Anda di halaman 1dari 14

Tugas Statistik Inferensial

Disusun Oleh:

Joanina Valenti (201011201139)

PROGRAM STUDI S1AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

2022
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau

mendeskripsikan data dalam variabel yang dilihat dari nilai rata-rata

(mean),minimum,maksimum dan standar deviasi.

TABEL 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

RELIGIUTAS 112 72.00 135.00 96.7500 13.52509


DISPLIN PAJAK 112 75.00 135.00 95.6786 14.48094
KEPATUHAN WP 112 75.00 138.00 100.2232 16.41561
Valid N (listwise) 112

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah responden adalah sebanyak

112 orang. Dari hasil pengolahan data di atas, maka diketahui bahwa :

1. Variabel Religutas memiliki nilai rata-rata sebesar 96.7500 dengan standar deviasi

sebesar 13.52509 nilai maximum sebesar 135.00 dan nilai minimum sebesar 72.00

2. Variabel disiplin Pajak memiliki nilai rata-rata sebesar 96.6786 dengan standar deviasi
sebesar 14.480994 nilai maximum sebesar 135,00 dan nilai minimum sebesar 75 00

3. Variabel Kepatuhan WP memiliki nilai rata-rata sebesar 100.2232 dengan standar deviasi

sebesar 16.41561 nilai maximum sebesar 138.00 dan nilai minimum sebesar 75.00

4.4 Hasil Penelitian

4.4.1 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan melalui pengujian non-pametrik Kolmogrov-Smirnov

(Kolmogrov Smirnov Test). Pedoman atau pengambilan keputusan tentang data tersebut

mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogrov-Smirnov Z (1-

Sample K-S) dapat dilihat dari Imam Ghazali (2016) :

a. Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal

b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas

Unstandardized
Residual

N 112
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 13.76439953
Absolute .079
Most Extreme Differences Positive .079
Negative -.062
Kolmogorov-Smirnov Z .836
Asymp. Sig. (2-tailed) .486

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression S

Pada gambar 4.2 menunjukkan adanya persebaran data (titik) pada sumbu diagonal yang
mendekati garis diagonal. Berdasarkan pedoman uji normalitas mengatakan bahwa jika
persebaran data (titik) mengikuti atau mendekati garis normal maka suatu penelitian dapat
dikatakan normal. Melihat hal tersebut maka dapat disimpulkan penelitian ini memenuhi uji
normalitas. Berdasarkan pada gambar 4.2
hasil uji normalitas menunjukkan nilai signifikan dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z statistik

adalah lebih besar dari 0,05.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas tujuannya untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanyan

korelasi antar variabel bebas (Independen)


Tabel 4,4

Multikolinearitas

Model Unstandardized Coefficients Standardized Collinearity Statistics


Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 25.988 11.520

1 RELIGIUTAS .578 .101 .476 .933 1.072

DISPLIN PAJAK .192 .094 .169 .933 1.072

Berdasarkan hasil pengujian Multikolinearitas yang dapat dilihat pada tabel 4.4,

terlihat bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada kedua tabel variabel

independen memiliki nilai di bawah 10, yaitu untuk Pemahaman Religius disiplin Pajak

1.072.Demikian juga angka Tolerance lebih dari 0,1, yaitu nilai tolerance untuk

Pemahaman Religiutas Disiplin Pajak 0,993 . Dengan demikian dapat disimpulkan tidak

terjadi multikolinearitas antara variabel bebas (independen).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain.

Jika variance dan residual dari pengamatan satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang Homoskedastisitas atau yang tidak Heterokedastisitas. Untuk

mendeteksi heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan Glejser Test. Pengujian

ini membandingkan signifikan dari uji ini apabila hasilnya memiliki nilai signifikan lebih

besar dari 0,05 atau 5%. Jika nilai signifikan di atas 5% maka disimpulkan model regresi
tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. (Ghozali, 2016)

Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Correlations

RELIGIUTA DISPLIN KEPATUHAN ABS_RE


S PAJAK WP S

Correlation Coefficient 1.000 .274** .526** .025

RELIGIUTAS Sig. (2-tailed) . .003 .000 .790

N 112 112 112 112

Correlation Coefficient .274** 1.000 .319** .026

DISPLIN PAJAK Sig. (2-tailed) .003 . .001 .786

N 112 112 112 112


Spearman's
rho Correlation Coefficient .526** .319** 1.000 -.073
KEPATUHAN
Sig. (2-tailed) .000 .001 . .447
WP
N 112 112 112 112

Correlation Coefficient .025 .026 -.073 1.000

ABS_RES Sig. (2-tailed) .790 .786 .447 .

N 112 112 112 112


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari hasil di atas, tampak bahwa masing–masing variabel tidak ada gejala

heteroskedastisitas karena variabel Pemahaman Religuitas , Disiplin Pajak, dan

Kepatuhan WP memiliki nilai signifikan sebesar 0,790; 0,786; 0,447 dimana nilai

signifikansinya lebih besar dari 0.05 atau 5%.

4.4.2 Uji Hipotesis

1. Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), apakah masing–masing variabel independen
berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami peningkatan atau penurunan. Hasil analisis regresi linear
berganda ditujukan oleh tabel berikut

Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 25.988 11.520 2.256 .026

RELIGIUTAS .578 .101 .476 5.723 .000 .933 1.072


1
DISPLIN
.192 .094 .169 2.034 .044 .933 1.072
PAJAK

a. Dependent Variable: KEPATUHAN WP

Sumber data : diolah menggunakan SPSS 20

Persamaan yang diperolah dari proses analisis adalah sebagai berikut :

Y = 25,988+ 0,578X1 + 0,192X2 + e

Dari model persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tanpa dipengaruhi nilai X rata-rata Y adalah 25,988 dengan asumsi variabel lain

tetap.

2. Koefisien regresi X1 sebesar 0,578 dan bernilai positif menunjukan korelasi antar

variabel tersebut searah. Artinya, jika X naik maka variabel Y akan naik. Hal ini

menunjukan bahwa Pemahaman Peraturan Perpajakan akan meningkatkan

Kepatuhan Wajib Pajak dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan.

3. Koefisien regresi X2 sebesar 0,192 dan bernilai positif menunjukan korelasi antar

variabel tersebut searah. Artinya, jika variabel X naik maka variabel Y akan naik.

Hal ini menunjukan bahwa setiap peningkatan variabel Lingkungan Wajib Pajak

akan meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak dengan asumsi variabel lainnya adalah

konstan.
4.Uji Simultan (Uji F)

menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model

regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat yang diuji.

Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada taraf

signifikansi (0,05) = 5%. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik F

ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 8881.505 2 4440.752 23.017 .000b

1 Residual 21029.915 109 192.935

Total 29911.420 111

a. Dependent Variable: KEPATUHAN WP


b. Predictors: (Constant), DISPLIN PAJAK, RELIGIUTAS

Sumber data : diolah menggunakan SPSS 20

Nilai Fhitung di atas dibandingkan dengan Ftabel distribusi F dimana nilai Ftabel pada

taraf 5% dengan df = n – k – 1 = 112 – 2 – 1 = 109 adalah 2,69. Nilai F hasil perhitungan

di atas yaitu 23,017 lebih besar dari Ftabel 2,69 .

Dari tabel 4.7 di atas terlihat bahwa nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel

sehingga hasil pengujian yang diperoleh signifikan dan dapat disimpulkan bahwa

variabel (X1), Reluigitas (X2), Disiplin Pajak Dan Kepatuhan WP (Y) jika diuji

bersama-sama atau serempak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Analisis koefisien determinasi digunakan untuk menguji seberapa besar

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil dari

koefisien determinasi disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .545a .297 .284 13.89010

a. Predictors: (Constant), DISPLIN PAJAK, RELIGIUTAS

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui besarnya koefisien determinasi, yaitu :

𝐾𝑑 = 𝑟 2 𝑥 100%

= (0,545)2 𝑥 100%

= 29,5 %

Berdasarkan tabel dan hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa koefisien

determinasi adalah sebesar 0,284 yang berarti (X1), Religiutas (X2), Disiplin Pajak

secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap peningkatan Kepatuhan WP (Y)

sebesar 29,5% sedangkan sisanya 70,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak

disertakan dalam model penelitian ini.

3. Uji Regresi Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2016).

Hasil uji statistik t antara variabel adalah sebagai berikut :


1. Religuitas berpengaruh terhadap Kepatuhan Wp

Tabel 4.9
Uji t antara XI dengan Y

Correlations

Control Variables RELI KEPA


GIU TUHAN WP
TAS

Correlation 1.000 .481

RELIGIUT Significance
. .000
AS (2-tailed)

DISPLIN Df 0 109
PAJAK Correlation .481 1.000

KEPATUH Significance
.000 .
AN WP (2-tailed)

Df 109 0

Berdasarkan tabel koefisien korelasi parsial antara variabel Religuitas (X1) dengan

Kepatuhan Wp (Y), didapatkan nilai rx1y = 0,481 dengan thitung = 3,57 > ttabel (107;5%)

= 1,98. Maka koefisien korelasi parsial signifikan, artinya terdapat pengaruh positif

dan signifikan variabel Religuitas (X1) terhadap Kepatuhan WP (Y).

2. Disiplin Pajak berpengaru terhadap kepatuhan WP


Tabel 4.10 Uji t antara X2 dengan Y

Correlations

Control Variables DISPLIN KEPATUHAN


PAJAK WP

Correlation 1.000 .191

DISPLIN PAJAK Significance (2-tailed) . .044

df 0 109
RELIGIUTAS
Correlation .191 1.000

KEPATUHAN WP Significance (2-tailed) .044 .

df 109 0

Berdasarkan tabel koefisien korelasi parsial antara variabel Disiplin Wajib Pajak

(X2) dengan Kepatuhan WP (Y), didapatkan nilai rx2y = 0,191 dengan thitung = 1,25 <

ttabel (107;5%) = 1,98. Maka koefisien korelasi parsial tidak signifikan, artinya

terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan variabel Disiplin Pajak (X2) terhadap

Kepatuhan WP (Y).

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian yang peneliti lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut

1. Pengaruh Religuitas , dan Disiplin Pajak , secara bersama-sama terhadap Kepatuhan

WP

Penelitian ini menguji apakah Religutas , Disiplin Pajak , secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Kepatuhan WP. Dari hasil uji statistik F menunjukkan bahwa

nilai signifikan variabel dependen atau Kepatuhan WP yaitu 0,000 dengan nilai F

sebesar 23.017 artinya signifikan yang dimilikin variabel dependen kurang dari 0,05
yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai Fhitung > Ftabel yaitu 23,017 > 2,69. Hal ini menyatakan

bahwa H1 diterima. Sehingga seluruh variabel independen yaitu Religuitas , Disiplin

Pajak, secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan

WP

Selain itu dapat dilihat dari uji koefisien determinasi r square diperoleh nilai

sebesar 0,297 atau 29,5% yang menunjukan bahwa Kepatuhan WP dipengaruhi oleh

Religutas , dan Disiplin Pajak sebanyak %.

Hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas sejajar dengan hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh Achmad dan Mustofa (2016) terkait dengan Pengaruh

Pemahaman Peraturan Perpajakan, Tarif Pajak Dan Asas Keadilan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian menemukan bahwa variabel pemahaman

peraturan perpajakan, tarif pajak dan asas keadilan secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Sehingga hal ini menunjukkan bahwa semakin tingginya pemahaman peraturan

perpajakan, lingkungan yang mendukung wajib pajak untuk melaporkan kewajiban

perpajakannya, serta sifat disiplin dan taat dari pribadi masing-masing wajib pajak

dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban

perpajakannya.

2. Pengaruh Religuitas secara parsial terhadap Kepatuhan WP

Penelitian selanjutnya yaitu peneliti menguji apakah disiplin Pajak

berpengaruh secara parsial terhadap Kepatuhan WP. Berdasarkan tabel koefisien

korelasi parsial antara variabel Reliugitas (X1) dengan Kepatuhan WP (Y),

didapatkan nilai rx1y = 0,481 dengan thitung = 3,57 > ttabel = 1,98. Maka koefisien
korelasi parsial signifikan, artinya hal ini membuktikan bahwa H2 diterima. Ini

menunjukan bahwa Religuitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kepatuhan WP

Hasil penelitian yang dijabarkan di atas sejajar dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Prajogo dan Widuri (2013) dimana hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel tingkat pemahaman peraturan pajak wajib pajak berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM.

Hal ini menunjukkan bahwa wajib pajak memahami peraturan tentang pajak

yang tinggi dan cenderung taat akan kewajiban perpajakannya.

3. Pengaruh Disiplin Pajak secara parsial terhadap Kepatuhan WP

Penelitian selanjutnya yaitu peneliti menguji apakah Disiplin Pajak

berpengaruh secara parsial terhadap Kepatuhan WP. Pada tabel koefisien korelasi

parsial antara variabel Disiplin Pajak (X2) dengan Kepatuhan WP(Y), didapatkan

nilai rx2y = 0,120 dengan thitung = 1,25 < ttabel = 1,98. Maka maka hal ini membuktikan

bahwa H3 belum diterima dan koefisien korelasi parsial tidak signifikan. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan pada variabel

Disiplin Pajak terhadap Kepatuhan WP

Hasil penelitian yang dijabarkan di atas sejajar dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Dewi (2019) dimana hasil penelitian secara parsial menunjukkan

bahwa Disiplin pajak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan WP

Sehingga hal ini menunjukkan bahwa wajib pajak memiliki kepatuhan untuk

melaporan pajak bumi dan bangunan tetapi lingkungan wajib pajak bumi dan
bangunan disekitarnya tidak mendukung wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban

perpajakannya.

Anda mungkin juga menyukai