Anda di halaman 1dari 21

V.

Teori Percobaan V

Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel


Hunter Christie pada 1833 dan meningkat dan dipopulerkan oleh Sir Charles
Wheatstone pada tahun 1843. Dalam umumnya Jembatan Wheatstone
dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran
terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja suatu
kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk
oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana
rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol
(0). Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer itu
tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan tersebut.
Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur
suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Yang dimana adalah
kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan
dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena
potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan
perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan
sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua
diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan
pada jembatan wheatstone. Konsep Jembatan Wheatstone, Jembatan Wheatstone
adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui
hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu
kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya
potensiometer. Jembatan Wheatstone adalah suatu proses menentukan nilai
hambatan listrik yang presisi/tepat menggunakan rangkaian Jembatan Wheatstone
dan melakukan perbandingan antara besar hambatan yang telah diketahui dengan
besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam keadaan Jembatan
disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan pada angka nol. Rangkaian
Jembatan Wheatstone tersebut memiliki susunan dari 4 buah hambatan yang mana
2 dari hambatan tersebut adalah hambatan variable dan hambatan yang belum
diketahui besarnya yang disusun secara seri satu sama lain dan pada 2 titik

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


diagonalnya dipasang sebuah Galvanometer dan pada 2 titik diagonal lainnya
diberikan sumber tegangan. Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat ini kerjanya tergantung pada
momen yang berlaku pada kumparan di dalam magnet. R1, R2, dan R3
merupakan hambatan yang sudah diketahui, sedangkan R4 adalah hambatan yang
akan dicari besarnya. Dengan mengatur sedemikian rupa besar hambatan variable
sehingga arus yang mengalir pada Galvanometer sama dengan nol, dalam keadaan
ini jembatan tersebut disebut seimbang sehingga sesuai dengan hukum Ohm.
Rangkaian Jembatan Wheatstone juga dapat disederhanakan dengan
menggunakan kawat geser apabila besarnya hambatan bergantung pada panjang
penghantar. Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk
pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 ?. Jembatan
Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan
tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur. (Lister, 1993).
Aplikasi Jembatan Wheatstone. Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur
r

egangan pada benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita
gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk
mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar di
dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga
deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain gauge. Seperti
kita ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan
dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat2 elastisitas benda. Perubahan
dimensi pada penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan listrik, ingat
persamaan R = ρ.L/A. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya, sehingga
untuk mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukkan kedalam rangkaian
jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik beserta jembatan Wheatstonenya sudah
ada di dalam strain gauge [1].

Jembatan Wheatstone digunakan untuk memperoleh ketelitian dalam


melakukan pengukuran suatu hambatan yang nilainya relatif sangat kecil,

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


misalnya kebocoran kabel tanah atau hubung singkat dan sebagainya. Rangkaian
ini dibentuk oleh empat buah resistor (R) yang merupakan segiempat ABCD
dimana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan galvanometer nol
(0). Jika hambatan diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer tidak akan
membuat sambungan antara empat hambatan. Untuk mendapatkan besarnya
tahanan pengganti pada susunan tahanan jembatan Wheatstone dapat
menggunakan aturan dan rumus berikut ini, Jika perkalian silang antara R1 dan
R3 sama dengan R2 dan R4 maka R5 (hambatan ditengah) dapat diabaikan
sampai hanya dijumlahkan secara seri kemudian diparalelkan. Setelah hambatan
tengah dianggap tidak ada, gunakan prinsip seri-paralel untuk mencari besarnya
hambatan pengganti. Jika hasil kali silang antara R1 dan R3 tidak sama dengan
perkalian antara R2 dan R4, maka rintangan tersebut harus diganti dengan
rintangan yang baru sehingga susunan rintangannya menjadi seperti pada gambar
di bawah ini. R1, R2, dan R5 masing-masing digantikan oleh Ra, Rb, dan Rc.
Sampai pesanan jadi Selanjutnya dilanjutkan dengan prinsip hambatan seri dan
paralel untuk mencari berapa hambatan pengganti. Perlu diingat bahwa selain
kabel,komponen kelistrikan jembatan Batu gandum hanya Galvanometer (detektor
arus listrik) dan resistor atau bahan resistif lainnya seperti kabel dan sebagainya.
Sebagai contoh R1, R2dan R3 sudah diketahui nilainya, Maka akan diketahui
berapa Rx dengan jembatan Wheatstone (dengan R1 dan R3 ukuran dapat
diubah). Cara mengetahui Rx adalah dengan cara bervariasi R1 atau R3 sampai
Galvanometer tidak mendeteksi adanya arus listrik yang mengalir melaluinya, jika
demikian, catat nilainya R1, R2dan R3 yang menyebabkan Galvanometer tidak
mendeteksi arus listrik. Kemudian gunakan rumusnya Rx = R2 R3 / R1 untuk
menghitung Rx.. Dalam praktiknya, untuk mengukur resistansi resistor yang tidak
diketahui, ganti kedua resistor dengan satu kabel [2].

Jembatan wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk


mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarnya). Kegunaan dari
jembatan wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara
arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang . Cara
kerja dari jembatan wheatstone adalah sirkuit listrik empat tahanan dan sumber
tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua titik
diagonal yang lain dimana galvanometer ditempatkan seperti yang diperlihatkan
pada jembatan wheatstone. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan
besarnya suatu hambatan dengan menggunakan metode jembatan wheatstone
dimana prinsip dari metode ini adalah berdasarkan hukum ohm dan menentukan
harga tahanan sebagai fungsi dari perubahan suhu. Koefisien muai panjang adalah
perubahan panjang suatu benda/logam tiap pertambahan/pengurangan suhu
sebesar 1 C. Koefisien muai luas adalah perubahan luas suatu benda/logam tiap
pertambahan/pengurangan suhu sebesar 1 C, dst. Besaran koefisien muai
tergantung dari jenis muainya. Misal muai panjang berarti m/C, muai luas m^2/C,
muai volume m^3/C, dll. ket : C = derajar Celcius. Berikut ini contoh koefisien
muai "panjang" beberapal ogam: Benda Padat Koofisien muai panjang [3].

Jembatan wheatstone mempunyai keterbatasan bila digunakan untuk


mengukur tahanan rendah, dengan demikian maka jembatan wheatstone
dimodifikasi menjadi jembatan kelvin. Hal tersebut dilakukan dengan harapan
agar menghasilkan ketelitian yang lebih tinggi bila digunakan untuk mengukur
tahanan-tahanan rendah, biasanya dibawah 1 Ohm. Jempatan wheatstone
mempunyai empat lengan tahanan, sebuah sumber ggl dan sebuah detector nol
yang biasanya berupa galvanometer. Jempatan wheatstone dikatakan setimbang
apabila beda tegangan pada galvanometer adalah nol volt, berarti disini tidak ada
arus yang mengalir melalui galvanometer. lni terjadi apabila tegangan C ke A
sama dengan tegangan dari D ke A, atau jika tegangan dari C ke B sama dengan
tegangan dari D ke B. Ry menyatakan tahanan kawat penghubung dari R3 ke Rx.
Jika galvanometer dihubungkan ke titik m, tahanan Ry dari kawat penghubung
dijumlahkan ke tahanan Rx yang tidak diketahui dan menghasilkan Rx yang lebih
besar. Jika dihubungkan ke titik n, Ry dijumlahkan dengan lengan jembatan R3
dan hasil pengukuran Rx akan lebih kecil dari yang sebenarnya. Apabila
galvanometer dihubungkan ke titik p (diantara titik m dan n) sehingga

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


perbandingan tahanan dari n ke p dan dari m ke p sama dengan perbandingan
tahanan-tahanan R1 dan R2 [4].

Jembatan wheatstone adalah susunan komponen komponen elektronika


yang berupa resistor dan catu daya. Hasil kali antara resistor-resistor berhadapan
yang satu akan sama dengan hasil kali resistro-resistor berhadapan lainnya jika
beda potensial antara c dan d bernilai nol. Persamaan R1 . R3 = R2 . R4 dapat
diturunkan dengan menerapkan Hukum Kirchoff dalam rangkaian tersebut.
Rangkaian jembatan digunakan untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara
mengusahakan arus yang mengalir pada galvanometer = nol (karena potensial di
ujung-ujung galvanometer sama besar). Pengembangan rangkaian resistor seri dan
paralelmenghasilkan prinsip Jembatan Wheatstone. Sumber tegangan DC mencatu
rangkaian empatbuah resistor. R1 seri dengan R2, dan R3 seri dengan R4.Hukum
Kirchoff tegangan menyatakan jumlah drop tegangan sama dengan tegangan
sumber. Titik A-B dipasang Voltmeter mengukur beda tegangan, jika meter
menunjukkan nol,artinya tegangan U1 = U3 disebut kondisi seimbang. Jika U1 ≠
U3 disebut kondisi tidak seimbang dan meter menunjukkan angka tertentu.
Aplikasi praktis dipakai model Gambar 5.63, di mana R1 = Rx yang merupakan
tahanan yang dicari besarannya. R2 = Rn adalah tahanan yang bisa diatur
besarannya. R3 dan R4 dari tahanan geser. Dengan mengatur posisi tahanan geser
B, sampai Voltmeter posisi nol. Pada saat ini kondisi ini disebut setimbang, maka
berlaku rumus kesetimbangan jembatan Wheatstone. Aplikasi Jembatan
Wheatstone. Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada
benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge,
yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi
benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar di dalam strain gauge.
Adapun strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga dan juga
deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain gauge. Seperti
kita ketahui, bahwa jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi
perubahan dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat-sifat elastisitas
benda. Jadi juga berdasarkan penjelasan diatas, rangkaian Jembatan Wheatstone

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


juga dapat disederhanakan dengan menggunakan kawat geser apabila besarnya
hambatan bergantung pada panjang penghantar. Jadi, jembatan Wheatstone adalah
alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang lumayan cukup
teliti dalam skala pengukuran 1 sampai 100.000 [5].

VI. Prosedur Percobaan :


1. Hubungkan tahanan yang akan diukur ke terminal R x.
2. Pindahkan kontak selektor ke “R”.
3. Atur pengali (multiply) ke range yang sesuai menurut tabel berikut :

Rx Multiply

Kurang dari 10 Ω 0,001

10 Ω - 100 Ω 0,01

100 Ω - 1 kΩ 0,1

1 kΩ - 10 kΩ 1

10 kΩ - 100 kΩ 10

100 kΩ - 1 kΩ 100

1 MΩ - 10 MΩ 1000

4. Set measuring dial sehingga galvanometer menunjukkan angka “0”,


dan nilai tahanan dapat dicari.
5. Lepaskan tahanan dari terminal dan ukur dengan multimeter.
6. Ulangi prosedur di atas untuk beberapa nilai tahanan yang berbeda
dan masukkan ke dalam tabel.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


VII. Data Hasil Percobaan

No Resistor (Ω) Nilai Pembacaan Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Warna Resistor (Ω) Wheatstone (Ω)

1 R1 220 210 212 215

2 R2 460 500 458 463

3 R3 2200 1800 2130 2170

4 R4 10000 9500 9910 10029

5 R5 22000 23000 21400 21750

Rangkaian Seri

Jembatan
No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω)
Wheatstone (Ω)

1 R1+R2 710 670 678

2 R1+R3 2010 2342 2385

3 R1+R4 9710 10122 10244

4 R1+R5 23210 21612 21965

No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Wheatstone (Ω)

1 R1+R2+R3 2510 2800 2848

2 R1+R2+R4 10210 10580 10767

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


3 R1+R2+R5 23710 22070 22428

No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Wheatstone (Ω)

1 R1+R2+R3+R4 12010 12710 12877

2 R1+R2+R3+R5 25510 24200 24598

No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Wheatstone (Ω)

1 R1+R2+R3+R4+R5 35010 34110 34627

Rangkaian Paralel

No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Wheatstone (Ω)

1 R1//R2 147,88 144,91 146,82

2 R1//R3 188,05 192,82 195,61

3 R1//R4 205,45 207,59 210,52

4 R1//R5 208,11 209,95 212,90

No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Wheatstone (Ω)

1 R1//R2//R3 136,65 135,70 137,53

2 R1//R2//R4 145,62 142,83 144,71

3 R1//R2//R5 146,95 143,94 145,85

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan
Wheatstone
(Ω)

1 R1//R2//R3//R4 134,73 133,86 137,53

2 R1//R2//R3//R5 135,86 134,84 136,66

No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Wheatstone (Ω)

1 R1//R2//R3//R4//R5 133,94 133,03 134,82

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


VIII. Pengolahan Data

Multimeter Analog

a. Pada saat R1+R2+R3


R2 500
R x = R3 . = 1800 . = 4285,71 Ω
R1 210

b. Pada saat R1+R2+R4


R2 500
R x = R4 . = 9500 . = 22619,04 Ω
R1 210

c. Pada saat R1+R2+R5


R2 500
R x = R5 . = 23000. = 54761,90 Ω
R1 210

Multimeter Digital

a. Pada saat R1+R2+R3


R2 458
R x = R3 . = 2130 . = 4601,60 Ω
R1 212

b. Pada saat R1+R2+R4


R2 458
R x = R4 . = 9910 . = 21409,33 Ω
R1 212

c. Pada saat R1+R2+R5


R2 458
R x = R5 . = 21400 . = 46232,07 Ω
R1 212

Jembatan Wheatstone

a. Pada saat R1+R2+R3


R2 463
R x = R3 . = 2170 . = 4673,06 Ω
R1 215

b. Pada saat R1+R2+R4


R2 463
R x = R4 . = 10029 . = 21597,33 Ω
R1 215

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


c. Pada saat R1+R2+R5
R2 463
R x = R5 . = 21750 . = 46838,37 Ω
R1 215

Multimeter analog

a. Pada saat R1
220−210
Kesalahan relatif = x 100 %=0,045 %
220
Kesalahan absolut=220−210=10
b. Pada saat R2
460−500
Kesala h anrelatif = ×100 %=0,086 %
460
Kesala h an absolut=460−500=40
c. Pada saat R3
2200−1800
Kesala h anrelatif = ×100 %=0,181 %
2200
Kesala h an absolut=2200−1800=400
d. Pada saat R4
10000−9500
Kesala h anrelatif = ×100 %=0 , 05 %
10000
Kesala h an absolut=10000−9500=500
e. Pada saat R5
22000−23000
Kesala h anrelatif = ×100 %=0,045 %
22000
Kesala h an absolut=22000−23000=3000

Multimeter digital

a. Pada saat R1
220−212
Kesalahan relatif = x 100 %=0,036 %
220
Kesalahan absolut=220−212=8

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


b. Pada saat R2
460−458
Kesala h anrelatif = ×100 %=4 ,34 %
460
Kesala h an absolut=460−458=2
c. Pada saat R3
2200−2130
Kesala h anrelatif = ×100 %=0,031 %
2200
Kesala h an absolut=2200−2130=70
d. Pada saat R4
10000−9910
Kesala h anrelatif = ×100 %=0,009 %
10000
Kesala h an absolut=10000−9910=90
e. Pada saat R5
22000−21400
Kesala h anrelatif = ×100 %=0,027 %
22000
Kesala h an absolut=22000−21400=60

Jembatan wheatstone

1. Pada saat R1
220−215
Kesalahan relatif = x 100 %=0,022 %
220
Kesalahan absolut=220−215=5
2. Pada saat R2
460−463
Kesala h anrelatif = ×100 %=6,521 %
460
Kesala h an absolut=460−463=3
3. Pada saat R3
2200−2170
Kesala h anrelatif = ×100 %=0,013 %
2200
Kesala h an absolut=2200−2170=30
4. Pada saat R4
10000=10029
Kesala h anrelatif = ×100 %=0,002 %
10000
Kesala h an absolut=10000−10029=29
5. Pada saat R5

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


22000−21750
Kesala h anrelatif = ×100 %=0,011 %
22000
Kesala h an absolut=22000−21750=250

IX. Tugas dan Jawaban

1. Review materi!
2. Buktikan persamaan rumus pada persamaan !
3. Buat denah dari rumah ke kampus bukit !

Jawaban
1. Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua
kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen
diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer. Jembatan
Wheatstone adalah suatu proses menentukan nilai hambatan listrik yang
presisi menggunakan rangkaian Jembatan Wheatstone dan melakukan
perbandingan antara besar hambatan yang telah diketahui dengan besar
hambatan yang belum diketahui yang tentunyadalam keadaan Jembatan
disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan pada angka nol.
Rangkaian Jembatan Wheatstone tersebut memiliki susunan dari 4
hambatan yang mana 2 dari hambatan tersebut adalah hambatan variable
dan hambatan yang belum diketahui besarnya yang disusun secara seri
satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnyadipasang sebuah Galvanometer

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


dan pada 2 titik diagonal lainnya diberi sumber tegangan. Galvanometer
adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan pengukuran arus.
Kebanyakan alat ini kerjanya tergantung pada momen yang berlaku pada
kumparan di dalam magnet. R1, R2, dan R3 merupakan hambatan yang
sudah diketahui,sedangkan R4 adalah hambatan yang akan dicari
besarnya. Dengan mengatur besar hambatan variable sehingga arus
yangmengalir pada Galvanometer sama dengan nol, dalam keadaan ini
jembatan tersebut disebut seimbang sehingga sesuai dengan hukum Ohm.
Rangkaian Jembatan Wheatstone dapat disederhanakan dengan
menggunakan kawat geser apabila besarnya hambatan bergantung pada
panjang penghantar. Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3,
dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya
dengan teliti dan dapat diatur.
2. Persamaan di loop II

Persamaan di loop III

Jika tidak ada arus yang mengalir ke R4 (I3) = 0, maka persamaan loop
II

Persamaan loop III

Bagi persamaan di loop II dengan persamaan d loop I,maka akan


diperoleh bentuk berikut :

Pada saat I3 = 0, maka I2 = I4 dan I1= I5, sehingga bentuk ini akan
menjadi:

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


3. Denah dari rumah ke kampus bukit.

X. Analisa

Pada praktikum yang ke lima ini yaitu tentang jembatan wheatstone yang
dimana menggunakan resistor sebagai pengukuran. Kami melakukan percobaan
kepada tiga alat ukur yang berbeda, yaitu multimeter analog, multimeter digital,
dan jembatan wheatstone. Kami menggunaan lima resistor dengan pembacaan
warna resistor yang berbeda-beda. Pengukuran dilakukan dengan dua kondisi
yaitu secara seri dan paralel. Pada percobaan pertama kami mengukur nilai
resistor yang pertama, ketika diukur pada multimeter analog didapatkan 210 Ω,
lalu pada multimeter digital didapat 212 Ω, sedangkan menggunakan jembatan
wheatstone didapat 215 Ω. Selanjutnya pada resitor kedua diukur menggunakan
multimeter analog didapat 500 Ω, lalu pada multimeter digital didapat juga senilai
458 Ω, sedangkan menggunakan jembatan wheatstone didapat senilai 463 Ω.
Selanjutnya pada resistor yang ketiga, pada percobaan multimeter analog didapat
senilai 1800 Ω, lalu pada percobaan pada multimeter digital didapat senilai 2130
Ω, dan pada jembatan wheatstone didapat pula sebesar 2170 Ω. Kemudian pada
percobaan ke resistor yang keempat ketika diukur menggunakan multimeter
analog didapatkan resistansi sebesar 9500 Ω, lalu ketika menggunakan multimeter

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


digital didapat hasil yang senilai 9910 Ω, kemudian pada pengukuran terhadap
jembatan wheatstone didapat hasil yang terbaca senilai 10029 Ω, dan selanutnya
pada percobaan resistor yang terakhir, pada pengukuran menggunakan multimeter
analog didapat hasil yang terbaca senilai 23000 Ω, lalu pada multimeter digital
didapatkan pula hasil yang keluar senialai 21400 Ω, dan pada jembatan
wheatstone didapatkan hasil yang terbaca senilai 21750 Ω. Selanjutnya setelah
melakukan pengukuran terhadap masing-masing resistor, kemudian kami
melakukan pengukuran sebuah rangkaian seri maupun paralel, dan kamii ukur
juga menggunakan alat seperti multimeter analog, multimeter digital, serta
jembatan wheatstone. Didapat pula hasil yang berbeda-beda terhadap masing-
masing alat ukut. Pada rangkaian seri yaitu R1+R2 didapat ketika ditambah yaitu
senilai 710 Ω, lalu pada multimeter digital didapat senilai 670 Ω, dan jembatan
wheatstone senilai 678 Ω. Dan kemudian mengambil satu contoh pada rangkaian
paralel, pada multimeter analog didapat setelah dihitung 147,88 Ω, multimeter
analog 144,91 Ω, dan jembatan wheatstone 146,82 Ω.

XI. Kesimpulan

1. Pada percobaan tingkat ketelitian jembatan wheatstone lebih teliti


dibandingkan dengan tingkat ketelitian pada multimeter.
2. Semakin banyak jumlah resistor yang dihitung pada rangkaian parallel,
maka semakin kecil hasil nilainya.
3. Pada percobaan rangkaian seri semakin banyak resistor yang ditambah,
maka semakin besar pula hasil nilai hambatannya.
4. Jembatan Wheatstone cenderung lebih mendekati hasilnya dengan nilai
pembacaan warna resistor.
5. Pada percobaan multimeter digital dan analog, multimeter digital lebih
akurat daripada analog, ini terjadi karena pembacaan hasil dan kalibrasi.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan Pengukuran Besaran Listrik.


Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik. 2022 Indralaya:
Universitas Sriwijaya.

[1] L. John, “Paper Aplikasi Jembatan Wheatstone,” Raja load cell. Accessed:
Oct. 27, 2023. [Online]. Available:
https://www.rajaloadcell.com/article/paper-aplikasi-jembatan-wheatstone-
33

[2] Mimin, “Jembatan Wheatstone – Pengertian, Rumus, Cara Menentukan,”


pusat dapodik. Accessed: Oct. 27, 2023. [Online]. Available:
https://pusatdapodik.com/jembatan-wheatstone-pengertian-rumus-cara-
menentukan/

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


[3] F. Fitri, “jembatan wheatston,” weebly. Accessed: Oct. 27, 2023. [Online].
Available: https://fitriafitri.weebly.com/jembatam-weaston.html

[4] S. Waluyanti, Alat Ukur dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008.

[5] S. Widodo, DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK. Jakarta: Direktur


Pembinaan SMK, 2014.

LAMPIRAN

Jembatan Wheatstone Portable 2755

Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan


dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Multimeter Analog

Multimeter analog dapat digunakan untuk mengukur tegangan listrik, arus


listrik, hambatan listrik dan kapasitansi.

Multimeter Digital

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Multimeter digital adalah alat ukur yang dapat mengukur besaran seperti
tegangan, arus, dan hambatan. Nilai terukur ditampilkan pada tampilan digital,
sehingga dapat dibaca dengan mudah dan langsung.

Modul Rangkaian EEC470

Papan yang menyediakan komponen diskrit, sirkuit terintegrasi, dan


perangkat berdaya tinggi. Alat ini memungkinkan semua sirkuit perangkat lunak
yang terkait dengan listrik dasar dan elektronika.

Resistor

Resistor adalah penghambat arus listrik yang mengalir pada suatu


rangkaian elektronik.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Kabel Jumper

Kabel jumper adalah kabel elektrik yang memiliki pin konektor di setiap
ujungnya dan memungkinkan untuk menghubungkan dua komponen yang
melibatkan Arduino tanpa memerlukan solder.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya

Anda mungkin juga menyukai