Laporan Praktikum Simulasi Proteus
Laporan Praktikum Simulasi Proteus
PENGANTAR ELEKTRONIKA
Kelompok B2
Anggota Kelompok :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Menentukan simulasi di proteus untuk diode gelombang penuh.
2. Menentukan karakteristik diode lewat simulasi proteus.
3. Menentukan rangkaian transistor sebagai switch lewat simulasi proteus.
4. Menentukan karakteristik transistor lewat simulasi proteus.
5. Menentukan cara membuktikan rangkaian transistor sebagai penguat arus.
1.4. Manfaat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Sebuah dioda dibangun dari 2 macam semikonduktor ekstrinsik (yaitu tipe N dan tipe P).
Kedua macam tipe semikonduktor tersebut digabungkan dengan teknik tertentu sehingga
menjadi komponen elektronika yang sering disebut sebagai dioda. Dari namanya “di“
menunjukkan dua dan elektroda. Gambar dua daerah semikonduktor pada dioda dan simbol
dioda pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.1 menunjukkan simbol dan gambar fisik dari dioda, satu sisi dari dioda disebut
anoda, yang lain katoda. Katoda ada pada ujung depan dari segitiga. Komponen dioda sering
berbentuk siloinder kecil dan biasa diberi lingkaran pada katoda untuk menunjukkan posisi
garis dalam lambang.
Ketika anoda mendapatkan voltase yang lebih positif daripada katoda, maka arus bisa
mengalir dengan bebas. Dalam situasi ini dikatakan dioda dibias maju (forward bias). Kalau
voltase dibalikkan, berarti katoda positif terhadap anoda, arus tidak bisa mengalir kecuali
suatu arus yang sangat kecil. Dalam situasi ini dikatakan dioda dibias mundur (reverse bias).
Arus yang mengalir ketika dioda dibias mundur disebut arus balik atu arus bocor dari
dioda dan arus itu begitu kecil sehingga dalam kebanyakan rangkaian bisa diabaikan. Supaya
arus bisa mengalir ke arah maju, voltase harus sebesar ≈ 0,7 V pada dioda Silikon dan ≈ 0,3
V pada dioda germanium. Dioda banyak jenisnya antara lain : dioda penyearah, Light
Emitting Diode, Photo Diode, Dioda Zener, Dioda Varactor dan Dioda Scotchy. Yang
masing-masing mempunyai karakteristik tertentu.
Hampir pada semua transistor, dari elektron yang diinjeksikan ke dalam basis, kurang
dari 5 %-nya berkombinasi dengan hole basis untuk menghasilkan IB. Oleh karena itu dc
(disebut juga penguatan arus dc) hampir semuanya selalu lebih besar dari 20. Dan biasanya
berkisar antara 50 sampai 200.
Ragam atau mode kerja transistor tergantung pada terminal umum antara rangkaian
masukan dan keluaran dari transistor, transistor dapat berkerja menurut salah satu dari tiga
ragam berikut ini:
1. Ragam basis umum (common basis CB): Dalam hal ini terminal basis umum baik
ke rangkaian masukan ataupun keluaran, Ragam ini juga dinamakan konfigurasi
basis digroundkan.
2. Ragam emitor umum (common emitor CE): Dalam hal ini terminal emitor umum
baik kedalam rangkaian masukan ataupun keluaran, ragam ini juga
dinamakanragam umum, common emitor atau konfigurasi emitor digroundkan
dari transistor.
3. Ragam kolektor umum (common kolektor CC): Kalau terminal kolektor dari
transistor dibuat umum baik kedalam rangkaian masukan ataupun keluaran, ragam
ini juga dinamakan ragam kolektor umum atau kofigurasi kolektor didigroundkan.
Berbagai komponen arus yang dialirkan kalau hubungan emitor basis atau JEB dicatu
maju dan hubungan kolektor basis atau JCB dicatu balik.
BAB 3 PEMBAHASAN
Hasil simulasi untuk diode gelombang penuh terlihat dalam gambar di atas. Secara teori
rangkaian dioda sebagai full wave rectifier akan menyearahkan sinyal tegangan input dengan
tetap mempertahan bentuk sinyal dalam gelombang penuh. Dengan menggunakan dua diode
penyearah. Sinyal tegangan hasilnya seperti di atas dimana gelombang yang dihasilkan
penuh.
Gambar di atas merupakan simulasi rangkaian dengan diode bias maju. Ketika anoda
mendapatkan voltase yang lebih positif daripada katoda, maka arus bisa mengalir dengan
bebas. Sehingga kedua DC yaitu Voltmeter dam Amperemeter hidup, dengan batterai sebesar
1 Volt.
Gambar di atas merupakan simulasi rangkaian dengan diode bias mundur. Berarti katoda
positif terhadap anoda, arus tidak bisa mengalir. Sehingga DC Voltmeter tetap hidup
sedangkan DC Amperemeter mati. Karena hal tersebut dipengaruhi oleh arus yang tidak
dapat mengalir karena diode terbalik.
Gambar diatas merupakan rangkaian transistor sebagai switch. Untuk transistor dapat
mengalirkan arus, maka diperlukan sebuah pemicu yaitu arus pada basis. Saat basis dialiri
arus minimal, maka kaki emitor-kolektor akan berubah fungsi sebagai saklar tertutup dan
akan mengalirkan arus sehingga lampu akan menyala. Gambar di atas menunjukkan saklar
dalam keadaan on atau tertutup. Hal tersebut menyebabkan adanya sumber tegangan yang
terpasang dalam terminal basis transistor. Sehingga terdapat arus yang mengalir dalam
rangkaian dan lampu dapat menyala.
Gambar di atas menunjukkan dimana transistor terdapat kolektor yang bernilai positif (+)
yang kemudian disambungkan oleh DC Amperemeter di bagian negatif (-). Bagian cabang kedua
yang terdapat panah disebut emitor bernilai negatif (-) terus berlanjut ke ground. Transistor ini
disebut sebagai BJT (Bipolar Junction Transistor). BJT merupakan komponen aktif berkaki tiga.
Ketiga kaki/daerah transistor itu antara lain; Emiter yang berfungsi untuk menginjeksikan
elektron kedalam basis. Basis yang tugasnya meneruskan sebagian besar dari elektron suntikan
emiter tersebut ke kolektor. Kolektor merupakan bagian terbesar dari ketiga bagian tersebut yang
berfungsi sebagai keluaran transistor.
Gambar diatas menunjukkan dalam transistor BJT, daerah cut off merupakan daerah kerja
transistor dimana keadaan transistor menyumbat sehingga transistor tidak dapat mengalirkan
arus dari kolektor ke emitor. Pada daerah aktif ini transistor biasanya digunakan sebagai
penguat sinyal. Saturasi adalah keadaan dimana transistor mengalirkan arus secara
maksimum dari kolektor ke emitor.
Transistor BJT dapat bekerja pada 3 daerah yakni daerah aktif, saturasi, dan cut- off.
Transistor bekerja sebagai amplifier pada daerah aktif, transistor menyala beroperasi sebagai
saklar pada daerah saturasi, transistor mati beroperasi sebagai saklar pada daera cut-off.
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Secara teori rangkaian dioda sebagai full wave rectifier akan menyearahkan sinyal
tegangan input dengan tetap mempertahan bentuk sinyal dalam gelombang penuh.
2. Diode bias maju berarti anoda mendapatkan voltase yang lebih positif daripada katoda
maka arus bisa mengalir dengan bebas. Diode bias mundur berarti katoda positif terhadap
anoda maka arus tidak bisa mengalir.
3. Untuk transistor dapat mengalirkan arus, maka diperlukan sebuah pemicu yaitu arus pada
basis. Saat basis dialiri arus minimal, maka kaki emitor-kolektor akan berubah fungsi
sebagai saklar tertutup dan akan mengalirkan arus sehingga lampu akan menyala.
4. Transistor BJT merupakan komponen aktif berkaki tiga. Ketiga kaki/daerah transistor itu
antara lain; Emiter yang berfungsi untuk menginjeksikan elektron kedalam basis. Basis
yang tugasnya meneruskan sebagian besar dari elektron suntikan emiter tersebut ke
kolektor. Kolektor merupakan bagian terbesar dari ketiga bagian tersebut yang berfungsi
sebagai keluaran transistor.
5. Dalam transistor BJT, daerah cut off merupakan daerah kerja transistor dimana keadaan
transistor menyumbat sehingga transistor tidak dapat mengalirkan arus dari kolektor ke
emitor. Pada daerah aktif ini transistor biasanya digunakan sebagai penguat sinyal.
4.2 Saran
Dalam penyusunan rangkaian harap diperhatikan seksama penempatan setiap
komponennya sebab itu akan memberikan pengaruh terlihat pada sinyal yang terbaca, dan
jangan lupa untuk mengkonfirmasi pemahaman dan penyusunan rangkaian kepada asisten
atau pendamping praktikum guna meminimalisir kesalahan.