Anda di halaman 1dari 10

KLASIFIKASI DAGING SAPI DAN DAGING BABI MENGGUNAKAN

CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK EFFICIENTNET-B0 DENGAN


AUGMENTASI CITRA

Hafez Almirza1), Jasril2), Suwanto Sanjaya3), Lestari Handayani4), Fadhilah Syafria5)

Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
email: linearattack0@gmail.com1, jasril.uinsuska@gmail.com2, suwantosanjaya@uin-suska.ac.id3,
lestarihandayani@uin-suska.ac.id4, fadhilah.syafria@uin-suska.ac.id5

Abstract
The increase in counterfeit beef sales is in line with the growing demand for meat in Indonesia.
Counterfeit meat, namely mixed beef and pork and pure pork sold as beef can be distinguished using
image classification. This research classifies pork, mixed, and beef using the Convolutional Neural
Network (CNN) model of EfficientNet-B0 architecture. This research uses the image augmentation
method to augment the image with the aim of improving classification accuracy. The total original image
is 900 images, while the total augmented image is 9000. The highest classification accuracy result are
obtained by model that use augmented images, with a combination of hyperparameter of optimizer
Adamax, hidden activation Swish, and learning rate 0.1 with the results of accuracy 97.11%, precision
97.14%, recall 97,117%, and F1-Score 97.11%.
Keywords: Clasification, Convolutional Neural Network, EfficientNet-B0, Citra, Augmented
1. PENDAHULUAN Daging sapi, babi dan oplosan dapat
Berdasarkan data Organization for diklasifikasikan dengan memanfaatkan teknologi
Economic Cooperation and Development image processing melalui algoritma Machine
(OECD), konsumsi daging sapi Indonesia tahun Learning(ML). Beberapa penelitian terkait
2022 adalah 2.226 per kapita, meningkat dari klasifikasi menggunakan ML telah beberapa kali
tahun 2021 yang hanya 2.203 perkapita. dilakukan, seperti penelitian Budianita et. al.,
Meningkatnya konsumsi daging sapi masyarakat dilakukan pengolahan citra untuk klasifikasi
menyebabkan kelangkaan. Kelangkaan daging daging babi dan daging sapi berdasarkan warna
sapi dan meningkatnya permintaan pasar dan tekstur dengan metode Hue Saturation Value
terhadap daging sapi, membuat sejumlah (HSV) dan Gray Level Co-Occurrence Matrix
pedagang nakal memanfaatkan situasi tersebut (GLCM) lalu diklasifikasikan menggunakan
dengan mencampur daging babi pada daging algoritma K-Nearest Neighbour(KNN)
sapi. Pada tahun 2016 di kota Surabaya, polisi (Budianita et al., 2015). Penelitian Handayani et.
menyita barang bukti 16 kg daging sapi al., melakukan klasifikasi citra tekstur daging
bercampur daging babi(Wahyudiyanta, 2016). babi dan sapi menggunakan Probabilistik Neural
Kasus serupa juga terjadi di kota Tangerang Network(Handayani et al., 2017). Penelitian
pada tahun 2020, polisi menangkap seorang lainnya dilakukan oleh Malikhah et. al.,
pelaku yang mencampur daging sapi dengan menggunakan metode Ensemble
daging babi(Wiryono, 2020). Di tahun yang Learning(Malikhah et al., 2021). Pada saat ini,
sama, polresta Bandung mengamankan empat klasifikasi citra daging babi dan sapi
pelaku pengedar daging babi yang dijual seolah- menggunakan machine learning telah digantikan
olah daging sapi di wilayah Kabupaten dengan metode Deep Learning dengan
Bandung(Iqbal, 2020). Convolutional Neural Network(CNN).
1
Panduan Penulisan Jurnal Tekinkom
Penelitian terkait klasifikasi daging sapi Tahapan penelitian merupakan bagian
dan babi menggunakan CNN telah dilakukan integral dalam proses penelitian yang dirancang
beberapa kali. Penelitian mengenai klasifikasi secara sistematis untuk mencapai tujuan yang
daging sapi dan babi dilakukan Laluma et. al., telah ditetapkan. Melalui tahapan-tahapan ini,
menggunakan CNN dengan classifier Multilayer peneliti dapat memperoleh pemahaman
Layer Perceptron (MLP) (Laluma et al., 2021). mendalam tentang subjek penelitian dan
Penelitian lainnya dilakukan oleh Artya et. al., menghasilkan temuan yang valid dan bermakna.
menggunakan CNN dengan arsitektur AlexNet, Setiap tahapan memiliki peran penting dalam
memberikan hasil akurasi klasifikasi 68,6% menyusun kerangka penelitian, merancang
menggunakan dataset Local Binary metode yang tepat, mengumpulkan dan
Pattern(LBP) dan 84,1% menggunakan dataset menganalisis data, serta menarik kesimpulan
asli(Artya et al., 2022). Lasniari et. al., yang relevan. Tahapan penelitian yang akan
melakukan penelitian terkait klasifikasi jenis diterapkan pada penelitian ini adalah sebagai
daging menggunakan CNN arsitektur ResNet-50 berikut.
dengan tingkat akurasi 87,64%(Lasniari et al.,
2022). Alhafis et. al., melakukan penelitian
menggunakan CNN arsitektur EfficientNet-B0
dan metode Contrast Limited Adaptive
Histogram Equalization(CLAHE) untuk
meningkatkan kualitas citra dengan hasil terbaik
diperoleh oleh citra tanpa metode pengolahan Gambar 1. Tahapan Penelitian
CLAHE(Alhafis et al., 2022).
Penelitian ini menggunakan CNN 2.1. Pengumpulan Data
arsitektur EfficientNet-B0 dengan metode Tahap pengumpulan data dilakukan
Augmentasi untuk meningkatkan jumlah citra. dengan mengambil citra daging babi, oplosan,
Pemilihan CNN arsitektur EfficientNet-B0 dan sapi. Data yang digunakan pada penelitian
dilakukan berdasarkan penelitian Bhupendra et. ini adalah data primer yang didapat secara
al., tentang klasifikasi butir beras yang telah mandiri. Daging didapatkan dari Pasar Bawah
digiling menggunakan CNN arsitektur yang berlokasi di Pekanbaru, Riau. Citra setiap
EfficientNet-B0, ResNet-50, InceptionV3, jenis daging diambil secara langsung
MobileNetV2, dan MobileNetV3 dengan hasil menggunakan kamera ponsel Xiaomi Redmi
akurasi tertinggi di capai oleh arsitektur Note 8 Pro dengan resolusi 64MP dan Vivo V20
EfficientNet-B0 yang memiliki nilai akurasi dengan resolusi kamera 64MP. Data yang
98,37%(Bhupendra et al., 2022). Sementara itu, dikumpulkan berjumlah 300 untuk setiap jenis
penelitian mengenai augmentasi citra dilakukan daging, sehingga totalnya adalah 900 citra
oleh Phiadelvira untuk klasifikasi kanker serviks daging.
dengan nilai akurasi 100% menggunakan citra
hasil augmentasi, sedangkan jika tanpa proses 2.2. Preprocessing
augmentasi hanya mendapatkan nilai tertinggi Citra daging yang telah diambil diolah
66.67%(Phiadelvira, 2021). Tujuan penelitian ini pada tahap preprocessing. Tahap ini bertujuan
adalah untuk meningkatkan akurasi klasifikasi untuk menyeragamkan citra daging sehingga
daging sapi dan daging babi menggunakan CNN proses ekstraksi informasi lebih akurat. Teknik
arsitektur EfficientNet-B0 dengan augmentasi yang dilakukan pada tahap ini adalah crop dan
citra. resize. Seluruh tahapan preprocessing dilakukan
menggunakan bahasa pemrograman python.
2. METODE PENELITIAN a. Crop
2
Panduan Penulisan Jurnal Tekinkom
Crop citra dilakukan untuk dan data augmentasi. Hal ini dilakukan untuk
menghilangkan bagian yang tidak dibutuhkan membandingkan kualitas model yang dilatih
pada tepi citra yang tidak memberikan informasi antara 2 data tersebut. Augmentasi citra
pola dari daging. Bagian yang tidak diinginkan bertujuan untuk memperbanyak jumlah dataset
atau biasa disebut noise dapat mengganggu sehingga model yang dilatih akan lebih
proses ekstraksi informasi dari citra. maksimal tanpa harus melakukan sampel
tambahan data(Lasniari et al., 2022). Teknik
augmentasi yang dilakukan pada penelitian ini
adalah rotation, horizontal flip, vertical flip, dan
brightnes shift. Jumlah yang dihasilkan dari
tahap augmentasi untuk tiap citra adalah 10 citra
Gambar 2. Crop pada citra daging augmentasi, sehingga total seluruh citra
augmentasi untuk adalah 3000 citra untuk
b. Resize masing-masing daging.
Resize adalah proses untuk
menyeragamkan ukuran citra yang sebelumnya
telah di-crop. Ukuran citra yang digunakan
model penelitian ini adalah 224 × 224 piksel,
yang mana merupakan ukuran yang ditetapkan Ga
pada arsitektur EfficientNet-B0. mbar 4. Augmentasi citra dengan flip vertical

2.4. Pembagian Citra


Tahap ini dilakukan untuk membagi
citra asli dan citra yang telah di augmentasi
menjadi 3 jenis data, yaitu data latih, data
Gambar 3. Resize pada citra daging validasi, dan data uji. Data dibagi dengan rasio
80:20 dan 90:10. Pembagian data dilakukan 2
2.3. Augmentasi tahap, yaitu data dibagi menjadi. Berikut ini
Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah tabel pembagian jumlah data :
untuk klasifikasi dikategorikan menjadi data asli
Tabel 1. Pembagian Data
Jumlah citra
Rasio Data Kelas Data pelatihan Data pengujian
Data latih Data validasi Data uji
Babi 192 48 60
Asli Oplosan 192 48 60
Sapi 192 48 60
80 : 20
Babi 1920 480 600
Augmentasi Oplosan 1920 480 600
Sapi 1920 480 600
Babi 243 27 30
Asli Oplosan 243 27 30
Sapi 243 27 30
90 : 10
Babi 2430 27 300
Augmentasi Oplosan 2430 27 300
Sapi 2430 27 300

3
Panduan Penulisan Jurnal Tekinkom
2.5. Klasifikasi memberikan akurasi yang tinggi memperbaiki
Klasifikasi gambar pada penelitian ini efektivitas model dengan pengoptimalan
dilakukan dengan model CNN arsitektur parameter(Tan & Le, 2019). Berikut ini adalah
Efficient-NetB0. EfficientNet-B0 adalah salah arsitektur EfficientNet-B0 yang digunakan pada
satu pre-trained model yang mampu penelitian ini.

Gambar 5. Arsitektur EfficientNet-B0


A. Pelatihan adam yang menawarkan pengkoreksian
Model EfficientNet-B0 dilatih dari variasi adaptive learning rate.
menggunakan data latih yang telah dibagi Berdasarkan Valova (2020), RAdam
sebelumnya. Jumlah data yang digunakan memberikan performa lebih baik dari
adalah dapat dilihat pada Tabel 1. Pada waktu pada Adam(Valova et al., 2020).
pelatihan, data validasi digunakan untuk 3. Learning rate yang akan diterapkan
mengevaluasi model yang sedang dilatih untuk dalam penelitian ini adalah 0.01 dan
mengurangi resiko terjadinya overfitting. 0.001.
Pada tahap pelatihan, diterapkan proses B. Pengujian
hyperparameter optimization atau optimasi Tahapan ini adalah tahapan menguji
hyperparameter. Optimasi hyperparameter kemampuan klasifikasi model yang telah
adalah upaya untuk mengidentifikasi dilatih. Tahap ini dilakukan menggunakan data
kombinasi hyperparameter dan uji yang berjumlah masing-masing 60 citra asli
mengoptimalkan loss function pada model dan 600 untuk citra augmentasi pada rasio
neural network(Aszemi & Dominic, 2019). pembagian 80:20 serta 30 citra asli dan 300
Pada penelitian ini optimasi hyperparameter citra augmentasi pada rasio pembagian 90:10.
pada diterapkan pada activation function,
optimizer, dan learning rate. 2.6. Evaluasi
1. Activation function atau fungsi aktivasi Evaluasi adalah tahap pemeriksaan akurasi
adalah fungsi yang menentukan aktif hasil eksperimen skenario pengujian dan
atau tidaknya neuron pada lapisan neural optimasi hyperparameter(Lasniari et al., 2022).
network dengan tujuan untuk Hasil eksperimen akan dianalisis untuk diambil
menciptakan ke-nirlanjar-an pada output kesimpulan sebagai dasar kombinasi
neuron. Fungsi aktivasi yang akan hyperparameter pada percobaan selanjutnya
digunakan pada penelitian ini adalah untuk menemukan kombinasi dengan performa
Leaky ReLU, ReLU, dan Swish. terbaik. Pada penelitian ini evaluasi dilakukan
2. Optimizer yang akan digunakan pada
evaluasi menggunakan confusion matrix.
penelitian ini adalah RAdam(Rectified
Confusion Matrix adalah matriks evaluasi yang
Adaptive Moment Estimation) dan
membadingkan hasil klasifikasi dengan nilai
Adamax. RAdam adalah variasi dari
4
Panduan Penulisan Jurnal Tekinkom
sebenarnya(Aghdam & Heravi, 2017). Model TP
Recall=
dievaluasi dengan metrik accuracy, precision, TP+ FN
recall, dan F1-score(Aghdam & Heravi, 2017). (3)
A. Accuracy adalah rasio prediksi benar
dibandingkan dengan keseluruhan data. D. F1-Score merupakan perbandingan rata-
TP+TN rata precision dan recall yang
Accuracy= dibobotkan.
TP+ FP+ TN + FN
(1) Precission × Recall
F 1−Score=2×
Precission+ Recall
B. Precision adalah rasio prediksi benar (4)
positif dibandingkan dengan
keseluruhan hasil yang diprediksi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
positif.
TP 3.1. Pelatihan
Precision= Pada penelitian ini dilakukan eksperimen
TP+ FP
(2) pada lingkungan Google Colab dengan bahasa
pemrograman pemrograman python. Penelitian
C. Recall adalah rasio prediksi benar ini memanfaatkan library tensorflow, numpy,
dibandingkan dengan keseluruhan data pandas, matplotlib, dan efficientnet untuk setiap
yang benar positif. eksperimen. Setiap eksperimen dilakukan
dengan iterasi(epoch) yang sama, yaitu 25 kali.
Eksperimen dilakukan dalam upaya mencari
akurasi tertinggi dari kombinasi hyperparameter.
Nilai akurasi model pada tahap penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Hasil pelatihan model Efficientnet-B0


Validatio
No Optimize Hidden Waktu Accurac
Rasio Dataset LR n
. r Activation training y
Accuracy
80:20 Asli Adamax LeakyReL 0.01
1 99,13% 50,69%
U 30m 30s
Asli Adamax LeakyReL 0.1
2 97,74% 59,03%
U 30m 30s
3 Asli Adamax ReLU 0.01 29m 29s 99,13% 61,81%
4 Asli Adamax ReLU 0.1 31m 31s 96,35% 54,86%
5 Asli Adamax Swish 0.01 29m 29s 99,48% 61,11%
6 Asli Adamax Swish 0.1 30m 30s 97,05% 65,28%
Asli RAdam LeakyReL 0.01
7 97,22% 55,56%
U 30m 30s
Asli RAdam LeakyReL 0.1
8 94,27% 54,17%
U 30m 30s
9 Asli RAdam ReLU 0.01 30m 30s 98,44% 55,56%
10 Asli RAdam ReLU 0.1 30m 30s 93,75% 43,75%
11 Asli RAdam Swish 0.01 27m 27s 99,13% 61,81%
12 Asli RAdam Swish 0.1 29m 29s 93,75% 59,03%
13 Augmentasi Adamax LeakyReL 0.01 4h 53m 53s 98,56% 72,78%
5
Panduan Penulisan Jurnal Tekinkom
Validatio
No Optimize Hidden Waktu Accurac
Rasio Dataset LR n
. r Activation training y
Accuracy
U
Augmentasi Adamax LeakyReL 0.1
14 96,68% 70,49%
U 4h 9m 9s
15 Augmentasi Adamax ReLU 0.01 4h 36m 36s 98,66% 74,10%
16 Augmentasi Adamax ReLU 0.1 4h 44m 44s 97,14% 74,37%
17 Augmentasi Adamax Swish 0.01 4h 38m 38s 98,84% 73,40%
18 Augmentasi Adamax Swish 0.1 3h 43m 43s 97,93% 77,99%
Augmentasi RAdam LeakyReL 0.01
19 97,27% 67,64%
U 4h 23m 23s
Augmentasi RAdam LeakyReL 0.1
20 89,24% 77,08%
U 4h 31m 31s
21 Augmentasi RAdam ReLU 0.01 4h 48m 48s 97,38% 77,92%
22 Augmentasi RAdam ReLU 0.1 4h 29m 29s 91,77% 70,69%
23 Augmentasi RAdam Swish 0.01 4h 10m 10s 97,52% 64,51%
24 Augmentasi RAdam Swish 0.1 4h 28m 28s 92,19% 65,97%
25 Asli Adamax LeakyReL 0.01 98,90% 85,19%
U 30m 46s
26 Asli Adamax LeakyReL 0.1 97,67% 83,95%
U 36m 29s
27 Asli Adamax ReLU 0.01 33m 25s 98,90% 81,48%
28 Asli Adamax ReLU 0.1 33m 36s 98,08% 83,95%
29 Asli Adamax Swish 0.01 32m 06s 99,18% 87,65%
30 Asli Adamax Swish 0.1 35m 49s 97,39% 82,72%
31 Asli RAdam LeakyReL 0.01 98,77% 80,25%
U 34m 13s
32 Asli RAdam LeakyReL 0.1 91,77% 79,01%
U 34m 11s
33 Asli RAdam ReLU 0.01 37m 28s 97,26% 87,65%
34 Asli RAdam ReLU 0.1 33m 53s 92,32% 80,25%
35 Asli RAdam Swish 0.01 33m 25s 98,35% 77,78%
36 Asli RAdam Swish 0.1 37m 31s 92,73% 79,01%
90:10
37 Augmentasi Adamax LeakyReL 0.01 98,67% 70,99%
U 4h 38m 39s
38 Augmentasi Adamax LeakyReL 0.1 96,38% 68,64%
U 5h 49m 55s
39 Augmentasi Adamax ReLU 0.01 5h 07m 35s 98,79% 68,15%
40 Augmentasi Adamax ReLU 0.1 5h 23m 48s 97,37% 67,65%
41 Augmentasi Adamax Swish 0.01 3h 30m 03s 99,05% 73,95%
42 Augmentasi Adamax Swish 0.1 5h 29m 09s 97,17% 68,02%
43 Augmentasi RAdam LeakyReL 0.01 97,05% 71,11%
U 5h 21m 53s
44 Augmentasi RAdam LeakyReL 0.1 88,41% 66,91%
U 5h 33m 59s
45 Augmentasi RAdam ReLU 0.01 5h 03m 28s 97,78% 70,12%
46 Augmentasi RAdam ReLU 0.1 5h 15m 31s 87,94% 69,01%
47 Augmentasi RAdam Swish 0.01 4h 40m 43s 97,54% 70,00%
48 Augmentasi RAdam Swish 0.1 5h 17m 40s 91,33% 74,81%
LR = Learning Rate

6
Panduan Penulisan Jurnal Tekinkom
Pada dapat disimpulkan bahwa rasio
pembagian 90:10 memberikan nilai akurasi
validasi yang lebih baik daripada rasio 80:20.
Akurasi pelatihan tertinggi dicapai oleh model
percobaan ke-29 pada dataset citra asli.
Sementara itu, untuk dataset augmentasi dicapai
oleh pada percobaan ke-41. Grafik loss dan
accuracy dari pelatihan 2 model tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar 7. Grafik accuracy dan loss


model ke-41 yang menggunakan citra
augmentasi
Gambar 7 merupakan grafik loss dari
model optimizer Adamax, activation Swish, dan
learning rate 0.01 menggunakan dataset
augmentasi. Angka akhir akurasi pelatihan dan
akurasi validasi adalah 99,05% dan 73,95%.

Gambar 6. Grafik accuracy dan loss 3.2. Pengujian


model ke-29 yang menggunakan citra asli Model-model yang telah dilatih akan
Gambar 6 merupakan grafik loss dari diuji untuk klasifikasi citra daging menggunakan
model dengan optimizer Adamax, activation data uji. Hasil pengujian model yang memiliki
Swish, dan learning rate 0.01 menggunakan performa terbaik dalam klasifikasi dapat dilihat
dataset asli. Tingkat akurasi pelatihan dan pada Tabel 3.
akurasi validasi adalah 99,18% dan 87,65%.

Tabel 3. Hasil pengujian menggunakan data uji


No. F1- Presisi Sapi
Rasio Dataset Optimizer Hidden act. LR Accuracy Precision Recall
Model Score
2 80:20 Asli Adamax LeakyReLu 0.1 91,67% 92,10% 91,67% 91,66% 92,06%
3 80:20 Asli Adamax ReLu 0.01 92,22% 92,81% 92,22% 92,15% 89,55%
20 80:20 Augmentasi RAdam LeakyReLu 0.1 94,17% 94,17% 94,17% 94,17% 94,47%
21 80:20 Augmentasi RAdam ReLu 0.01 95,06% 95,12% 95,06% 95,06% 92,50%
29 90:10 Asli Adamax Swish 0.01 96,56% 96,62% 96,56% 96,54% 96,55%
27 90:10 Asli Adamax ReLu 0.01 96,78% 96,92% 96,78% 96,78% 93,75%
48 90:10 Augmentasi RAdam Swish 0.1 96,00% 96,01% 96,00% 96,00% 95,95%
42 90:10 Augmentasi Adamax Swish 0.1 97,11% 97,14% 97,11% 97,11% 95,16%

LR = Learning Rat Nilai tertinggi menggunakan rasio bagi 80:20


dicapai oleh model ke-3 menggunakan citra asli
Pada beberapa skenario pnegujian pada dan model ke-21 menggunakan citra
Tabel 3, model dengan rasio pembagian data augmentasi. Sedangkan untuk rasio bagi 90:10
90:10 memberikan hasil yang lebih tinggi dicapai oleh model ke-27 menggunakan citra
daripada model dengan rasio pembagian 80:20. asli dan model ke-42 menggunakan citra
7
Panduan Penulisan Jurnal Tekinkom
augmentasi. Sementara itu angka presisi Gambar 9 merupakan confusion matrix
tertinggi untuk klasifikasi sapi dicapai oleh dari model ke-21 yang menggunakan rasio bagi
model ke-29 dan model ke-33 untuk citra asli 80:20 dan citra augmentasi, dengan kombinasi
serta model ke-48 untuk citra augmentasi. Nilai hyperparameter berikut: optimizer RAdam,
presisi prediksi terhadap dipilih untuk mengukur hidden activation ReLU, dan learning rate 0,01.
kualitas model dengan false positive terendah
yang merupakan resiko minimum.
Pengukuran evaluasi dihitung
berdasarkan angka hasil klasifikasi
menggunakan data uji yang dibentuk menjadi
confusion matrix. Berikut ini adalah confusion
matrix dari beberapa model diatas.

Gambar 10. Confusion matrix model ke-27


Confusion Matrix pada Gambar 10
memetakan hasil klasifikasi dari model ke-27
dengan optimizer Adamax, activation
LeakyReLU, dan learning rate 0.01
menggunakan dataset asli. Data yang digunakan
pada pelatihan model ini menggunakan rasio
Gambar 8. Confusion matrix model ke-3 bagi 90:10.
Gambar 8 merupakan confusion matrix
dari model ke-3 yang menggunakan rasio bagi
80:20 dan citra asli, dengan kombinasi
hyperparameter berikut: optimizer Adamax,
hidden activation ReLU, dan learning rate 0,01.

Gambar 11. Confusion matrix model ke-42


Gambar 11 adalah Confusion Matrix
yang memetakan hasil klasifikasi dari model ke-
42 dengan optimizer Adamax, activation Swish,
dan learning rate 0.1 menggunakan dataset
Gambar 9. Confusion matrix model ke-21 augmentasi.

8
Panduan Penulisan Jurnal Tekinkom
EfficientNet-B0. Citra daging diperoleh secara
mandiri dengan jumlah 300 citra setiap jenis
daging. Data citra daging dibagi dengan rasio
80:20 dan 90:10. Data citra dibedakan menjadi
data asli dengan jumlah 300 setiap jenis daging
dan data hasil augmentasi dengan jumlah 3000
untuk tiap jenis daging. Pengujian pada model
yang telah dilatih dilakukan dengan pengukuran
accuracy, precision, recall, dan F1-Score.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan didapat hasil akurasi tertinggi yang
menggunakan rasio bagi 90:10 dicapai oleh
model menggunakan citra asli dengan optimizer
Gambar 12. Confusion matrix model ke-29 dan
Adamax, hidden activation Swish, dan learning
model ke-33
rate 0,1 dengan hasil akurasi 97,11%, presisi
Gambar 12 adalah confusion matrix
97,14%, recall 97,11%, dan F1-Score 97,11%.
yang memetakan hasil klasifikasi dari model ke-
Sedangkan untuk rasio bagi 80:20, hasil akurasi
29 dan model ke-33 yang menggunakan rasio
tertinggi dicapai oleh model menggunakan citra
bagi 90:10. Model ke-29 memiliki kombinasi
augmentasi dengan optimizer RAdam, hidden
hyperparameter sebagai berikut : optimizer
activation ReLU, dan learning rate 0,01 dengan
Adamax, activation Swish, dan learning rate
hasil akurasi 95,06%, presisi 95,12%, recall
0.01 menggunakan dataset asli. Sementara itu
95,06%, dan F1-Score 95,12%. Dapat
model ke-33 menggunakan optimizer RAdam,
disimpulkan bahwa penggunaan metode
activation ReLU, dan learning rate 0.1
augmentasi citra dapat meningkatkan akurasi
menggunakan dataset augmentasi.
klasifikasi dan penggunaan rasio pembagian data
90:10 pada model memberikan performa lebih
baik dari pada rasio pembagian data 80:10.
Untuk penelitian selanjutnya, direkomendasikan
untuk penggunaan citra yang lebih banyak dan
penggunaan teknik learning rate scheduling
untuk meningkatkan akurasi, karena parameter
learning rate berpengaruh cukup signifikan pada
penelitian ini.

3.1. Tabel dan Gambar


Perhatikan format berikut untuk
petunjuk penggunaan tabel lihat contoh Tabel 1.
Gambar 13. Confusion matrix model ke-48 Judul tabel harus diposisikan di atas tabel. Teks
Gambar 13 merupakan confusion matrix dalam tabel dituliskan dalam Times New
dari model ke-48 yang menggunakan optimizer Roman, 10pt.
RAdam, activation Swish, dan learning rate 0.1
menggunakan dataset augmentasi. Tabel 1. Nama_Tabel
4. KESIMPULAN Field 1 Field 2 Field 3
Klasifikasi citra daging sapi, daging 1. Xyz/4 Total
babi, dan daging hasil oplosan pada penelitian 2. Abcd 123
3. …… ……
ini menggunakan CNN arsitektur dasar
9
Panduan Penulisan Jurnal Tekinkom
4. …… …… [3] W. Purba, S. Tamba, and J. Saragih,
“The effect of mining data k-means
Gambar yang bisa dimasukkan adalah clustering toward students profile model
gambar yang berekstensi .jpg atau .png dan drop out potential,” J. Phys. Conf. Ser.,
harus dimasukkan ke dalam text, sebagai contoh vol. 1007, no. 1, p. 12049, 2018.
lihat Gambar 1. dengan Times New Roman [4] V. M. M. Siregar and H. Sugara,
11pt. “Implementation of artificial neural
network to assesment the lecturer‘s
performance,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci.
Eng., vol. 420, no. 1, p. 12112, 2018.
[5] J. Bhaskar and A. Patel, “Image
Classification using Convolutional
Neural Network,” SSRG Int. J. Comput.
Sci. Eng., pp. 197–202, 2016.
Gambar 1. Jaringan Syaraf Tiruan
3.2. Rumus Matematika
Jika anda menggunakan Ms. Word,
gunakan persamaan Microsoft Equation Editor
atau MathType, ditulis di tengah, dan diberi
nomor persamaan mulai dari (1), (2) dst.
2
X =(1 /2 A=π r ) (1)

5. REFERENSI
Penulisan naskah dan sitasi yang diacu
dalam naskah ini disarankan menggunakan
aplikasi referensi (reference manager) seperti
Mendeley, Zotero, Reffwork, Endnote dan lain-
lain.[Times New Roman, 11, normal].
Minimal 15 referensi utama dan terbaru (5 tahun
terakhir).

[1] C. Kaur, “A Survey on Association Rule


Mining using Apriori Algorithm,” Int. J.
Adv. Res. Comput. Eng. Technol., vol. 2,
no. 6, pp. 2081–2084, 2013.
[2] H. Larochelle, Y. Bengio, J. Louradour,
and P. Lamblin, “Exploring Strategies for
Training Deep Neural Networks,” J.
Mach. Learn. Res., vol. 1, pp. 1–40,
2009.

10
Panduan Penulisan Jurnal Tekinkom

Anda mungkin juga menyukai