Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN KE-10

FUNGSI ANALITIK, FUNGSI HARMONIK

FUNGSI ANALITIK
Fungsi f analitik di z0, jika ada r < 0 sedemikian, hingga f′(z) ada untuk setiap
z ∈ N (z0,r) persekitaran z0

Definisi:
 Fungsi 𝑓(𝑧) dikatakan analitik di titik 𝑧0 apabila derivative 𝑓 ′ (𝑧) ada, tidak hanya di 𝑧0 tapi
disembarang neighborhood 𝑧0

 Dari definisi tersebut ada kaitan erat antara diferensiabilitas dan analisitas fungsi di suatu titik.
Namun keduanya tidak sama karena analisitas fungsi di suatu titik berakibat pada
diferensiabilitas tapi tidak sebaliknya.

 Hal ini dengan alasan bahwa 𝑓 ′ (𝑧) bisa ada pada sembarang jenis himpunan, pada segmen
garis atau bahkan pada titik terasing tapi anlisitas harus dalam himpunan terbuka. Pengertian ini
berasala dari definisi bahwa analisitas di suatu titik 𝑧0 menghendaki 𝑓 ′ 𝑧 ada tidak hanya di 𝑧0
tapi disemua titik didalam sembarang neighborhood 𝑧0, padahal kita tahu neighborhood adalah
himpunan terbuka

 Bila suatu fungsi analitik di semua titik z kecuali 𝑧0 maka 𝑧0 disebut titik terasing atau titik
singular.

 Suatu fungsi yang analitik di seluruh bidang kompleks dinamakan fungsi menyeluruh (entire
function).

 Polinomial 𝑃 𝑧 = 𝑎0 + 𝑎1𝑧 + 𝑎2𝑧 2 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑧𝑛 merupakan fungsi menyeluruh karena 𝑃 ′ (𝑧) ada
disetiap titik di bidang kompleks.

 Suatu fungsi yang merupakan hasil bagi dua fungsi menyeluruh dinamakan fungsi meromorfik.

 Syarat perlu (belum berarti cukup) fungsi f analitik pada domain D adalah kontinu di seluruh D.
terpenuhinya syarat PCR perlu tapi belum cukup. Cukupnya syarat bagi keanalitikan fungsi
adalah terpenuhinya kaidah-kaidah derivative.

 Penggunaan lain dari kaidah derivative untuk fungsi analitik disutu domain D adalah:
a. Jumlah dan hasilkali dua fungsi analitik adalah analitik
b. Hasil bagi dua fungsi analitik adalah analitik sepanjang tidak ada penyebut = nol
c. Komposisi dua fungsi analitik adalah analitik

Misalnya f dan g analitik pada D ,maka


* f ± g merupakan fungsi analitik
 f . g merupakan fungsi analitik
 f /g merupakan fungsi analitik dengan g ≠ 0
 ℎ = g ∘ f merupakan fungsi analitik
 berlaku aturan L’hospital
f(z) f ’(z)
yaitu : lim = , dengan g(z) ≠ (0 dan g′(z) ≠ 0
z→0 g(x) g’(z)

Contoh :

1. Suatu polynomial 𝑃 𝑧 = 𝑎0 + 𝑎1𝑧 + 𝑎2𝑧 2 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑧 𝑛 merupakan suatu fungsi menyeluruh


karena 𝑃′(𝑧) ada pada semua 𝑧

2. Fungsi ( 𝑧) = 𝑒 𝑥 (𝑐𝑜𝑠 𝑦 + 𝑖 sin 𝑦) juga merupakan fungsi menyeluruh


𝑧 3−𝑧+1
3. Fungsi (𝑧) = merupakan hail bagi dua fungsi menyeluruh karena pembilang
𝑧 2+1
dan penyebut merupakan polinomial. 𝑓′(𝑧) ada pada setiap titik kecuali 𝑧 ± 𝑖, karena pada titik
tersebut 𝑓 tidak terdefinisikan, jadi 𝑓 analitik pada semua 𝑧 kecuali [ada 𝑖 𝑑𝑎𝑛 − 𝑖

4. f(z) = x3 + i y3
diperoleh u = x3 dan v = y3 sehingga ux = 3x2, vx = 0 dan uy = 0, vy = 3 y2 dengan menggunakan
persamaan C-R : ux = vy
3 x2 = 3 y2  y = ± x dan uy = - vx = 0
persamaan C-R dipenuhi dan kontinu digaris y = ± x berarti f ′(z) ada hanya di y = ± x
Jadi f (z) tidak analitik dimanapun karena tidak ada siklus.

5. Teliti apakah fungsi (𝑧) = 𝑥2 − 𝑖𝑦2 analitik?


Diperoleh u = x2 dan v = − y2 sehingga ux = 2x, vx = 0 dan uy = 0, vy = −2y dengan
menggunakan persamaan C-R : ux = vy dan uy = − vx = 0
2x = −2y
x=−yy= −x

fungsi diatas memiliki turunan hanya pada titik-titik di sepanjang garis 𝑦 = −𝑥. Setiap
lingkungan bagi setiap titik pada garis itu memuat titik-titik yang berada diluar garis 𝑦 = −𝑥
yang mengakibatkan 𝑓′ tidak ada.
Hal ini mengakibatkan 𝑓 tidak analitik dimana-mana, karena analitisitas pada suatu titik
menuntut adanya 𝑓′ di seluruh lingkungan pada titik tersebut.

TITIK SINGULAR
Titik z1 disebut titik singular dari f jika f tidak analitik di z1 tetapi untuk setiap siklus dari z1
memuat paling sedikit satu titik dimana f analitik.
Jenis kesingularan f(z) atau titik singular antara lain :
1. Titik singular terisolasi
Titik z0 dinamakan titik singular terisolasi dari f(z) jika terdapat  > 0 demikian sehingga
lingkaran z – z0 | =  hanya melingkari titik singular lainnya.
Jika  seperti itu tidak ada, maka z = z0 disebut titik singular tidak terisolasi.

2. Titik Pole (titik kutub


Titik z = z0 disebut titik pole tingkat n, jika berlaku
lim ( z – z0 ) n f(z) = A ≠ 0. Jika n = 1, z0 disebut sebagai titik pole sederhana.
z→0

3. Titik Cabang
Dari fungsi bernilai banyak dapat menjadi titik singular.

4. Titik Singular dapat dihapuskan


Titik singular z0 disebut titik singular dapat dihapuskan dari f(z)
jika lim f(z) ada.
z→0

5. Titik Singular Essensial


Titik singular z = z0 yang tidak memenuhi syarat titik singular pole titik cabang atau titik
singular yang dapat dihapuskan disebut titik singular essensial.

6. Titik Singular tak hingga


Jika f(z) mempunyai titik singular di z = , maka sama dengan menyatakan f (1/w )
mempunyai
titik singular di w = 0.

FUNGSI HARMONIK
Fungsi yang analitik memiliki sifat yang istimewa yaitu jika 𝑓 analitik pada titik 𝑧0, maka 𝑓′ juga
analitik. Dari sifat ini selanjutnya dikembangkan suatu teori yang menjadi penghubung antara
teori dan terapan fungsi kompleks.

Fungsi Analitik dan Fungsi Harmonik Misalkan (𝑧) = 𝑢 + 𝑖v analitik pada 𝑧0; maka 𝑓′ juga
analitik pada 𝑧0. Selanjutnya karena 𝑓′′ adalah turunan dari 𝑓′ maka 𝑓′′ juga analitik pada 𝑧0 dan
demikian pula semua turunan 𝑓. Karena fungsi yang diferensiabilitas juga kontinu, maka 𝑓′ , 𝑓′′, 𝑓
′′′, … semua kontinu pada 𝑧0.

Dari teorema pada paket sebelumnya diketahui bahwa turunan fungsi kompleks dapat dinyatakan
dalam turunan parsial fungsi-fungsi komponennya. Selanjutnya, karena 𝑓′ , 𝑓′′, 𝑓′′′, … kontinu
pada 𝑧0, akibatnya turunan parsial dari fungsi 𝑢 dan 𝑣 untuk semua tingkat juga kontinu.
Kenyataan ini berakibat bahwa turunan parsial silang tingkat dua adalah sama

𝑢𝑥y = 𝑢𝑦x 𝑑an 𝑣𝑥y = 𝑣𝑦x

Kenyataan lain menunjukkan bahwa 𝑓 analitik pada 𝑧0, akibatnya


𝑢𝑥 = 𝑣𝑦 𝑑an 𝑣𝑥 = −𝑢𝑦
dengan melakukan diferensiasi pada fungsi tersebut diperoleh
𝑢𝑥x = 𝑣𝑦x , 𝑣𝑥x = −𝑢𝑦x , 𝑢𝑥y = 𝑣𝑦𝑦 , 𝑣𝑥y = −𝑢𝑦𝑦

Dengan melakukan substitusi diperoleh

𝑢𝑥𝑥 + 𝑢𝑦𝑦 = 0 𝑑an 𝑣𝑥𝑥 + 𝑣𝑦𝑦 = 0

Persamaan ini dikenal dengan persamaan Laplace. Sebarang fungsi (𝑥, 𝑦) yang memenuhi
persamaan Laplace didalam suatu lingkungan titik 𝑧0 = (𝑎, 𝑏) dikatakan harmonik pada 𝑧0 , asal
fungsi tersebut memiliki turunan parsial tingkat dua yang kontinu pada titik tersebut.

Jadi, komponen-komponen nyata dan khayal fungsi analitik 𝑓 = 𝑢 + 𝑣 merupakan fungsi


harmonik. Pasangan fungsi harmonik ini dinamakan fungsi harmonik sekawan.

Bila diberikan suatu fungsi harmonik 𝑢, maka dapat diperoleh harmonik sekawannya 𝑣 dan
kemudian membentuk fungsi analitik (𝑧) = 𝑢 + 𝑖v. Proses memperoleh harmonik sekawan ini bisa
dilihat melalui contoh berikut:

Contoh 1 :
Tunjukkan bahwa (𝑧) = 𝑧2 = 𝑥 2 − 𝑦 2 + 𝑖(2𝑥𝑦) dengan 𝑓(𝑧) merupakan fungsi analitik, merupakan
fungsi harmonik dan tunjukkan bahwa 𝑢 (𝑥, 𝑦) merupakan sekawan harmonik 𝑣(𝑥, 𝑦)

Penyelesaian:
Diketahui (𝑧) = 𝑧 2 = 𝑥 2 − 𝑦 2 + 𝑖(2𝑥𝑦), 𝑓(𝑧) merupakan fungsi analitik, sehingga:
𝑢 = 𝑥 2 − 𝑦 2, 𝑥 = 2𝑥, 𝑢𝑥𝑥 = 2, 𝑢𝑦 = −2𝑦, 𝑢𝑦𝑦 = −2
𝑣 = 2𝑥𝑦 𝑣𝑥 = 2𝑦, 𝑣𝑥𝑥 = 0, 𝑣𝑦 = 2𝑥, 𝑣𝑦𝑦 = 0

Ternyata diperoleh bahwa: 𝑈𝑥𝑥 + 𝑈𝑦𝑦 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝑥𝑥 + 𝑉𝑦𝑦 = 0


sehingga 𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑣 ℎ𝑎𝑟𝑚𝑜𝑛𝑖𝑘

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa:


a. Dari dua fungsi harmonik tersebut 𝑣 (𝑥, 𝑦) = 2𝑥𝑦 merupakan sekawan harmonik
𝑢 (𝑥, 𝑦) = 𝑥 2 − 𝑦 2
b. 𝑢 (𝑥, 𝑦) = 𝑥 2 − 𝑦 2 bukan sekawan harmonik 𝑣 (𝑥, 𝑦) = 2𝑥𝑦

Contoh 2 :
Tunjukkan bahwa u(x, y) = 4x3y − 4xy3 + x harmonik di seluruh bidang-xy. Selanjutnya, tentukan
fungsi utuh f(z) = u(x, y) + iv(x, y).

Penyelesaian:
Terlebih dahulu ditentukan turunan-turunan partial u, yaitu

ux = 12x 2 y − 4y 3 + 1, uxy = 12x 2 − 12y2 , uxx = 24xy, uy = 4x 3 − 12xy2 , uyx = 12x 2 − 12y 2 ,
uyy = −24xy

Dapat dilihat bahwa semua turunan partial tersebut kontinu pada bidang-xy dan pada bidang

tersebut berlaku persamaan diferensial Laplace uxx + uyy = 0 Jadi, u harmonik pada bidang-xy.
Selanjutnya, akan ditentukan fungsi v yang merupakan sekawan harmonik u pada bidang-xy.

Karena f(z) = u(x, y)+iv(x, y) analitik di setiap titik z = x + iy, maka di titik tersebut berlaku
persamaan Cauchy-Riemann

vy = ux = 12x 2 y − 4y3 + 1, dan vx = −uy = −(4x 3 − 12xy2 ) … (1)

Apabila kedua ruas (1) diintegralkan relatif terhadap y, maka diperoleh

v = 6x 2 y 2 − y 4 + y + h(x) ….(2)

dengan h(x) fungsi yang hanya memuat variabel x saja, yaitu konstanta relatif terhadap y.

Selanjutnya, apabila pers (2) diturunkan relatif terhadap x dan hasilnya disamakan dengan pers
(1),

maka −(4x 3 − 12xy2 ) = 12xy2 + h’ (x)

Akibatnya, h’(x) = −4x 3 , atau h(x) = −x 4 + C


dengan C sebarang konstanta real.

Jadi, v = 6x 2 y 2 − y 4 + y − x 4 + C

dan fungsi utuh yang ditanyakan adalah


f(z) = (4x 3 y − 4xy3 + x) + i (6x 2 y 2 − y 4 + y − x 4 + C)

SOAL LATIHAN :

1. Tentukan dan buktikan daerah analitisitas fungsi berikut:


a. 𝑧2 − 1
b. 𝑦2

2. Diketahui (𝑧) = 𝑧 Re (𝑧), carilah titik-titik, jika ada, yang membuat 𝑓′ ada. Apakah 𝑓 analitik
dimana-mana?

𝑧 3−𝑧+1
3. Selidiki analitik fungsi
𝑧 2 +1

4. Bentuklah suatu fungsi analitik 𝑓 = 𝑢 + 𝑖v dengan mendapatkan fungsi harmonik sekawan bagi
𝑢(𝑥, 𝑦) = −𝑦.

5. Tunjukkan bahwa komponen nyata dan khayal pada fungsi (𝑧) = 𝑧 2


+ 𝑧 merupakan fungsi
harmonik.

6. Diberikan (𝑥, 𝑦) = 𝑦 3 − 3𝑥 2𝑦
a. Tunjukkan bahwa (𝑥, 𝑦) merupakan fungsi harmonik
b. Tentukan sekawan harmonic (𝑥, 𝑦) sehingga 𝑓 𝑧 = 𝑈 𝑥, 𝑦 + 𝑖 𝑉(𝑥, 𝑦) analitik
c. Tentukan 𝑓 ′ (𝑧)

7. Tunjukkan bahwa fungsi (𝑧) = 3𝑥 + 𝑦 + 𝑖 (3𝑦 − 𝑥) merupakan fungsi menyeluruh (entire


function) !

Acuan :
1. https://stkippgri-bkl.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/ANALISA-VARIABEL-KOMPLEKS.pdf
2. https://core.ac.uk/download/pdf/95747731.pdf
3.https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/544661/mod_resource/content/1/9_Fungsi%20Analitik
%20dan%20Harmonik_Retno%20Marsitin.pdf

Anda mungkin juga menyukai