Anda di halaman 1dari 9

KESIAPAN PERLAWANAN ELEKTRONIKA PERTAHANAN UDARA TNI AU

ELECTRONIC RESISTANCE READINESS STUDY AIR DEFENSE


Prasetiyo Tri Adi Nugroho, Risna Resnawaty, Sutrasno
prasetyotriadi80@gmail.com

Abstract — The strength and sovereignty of the state is not only measured by the control of
military power and the high economy that mention in modern war era. The aspects of mastery and
management of the empowerment of information and communication technology and electronic
warfare become important to create modern era. Electronic Attact/EA (Electronic Attack Operation),
Electronic Protect/EP (Electronic Protection Operation), Electronic Warfare Support/ES (Electronic
Support Operation) are part of Electronic Warfare. Right now, the study of the readiness of the TNI AU's
air defense electronic resistance is not maksimal and not optimal in supporting the TNI AU's commercial
operations. To determine the extent of the readiness of the Indonesian Air Force's electronic resistance
is the purpose of this research. The method used is qualitative method, which is used to analyze the
problems that occur in the National Air Operations Command (Koopsudnas), the Hanudnas Training
Center and the 222 Radar Unit is writing of this research. The conclusion of the research that researchers
to carry out on indicators and aspects that accordance with the formulation of the problem taken are
The readiness of the Indonesian Air Force's air defense electronic resistance that implementation in
currently not optimal as desired due to the limited personnel and equipment owned by Electronic
Warfare; The ability and expertise of soldier very lacking because of the lack of education, assignments
and training in the Electronic Warfare field causes the ability and expertise and has an impact on the
development of their abilities in the Electronic Warfare field, The electronic equipment is limited from
the top unit about the development and procurement and the changes for a long time is in accordance
with technological developments is the researchers hope.

Key Words: Electronic Attact/EA, Electronic Protect/EP, Elektronic Warfare Support/ES,


Elektronic Warfare, Modern War.

Abstrak — Pada jaman perang modern sekarang ini, kekuatan dan kedaulatan negara bukan
hanya diukur oleh penguasaan terhadap kekuatan militer dan tingginya perekonomian. Akan
tetapi juga tergantung pada aspek penguasaan dan pengelolaan dari pemberdayaan teknologi
informasi dan komunikasi serta electronic warfare. Elektronic Warfare berdasarkan terdiri dari
3 bagian yaitu electronic attact/EA (operasi serangan elektronika), electronic protect/ep (operasi
perlindungan elektronika), elektronic warfare support/es (operasi dukungan elektronika).
Fenomena yang terjadi saat ini tentang studi kesiapan perlawanan elektronika pertahanan
udara TNI AU belum maksimal dan optimal dalam mendukung operasi pernika TNI AU. Tujuan
dilaksanakan penelitian yaitu adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapan perlawanan
elektronika TNI AU. Dalam penulisan penelitian menggunakan metoda yang digunakan yaitu
metoda kualitatif digunakan untuk menganalisa permasalahan yang terjadi di Komando Operasi
Udara Nasional (Koopsudnas), Pusdiklat Hanudnas dan Satuan Radar 222. Peneliti melaksanakan
penelitian mengenai indikator-indikator dan aspek-aspek yang sesuai dengan rumusan masalah
diambil kesimpulan. Pelaksanaan kesiapan perlawanan elektronika pertahanan udara TNI AU
saat ini belum optimal seperti yang diinginkan karena keterbatasan personel dan peralatan yang
dimiliki Pernika, Minimnya pendidikan, penugasan dan pelatihan bidang Pernika menyebabkan

Kesiapan Perlawanan Elektronika Pertahanan Udara TNI AU 13


kemampuan dan keahlian personel sangat kurang dan berdampak pada pembinaan
kemampuannya di bidang Pernika, pengembangan dan pengadaan peralatan pernika terbatas
dari satuan atas dan diharapkan peralatan pernika yang sudah lama mengalami pergantian sesuai
dengan perkembangan teknologi.

PENDAHULUAN kecepatan atau moving target indicator (MTI)


dimana radar hanya mendeteksi sasaran
Perang proxy tidak hanya mengandalkan yang bergerak saja. Hal tersebut merupakan
kekuatan militer saja, melainkan perang dalam pelaksanaan pernika yang dilaksanakan di TNI
berbagai macam aspek kehidupan Negara AU baik dilaksana kan di pesawat maupun di
Kesatuan Republik Indonesi (NKRI) melalui satuan radar.
berbagai macam faktor yaitu faktor ekonomi,
Peran Koopsudnas di dalam menghadapi
politik, ekonomi, sosial dan budaya, dan faktor
ancaman perang modern mempunyai hal
lainnya. Perang konvensional pada masa
yang penting, dikarenakan Koopsudnas
depan tidak hanya terdiri dari bentuk yang
dapat mengintegrasikan data yang ber kaitan
sama dan mempunyai front yang fleksibel
dengan radar-radar sipil dan radar hanud yang
terhadap perkembangan jaman. Kemampuan
berada di seluruh wilayah Indonesia. Memang
yang dimiliki oleh TNI AU tidak terlepas dari
belum semuanya radar dapat mengcover
kemampuan alut sista yang dimilikinya.
semua wilayah Indonesia. Perlu adanya
Pesawat tempur memiliki kemampuan
penam bahan satuan radar untuk mengcover
elektronic warfare yaitu electronic attack/EA,
area yang kosong sehingga wilayah udara
yaitu antara lain pesawat F-16 dan Sukhoi. Dari
Indonesia dapat tercover semua. Satuan
serangkaian fitur yang dimiliki oleh F-16 juga
radar adalah satuan operasi yang mempunyai
dilengkapi dengan ALE-47 countermeasure
tugas dan tanggung jawab untuk menjaga
dispenser system. Countermeasure dispenser
ke unggulan udara. Satuan radar 222 Ploso
system oleh TNI AU bukan merupakan barang
merupakan satuan radar di dalam jajaran
baru, karena perangkat dengan fungsi sejenis
kosek II yang dijadikan tempat penelitian
juga hadir di dalam Sukhoi Su-27/Su-30.
dihadapkan kepada perang modern. Dengan
Kemampuan electronic warfare yaitu pada
kemampuan yang dimiliki oleh satuan radar
Electronic Protect/EP pada radar hanud yang
222 diharap kan dapat menjawab tantangan
dimiliki Indonesia. Kemampuan EP radar
perkembangan jaman yang semakin modern.
hanud ter integrasi dengan sistem antara lain
dimiliki Radar Thomson, Radar Plessey AR 325 Didalam pelaksanaan kegiatan pernika
Commander dan Radar MasterT. Tindakan tersebut, Pusat Pendidikan dan Latihan
perlindungan elek tronika selanjutnya Pertahanan Udara Nasional, disingkat
adalah dengan menggunakan frequency Pusdiklathanudnas melaksanakan pendidikan
diversity (pengoperasian frekuensi beragam) kursus perlawanan elektronika pertahanan
yang mana menggunakan frekuensi yang udara yang diikuti oleh personel militer TNI
berbeda, dengan mengoperasi kan frekuency AD, TNI AL dan TNI AU. Hal ini disebabkan
agility (melakukan pengoperasian frekuensi sarpras yang ada belum memadai,
secara acak dimana frekuensi kerja radar pendidikan yang kurang optimal, personel
terus menerus berubah sesuai dengan pelatih dalam hal ini tenaga pendidik belum
apa yang dilakukan oleh operator radar optimal di dalam melaksanakan tugasnya,
tersebut, mengubah polarisasi antenna serta piranti lunak berupa kurikulum pen
radar, mengoperasikan rang kaian filter didikan yang kurang relevan dengan perkem

14 Kesiapan Perlawanan Elektronika Pertahanan Udara TNI AU


bangan yang terjadi pada masa sekarang. catatan lapangan. Dengan nara sumber
Sertifikasi gumil yaitu proses pemberian dari Pusdiklat Hanudnas, Koopudnas dan
sertifikat pendidik yang diberikan kepada Satuan Radar 222 Ploso dimana peneliti
gumil. Sertifikat yang diberikan gumil telah mengumpulkan data dengan melakukan
memenuhi standar professional gumil. wawancara dan dokumentasi. Studi dokumen
Fenomena yang terjadi saat ini kursus pernika dilakukan dengan melakukan studi terhadap
literatur-literatur yang memiliki hubungan
Pusdiklat Hanudnas belum maksimal dan
dengan penelitian yang akan dilakukan.
optimal dalam mendukung operasi pernika
Dalam penelitian ini peneliti mengguna
TNI AU. Sehingga hasil lulusan kursus
kan Triangulasi sumber, Triangulasi metode
tersebut belum bisa mengaplikasikan apa dan Triangulasi teori. Proses analisis data
yang didapat selama mengikuti pendidikan yang dilakukan dalam metode kualitatif
kursus pernika Pusdiklat Hanudnas dengan berlangsung secara simultan dan berulang
operasi pernika TNI AU. Berdasarkan fenome (iteratif). Peneliti menggunakan teknik analisis
na dan gambaran permasalahan tersebut data menurut Miles dan Huberman dalam
yang telah disampaikan, maka peneliti akan Sugiyono (2016), sebagai berikut: Periode
menganalisis serta meneliti tentang pola pengumpulan data (Period of data collection),
pendidikan kursus pernika hanud yang sesuai Reduksi data (Data reduction/condensation),
dalam mendukung operasi pernika TNI AU Penyajian data (Data display) dan Kesimpuan/
dengan tujuan mengetahui dan menganalisa Verifikasi (Conclution/Verification).
perlawanan elektronika pertahanan
udara baik yang berada di Koopsudnas,
Pusdiklathanudnas dan satuan radar 222
dalam menghadapi ancaman perang modern.

METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deksriptif, yang mana metode
ini berusaha meng analisa permasalahan
yang terjadi di lapangan. Landasan teori
digunakan dalam metoda ini sebagai
panduan guna memfokuskan penelitian serta
menonjol kan proses, makna yang terdapat
dalam fenomena tersebut, mengumpulkan
dan merekap data yang bukan dicatat dalam
bentuk angka namun penjelasan sejelas-jelas
dan sedalam-dalamnya. Metode penelitian
ini dipilih dikarenakan memiliki karakteristik
menurut Creswell (2010) dalam bukunya
Research Design. Proses analisis data akan
menggunakan teknik analisis data Miles dan
Huberman di dukung dengan teori strategi,
konsep ancaman dan keamanan. Peneliti
memulai penelitian dengan mengumpul kan
informasi, mengajukan pertanyaan terbuka
kepada partisipan dan merekam catatan-

Kesiapan Perlawanan Elektronika Pertahanan Udara TNI AU 15


4

KERANGKA PENELITIAN

INPUT
1. Koopsudnas
2. Pusdiklat Hanudnas
3. Satuan Radar 222 Ploso
4. Ancaman dan Kemanan (Teori Ancaman Prof Dr. Purnomo Y, Teori Keamanan Nasional
Bambang Darmono dan Buku Putih Pertahanan)
5. Teori Perang Modern (Undang- Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
Bab III, Pasal 7 Ayat 3, Teori perang Carl von Clausewtz dan Perang modern menurut
Ryamrizard Ryacudu.
6. Manajemen Pendidikan (Bush dan Coleman, Saharsimi dan Hikmat)
7. Perlawanan Elekktronika Pertahanan Udara (Teori perang informasi Colonel Alan D. Campen,
Perlawanan Elektronika (electronic warfare) itu seperti ilmu setan, hal dituturkan langsung
oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Elekronika (Kadiskomlek) TNI AU Marsma TNI Wishnu
Sukardjo dan Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan BPPT, Adhi
Dharma Permana dlm seminar dengan tema Achieving Defence Superiority Through
Electronic Warfare Technology upaya peningkatan kesadaran publik tentang electronic

Kemampuan menghadapi ancaman Faktor


Faktor perang modern baik Koopsudnas, Penghambat
Pendoron Pusdiklat Hanudnas dan Satuan Radar
g 222

PROSES Evaluas
i

Perumusan
OUTPUT Strategi

Mampu menghadapi perang modern baik Koopsudnas,Pusdiklat Hanudnas,Satuan Radar


222

Hasil Penelitian
HASIL PENELITIAN Simulator
Simulator sebagai
sebagai saranasarana berlatih
berlatih utama
Peneliti melakukan wawancara men dalam utama bagi siswa Pernika
bagi siswa Pernika belum mengalami belum
secara langsung kepada informan pakar mengalami upgrade
upgrade sejak tahun 2012. sejak tahun 2012.
Peneliti melakukan wawancara men dalam
ahli (key person) yang mengetahui seluk Oleh karena itu pemanfaatan teknologi
secara langsung kepada informan pakar ahli
beluk akan pola pendidikan kursus canggih
Oleh karena menyentuh
itu pemanfaatan bidang perta
teknologi
(key person) yang
perlawanan mengetahuimengahadapi
elektronika seluk beluk hananmenyentuh
dan keamanan danhanan
perlu
canggih bidang perta
akan pola pendidikan kursus
ancaman perang modern. Dapat perlawanan
dijelas adanya kesadaran publik tentang
dan keamanan dan perlu adanya kesadaran
elektronika mengahadapi
kan sebagai berikut: ancaman perang electronic
publik electronicsesuai
tentangwarfare warfare dengan
sesuai
modern. Dapat dijelas
• Kemampuan kan sebagai
Pernika TNI berikut:
AU yang Direktur Pusat Teknologi Industri
dengan Direktur Pusat Teknologi Industri
dimiliki. Kendala dan hambatan Pertahanan dan Keamanan BPPT,
• Kemampuan Pernika TNI AU yang dimiliki. Pertahanan dan Keamanan BPPT, Adhi
Koopsudnas di dalam bidang Pernika Adhi Dharma Permana dalam seminar
Kendala dan hambatan Koopsudnas Dharma
dengan Permana
temadalam seminar dengan
achieving defence
yaitu jumlah alutsista dan personel
diyang
dalammasihbidangkurang,
Pernika yang
yaitu menjadi
jumlah tema achievingthrough
superiority defence superiority
electronicthrough
warfare
alutsista
kendaladan personel
dan yang masih
hambatan dalamkurang,
kursus electronic warfare technology.
technology. Pendapat PendapatHikmat
yang menjadi
pernika adalahkendala dan SDM
kurangnya hambatan
dalam Hikmat (2009:21), manajemen
(2009:21), manajemen pendidikan pendidikan
hal ini Gadik yang mumpuni untuk
dalam kursus pernika adalah kurangnya merupakan keseluruhan
merupakan keseluruhan prosesproses
menyampaikan
SDM dalam hal inimateri
Gadik tentang pernika,
yang mumpuni penyelenggaraandalam
penyelenggaraan dalamusaha
usaha kerja
kerja
selain itu Elektronik Warfare
untuk menyampaikan materi tentang sama dua orang atau lebih
sama dua orang atau lebih dalam rangka dalam
pernika, selain itu Elektronik Warfare rangka
mendayagunakan mendayagunakan
semua sumber semua(non
sumber (non materi dan materi) secara
efektif, efisien dan rasional untuk
16 Kesiapan Perlawanan Elektronika Pertahanan Udara TNI AU mendukung pencapaian tujuan
materi dan materi) secara efektif, efisien dan ini EA sebagai tindakan ofensif dengan
rasional untuk mendukung pencapaian mengguna kan gelombang elektro
tujuan pendidikan. Peralatan persandian magnetik, dengan tujuan mengurangi
masih terbatas peng operasiannya di atau melumpuhkan efektifitas kemam
dalam penggelaran Komlek. Hal tersebut puan elektronika musuh yang dilaku kan
merupakan penerapan dari pendapat pesawat Sukhoi.
salah satu ahli/pakar yaitu; Carl von
• Kondisi teknologi informasi dan
Clausewtz dimana terjadi suatu kaidah
komunikasi, electronic warfare pertahanan
perang seperti mengambil keuntungan
TNI AU. Kemampuan yang dimiliki suatu
dan meng eksploitasi kekuatan musuh
negara dalam pengembangan teknologi,
dengan mengoptimalkan kemampuan
bisa terlihat dari revolusi militer yang dapat
dari pernika.
diartikan sebagai perubahan dalam hal
• Alutsista TNI AU; L-203IE Gardeniya- 1FUE: perkembangan dan peperangan revolution
Jammer Pod Untuk Sukhoi Su-27SK TNI in military affair (RMA). Penggunaan
AU. Su-27 dilengkapi dengan jammer teknologi informasi dan komunikasi yang
pod. Bahwa ada empat unit Sukhoi TNI dilaksanakan TNI AU mempunyai peranan
AU yang menjalani upgrade di Belarus, penting di dalam operasi dan latihan di
dua unit Su-30MK2 dan dua unit Su-27SK, dalam mendukung tugas TNI AU. Saat
dan yang terakhir yaitu Su-27, dengan ini, penggunaan teknologi informasi
nomor TS-2701 dan TS-2702 yang telah dan komunikasi TNI AU memang masih
memperkuat TNI AU sejak tahun 2004. jauh tertinggal dari Namun terlepas dari
Dua unit Sukhoi Su-27SK yang dilengkapi ketertinggalan tersebut, TNI AU perlahan-
perangkat jammer yang mana menjadi lahan melaksanakan transfor masi NCW.
per bincangan hangat personel yang Perlawanan Elektronika (electronic warfare)
mem perhatikan alutsista dikarena kan itu seperti ilmu setan, hal dituturkan
belum ada informasi yang jelas mengenai langsung oleh Kepala Dinas Komunikasi
tipe dan tipe jammer pod yang akan dan Elekronika (Kadiskomlekau) Marsma
dipasang di Sukhoi TNI AU. Dari beberapa TNI Wishnu Sukardjo saat menjadi
forum yang ada, L-203IE dirancang untuk pembicara dalam seminar “Achieving
menghancur kan rudal BVR andalan Defence Superiority Through Electronic
NATO, yaitu AIM-120 AMRAAM (advanced Warfare Technology” di Gedung BBPT
medium-range air-to-air missile) yang yang mana wujudnya tidak bisa dilihat
dipandu oleh radar. Teknologi dari jammer namun dampaknya bisa dirasakan.
L-203IE Gardeniya-1FUE menggunakan Dengan adanya teknologi elektromagnet,
cross-polari sation deception jamming penerapan dari perlawa- nan elektronika
(Cross-Eye). Perangkat tersebut dapat tersebut terwujud dalam banyak hal dan
melacak 10 radar emisi yang berbeda belum pernah dibayangkan sebelumnya.
dalam waktu saat menghambat sama
Perwujudannya adalah kondisi teknologi
Jamming pod ini dipasang pada wing tip.
informasi dan komunikasi serta electronic
L-203IE Gardeniya-1FUE memi liki panjang
warfare pertahanan TNI AU terutama
4,3 meter dan ber diameter 0,34 meter.
teknologi Informasi dan Komunikasi serta
Selain Rusia dan Indonesia, pengguna
EW TNI AU saat ini perlu peningkatan baik
jammer pod dengan kode 33cm ini yaitu
dari segi kualitas maupun kuantitas. Secara
Cina dan Vietnam. Dengan adanya jammer
teknologi, alpal yang dioperasikan TNI masih
pod ini merupakan implemen tasi dari
belum mampu mengimbangi kekuatan TIK &
teori perang informasi yaitu Colonel Alan
Pernika Kawasan. Hal tersebut diperjelas oleh
D. Campen dari USAF dimana didalamnya
Kondisi teknologi informasi dan komunikasi
terdapat electronic warfare dalam hal

Kesiapan Perlawanan Elektronika Pertahanan Udara TNI AU 17


serta electronic warfare pertahanan TNI AU TNI AU (Kadiskomlekau) Marsma TNI Wishnu
saat ini belum cukup, dikarena kan jumlah Sukardjo saat menjadi pembicara dalam
Jammer yang dimiliki TNI AU khususnya seminar “achieving defence superiority through
di Koopsudnas masih terbatas (4 Unit Anti electronic warfare technology”.
Drone). Penggunaan teknologi informasi
Perlawanan elektronika pertahanan udara
dan komunikasi oleh TNI AU mempunyai
yang dituju adalah elektro magnetik yang
peranan penting di dalam pelaksanaan
dapat mengacau kan sistem komando dalam
tugas yang dilaksana kan oleh TNI AU dan
suatu operasi militer di dalam pertem puran
memerlukan sistem pertahanan udara yang
udara. Dampaknya sama dengan serangan
baik, di dalam kegiatan operasi maupun
yang dilakukan secara fisik. Latihan perang
latihan guna merespon berbagai macam
elektronika (Pernika) dan Cyber Defense pada
ancaman, baik internal maupun eksternal.
hakikatnya untuk menguji tingkat kesiapan
Saat ini, penggunaan teknologi informasi
opera sional, sistem pernika dan siber di satuan
dan komunikasi TNI AU memang masih jauh
TNI AU. Selain itu juga guna menguji personel
tertinggal dari Angkatan Udara negara lain
yang menanganinya di level Mabesau dan
di dunia. Dengan adanya sistem teknologi
satuan TNI AU yang terlibat latihan dengan
informasi dan komunikasi diharapkan dapat
doktrin Swa Bhuwana Paksa. Dalam satu
mendukung kelancaran Mabes TNI dan
dekade ini peran siber telah menjadi mandala
Kotama ops TNI AU di dalam memantau
perang baru, di mana tren ancaman serangan
kegiatan penerbangan ditinjau dari aspek
siber ber pengaruh terhadap sistem pertahan
operasi dan latihan yang diselenggarakan
an udara, baik ancaman militer maupun
oleh TNI AU. Suharsimi (2008:4), berpendapat
non militer. Latihan pernika dan cyber
bahwa manajemen pendidikan merupakan
defense dapat mengaplikasikan berbagai
suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
teknik, taktik dan strategi pertahanan siber
berupa proses pengelolaan usaha kerja sama
terhadap serangan-serangan di dunia maya
sekelompok manusia yang tergabung dalam
untuk mendukung tugas-tugas TNI AU ke
organisasi pen didikan, untuk mencapai
depan. Perkembangan yang terjadi secara
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
global membuat ancaman semakin komplek
agar efektif dan efisien. Upgrade Secara umum
baik ancaman yang disebabkan oleh milier
dapat disampai kan bahwa tingkat kesiapan
maupun dari nonmiliter. Penerapan teknologi
dan teknologi serta gelar permanen masih
informasi perlu diterapkan di beberapa
terpusat di Jakarta sehingga kemampuan
satuan; Koopsudnas, Pusdiklat hanudnas
Pernika sampai sekarang masih terbatas.
maupun satuan Radar 222 Ploso. Koopsudnas
Secara tidak langsung telah membuat
sudah sesuai menerapkan teknologi informasi
Indonesia akan bergantung pada produk
dan komu nikasi sesuai dengan kondisi
luar negeri berkaitan dengan suku cadang
perubahan global. Berdasarkan Bush di dalam
Satrad 222, apabila dilaksanakan embargo
Bush dan Coleman (2000:4), manajemen
dengan berbagai macam alasan. Satuan kami
pen didikan merupakan suatu studi dan
ini belum mampu melaksana kan dukungan
praktek yang dikaitkan atau diarahkan
Pernika strategis dan belum maksimalnya
dalam operasional organisasi pen didikan.
penggu naan alat enkripsi di seluruh jaring
Organisasi pendidikan memer lukan berbagai
sistem pernika TNI. Supaya menyiasati tinggi
macam bentuk penga turan kegiatan. Sarana
nya biaya dari implementasi pernika, TNI
prasarana yang dimiliki Pusdiklat Hanudnas
beberapa tahun belakangan telah bekerja
dalam men dukung kegiatan pembalajaran
sama dengan BUMN Strategis guna mewujud
dan pendidikan sudah disesuaikan dengan
kan keman dirian pada electronic warfare.
standar yang diterapkan/SOP, serta protap
Hal tersebut dituturkan langsung oleh
pengopera sian dan pemeliharaan telah
Kepala Dinas Komunikasi dan Elekronika
ada dan dilaksanakan secara tertib dan

18 Kesiapan Perlawanan Elektronika Pertahanan Udara TNI AU


dapat dipertanggung jawabkan. Dalam men dalam sektor keamanan untuk memberi kan
dukung kegiatan perlawanan elektronika ramalan atau peringatan dini (Early Warning)
sarana prasarana yang dimiliki Satrad 222 dan pendeteksian dini adanya ancaman/
kemampuannya masih sangat terbatas. gangguan yang meng ancam keamanan
Kondisi kemampuan dan SDM yang dimiliki nasional, melalui hasil analisa yang cepat,
Pusdiklathanudnas dalam mendukung terkini, komprehensif dan akurat kepada
Kursus pernika masih perlu ditingkatkan pembuat kebijakan sehingga menjadi bahan/
baik secara jumlah maupun kualitas. Untuk acuan bagi penentuan kebijakan dalam
mengatasi kekuarangan, Pusdiklat hanudnas menjalankan pengelolaan negara di bidang
juga melibatkan instruktur non organik biak Hankam.
dari satuan atas maupun satuan samping
Pertahanan dalam bidang peperangan
baik dari matra sendiri maupun matra lain.
elektronika kedepan setidaknya memiliki
Sejauh ini kemampuan yang dimiliki personel
satu keterkaitan erat, yaitu bahwa ketiganya
Koopsudnas dalam mendukung pernika
di terapkan untuk menjaga dan mem
sudah cukup baik namun masih dibutuh kan
pertahankan kerahasiaan (confidentiality),
penambahan personel dan pelatihan pernika
integritas (integrity), dan ketersediaan
yang akan dilaksanakan secara berjenjang.
(availability) informasi elektronik atau sistem
Jadi Koopudnas dan Satrad 222 perlu
elektronik. Sumber daya manusia untuk
peningkatan sarpras untuk menghadapi
terlibat dalam penguasaan dan pengelolaan
berbagai macam gangguan yang akan datang
dari pemberdayaan teknologi informasi
mengancam kedaulatan NKRI.
dan komunikasi serta electronic warfare
Serangan Elektronika) digunakan pada masih kurang baik dari segi jumlah maupun
peralatan Mobile Jammer antara lain: kualitas personel. Hal tersebut merupakan
perwujudan dari Carl von Clausewtz
• EP digunakan Flares pada pesawat
mempunyai pendapat bahwa di dalam
Tempur untuk meng hindari Rudal musuh
perang mempunyai dua tindakan yang secara
dari darat dan udara, selain itu teknologi
hakiki mempunyai perbedaan.
elektronik protection yang digunakan
adalah Spread Spectrum Technologies, Dalam melaksanakan perang, keme nangan
pembatasan list frekuensi, penggunaan yang dikehendaki adalah biaya yang rendah,
emissions control (EMCON). Penggunaan waktu yang singkat dengan korban yang
teknologi pesawat siluman belum sedikit. Hasil melaksanakan kursus perwira
digunakan pada TNI AU. pernikahanud:
• ES digunakan pada jajaran TNI AU dalam • Bidang sikap dan perilaku, sebagai
bentuk Signal Intelligent (SIGINT) yang Perwira Pernika Hanud harus berjiwa
bertujuan untuk mangidentifikasi, Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
menginter sepsi signal transmisi dari
• Bidang pengetahuan dan ketrampilan,
Radio komunikasi musuh. Data yang
perwira Pernika Hanud harus mampu
dikumpulkan meliputi frekuensi,
melaksanakan tugas di Bidang Pernika
bandwidth, modulasi dan polarisasi.
Hanud.
Peperangan elektronika baik itu EA, EP,
• Bidang jasmani, dengan terpelihara
ES merupakan pekerjaan militer pada
nya jasmani personel akan mendukung
penguasaan gelombang elektromagnetik.
bidang tugas.
Dalam perang modern ini, peran elektronik
sangat penting, terutama dalam misi intelijen.
Saat ini TNI melalui konsepsi Electronic Warfare
di atas sedang membangun spot penting di

Kesiapan Perlawanan Elektronika Pertahanan Udara TNI AU 19


Permasalahan yang dihadapi di • Peralatan pernika yang sudah lama
Pusdiklathanudnas: dan harus diganti sesuai dengan
perkembangan teknologi.
• Tenaga Pendidik, terbatasnya tenaga
pendidik/instruktrur yang mempunyai
DAFTAR PUSTAKA
kompetensi mampu menyampaikan
materi pernika, sehingga harus Implementasi Teori Belajar Ivan Petrovic
mendatangkan instruktur dari luar Pavlov (Classical Conditioning) Dalam
Pusdiklat Hanudnas, hal ini meng hambat Pendidikan, Titin Nurhidayati
proses kegiatan belajar mengajar karena
harus menyesuai kan jadwal kegiatan Analisa Filosofis Tentang Pendidikan
Instruktur Non Organik (INO). Islam Sebagai Suatu Sistem, Suriadi.

• Paket Instruksi. Dari 20 buah Materi Asean Against Cyber Terorrism:Upaya


Bahan Ajaran (Hanjar) untuk Suspa Pernika mengatasi propaganda hitam sebagai
Hanud, baru sebanyak 1 Hanjar yang sudah kejahatan siber terorganisir,Nur Qalbi S
disyahkan sebagai Naskah Depar temen, 6 dkk.
Hanjar Naskah Sekolah Sementara dan 14 Blue Print Pernika TNI 23 April 2010.
buah masih berupa Naskah Pressy (Materi
yang dibuat oleh instruktur sendiri). Hal Bujuklak Pernika TNI, Nomor Perpang
ini mengakibatkan tidak ada standa disasi Nomor/85/X/2011, tgl 24 Okt 2011.
materi yang di berikan kepada peserta Perlunya Pembangunan Sistem Pertahanan
didik. Siber (Cyber Defense) yang Tangguh Bagi
• Metode Pendidikan, materi kunjungan Indonesia, Letkol Chb Ir. Bagus Artiadi
ke satuan unsur Hanud yang memiliki Soewardi,M.Si.
Alusista berkemampuan Pernika Hanud Doktrin TNI Angkatan Udara Swa Bhuwana
tidak bisa dilaksanakan di karenakan Paksa, Nomor Kep/545/V/ 2019 tgl 22
Pandemi Covid-19. Hal ini mengakibat Mei 2019.
kan peserta didik tidak bisa melihat secara
langsung alutsista yang ber kemampuan Perancangan dan realisasi antena horn conical
Pernika Hanud. pada frekuensi c-band untuk elektronic
support measures, Afif Nichi Mulia dkk
• Fasilitas Pendidikan, keterbatasan
fasilitas yang dimiliki sehingga meng Analisis wacana cyberwar pada artikel di situs
hambat pengetahuan dari peserta didik. kompasiana, Bima Oktoriawan.
Studi Kelayakan PT Pal Indonesia (Persero)
KESIMPULAN
dalam pembangunan kapal perusak
• Pelaksanaan kesiapan perlawanan kawal rudal (pkr) guna mendukung
elektronika pertahanan udara TNI AU saat ketahanan alutsista TNI AL, Prasetya
ini belum optimal karena keterbatasan Nugraha dkk.
personel dan peralatan yang dimiliki.
Rekonstruksi Pembentukan National
• Kurangnya penugasan, pelatihan, dan Cyber Defense Sebagai Upaya
sosialisasi bidang Pernika sehingga Mempertahankan Kedaulatan Negara,
personel tidak memiliki kemampuan dan Nur Khalimatus Sa’diyah dan Ria Tri
keahlian. Vinata.

• Kurangnya pengembangan dan Signifikansi Teori Belajar Clark Hull dan


pengadaan peralatan pernika dari satuan Ivan Pavlov bagi Pendidikan Islam
atas ke satuan bawah. Kontemporer,NiaIndahPurnamasari.

20 Kesiapan Perlawanan Elektronika Pertahanan Udara TNI AU


Teori Belajar Dalam Psikologi Pendidikan, RK Non-Profit di bidang Pemerintahan
Rusli dan MA Kholik. dengan Administrasi Pendidikan.
Yogyakarta : University
Konsep Cyber Attack, Cyber Crime dan
Cyber Warfare Dalam Aspek Hukum
Internasional, Miko Aditiya Suharto dan
Maria Novita Apriyani.
Strategi Perang Elektronika Dalam Air
Campaigen (Kampanye Udara) Guna
Menjaga Kedaulatan Wilayah Udara
Nasional, Enggal Leksono dkk.
Relevansi Teori Belajar Behaviorisme Terhadap
Pendidikan Agama Islam, Yoga Anjas
Pratama.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
34 tahun 2004 Tentang TNI.
Wira Kemhan edisi I Tahun 2021. Kep Kasau
Nomor Kep /939/XII/2016 tanggal 27
Desember 2016 tentang Petunjuk Teknis
TNI AU Tentang Operasi Peperangan
Elektronika.
Amirullah.2016. Manajemen strategi,
teori,konsep-kinerja.Jakarta: Rajawal.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
66 Tahun 2019 Tentang Organisasi TNI.
Cresswell. John. W. Research Design,
Pendekatan Kualitatif,Kuantitatif dan
Mixed.Jakarta :Pustaka Belajar.
David r. Fred. Manajemen Strategis. Jakarta :
Salemba Empat.
Hasibuan. Melayu. (2017). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Mangkunegara,A.P. (2014). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Perusahaan.
Jakarta:PT Rajag rafindo Persada.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022
tentang Pertahanan Negara.
Peraturan Panglima TNI Nomor 24 Tahun 2021
tentang Koopudnas.
Nawawi,Hadari.2005. Manajemen Stra tegik
untuk Organisasi Publik dan Organisasi

Kesiapan Perlawanan Elektronika Pertahanan Udara TNI AU 21

Anda mungkin juga menyukai