Anda di halaman 1dari 7

Koneksi Antar Materi Modul 3.1.

(Nur Haryanto, SMAN 7 Kota Depok, CGP angkatan 8 Kota Depok)

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang
berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

 Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang
Anda pelajari saat ini?

Kutipan tersebut menyampaikan bahwa mengajarkan anak menghitung merupakan


suatu yang baik, mengajarkan tentang ilmu pengetahuan dapat menambah wawasan
yang luas serta kemampuan untuk menjalankan kehidupan dunianya selain itu juga
dapat meningkatkan potensinya, namun mengajarkan mereka apa yang berharga
adalah yang terbaik, menanamkan karakter pada diri anak adalah yang terbaik dari
yang baik. Dengan demikian anak akan dapat menjalankan kehidupannya untuk
mencapai kebahagiaan hakiki. Kaitan dari kutipan terhadap proses pembelajaran yang
sedang saya pelajari adalah sebagai pemimpin pembelajaran kita perlu menguatkan
karakter murid selain memberikan pengetahuan yang menambah wawasan. Selain itu,
sebagai seorang guru juga perlu adanya pengambilan keputusan yang berpihak pada
murid.

 Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu


pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai atau prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan memiliki
dampak yang begitu signifikan bagi lingkungan kita. Nilai atau prinsip tersebut akan
sangat menentukan dalam pengambilan keputusan ketika kita dihadapkan pada dilema
etika atau bujukan moral. Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan serta
berpihak pada kepentingan bersama dalam arti tidak serta merta langsung mengambil
keputusan melainkan juga berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah
pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil membawa kita kepada
kemaslahatan bersama.

 Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi


pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Di dalam proses pembelajaran murid sangat mungkin dihadapkan pada masalah yang
diperlukan sebuah pengambilan keputusan. Sebagai pemimpin pembelajaran
kontribusi yang dapat saya lakukan dalam pengambilan keputusan adalah bagaimana
saat mengambil keputusan harus berpihak pada murid, keputusan yang menghadirkan
kemaslahatan bersama berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah,
mengandung nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses
pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.


Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Dalam memahami kalimat bijak tersebut, kita perlu melihat bahwa Pendidikan
merupakan suatu proses menuntun siswa dengan penguatan karakter, norma-norma
sehingga akan menjadi generasi yang memiliki nilai moral, kebajikan dan kebenaran
untuk menjalankan kehidupannya. Ki Hajar Dewantara menyebut pendidikan seperti
seni karena pendidikan merupakan hasil dari karya seni cipta, karsa dan karya yang di
dalamnya memiliki nilai-nilai moral, kebajikan dan kebenaran universal. Bagi Ki
Hajar Dewantara fungsi pendidikan adalah menuntun murid sesuai dengan kodrat
alam serta kodrat jamannya agar mencapai keselamatan yang setinggi-tingginya.

 Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan


dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Patrap Triloka merupakan semboyan yang dicetuskan Ki Hadjar Dewantara yang


berbunyi, "Ing ngarso sung tulodho. Ing madyo mangun karso. Tut wuri handayani"
Semboyan ini berasal dari bahasa jawa yang memiliki makna filosofis sebagai
pedoman bagi guru ketika mengajar. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia,
maknanya kurang lebih, "Di depan, seorang guru harus bisa menjadi teladan. Di
tengah, seorang guru harus bisa memberikan ide. Di belakang, seorang guru harus
bisa memberikan dorongan". Patrap Triloka ini sangat berpegaruh bagi guru saat
mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Ing ngarso sung
tulodho berarti setiap keputusan yang diambil oleh guru haruslah mampu diteladani
oleh peserta didik, sehingga ketika guru membuat sebuah keputusan ia harus yakin
keputusan yang ia buat tidak berdampak buruk bagi muridnya. Keputusan yang
diambil harus mampu menjadi acuan bagi peserta didik andai mereka mengalami hal
yang serupa pada kehidupan peribadinya. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di
sekolah tersebut akan menghadapi situasi di mana mengambil suatu keputusan yang
banyak mengandung dilema secara Etika, dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan
universal yang sama-sama benar. Keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan
merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan
menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah. Ing madyo mangun
karso maksudnya adalah keputusan yang diambil oleh guru harus mampu
menginspirasi bagi peserta didik. Dan Tut wuri handayani berarti keputusan yang
diambil oleh peserta didik harus mampu menjadi motivasi peserta didik agar menjadi
lebih baik. Dengan adanya pratap triloka ini seorang guru kembali disadarkan betapa
pentingnya posisinya dimata peserta didik.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada


prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Keputusan yang kita ambil sebagai seorang guru tentu akan mempertimbangkan nilai-
nilai kebaikan yang ada dalam diri. Pengambilan keputusan yang tepat dapat
menumbuhkan dan membangun motivasi murid untuk terus maju dalam mewujudkan
impiannya. Serta memberikan dukungan penuh terhadap usaha murid untuk terus
menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi orang lain. Oleh karenanya komunikasi akan
mudah, lembut, dan lancar, enak didengar murid, tentu menggunakan bahasa kasih
sayang. Sentuhan bahasa kasih kepada setiap murid akan berbeda. Sering pula
ditemukan anak yang bermasalah di kelas, kemampuan menjadi seorang coach akan
sangat dibutuhkan dalam hal ini. Di sini dapat berperan sebagai motivator dan
memberi dukungan penuh atas keputusan yang diambil murid.

 Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan


‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam
perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan
keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah
efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan
keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang
telah dibahas pada sebelumnya.

Setelah saya memasuki eksplorasi konsep dan ruang kolaborasi serta elaborasi
pemahaman pada modul 3.1 dengan fasilitator dan instruktur semakin menambah
wawasan saya tentang materi pengambilan dan pengujian keputusan. Dalam hal ini
tugas saya sebagai guru penggerak harus bisa menginspirasi bagi peserta didik dan
lingkungan sekitar dengan keputusan yang ia ambil. Sebelum mengambil keputusan
tentu kita melakukan studi kasus dengan menggunakan metode coaching. Salah satu
model coaching adalah model TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan
Tanggung jawab). Model coaching ini, dapat digunakan seorang guru dalam
menuntun murid menemukan potensi yang dimilikinya. Selain itu, pertanyaan-
pertanyaan pemantik dalam proses coaching juga akan membantu murid berpikir
secara kritis dan mendalam. Sehingga, murid dapat mengembangkan potensinya
secara optimal. Dan murid akan mampu mengambil keputusan yang bertanggung
jawab. Melalui coaching keputusan yang telah diambil dapat dikaji lagi dengan
merefleksi kembali apa yang sudah diputuskan. Sebuahputusan yang dapat
dipertanggungjawabkan karena setiap keputusan yang diambil sebagai pemimpin
pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan masa depan murid.

 Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial


emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan
khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari sosial emosional sangat


mempengaruhi pengambilan keputusan. Dalam mengambil keputusan kita sebagai
guru jangan sampai terbawa perasaan, namun guru menyadari setiap keputusan wajib
berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, berpihak kepada murid dan bertanggung
jawab. Selain kita dapat membedakan dilemma etika atau bujukan moral. Pengelolaan
sosial emosional akan menumbuhkan empati dan simpati bagi kita sebagai pendidik.
Dengan simpati dan empati kita dapat merasakan apa yang peserta didik alami, dan
kita dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana, sehingga dalam
pengambilan keputusan kita dapat menggiring murid menciptakan terobosan yang
inofatif dan kreatif sebagai alternatif solusi dalam setiap pengambilan keputusan.
Dimana keputusan yang diambil menggunakan 4 paradigma dilema etika yaitu
individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan
jangka pendek vs jangka panjang. Pengambilan keputusan juga berpegang pada 3
prinsip pengambilan keputusan yaitu prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis
peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli. Serta dipadukan dengan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.

 Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika
kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Kehidupan ini tidak akan terlepas dari masalah, baik itu dilema etika maupun bujukan
moral. Kehidupan di lingkungan sekolah lebih lagi, karena berhadapan dengan orang
banyak dan dari latar belakang yang beragam. Seorang guru sangat memerlukan
keterampilan dalam menjalin hubungan sosial dan mengambil sebuah keputusan.
Suatu hal yang lumrah, jika masih mengalami kesalahan jika belum mendapatkan
ilmunya. Melalui pendidikan guru penggerak ini saya bersyukur bisa mendapatkan
ilmu tentang bagaiamana mengambil keputusan yang tepat. Oleh karena itu, ketika
saya harus menghadapi masalah dan diminta mengambil suatu keputusan, saya akan
mengkajinya dengan menelisik nilai-nilai kebajikan mana yang bertentangan,
kemudian menelususri siapa yang terlibat, serta akan melakukan pengujian benar
lawan salah, benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi dengan menggunakan 3
prinsip pengambilan keputusan, setelah baru mengambil keputusan, dan yang terakhir
mengujinya merefleksi keputusan yang telah diambil.

 Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada


terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sebagai seorang guru akan selalu terlibat dalam hal pengambilan keputusan. Sebuah
pengambilan keputusan diharapkan mampu membuat kondisi aman, nyaman, dan
kondusif. Pengambilan keputusan yang tepat tentu harus dilatih dengan pedoman
yang sesuai instrumen pengambilan keputusan yang berdampak pada murid di
sekolah. Langkah pertama, guru harus mampu membedakan apakah kasus yang
dihadapi merupakan dilema etika atau bujukan moral. Setelah jelas dilema etika,
lakukan pengujian selanjutnya, agar sampai pada pengambilan dan pengujian
keputusan yang telah diambil. Ingat, insturmen yang harus dipegang dalam
mengambil keputusan adalah sembilan langkah dalam pengambilan dan pengujian
keputusan, dimana didalamnya terkandung nilai-nilai universal, empat paradigma
pengambilan keputusan, serta tiga prinsip pengambilan keputusan. Sehingga pada
akhirnya peran guru sebagai pemimpin pembelajaran akan mampu menciptakan
lingkungan positif, kondusif, aman, dan nyaman untuk murid serta lingkungan
sekolah pada umumnya.

 Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan


pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah
kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Siapapun didunia ini pasti akan terus menemui masalah dalam peran yang
dilakoninya. Guru salah satunya peran yang menemui masalah dalam kehidupannya
baik masalah pribadi maupun masalah dalam lingkungan rumah atau sekolah. Setiap
guru pasti akan berbeda dalam menangani masalahnya, dimana guru satu dengan yang
lainnya akan berbeda dalam memandang masalah yang dihadapi, tergantung
kecerdasan mengatasi masalah yang dimilikinya. Hal ini akan bertemu pula dengan
tahap pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang dapat dipertanggung
jawabkan, serta berpihak pada murid. Tentu keterampilan menganalisis setiap kasus
yang dialami akan berpengaruh dengan pengambilan keputusan terhadap kasus yang
dihadapi. Guru sebagai pemimpin pembelajaran tidak boleh terjebak, akibat dari
kurang mampu menelaah situasi kasus yang dihadapi. Pengambilan keputusan harus
dilakukan jika kasus merupakan dilema etika, tentu dengan berpegang teguh pada
instrumen yang benar. Pengambilan keputusan terkadang sulit dilakukan karena
terbentur dengan perubahan paradigma atau budaya yang berlaku di lingkungan
sekolah. Kebiasaan yang menjadi budaya akan tidak mudah diilakukan pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan ini. Harus dengan kehati-hatian, karena akan
menyakiti banyak pihak/ pihak yang terlibat.

 Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan


pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana
kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang
berbeda-beda?

Murid diberikan kemerdekaan dalam proses belajarnya, kita sebagai pendidik


bertanggungjawab secara moril untuk menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan
kodrat zamannya. Perubahan paradigma tentang pendidikan yang menuntun murid
sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya tentu mempengaruhi pola pengajaran
di kelas. Selama ini, guru terlalu terpaku pada tuntutan dari kurikulum yang luas,
sehingga lebihh banyak perannya di kelas. Pada intinya merdeka belajar adalah
bagaimana mengkondisikan belajar yang berpihak pada murid, yang memperhatikan
kebutuhan belajar murid. Oleh karenanya, keputusan yang diambil harus sesuai
dengan filosofi yang selaras dengan kemampuan atau kodrat alam maupun zamannya.
Kehadiran guru di dalam kelas, mengajak murid menyadari potensinya, menambah
kepercayaan dirinya, serta menggali potensi terbaiknya. Murid diharapkan berani
mengemukakan pendapatnya, mendesain tugas projek sesuai bakatnya, mengambil
peran aktif di kelas, serta mampu mengambil keputusan yang dapat dipertanggung
jawabkan. Sehingga, tujuan yang ingin dicapai yaitu keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya akan dapat terwujud.

 Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat


mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai


dengan kebutuhan belajar murid dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi
yang dimiliki secara maksimal. Sebagai pemimpin pembelajaran, pengambilan
keputusan haruslah berpihak pada murid. Suatu keputusan yang kita ambil jika sudah
mempertimbangkan kebutuhan murid maka dapat dipastikan murid mampu menggali
potensi yang ada dalam dirinya. Apabila keputusan yang diambil berpihak pada
murid, memperhatikan kebutuhan murid, akan dapat menambah rasa percaya diri
murid, ketenangan batin murid dalam menuntut ilmu, dan pada akhirnya akan berhasil
menghadapi setiap tantangan di masa depannya, tidak mudah menyerah, bijaksana,
serta menemukan kesuksesan yang dapat bermanfaat bagi orang banyak.
 Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Banyak hal yang saya dapatkan dalam mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Saya belajar tentang cara pengambilan
keputusan yang tepat. Dimana keputusan yang diambil berpihak pada murid,
bertanggung jawab yang sesuai dengan nilai – nilai kebajikan universal. Keterampilan
coaching dan kecerdasan emosional akan sangat menunjang keberhasilan mengatasi
masalah yang dihadapi. Sehingga, keputusan yang diambil akan dapat dipertanggung
jawabkan. Setiap keputusan tentulah akan berdampak atau tidak akan memuaskan
semua pihak, sepanjang keputusan itu berpihak pada murid, peningkatan mutu
pembelajaran, serta dapat dipertanggung jawabkan. Keterampilan dalam mencermati
masalah,menganalisis kasus jangan sampai terjebak dengan bujukan moral, dan harus
hati-hati dalam menentukan langkah pengambilan keputusan dari berbagai situasi dan
kondisi yang ditemui. Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran modul ini yang
dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya adalah : Pengambilan keputusan adalah
suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan
kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.
Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur
BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan
nyaman (well being). Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki
kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar
pancasila. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema
etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan
dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar
keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

 Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari
di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya dari modul 3.1 ini adalah Ada 4 paradigma pengambilan keputusan
Individu vs masyarakat, kebenaran vs kesetiaan, keadilan vs belas kasihan, jangka
pendek vs jangka panjang. Ada 3 prinsip mengambil keputusan berfikir berbasis akhir
berfikir berbasis aturan berfikir berbasis rasa peduli. Ada 9 tahap pengambilan dan
pengujian keputusan. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan
Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini Mengumpulkan fakta-fakta yang
relevan dalam situasi ini. Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji
instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola) Pengujian paradigma benar atau salah Prinsip
pengambilan keputusan Investigasi Trilema Buat keputusan meninjau kembali
keputusan dan refleksikan Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah ternyata
dalam pengambilan keputusan bukan hanya berdasarkan sesuai pemikiran saja namun
perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian
pengambilan keputusan. Selama ini saya berpikir terlalu cepat dan reaktif sehingga
keputusan yang saya ambil perlu ditinjau kembali agar tidak merugikan banyak orang.

 Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan


keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa
bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan dalam situasi dilema etika sebelum
mempelajari modul ini dengan situasi dilema etika. Pengambilan keputusan yang saya
lakukan tidak sesuai dengan berpihak pada murid, dimana saya lebih terbawa
perasaan dalam mengambil keputusan tersebut. Rasa kasihan saya lebih besar dari
pada kebenaran yang terjadi sebenarnya. Dan saya juga belum menerapkan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan, serta 4 paradigma, 3 prinsip. Sehingga dalam
pengambilan keputusan yang saya lakukan jauh berbeda dengan konsep yang saya
pelajari sekarng ini. Selain itu dalam kasus sebelumnya saya memutuskan suatu kasus
selalu memperjuangkan aturan dan sedikit sekali menerapkan prinsip kepedulian dan
tidak pernah melakukan uji regulasi dan uji legal dan sebagainya apa lagi melakukan
9 tahapan dalam pengujian hasil keputusan. Selain itu dalam kasus dilema etika sering
berakibat lingkungan kurang kondusif karena saya mengambil keputusan tanpa
pengujian, kadang saya juga menggunakan uji panutan atau idola. Memang secara
prosedur pengambilan keputusan saya tidak sama persis dengan konsep yang saya
pelajari dalam modul, namun masih sesuai dengan prosedur yang ada. Awalnya
semua keputusan hanya didasarkan pada intuisi. Setelah saya mempelajari modul ini,
ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya berdasarkan sesuai pemikiran
saja namun perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian
pengambilan keputusan.

 Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang
terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran modul ini?

Dengan mempelajari modul 3.1 ini, dimana saya sebagai guru dan pemimpin
pembelajaran merasa lebih mampu dalam mengambil keputusan yang bijak sesuai
dengan masalah dilemma etika atau bujukan moral. Sehingga keputusan yang diambil
bisa dipertanggungjawabkan dan tidak salah langkah, serta tidak merugikan orang
lain. Selain itu, saya harus memiliki kecakapan dalam mengambil suatu keputusan
sesuai dengan nilai-nilai kebajikan dan mampu melakukan tahapan-tahapan
pengambilan keputusan yang tepat serta melibatkan orang-orang atau pihak-pihak
yang berwewenang dalam pengambilan keputusan.

 Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang
individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting, karena hal demikian merupakan pedoman kita dalam pengambilan
keputusan serta mengidentifikasi masalah tersebut apakah termasuk dalam bujukan
moral atau dilema etika sehingga akan memudahkan arah dan tujuan pengambilan
keputusan agar tidak membuat kita terjebak dalam kondisi yang salah sehingga
membuat pengambilan keputusan juga tidak tepat. Tentunya hal demikian sangat
membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran untuk mengambil keputusan yang
tepat serta berdampak kepada kemaslahatan bersama.

Anda mungkin juga menyukai