam kolam,
sehingga mempengaruhi proses fotosintesis. Cahaya merupakan faktor ekologik
penting baik dalam maupun daratan intesitas cahaya tertentu yang dapat
menembus kedalaman air (Waluyo, 2013: 11).

Pertambangan batu bara di Desa Tanjung Pauh, Jalan Bajubang Km 32,


Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi, belum di lengkapi oleh sistem
pengelolaan air limbah dan watt-scrubber sehingga danau di area pasca
pertambangan ini sudah terdegradasi secara alami oleh bakteri, jamur dan alga
namun belum optimal. Karakteristik di atas yang menyebabkan pertambangan di
Tanjung Pauh berbeda dengan pertambangan batu bara lainnya yang ada di
Provinsi Jambi.

2
Reklamasi lingkungan akibat dampak pertambangan batu bara
membutuhkan peran mikroorganisme dengan waktu lama sebagai reklamasi
secara alami, adanya commodity tambang yang banyak saat ini di Kabupaten
Muaro Jambi yaitu minyak, gas bumi, batu bara, pasir kuarsa dan emas.
Permasalahan lingkungan ini penting untuk diteliti, karena untuk mengupayakan
mengurangi dampak yang ditimbulkan dari berbagai aspek aktivitas batu bara
maupun pasca pertambangan batu bara yang dapat mempengaruhi lingkungan.

Hasil dari penelitian ini juga penting dalam mata kuliah mikrobiologi
terapan karena dapat menjadi informasi tambahan materi pengayaan praktikum
mengenai bakteri yang terdapat di air asam pertambagan batu bara, bakteri
merupakan mikroorganisme prokariotik unicellular dan bersifat kosmopolitan
yang terdiri dari berbagai genus maupun dari berbagai spesies (Campbell, dkk.,
2008:118). Selain itu bakteri adalah sel prokariotik yang berukuran sekitar 0,1-10
µm dengan bentuk yang beragam seperti bulat, batang, dan spiral (Syamsunir.A,
1992: 5-6) . Bakteri memiliki kemampuan metabolik lebih beragam sehingga
memegang peranan penting dalam proses dekomposisi unsur organik di alam
untuk menstabilkan buangan organik.

Genus-genus dari penelitian ini dapat menjadi bahan pengayaan untuk


mahasiswa khusus Mikrobiologi terapan untuk memperoleh bakteri yang
produktif. Adanya kegiatan praktikum mikrobiologi terapan dalam pembelajaran
sangat mendukung pemahaman yang lebih nyata dan membuktikan kebenaran
teori yang diajarkan pada mata kuliah mikrobiologi terapan. Sarana pendukung
terlaksananya praktikum dengan baik yaitu adanya bahan pengayaan praktikum.
Akan tetapi belum terdapat informasi ilmiah mengenai bakteri yang mampu
mereduksi asam di kawasan pasca pertambangan batu bara di Desa Tanjung Pauh,
Jalan Bajubang Km 32, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi
Jambi. Berdasarkan latar belakang perlu melakukan penelitian dengan judul
“Identifikasi Bakteri Air Asam Tambang (AAT) di Danau Pasca Pertambangan
Batu Bara sebagai Materi Bahan Pengayaan Praktikum Mikrobiologi Terapan

3
DAFTAR PUSTAKA

Yanti, S. (2019, 12 24). S yanti. Retrieved from S Yanti Google Chrome:


https://repository.unja.ac.id/10073/7/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai