Anda di halaman 1dari 9
(catch-up srowth) éapat mensskivatian fanak menjed lebih pendek dancing anak sewianya, Anak yang mengalam! Stunting bers tin tingat mensalami etertambatan perkembangan koantif ==: INTERVENSI PENCEGAHAN Gewasa, Dalam buku ini akan membanas ’ Ez : z = elorangon ant git cmt sesok eg 4 ¥ : $5 —oayt slam tancungan sampol dengan 3 5 ee Slum ner nmotcne 12 ze TH stunting dapat disebabhan oleh $2 a az ZZ ——_penpetsnion Ibu tentang Kesehatan dan > Sy EM Gat yang rendan. Penjebad stnting 1S ee Sarena asipanziyangiarangmemacal 48 53 FO Setama 1-000 HPK (hart pertama f= s = & 0 ‘kehidupan), bersifat permanen dan sulit a5 « EF toes, Sum yarg ean 7 Be 2 eriaiskatidak ctilatantumbubkejer $5 x 23 2 ? s : 8 oS 2 2 Zz Penyebab stunting dan solusi Penceyshennys agar anak Bsa tumbuh maksimal dan optimal sebagai Sumberdaya manusia Indonesia yang Pertumbuhan pada Anak an oa rae ae i sian TST renin tits INTERVENSI PENCEGAHAN Pendekatan Terpadu untuk Mencegah Gangguan Pertumbuhan pada Anak Dr. Ns. Meri Neherta, S.Kep.,M. Biomed. Muthia Novita Asri, $.Gz INTERVENSI PENCEGAHAN STUNTING (Pendekatan Terpadu untuk Mencegah Gangguan Pertumbuhan pada Anak) Indramayu © 2023, Penerbit Adab Penulis: Dr. Ns. Meri Neherta, SKep.M. Biomed, dan Muthia Novita Asti, SGz Editor: Dr. dr. Eva Chundrayetti, Spa (K) Desain Cover: Nurul Musyafak Layouter: Fitri Yanti Diterbitkan oleh Penerbit Adab CV. Adanu Abimata ‘Anggota IKAPI: 354/1BA/2020 J. Kristal Blok H2 Pabean Ucik Indramayu Jawa Barat Kode Pos 45219 Telp: 081221151025, Suret: penerbitadab@gmailcom ‘Web: https://Penerbitadab id Referens | Non Fiksi | R/D vi + 102 him; 15,5 x 23cm No. ISBN: 978-623-497-875-9 Cetakan Pertama, Juli 2023 ‘Hak Cipta llindungi undang-undang. Dilarang mempertanyak sebagjan atau seluruh isi buku ini dalam bentuk ‘apapun,secaraelektronis maupun mekanis termasu fotokopl, merekam, ‘tau dengan tekrik perekaman lainya tanpa izin tertulis dai penerbit. Allright reserved E. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN Pencegahan stunting merupakan perilaku kesehatan yang bentuk melalui peningkatan pengetahuan, sikap, serta tindakan. Program kesehatan masyarakat bertujuan untuk mencegah atau mengendalikan penyakit, cedera, kecacatan dan kematian. Masyarakat sebagai orang-orang yang hidup di wilayah tertentu dapat menjadi penyedia layanan pencegahan stunting, yaitu sebagai penyedia layanan yang mengkolaborasikan peran penyedia layanan teknis sektoral (Puskesmas) dengan peran aktif masyarakat selaku pelaku utama pembangunan, yaitu: Posyandu, PAUD dan Kelompok Keluarga. PI ee Sumber Perawatindonesia id ar Dc Ns. Meri Neherta,S Kep.M. Biomed, dan Muthia Novita Ase, SGz Posyandu menjadi pelayanan kesehatan yang paling mudah dijangkau oleh masyarakat termasuk dalam pemantauan pertum- buhan dan perkembangan anak. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin di fasilitas kesehatan sebagai bentuk deteksi dini merupakan hal penting dalam mencegah terjadinya malnutrisi pada anak. Upaya penguatan posyandu dilakukan dengan koordinasi lintas program atau sektor melalui Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pembinaan dan Pelayanan Terpadu (Pokjanal Posyandu) di pusat maupun daerah. Melakukan pelatihan kader posyandu, pelaksanaan posyandu dengan sistem 5 meja. Serta melakukan pendampingan keluarga yang memiliki anak balita untuk melakukan deteksi dini serta pencegahan stunting: Selain itu, lembaga pendidikan menjadi salah satu sarana dalam penyebaran pengetahuan yang paling efektif, termasuk dalam pemberian pemahaman tentang gizi dan pencegahan stunting Menurut Suhardjo dalam Emilia, pendidikan gizi adalah metode pendidikan yang dirancang untuk mengembangkan perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan untuk meningkatkan dan mempertahankan gizi yang baik. Peran yang dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan seperti memberikan informasi tentang stunting, sehingga dapat menambah pengetahuan ibu dan keluarga. Informasi dapat diberikan dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan terkait stunting langsung kepada masyarakat, melakukan seminar kesehatan, ikut serta dalam kelas ibu hamil, dan menciptakan media edukasi baru dan berkelanjutan yang dapat dimanfaatkan oleh puskesmas dan kader serta diberikan langsung kepada masyarakat, seperti; booklet, buku saku, leaflet.dll. Memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat dapat menambah pengetahuan dan menjadi salah satu upaya dalam penurunan stunting. 28 F. PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN STUNTING Sumber: Sumaterstimes Salah satu faktor risiko terjadinya stunting adalah pola asuh orang tua terhadap anak-anaknya yang diartikan rasa kasih sayang dan perhatian yang melekat pada anak dengan merawat, membina, dan mendidik anak pada usia dimana mereka tidak bisa melakukan semuanya sendiri dan membutuhkan pertolongan orang lain. Menurut UNICEF, pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya stunting selain kualitas pelayanan kesehatan, kualitas lingkungan, dan ketahanan pangan. Pola asuh yang baik teridiri dari Inisiasi menyusui dini, ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI, dengan tiga hal tersebut, anak yang dirawat memiliki risiko kecil untuk mengalami stunting, Upaya pencegahan stunting dengan melibatkan ibu dan berbasis keluarga merupakan langkah awal dalam pencegahan stunting pada balita dan anak. Pentingnya informasi tentang stunting pada seorang ibu, baik ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang mempunyai balita sangat mempengaruhi gaya asuh ibu dalam memberi asupan dan memenuhi kebutuhan gizi anak. Adanya pengetahuan yang tidak memadai dan sikap yang salah secara langsung dapat mempengaruhi _ 1& Ns. Mer Neherta, SKep.M. Biomed, dan Muthia Novita Asti, .Gz praktik ibu dalam memberikan makanan yang bergizi dan perawatan yang tepat pada balita. Strategi lain dalam upaya pencegahan stunting yang melibatkan ibu adalah edukasi keliling secara door to door yang dilanjutkan dengan membagikan selebaran materi tentang stunting dengan bahasa yang mudah dipahami. Selain itu, dukungan keluarga merupakan faktor utama yang memengaruhi perilaku ibu dalam pengambilan suatu keputusan untuk meningkatkan kesehatan balita seperti pemberian imunisasi, disamping pola asuh pada anak.” Ayah tentunya memiliki peran yang diharapkan perlu memiliki pengetahuan dalam pentingnya memiliki gizi yang baik pada ibu hamil dan anak balita, bukan hanya harus dimiliki oleh ibu namun juga ayah, karena motivasi dan pengetahuan yang dimiliki ayah dapat berpengaruh pada penurunan kejadian stunting pada anak.” Beberapa upaya yang dapat dilakukan keluarga:®° * Memenuhi kebutuhan gizi ibu sejak hamil Tindakan yang efektif dapat dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Ibu yang sedang dalam masa kehamilan harus selalu mengonsumsi makanan bergizi serta suplemen vitamin terutama suplemen zat besi dan asam folat. Selain itu, ibu dalam masa kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan. * Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan AS| mengandung zat gizi tinggi yang dibutuhkan oleh bayi. ASI berpotensi mengurangi peluang terjadinya stunting pada anak karena kandungan gizi mikro dan makro. ASI memiliki komposisi yang memenuhi kebutuhan anak yang dilahirkan, sehingga ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada anak. Protein whey dan kolostrum yang terdapat 30 pada ASI mengandung antibodi yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang masih rentan terkena penyakit. * Dampingi ASI Eksklusif dengan MP-ASI sehat Saat bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, ibu dapat memberikan makanan pendamping atau MP-ASI. MP-ASI merupakan makanan-makanan yang dapat memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya hanya berasal dari ASI untuk memenuhi kebutuhan gizi dan mencegah stunting. WHO merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. © Terus memantau tumbuh kembang anak Orang tua perlu memantau tumbuh kembang anak, terutama tinggi dan berat badan anak. Orang tua disarankan untuk membawa anak secara berkala ke posyandu. Sehingga akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui perkembangan Kesehatan anak, gejala awal gangguan dan penanganannya * Selalu jaga kebersihan lingkungan Anak-anak sangat rentan terkena penyakit, terutama jika berada di lingkungan yang kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang terjadinya stunting. G. PERAN PEMERINTAH DAN LEMBAGA TERKAIT Pemerintah memegang peran penting dalam penanganan dan pencegahan stunting. Pemerintah telah mencanangkan target pem- bangunan pangan dan gizi dalam RPJMN 2010-2014 dan RAN-PG 2011-2015, yaitu menurunkan prevalensi gizi buruk pada balita, termasuk stunting. Beberapa program dan kegiatan pembangunan nasional telah dilakukan untuk mendukung target tersebut. Sejalan dengan itu, gerakan perbaikan gizi dengan fokus 1000 hari pertama kehidupan di tingkat global disebut Scaling Up Nutrition (SUN) dan di Indonesia disebut Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (The First 1000 Days of Life Movement dan disingkat Gerakan 1000 HPK). 31 Gerakan SUN (Scaling Up Nutrition) merupakan upaya global dari berbagai negara dalam rangka memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi, khususnya untuk menangani gizi dari 1.000 hari sejak kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Gerakan ini merupakan respon dari negara-negara di dunia terhadap kondisi status gizi di sebagian besar negara berkembang dan salah satu konsekuensi dari kemajuan yang tidak merata dalam pencapaian Millenium Development Goals/MDGs (Goal 1)." a. Ibu hamil diberikan suplemen zat besi, nutrisi tambahan untuk ibu hamil KEK, mengatasi kecacingan pada ibu hamil, menyediakan kelambu insektisida dan mengobati ibu hamil yang terinfeksi malaria. b. Sekelompok ibu (konseling individu dan kelompok) dengan anak- anak berusia antara 0-6 bulan untuk mempromosikan pemberian ASI. ©. Sekelompok ibu dengan anak-anak berusia 7-23 bulan, termasuk perubahan perilaku KIE untuk mempromosikan menyusui, meningkatkan makanan pendamping ASI, suplementasi zink untuk mengobati diare, pengenalan derepellents, fortifikasi zat besi, pengenalan kelambu insektisida, malaria, dll. d._Memberikan suplemen zat besi kepada remaja putri dan edukasi pentingnya mengonsumsi suplemen zat besi. e. Memberikan edukasi terkait keluarga berencana.dll. H. KERJASAMA LINTAS SEKTOR DALAM INTERVENS! PENCEGAHAN STUNTING Dalam mensukseskan kebijakan maka sangat membutuhkan koordinasi lintas sektoral guna keberhasilan pencapaian tujuan bersama. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah dicanangkan. Peran pemimpin di dalam koordinasi sangat penting guna membantu terwujudnya kesadaran tersebut. Kemampuan seorang pemimpin 32

Anda mungkin juga menyukai