Anda di halaman 1dari 21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Tahun Pelajaran 2019/ 2020

MATA PELAJARAN : SOSIOLOGI


KELAS /SEMESTER : X/ 1 (GANJIL)
RUMPUN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
MATERI POKOK : 1. Pengantar Sosiologi
2. Tindakan Sosial
3. Interaksi Sosial
4. Realitas Sosial
PENYUSUN : DANI RAMDANI, S.Sos
NIP : 197908032010011015

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS
SMA NEGERI 1 CIBEBER
Jl. Warungkadu No. 49 Cibeber Kab. Lebak Banten 42394
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Cibeber


Mata pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X/ 1 (Ganjil)
Materi Pokok : 1. Pengantar Sosiologi
2. Tindakan Sosial
3. Interaksi Sosial
4. Realitas Sosial
Alokasi Waktu : 3 × 45 menit (1 JP)/ 16 Kali Pertemuan

A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2 ; Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan senantiasa
berupaya untuk mengembangkan sikap jujur, disiplin, santun, peduli, bertanggungjawab,
responsif, dan proaktif dalam menyikapi agam gejala sosial yang terjadi sehingga dapat
berinteraksi positif dalam lingkungan sosialnya.

KI 3 : Kompetensi Pengetahuan, yaitu Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Kompetensi Keterampilan, yaitu Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Sosiologi79 -1-
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

Pertemuan ke-1 :

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan Metode Diskusi Kelompok Terpimpin siswa dapat
menuliskan kembali sejarah awal perkembangan sosiologi dan menceritakan perkembangan
sosiologi di indonesia serta dapat berperan aktif dalam diskusi kelompok dan mampu
menyusun laporan hasil diskusi kelompok yang akan dipresentasikan di depan kelompok lain
dengan mengembangkan sikap religius, percaya diri, mandiri, tanggung jawab dan integritas
selama proses pembelajaran.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4


3.1. Memahami pengetahuan dasar Sosiologi 4.1. Menalar suatu gejala sosial di
sebagai ilmu pengetahuan yang lingkungan sekitar dengan
berfungsi mengkaji gejala sosial di menggunakan pengetahuan
masyarakat. sosiologis
Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1. Menuliskan kembali Sejarah Awal 4.3.1. Melaksanakan diskusi kelompok
Perkembangan Sosiologi (C1) secara aktif (P2)
3.1.2. Menceritakan secara singkat beberapa 4.3.2. Menyusun laporan hasil diskusi
tokoh sosiologi dunia (C2) kelompok (P2)
3.1.3. Menuliskan kembali Perkembangan 4.3.3. Menyajikan hasil laporan diskusi
Sosiologi di Indonesia (C1) kelompok (P2)
3.1.4. Menceritakan secara singkat beberapa
tokoh sosiologi di Indonesia (C2)

C. Materi Pembelajaran
1. Sejarah Awal Perkembangan Sosiologi
2. Perkembangan Sosiologi di Indonesia

D. Metode Pembelajaran
Metode : Diskusi Kelompok Terpimpin
Teknik : Tanya Jawab, Resitasi, Brain Storming

E. Media Pembelajaran
Alat : Projector, Laptop, HP.
Media : Lembar Presentasi tentang Sejarah Awal Perkembangan Sosiologi dan
Perkembangan Sosiologi di Indonesia

F. Sumber Belajar
1. Asep Yadi Windradi, Drs, 2010, Diktat Pengantar Sosiologi, SMAN 3 Rangkasbitung
2. Slamet Triyono, 2018, Sosiologi Untuk Siswa SMA/ MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-
Ilmu Sosial. Bandung : Penerbit Srikandi Empat.
3. Soerjono Soekanto, 2014, Sosiologi Suatu Pengantar (Edisi Revisi), Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
4. Suharsimi Arikunto, Prof. Dr ; 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta ;
PT. Rineka Cipta.
5. www.wikipedia.com
6. Pusat kegiatan masyarakat di wliayah Rangkasbitung (pasar, mall, rumah sakit, terminal,
stasiun, tepat rekreasi dan sebagainya)

Sosiologi79 -2-
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk 20 menit
mengikuti proses pembelajaran :
a. Mengucapkan salam
b. Berdoa sebelum memulai pemelajaran
c. Menanyakan kehadiran siswa
d. Guru mengkondisikan kelas dalam suasana
kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran.
2. Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual
sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari :
a. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Guru memberikan ilustrasi untuk memberikan
motivasi kepada siswa dalam mempelajari materi
tentang sejarah awal perkembangan sosiologi dan
perkembangan sosiologi di indonesia
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari :
a. Guru melaksanakan Review materi secara umum.
b. Guru memberikan pertanyaan secara klasikal.
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai :
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai, termasuk aspek-aspek yang dinilai
selama proses pembelajaran.
b. Memberitahukan tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, dan KBM pada
pertemuan yang berlangsung.
5. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus :
a. Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat itu.
b. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik
penilaian yang akan digunakan saat membahas
materi.
c. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran
Inti Diskusi Kelompok Terpimpin :
1. Langkah Persiapan, dalam tahapan ini guru bersama- 90 menit
sama dengan siswa melakukan persiapan diskusi yang
mencakup beberapa kegiatan diantaranya :
a. Menjelaskan tujuan diskusi.
b. Mendistribusikan materi yang akan dibahas oleh
setiap kelompok.

Sosiologi79 -3-
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

c. Menentukan personalia diskusi termasuk menata/


mengatur tempat diskusi.
d. Menjelaskan tata tertib diskusi.
2. Pelaksanaan diskusi, dalam tahapan ini ada beberapa
kegiatan pokok diantaranya :
a. Masing-masing kelompok melaksanakan diskusi
secara terpimpin (guru mengarahkan dan
mengendalikan kegiatan diskusi kelompok).
b. Guru mendorong siswa untuk aktif berperan dalam
kegiatan diskusi kelompok.
c. Setiap kelompok menyusun catatan kegiatan
diskusi berserta hasilnya.
d. Setelah setiap kelompok selesai berdiskusi,
selanjutnya masing-masing kelompok yang diwakili
ketua atau juru bicara menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelompoknya (ditujukan untuk
kelompok lain). Sementara itu kelompok lain
menyimak dan memberikan tanggapan terhadap
kelompok penyaji. Hal ini dilakukan secara
bergantian dengan kelompok lain sampai seluruh
kelompok dapat menyajikan hasil diskusi
kelopoknya.
3. Menutup diskusi, dalam kegiatan ini ada beberapa
kegiatan utama diantaranya masing-masing kelompok
menyusun pokok-pokok pembahasan, membuat review
dan umpa balik.
Penutup 1. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil- 25 menit
hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama
menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung
dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung :
a. Guru memberikan kesempatan beberapa siswa
untuk mengungkapkan pengalaman belajarnya.
b. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan
tentang materi pembelajaran (sejarah awal
perkembangan sosiologi dan perkembangan
sosiologi di Indonesia).
2. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran :
a. Guru memberikan apresiasi atas pengalaman
belajar siswa.
b. Guru menyampaikan 4 pertanyaan terhadap
beberapa siswa untuk dijawab secara langsung
oleh siswa sesuai dengan IPK.
c. Guru memberikan penguatan materi tentang
sejarah awal perkembangan sosiologi dan
perkembangan sosiologi di indonesia
3. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas, baik tugas individual maupun
kelompok. Siswa secara perorangan ditugaskan untuk
melaksanakan tugas mandiri dengan cara menjawab
secara singkat beberapa pertanyaan tentang materi
pelajaran. Hasilnya ditulis pada Buku Kerja Siswa

Sosiologi79 -4-
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

(BKS).
4. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya :
a. Guru menginformasikan kepada siswa tentang
materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya (pengertian sosiologi dan objek dan
bidang kajian sosiologi).
b. Mengucapkan salam.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Rancangan Penilaian Pertemuan ke-1 :
Teknik Waktu Instrumen
No. Aspek yang Dinilai
Penilaian Penilaian Penilaian
1 Sikap
a. Jujur dalam menyelesaikan setiap Pengamatan Selama Lembar
tugas yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran Pengamatan
pembelajaran tentang sejarah awal dan pada saat Sikap
perkembangan sosiologi dan pelaksanaan
perkembangan sosiologi di indonesia diskusi diskusi
b. Bertanggung jawab dalam kegiatan
berkelompok pada kegiatan
pembelajaran tentang manusia
gerobak.
c. Disiplin dalam mengikuti setap
tahapan proses pembelajaran tentang
manusia gerobak.
2. Pengetahuan
a. Menuliskan kembali Sejarah Awal Tes Lisan Setelah proses Instrumen
Perkembangan Sosiologi dunia. pembelajaran/ Pertanyaan Tes
b. Menceritakan secara singkat penilaian hasil Lisan
beberapa tokoh sosiologi dunia.
c. Menuliskan kembali Perkembangan
Sosiologi di Indonesia.
d. Menceritakan secara singkat
beberapa tokoh sosiologi di Indonesia.
3 Keterampilan Penilaian Pada saat • Lembar
a. Memiliki keterampilan dalam Produk proses checklist
melakukan diskusi kelompok pembelajaran • Lembar
(keterampilan sosial). Pedoman
b. Memiliki keterampilan dalam Penilaian
menyusun laporan hasil diskusi Laporan
kelompok. Tertulis
c. Memiliki keterampilan dalam
menyajikan hasil laporan diskusi
kelompok

2. Teknik Penilaian :
a. Penilaian Sikap : Jurnal

Penilaian Melalui Jurnal


Jurnal merupakan catatan pendidik yang berisi informasi hasil pengamatan di dalam dan di
luar kelas mengenai kekuatan dan kelemahan siswa yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku.

Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru)


1). Tulislah identitas siswa yang diamati
2). Tulislah tanggal pengamatan

Sosiologi79 -5-
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

3). Tulislah aspek yang diamati oleh guru


4). Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh siswa, baik yang merupakan kekuatan
siswa maupun kelemahan siswa, sesuai dengan pengamatan guru terkait dengan
Kompetensi Inti
5). Tulislah dengan segera kejadian
6). Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.
7). Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing siswa

Format :

Jurnal

Nama Peserta Didik :


Nomor peserta Didik :
Tanggal :
Aspek yang diamati :
Kejadian :

Guru : ………………………………………………………………………………………………………

b. Penilaian Pengetahuan : Instrumen Pertanyaan Essay Singkat/ Uraian Singkat

Kompetensi Lingkup Level Indikator Bentuk Nomor


No. Materi
yang diuji Materi Kognitif Soal Soal Soal
1 Memahami Pengantar Sejarah C1 Disampaikan Tes 1
pengetahuan Sosiologi awal dalam bentuk Lisan
dasar Sosiologi perkemban pertanyaan
sebagai ilmu gan singkat
pengetahuan sosiologi tentang
yang berfungsi sejarah awal
mengkaji gejala perkembanga
sosial di n sosiologi
masyarakat. dunia, siswa
dapat
menuliskan
kembali
sejarah awal
perkembanga
n sosiologi
dunia
2 Memahami Pengantar Beberapa C2 Disampaikan Tes 2
pengetahuan Sosiologi tokoh dalam bentuk Lisan
dasar Sosiologi sosiologi pertanyaan
sebagai ilmu dunia singkat
pengetahuan tentang
yang berfungsi beberapa
mengkaji gejala tokoh
sosial di sosiologi
masyarakat. dunia, siswa
dapat
menceritakan
secara singkat
beberapa
tokoh

Sosiologi79 -6-
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

Kompetensi Lingkup Level Indikator Bentuk Nomor


No. Materi
yang diuji Materi Kognitif Soal Soal Soal
sosiologi
dunia.
3 Memahami Pengantar Perkemban C1 Disampaikan Tes 3
pengetahuan Sosiologi gan dalam bentuk Lisan
dasar Sosiologi Sosiologi di pertanyaan
sebagai ilmu Indonesia sinkat tentang
pengetahuan perkembanga
yang berfungsi n Sosiologi di
mengkaji gejala Indonesia,
sosial di siswa dapat
masyarakat. menuliskan
kembali
Perkembanga
n Sosiologi di
Indonesia
4 Memahami Pengantar Beberapa C2 Disampaikan Tes 4
pengetahuan Sosiologi tokoh dalam bentuk Lisan
dasar Sosiologi sosiologi di pertanyaan
sebagai ilmu Indonesia tentang
pengetahuan beberapa
yang berfungsi tokoh
mengkaji gejala sosiologi di
sosial di Indonesia,
masyarakat. siswa dapat
menceritakan
secara singkat
beberapa
tokoh
sosiologi di
Indonesia.

Kartu Soal

KARTU SOAL BENTUK URAIAN/ ESSAY


Kompetensi yang diuji :
Memahami pengetahuan dasar Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berfungsi mengkaji gejala sosial di
masyarakat.
Nomor Soal 1
Lingkup Materi Pengantar Sosiologi
Materi Sejarah Awal Perkembangan Sosiologi Dunia
Level Kognitif C1
Indikator Soal Disampaikan dalam bentuk pertanyaan singkat tentang sejarah awal perkembangan
sosiologi, siswa dapat menuliskan kembali sejarah awal perkembangan sosiologi dunia
Soal Tuliskan kembali Sejarah Awal Perkembangan Sosiologi Dunia !
Pedoman Kunci Jawaban :
Pensekoran Sosiologi adalah salah satu disiplin Ilmu yang sangat diminati pada abad ke-21 ini,
pasalnya sosiologi adalah suatu disiplin ilmu yang telah banyak memberikan kontribusi
bagi perkembangan peradaban dunia saat ini. Sebuah ilmu memang tidak terlepas dari
perkembangannya, karna suatu ilmu tidak mungkin berkembang secara cepat tanpa
proses tertentu yang harus dilaluinya terlebih dahulu.
Pada tahun 429 – 347 SM, Plato juga telah merumuskan teori organis yang berkaitan
dengan masyarakat serta mencakup kehidupan masyarakat dan sosial, menganggap
bahwa instansi dalam masyarakat sangat bergantung satu dengan yang lain secara
fungsional sehingga mereka harus bekerjasama.
Pada tahun (384 – 322 SM) Aristoteles berpendapat bahwa masyarakat adalah organism
hidup yang berdasar pada moral sehingga kerukunan, toleransi harus dimasukkan
kedalam nilai – nilai hidup bermasyarakat.

Tokoh Pertama Sosiologi

Sosiologi79 -7-
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

Pada tahun 1789-1857. Auguste Comte adalah orang pertama kali yang mengemukakan
kata Sosiologi dia merupakan Filosof yang berasal dari Prancis, dalam bukunya yang
berjudul Course de Philosophie positive (1842), ia mencermati anarki yang timbul pasca
revolusi Prancis, yaitu setiap kelompok masyarakat merasa memiliki hal dan legitimasi
untuk berkuasa dan menentukan arah kebijakan negara yang berakibat pada kemacetan
dibidang politik dan ekonomi. Sama halnya dengan filsuf Prancis lainnya, konsep Auguste
Comte sangat bergantung pada konsep ilmu alam yang telah lahir lebih dulu, terutama
Fisika dan Biologi, bahkan pada awalnya, Auguste Comte menanamkan Sosiologi sebagai
Fisika Sosial.

Asal Kata Sosiologi


Kata Sosiologi lahir pada tahun 1839, setelah Auguste Comte menggabungkan dua kata,
yaitu Socius (bahasa Romawi) yang berarti “kawan” atau “teman” dan Logos (bahasa
Yunani) yang berarti “kata” atau “Berbicara” jadi, Sosiologi artinya adalah berbicara
mengenai kawan atau “Ilmu tentang Masyarakat” dan sejak saat itu Auguste Comte
dikenal sebagai bapak Sosiologi.

Sumbangan Terbesar Auguste Comte


Salah satu sumbangan Auguste dalam Ilmu Sosiologi yang paling terkenal adalah “hukum
tiga tingkatan” atau “hukum kemajuan manusia”. Tingkat atau tahapan tersebut adalah:

Tahap Teologis atau Fiktif


Tahap Teologis adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia ini
mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada diatas manusia,
yaitu roh dewa-dewa atau tuhan yang Maha Esa. Tahap ini menjadi karakteristik dunia
sebelum abad ke-14, dalam periode ini, kekuatan adi kodrati adalah satu-satunya
penjelasan terhadap segala pertanyaan manusia dan kehidupan.

Tahap Metafisik
Pada tahap ini, manusia masih percaya bahwa gejala-gejala di dunia disebabkan oleh
kekuatan yang berada diatas manusia. Manusia juga belum berusaha untuk mencari
sebab dan akibat gejala-gejala tersebut. Tahap ini berkembang pada masa antara abad ke-
14 sampai abad ke-19

Tahap Positivistik
Merupakan tahap ketika manusia telah mampu untuk berpikir secara ilmiah, pada tahap
ini, Ilmu pengetahuan mulai berkembang. Tahap ini berlangsung sejak abad sejak abad
ke-19, ketika manusia dan ilmu pengetahuan berjalan beriringan untuk menjawab
berbagai pertanyaan dalam kehidupan.

Ketiga tahap tersebut pada saat bersamaan dapat memenuhi pikiran manusia dan bahkan
kadang-kadang timbul pertentangan-pertentangan dalam pikiran manusia yang
seringkali tidak disadari oleh manusia itu sendiri.

Pada abad ke-20


Sosiologi bisa dikatakan mandiri karena :
• Mempunyai obyek khusus yaitu interaksi antar manusia
• Mengembangkan teori sosiologi
• Mampu mengembangkan metode khusus untuk pengembangan sosiologi
• Sosiologi sangat relevan dengan perkembangan karena banyak pembanguna yang
gagal dikarenakan tidak memperhatikan masukan dari sosilog.

Catatan : Jika siswa dapat mengemukakan secara singkat dengan menyebutkan hal-hal
yang bersifat pokoknya saja, maka siswa dinyatakan kompeten.

KARTU SOAL BENTUK URAIAN/ ESSAY


Kompetensi yang diuji :
Memahami pengetahuan dasar Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berfungsi mengkaji gejala sosial di
masyarakat.
Nomor Soal 2
Lingkup Materi Pengantar Sosiologi
Materi Beberapa tokoh sosiologi dunia

Sosiologi79 -8-
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

Level Kognitif C2
Indikator Soal Disampaikan dalam bentuk pertanyaan singkat tentang beberapa tokoh sosiologi dunia,
siswa dapat menceritakan secara singkat beberapa tokoh sosiologi dunia.
Soal Ceritakan secara singkat beberapa tokoh sosiologi dunia !
Pedoman Kunci Jawaban :
Pensekoran 1. Ibnu Khaldun
Abdurahman bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin bin Abdurahman
bin Ibnu Khaldun, yang dikenal sebagai "Ibnu Khaldun", lahir di Tunisia pada tahun
1332 M (732 H.) berasal dari keluarga Andalusia kelas atas keturunan Arab. Leluhur
keluarga tersebut memiliki hubungan kekerabatan dengan Waíl ibn Hujr, seorang
teman Nabi Muhammad. Keluarga Ibnu Khaldun memiliki banyak kantor di Andalusia,
beremigrasi ke Tunisia setelah jatuhnya Sevilla ke Reconquista pada tahun 1248. Di
bawah pemerintahan dinasti Hafsiyun beberapa keluarganya memegang jabatan
politik; namun Ayah dan kakek Ibnu Khaldun menarik diri dari kehidupan politik dan
bergabung dalam tatanan mistis. Saudaranya, Yahya Khaldun, juga seorang sejarawan
yang menulis sebuah buku tentang dinasti Abdalwadid, dan ia dibunuh oleh
saingannya yakni seorang ahli historiografi.
Dalam otobiografinya, Ibnu Khaldun menelusuri keturunannya kembali ke masa Nabi
Muhammad melalui suku Arab dari Yaman, khususnya Hadramaut, yang datang ke
Semenanjung Iberia pada abad kedelapan pada awal penaklukan Islam. Dengan kata-
katanya sendiri: "Dan keturunan kita berasal dari Hadramaut, dari orang-orang Arab
Yaman, melalui Wa'il ibn Hujr yang juga dikenal sebagai Hujr bin Adi, dari orang-orang
Arab terbaik, terkenal dan dihormati." (Halaman 2429, edisi Al-Waraq). Namun,
penulis biografi Mohammad Enan mempertanyakan klaimnya, menunjukkan bahwa
keluarganya adalah seorang Muladi yang berpura-pura berasal dari Arab untuk
mendapatkan status sosial. Enan juga menyebutkan tradisi masa lalu terdokumentasi
dengan baik, mengenai kelompok-kelompok Berber tertentu, di mana mereka secara
hati-hati "menambah" diri mereka menjadi beberapa keturunan Arab. Motif semacam
ini adalah demi keinginan untuk meraih kekuasaan politik dan kemasyarakatan.
Beberapa berspekulasi tentang keluarga Khaldun ini; Diantaranya menjelaskan bahwa
Ibnu Khaldun sendiri adalah produk dari keturunan Berber yang sama dengan
mayoritas penduduk asli tempat kelahirannya. Sarjana Islam Muhammad Hozien
berpendapat bahwa "Identitas palsu [Berber] akan berlaku namun pada saat nenek
moyang Ibnu Khaldun meninggalkan Andalusia dan pindah ke Tunisia mereka tidak
mengubah klaim mereka terhadap keturunan Arab. Bahkan di saat Berber berkuasa,
Pemerintahan Al-Marabats dan al-Mowahid, dan Ibnu Khaldun tidak merebut kembali
warisan Berber mereka".

2. Auguste Comte
Biografi: Auguste Comte lahir pada 1798 di Montpellier, kota di selatan Perancis yang
menjadi salah satu pusat gerakan resistensi terhadap revolusi Perancis. Comte lahir di
keluarga borjuis Katolik yang taat. Namun, masa kecilnya penuh dengan kenangan
pahit disebabkan oleh kekacauan periode Revolusi Perancis. Comte dikenal sebagai
bapak positivisme dan juga dianggap sebagai orang pertama yang mencetuskan istilah
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan modern yang mempelajari aspek sosial dari
kehidupan manusia. Comte adalah tokoh sosiologi klasik awal. Ideologi positivisme
Comte mengusung keyakinan bahwa masyarakat dapat dipahami sesuai dengan
hukum-hukum ilmu alam.
Masterpiece : Discurs sur L’espirit Positif
Quote : Formula sakral positivisme; cinta sebagai prinsipnya, keteraturan sebagai
fondasinya, kemajuan sebagai tujuannya.

3. Herbert Spencer
Biografi: Spencer dilahirkan di Derby, Inggris pada 1820. Dikenal sebagai pencetus
darwinisme sosial karena mengadopsi teori darwin untuk menganalis perkembangan
masyarakat. Spencer menaruh perhatian khusus pada bagaimana mengatur
masyarakat agar dapat menyelesaikan masalah-masalah sosialnya. Menurut Spencer,
ada suatu hukum tertentu yang mengatur dunia sosial sehingga membuat orang-
orang, khususnya para pembuat kebijakan begitu yakin atas kebijakan-kebijakan yang
diambil. Mereka yang berpendapat bahwa hukum sosiologi tidak seperti hukum ilmu
alam, menurutnya, gagal mengenali bahwa banyak pengetahuan ilmu alam tidak bisa
dijelaskan secara matematis juga, namun bisa dijelaskan secara kualitatif, seperti ilmu
sosial.
Masterpiece : The Study of Sociology

Sosiologi79 -9-
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

Quote : Tujuan paling utama pendidikan bukan pengetahuan, melainkan tindakan.

4. Karl Marx
Biografi: Karl Marx dilahirkan di Trier pada 1818. Semasa muda mengklaim diri
sebagai seorang hegelian. Marx banyak terinspirasi dari Hegel tentang dialektika
sejarah. Doktrin mengenai materialisme sejarah banyak dituangkan dalam bukunya
berjudul ’The German Ideology’, namun salah satu buku yang paling berpengaruh
secara politik adalah ’The Communist Manifesto’. Dalam buku yang terakhir
disebutkan, Marx mengintegrasikan pemikirannya mengenai ekonomi politik, analisis
kelas dan organisasi sosial. Bersama sohibnya, Fredrick Engels, Marx mencetus teori
tentang ekspliotasi dalam melihat hubungan sosial antara dua kelas yang saling
bertentangan; borjuis dan proletar. Kaum pekerja-proletar merupakan kelas yang
teralienasi dari banyak aspek, dari anggota kelasnya sampai produk yang
dihasilkannya sendiri. ’Das Capital’ adalah buku tentang kritik terhadap sistem
ekonomi politik kapitalis setebal 2000 halaman yang ditulis Marx. Engels
berkontribusi pada jilid yang ketiga.
Masterpiece : The Communist Manifesto
Quote : Kaum buruh seluruh dunia, bersatulah

5. Max Weber
Biografi: Max Weber dilahirkan di Erfurt, Jerman pada 1864, merupakan salah satu
intelektual besar yang berhasil melakukan komparatif studi mengenai politik,
ekonomi, sosiologi, dan kultur. Salah satu kontribusi Weber pada sosiologi adalah
formula menginterpretasi tindakan sosial untuk memahami dunia sosial. Menurut
Weber, adopsi metodologi ilmu alam untuk memahami ilmu sosial akan selalu gagal.
Ilmu sosial memiliki logikanya sendiri yang berbeda sama sekali dengan ilmu alam.
Logika ilmu sosial adalah logika subjektif, dimana unsur subjektivitas selalu melekat
pada manusia sebagai subjek dari realitas sosial itu sendiri. Weber mengusulkan
sebuah metode yang bernama Verstehen, atau pemahaman interpretatif terhadap
tindakan sosial untuk memahami kehidupan sosial. Kontribusi lain yang juga
berpengaruh besar adalah, idenya tentang birokrasi. Birokrasi modern menurut
Weber merupakan bentuk rasionalisasi dalam skema tipe ideal.
Masterpiece : Economy and Society
Quote : Negara adalah institusi yang memiliki legitimasi untuk melakukan kekerasan.

6. Emile Durkheim
Biografi: Emile Durkheim dilahirkan di Espinal, Perancis pada 15 April 1858. Ayahnya
adalah seorang Rabbi, Durkheim pada mulanya diarahkan untuk mengikuti jejak
ayahnya sebagai seorang Rabbi. Namun dalam kariernya, ia justru mengembangkan
minat pada sosiologi. Agama menjadi salah satu objek kajian dalam sosiologi yang
menjadi minatnya. Kontribusi Durkheim pada sosiologi juga terletak pada aspek
metodologi untuk menguatkan sosiologi sebagai sebuah disiplin modern yang ilmiah.
Durkheim berpendapat bahwa masyarakat berkembang dari bentuknya yang
sederhana, menjadi kompleks, dari ’primitif’ ke ’beradab’, dari solidaritas organik ke
mekanik. Sosiologi yang dikembangkan Durkheim merupakan sosiologi makro dimana
gejala-gejala sosial merupakan fakta sosial yang memiliki hukum-hukum seperti
hukum alam. Durkheim merupakan tokoh sosiologi klasik yang mencetuskan sosiologi
sebagai ilmu sosial modern.
Masterpiece : The Division of Labour in Society
Quote : Satu-satunya kekuatan yang bisa melenyapkan egoisme adalah solidaritas
pada kepentingan kelompok.

Catatan : Jika siswa dapat mengemukakan secara singkat dengan menyebutkan hal-hal
yang bersifat pokoknya saja, maka siswa dinyatakan kompeten.

KARTU SOAL BENTUK URAIAN/ ESSAY


Kompetensi yang diuji :
Memahami pengetahuan dasar Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berfungsi mengkaji gejala sosial di
masyarakat.
Nomor Soal 3
Lingkup Materi Pengantar Sosiologi
Materi Perkembangan Sosiologi di Indonesia

Sosiologi79 - 10 -
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

Level Kognitif C1
Indikator Soal Disampaikan dalam bentuk pertanyaan sinkat tentang perkembangan Sosiologi di
Indonesia, siswa dapat menuliskan kembali Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Soal Tuliskan kembali Perkembangan Sosiologi di Indonesia !
Pedoman Kunci Jawaban :
Pensekoran Sejak jaman kerajaan di Indonesia sebenarnya para raja dan pemimpin di Indonesia
sudah mempraktikkan unsur-unsur Sosiologi dalam kebijakannya begitu pula para
pujangga Indonesia. Misalnya saja Ajaran Wulang Reh yang diciptakan oleh Sri PAduka
Mangkunegoro dari Surakarta, mengajarkan tata hubungan antara para anggota
masyarakat Jawa yang berasal dari golongan-golongan yang berbeda, banyak
mengandung aspek-aspek Sosiologi, terutama dalam bidang hubungan antar golongan
(intergroup relations).
Ki Hajar Dewantoro, pelopor utama pendidikan nasional di Indonesia, memberikan
sumbangan di bidang sosiologi terutama mengenai konsep-konsep kepemimpinan dan
kekeluargaan di Indonesia yang dengan nyata di praktikkan dalam organisasi pendidikan
Taman Siswa.
Pada masa penjajahan Belanda ada beberapa karya tulis orang berkebangsaan belanda
yang mengambil masyarakat Indonesai sebagai perhatiannya seperti Snouck Hurgronje,
C. Van Vollenhoven, Ter Haar, Duyvendak dll. Dalam karya mereka tampak unsur-unsur
Sosiologi di dalamnya yang dikupas secara ilmiah tetapi kesemuanya hanya dikupas
dalam kerangka non sosiologis dan tidak sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
Sosiologi pada waktu itu dianggap sebagai Ilmu pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan
lainnya. Dengan kata lain Sosiologi ketika itu belum dianggap cukup penting dan cukup
dewasa untuk dipelajari dan dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan, terlepas dari ilmu-
ilmu pengetahuan lainnya.
Kuliah-kuliah Sosiologi mulai diberikan sebelum Perang Dunia ke dua diselenggarakan
oleh Sekolah Tinggi Hukum (Rechtshogeschool) di Jakarta. Inipun kuliah Sosiologi masih
sebagai pelengkap bagi pelajaran Ilmu Hukum. Sosiologi yang dikuliahkan sebagin besar
bersifat filsafat Sosial dan Teoritis, berdasarkan hasil karya Alfred Vierkandt, Leopold Von
Wiese, Bierens de Haan, Steinmetz dan sebagainya.
Pada tahun 1934/1935 kuliah-kuliah Sosiologi pada sekolah Tinggi Hukum tersebut
malah ditiadakan. Para Guru Besar yang bertaggung jawab menyusun daftar kuliah
berpendapat bahwa pengetahuan dan bentuk susunan masyarakat beserta proses-proses
yang terjadi di dalamnya tidak diperlukan dalam pelajaran hukum.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, seorang sarjana
Indonesia yaitu Soenario Kolopaking, untuk pertama kalinya member kuliah sosiologi
(1948) pada Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta (kemudia menjadi Fakultas Sosial dan
Ilmu Politik UGM . Beliau memberika kuliah dalam bahasa Indonesai ini merupakan suatu
yang baru, karena sebelum perang dunia ke dua semua perguruan tinggi diberikan da;am
bahasa Belanda. Pada Akademi Ilmu Politik tersebut, sosiologi juga dikuliahkan sebagai
ilmu pengetahuan dalam Jurusan Pemerintahan dalam Negeri, hubungan luar negeri dan
publisistik. Kemudian pendidkikan mulai di buka dengan memberikan kesempatan
kepara para mahasiswa dan sarjana untuk belajar di luar negeri sejak tahun 1950,
mulailah ada beberapa orang Indonesia yang memperdalam pengetahuan tentang
sosiologi.
Buku Sosiologi mulai diterbitkan sejak satu tahun pecahnya revolus fisik. Buku tersebut
berjudul Sosiologi Indonesai oleh Djody Gondokusumo, memuat tentang beberapa
pengertian elementer dari Sosiologi yang teoritis dan bersifat sebagai Filsafat.
Selanjutnya buku karangan Hassan Shadily dengan judul Sosilogi Untuk Masyarakat
Indonesia yang merupakan merupakan buku pelajaran pertama yang berbahasa
Indonesia yang memuat bahan-bahan sosiologi yang modern.
Para pengajar sosiologi teoritis filosofis lebih banyak mempergunakan terjemahan buku-
bukunya P.J. Bouman, yaitu Algemene Maatschapppijleer dan Sociologie, bergrippen en
problemen serta buku Lysen yang berjudul Individu en Maatschapppij.
Buku-buku Sosiologi lainnya adalah Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas karya Mayor
Polak, seorang warga Negara Indonesia bekas anggota Pangreh Praja Belanda, yang telah
mendapat pelajaran sosiologi sebelum perang dunia kedua pada universitas Leiden di
Belanda. Beliau juga menulis buku berjudul Pengantar Sosiologi Pengetahuan, Hukum dan
politik terbit pada tahun 1967. Penulis lainnya Selo Soemardjan menulis buku Social
Changes in Yogyakarta pada tahun 1962. Selo Soemardjan bersama Soelaeman Soemardi,
menghimpun bagian-bagian terpenting dari beberapa text book ilmu sosiologi dalam
bahasa Inggris yang disertai dengan pengantar ringkas dalam bahasa Indonesia
dirangkum dalam buku Setangkai Bunga Sosiologi terbit tahun 1964.
Dewasa ini telah ada sejumlah Universitas Negeri yang mempunyai Fakultas Sosial dan

Sosiologi79 - 11 -
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

politik atau Fakultas Ilmu Sosial. Sampai saat ini belum ada Universitas yang
mngkhususkan sosiologi dalam suatu fakultas sendiri, namun telah ada Jurusan Sosiologi
pada beberapa fakultas Sosial dan Politik UGM, UI dan UNPAD.
Penelitian-penelitian sosiologi di Indonesai belum mendapat tempat yang sewajarnya,
oleh karena masyarakat masih percaya pada angka-angka yang relative mutlak,
sementara sosiologi tidak akan mungkin melakukan hal-hal yang berlaku mutlak
disebkan masing-masing manusia memiliki kekhususan. Apalagi masyarakat Indonesai
merupakan masyarakat majemuk yang mencakup berates suku.

Catatan : Jika siswa dapat mengemukakan secara singkat dengan menyebutkan hal-hal
yang bersifat pokoknya saja, maka siswa dinyatakan kompeten.

KARTU SOAL BENTUK URAIAN/ ESSAY


Kompetensi yang diuji :
Memahami pengetahuan dasar Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berfungsi mengkaji gejala sosial di
masyarakat.
Nomor Soal 4
Lingkup Materi Pengantar Sosiologi
Materi Beberapa tokoh sosiologi di Indonesia
Level Kognitif C2
Indikator Soal Disampaikan dalam bentuk pertanyaan tentang beberapa tokoh sosiologi di Indonesia,
siswa dapat menceritakan secara singkat beberapa tokoh sosiologi di Indonesia.
Soal Ceritakan secara singkat beberapa tokoh sosiologi di Indonesia !
Pedoman Kunci Jawaban :
Pensekoran
1. Selo Soemardjan
Lahir di Yogyakarta pada 23 Mei 1915, Selo Soemardjan dikenal sebagai bapak
sosiologi Indonesia. Latar belakang keilmuan yang dimiliki sebelum studi sosiologi
adalah pendidikan menegah atas untuk birokrat pada masa kolonial yang dikenal
dengan nama Mosvia. Selo Soemardjan kemudian melanjutkan studi sosiologi di
Universitas Cornell di Amerika Serikat dengan beasiswa dari pemerintah Amerika.
Kariernya sebagai sosiolog dibangun selama menjadi pengajar di Universitas
Indonesia. Pada 1994 menerima gelar ilmuwan utama sosiologi dari pemerintah
Indonesia. Pengaruh sosiologi Amerika yang Parsonian pada saat itu, dibawa oleh Selo
Soemardjan ke Indonesia melalui publikasi hasil risetnya berjudul ”Perubahan Sosial
di Yogyakarta”. Perspektif fungsionalisme struktural dalam melihat perubahan sosial
mendominasi sosiologi pada awal masuknya disiplin tersebut ke Indonesia. Selo
Soemardjan banyak melakukan studi tentang perubahan sosial, integrasi sosial, dan
sistem pemerintahan di Indonesia. Adopsi teori fungsionalisme Parsonian dalam
analisisnya membantu pemerintah dalam agenda pembangunan.
2. Pudjiwati Sayogjo
Lahir di Kebumen pada 21 Mei 1926, Sayogjo dikenal sebagai ahli sosiologi pedesaan
di Indonesia. Latar belakang pendidikan Sayogjo adalah sarjana pertanian. Sayogjo
berkarier sebagai pakar sosiologi pedesaan dan ekonomi pedesaan di Institut
Pertanian Bogor yang dahulu merupakan fakultas pertanian Universitas Indonesia di
Bogor. Penelitian intensif yang dilakukan di pedesaan di Cibodas menarik
perhatiannya untuk mempelajari struktur sosial pedesaan dan kaitannya dengan
perubahan sosial. Sayogjo mengembangkan sosiologi terapan berorientasi
emansipatoris tentang masyarakat pedesaan. Kontribusi utama Sayogjo pada
perkembangan sosiologi Indonesia adalah pengenalan subdisiplin sosiologi pedesaan
di berbagai institusi perguruan tinggi. Sayogjo banyak mengkritik perubahan sosial
yang disebabkan oleh modernisasi di banyak pedesaan Jawa. Menurutnya, proses
modernisasi yang terjadi tidak sejalan dengan agenda pembangunan yang berorientasi
pada peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat desa. Modernisasi
yang terjadi di pedesaan di Jawa tidak disertai pembangunan kualitas masyarakat desa
itu sendiri.
3. Soerjono Soekanto
Lahir di Jakarta pada 30 Janiari 1942, Soerjono Soekanto dikenal sebagai ahli sosiologi
hukum. Latar belakang pendidikannya adalah sarjana hukum. Soekanto melanjutkan
studi tingkat master bidang sosiologi di Universitas California, Berkeley, Amerika.
Pendidikan doktoralnya diselesaikan di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.

Sosiologi79 - 12 -
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

Kariernya sebagai akademisi berkembang di Univesitas Indonesia dengan gelar guru


besar sosiologi hukum yang diperoleh pada 1983. Kontribusi Soerjono Soekanto pada
perkembangan sosiologi di Indonesia adalah pengenalan sosiologi hukum sebagai
subdisiplin sosiologi. Buku yang ditulisnya berjudul ”Sosiologi Suatu Pengantar” juga
menjadi rujukan utama kuliah pengantar sosiologi di banyak unversitas di Indonesia.
Soerjono Soekanto banyak menulis masalah-masalah hukum dengan pendekatan
sosiologis. Sebagai tokoh sosiologi Indonesia, Soerjono Soekanto dikenal sebagai
sosiolog hukum.

Catatan : Jika siswa dapat mengemukakan secara singkat dengan menyebutkan hal-hal
yang bersifat pokoknya saja, maka siswa dinyatakan kompeten.

Instrumen Tes Lisan :

Pertanyaan Tes Lisan


1. Kemukakan salah satu definisi Sosialisasi menurut ahli !
2. Kemukakan paling sedikit 2 fungsi sosialisasi secara singkat !
3. Kemukakan secara singkat apa yang anda ketahui tentang macam-macam sosialisasi !
4. Jelaskan secara singkat 4 tahapan sosialisasi !

c. Penilaian Keterampilan :
1). Laporan Hasil Diskusi

Instrumen Penilaian Laporan Hasil Diskusi


Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Isi materi pembahasan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor
ideal (100)

2). Persentasi/ penyajian materi hasil diskusi/ diskusi

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

Sosiologi79 - 13 -
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

d. Penugasan :
1). Siswa secara perorangan ditugaskan untuk melaksanakan tugas mandiri dengan cara
menjawab secara singkat beberapa pertanyaan tentang materi pelajaran. Hasilnya
ditulis pada Buku Kerja Siswa (BKS).
2). Siswa meminta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan
tugas rumah dengan baik.

Cibeber, Juli 2019


Mengetahui,
Kepala SMA NEGERI 1 CIBEBER Guru Mata Pelajaran,

Adjang Suhardja, S.Pd. Dani Ramdani, S.Sos


NIP. 196308021987031006 NIP. 197908032010011015

Catatan Refleksi :
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................

Catatan Kepala Sekolah :


........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................

Sosiologi79 - 14 -
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

Lampiran : Skrip Materi Pembelajaran

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DUNIA DAN DI INDONESIA


A. Masa Sebelum Auguste Comte

1. Socrates (490 SM – 399 SM)


Socrates mengajarkan yang penting yaitu mengenai ditekankannya logika sebagai dasar bagi
semua ilmu pengetahuan termasuk filsafat.

2. Plato (429 SM – 347 SM)


Plato menerangkan bahwa pada dasarnya, masyarakat adalah perluasan/refleksi dari individu.
Menurutnya, individu memiliki 3 unsur, yaitu :
- Nafsu atau perasaan-perasaan
- Semangat atau kehendak
- Akal atau kecerdasan
Berdasarkan unsur-unsur tersebut Plato membedakan masyakat menjadi 3 kelas social, yaitu :
a. Orang yang hidup hanya untuk memenuhi nafsu dan perasaan, seperti memelihara tubuh.
Diantaranya adalah kelas pekerja tangan, seperti buruh dan budak
b. Mengabdikan hidupnya karena semangat atau kehendak yang berfungsi melindungi tubuh
manusia maupun masyarakat, misalnya golongan militer
c. Kaum yang mengembangkan akal dan kecerdasan untuk membimbing tubuh manusia,
memerintah, dan memimpin masyarakat. Mereka termasuk kelas penguasa

Dengan menganalilis lembaga-lembaga dalam masyarakat, Plato berhasil menunjukkan


hubungan-hubungan fungsionalnya dan merumuskan suatu teori organis tentang masyarakat
itu sendiri yang mencakup bidang sosial dan ekonomi.

3. Aristoteles (384 SM – 322 SM)


Melalui suatu analisis mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam
masyarakat terhadap sosial, ekonomi, dan biologis, Aristoteles berpendapat
bahwa kelompok manusia yang dasar dan esensial adalah pengelompokan
antara pria dan wanita untuk memperoleh keturunan, dan asosiasi antara
penguasa yang dikuasai. Aristoteles juga memberikan tiga bentuk
pemerintahan yang dilihat dari segi jumlah pemegang kepemimpinannya,
yaitu :

a. Pemerintahan oleh satu orang; jika ia memerintah dengan baik disebut monarki dan jika ia
memerintah dengan buruk disebut tirani
b. Pemerintahan oleh sejumlah kecil orang; jika memerintah dengan baik disebut aristokrasi
dan jika buruk disebut oligarki
c. Pemerintahan oleh banyak orang; baik atau pun buruk jalannya suatu pemerintahan tetap
disebut demokrasi

4. Ibnu Khaldun (1322 – 1406)


Mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian sosial dan peristiwa
sejarah. Menurutnya, faktor yang menyebabkan bersatunya manusia di dalam suku-suku klan,
negara, dan sebagainya adalah rasa solidaritas. Faktor itulah yang menyebabkan adanya ikatan
dan usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan bersama antara manusia.

Sosiologi79 - 15 -
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

5. Zaman Renaissance (1200 – 1600)


Thomas More menulis Utopia dan Campanella menulis City of the Sun berdasarkan pemikiran
mereka yang terpengaruh oleh masyarakat-masyarakat ideal. Niccolo Machiavelli sebagai
orang pertama yang memisahkan antara politik dan moral sehingga terjadi suatu pendekatan
yang mekanis terhadap masyarakat. Di sini muncul ajaran bahwa teori-teori politik dan sosial
memusatkan perhatian pada mekanisme pemerintahan. Sejak masa ini maka pengaruh kaum
agamawan mulai memperoleh tantangan. Ia terkenal dengan karyanya yang berjudul Il
Principe.

6. Thomas Hobbes (1588 – 1679)


Inti ajarannya diilhami oleh hukum alam, fisika dan matematika. Pada mulanya interaksi antar
manusia berada dalam kondisi saling mencurigai dan saling bersaing untuk memperebutkan
sumber daya alam dan manusia yang ada. Kondisi yang bersifat kodrati (sesuai dengan hukum
alam) ini kemudian dipandang akan selalu menyengsarakan kehidupan manusia, dan manusia
pada dasarnya lebih senang hidup berkelompok dalam keadaan tentram dan damai. Oleh
sebab itu dibuatlah kesepakatan-kesepakatan pengaturan antar kelompok yang dapat saling
berterima dan saling menguntungkan, yang kemudian dikenal sebagai kontrak sosial.

7. John Locke (1632 – 1704)


Menurut Locke, manusia pada dasarnya memiliki hak-hak asasi yang berupa hak untuk hidup,
kebebasan, dan hak atas harta benda. Kontrak antara warga masyarakat dengan pihak yang
berwenang sifatnya atas dasar faktor pamrih. Bila pihak yang mempunyai wewenang tadi
gagal unruk memenuhi syarat-syarat kontrak sosial, warga atau masyarakat berhak untuk
memilih pilihan lain.

8. J.J. Rosseau (1712 – 1778)


Dia berpandangan bahwa kontrak antara pemerintah (negara) dengan yang diperintah
(rakyat) menyebabkan munculnya suatu kolektifitas yang mempunyai keinginan-keinginan
tersendiri yang kemudian menjadi keinginan umum. Keinginan umum inilah yang harusnya
menjadi dasar penyusunan kontrak sosial antara negara dengan rakyatnya.

9. Saint Simon (1760 – 1825)


Di dalam bukunya yang berjudul Memoirs sur la Science de l’Home, dia menyatakan bahwa ilmu
politik merupakan suatu ilmu positif yang hendaknya dianalisis dengan metode-metode yang
lazim dipakai terhadap gejala-gejala lain. Ia memikirkan sejarah sebagai suatu fisika sosial,
sehingga fisiologi sangat memengaruhi ajaran-ajarannya mengenai masyarakat. Masyarakat
bukanlah semata-mata suatu kumpulan orang belaka yang tindakan-tindakannya tidak
mempunyai sebab, kecuali kemauan masing-masing. Kumpulan tersebut hidup karena
didorong oleh organ-organ tertentu yang menggerakkan manusia untuk melakukan fungsi-
fungsi tersebut.

B. Masa Auguste Comte (1798 – 1853)


Auguste Comte melihat bahwasannya perubahan-perubahan yang terjadi
pada masyarakat saat itu tidak saja bersifat positif, namun juga memberikan
adanya dampak negatif. Salah satu contohnya adalah terjadinya konflik
antarkelas social dalam masyarakat dikarenakan hilangnya norma atau
pegangan bagi masyarakat untuk bertindak (yang dalam bahasa sosiologi
disebut dengan Anomie). Menurutnya, konflik tersebut terjadi karena
masyarakat tidak mengetahui cara mengatasi perubahan akibat revolusi
yang berlangsung dan hukum-hukum apa yang bisa dipakai untuk mengatur
tatanan social masyarakat yang baru. Atas dasar fenomena tersebut, Comte
menyaarankan agar penelitian mengenai masyarakat lebih ditingkatkan dan menjadi ilmu yang
berdisi sendiri. Comte mengimaninasikan adanya suatu hukum yang dapat mengatur gejala-gejala

Sosiologi79 - 16 -
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

social, yang disebut sosiologi, sehingga ia terkenal sebagai Bapak Sosiologi. Istilah sosiologi ia
tuliskan dalam karya utamanya yang pertama, berjudul The Course of Positive Philosophy yang
diterbitkan dalam tahun 1838.

Comte menyusun suatu sistematika dari filsafat sejarah dalam kerangka tahap-tahap pemikiran
yang berbeda. Menurutnya, ada tiga tahap perkembangan intelektual, yaitu :

1. Tahap Teologis/ Fiktif; manusia menafsirkan gejala-gejala di sekelilingnya secara teologis,


yaitu dengan kekuatan-kekuatan yang dikendalikan oleh Tuhan Yang Maha Esa atau roh dewa-
dewa. Penafsiran ini penting untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang memusuhinya
dan untuk melindungi dirinya dar faktor-faktor yang tak terduga timbulnya
2. Tahap Metafisik; manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala fisik terdapat kekuatan
atau inti tertentu yang dapat diungkapkan. Manusia masih terikat oleh cita-cita tanpa verifikasi
karena adanya kepercayaan terhadap realitas tertentun dan tidak ada usaha untuk
menemukan hukum-hukum alam yang seragam
3. Tahap Positif; manusia telah membatasi diri dalam penyelidikannya pada fakta-fakta yang
disajikannya atas dasar observasi dan dengan menggunakan rasionya, untuk berusaha
menetapkan relasi atau hubungan persamaan dan urutan yang terdapat antara fakta-fakta.
Pada zaman terakhir inilah dihasilkan ilmu pengetahuan dalam arti yang sebenarnya.

Suatu ilmu pengetahuan dapat dikatakan bersifat positif apabila memusatkan perhatiannya pada
gejala-gejala yang nyata dan konkret, tanpa ada halangan dari pertimbangan-pertimbangan
lainnya. Dengan demikian, ada kemungkinan untuk memberikan penilaian terhadap berbagai
cabang ilmu pengetahuan dengan jalan mengukur sejauh mana ilmu tadi dapat mengungkapkan
kebenaran yang positif. Hierarki ilmu pengetahuan menurut tingkat pengurangan generalitas dan
penambahan kompleksitasnya adalah :
1. Matematika
2. Astronomi
3. Fisika
4. Kimia
5. Biologi
6. Sosiologi

Hal yang menonjol dari sini adalah penilaiannya terhadap sosiologi yang merupakan ilmu
pengetahuan paling kompleks dan akan berkembang dengan sangat pesat. Sosiologi merupakan
studi positif tentang hukum-hukum dasar dari gejala sosial. Comte membedakan sosiologi menjadi
:
1. Sosiologi Statis; semacam anatomi sosial yang mempelajari tatanan sosial, aksi-aksi dan reaksi
timbal balik dari sistem-sistem sosial
2. Sosiologi Dinamis; mengkaji mengenai kemajuan dan perubahan sosial, dimana masyarakat
menunjukkan adanya perkembangan menuju suatu kesempurnaan

Ia menyatakan bahwa hubungan antara statika dan dinamika merujuk pada konsep order bahwa
semua gejala sosial saling berkaitan dan tidak dapat dimengerti secara terpisah, tetapi harus
dilihat sebagai satu kesatuan yg saling berhubungan didasarkan pada observasi dan klasifikasi
yang sistematis bukan pada kekuasaan dan spekulasi

C. Masa Sesudah Auguste Comte

1. Herbert Spencer (1820 – 1930)

Walaupun Comte yang memunculkan istilah sosiologi, namun istilah tersebut dipopulerkan oleh
Herbert Spencer dalam bukunya yang berjudul Priciples of Sociology pada tahun 1876. Didalam

Sosiologi79 - 17 -
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

buku tersebut, spencer mengembangkan sistem penelitian mengenai


masyarakat dimana ia menerapkan teori evolusi organic pada masyarakat
secara luas bahwa masyarakat mengalami evolusi dari masyarakat primitif
ke masyarakat industry. Ia berpendapat bahwa kemajuan organisme dari
jenis rendah ke tinggi adalah jenis kemajuan dari keseragaman struktur. Ia
juga mempertahankan pola sebab akibat dalam memandang suatu masalah,
misalnya dalam kaitannya dengan perilaku masyarakat manusia maupun
semua hal yang berasal dari alam.

2. Karl Marx (1818 – 1883)


Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya
mengenai kelas sosial yang tertuang dalam tulisannya yang
berjudul The Communist Manifest yang ditulis bersama Friedrich
Engels. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia
merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx
perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme
menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu kelas borjuis
(majikan) terdiri dari orang-orang yang menguasai alat produksi
dan kelas proletar (buruh) yang tidak memiliki alat produksi dan
modal sehingga menjadi kelas yang dieksploitasi oleh kelas
borjuis (majikan).
Menurut Marx, suatu saat kelas proletar akan menyadari
kepentingan bersama dengan melakukan pemberontakan dan
menciptakan masyarakat tanpa kelas (komunis). Pemikiran tentang stratifikasi dan konflik
sosial berpengaruh terhadap pemikiran perkembangan sosiologi khususnya terkait dengan
kapitalisme, untuk menciptakan masyarakat yang adil, sama rata sama rasa, dan terhindar dari
segala bentuk eksploitasi.

3. Emile Durkheim (1858 – 1917)


Sosiologi baru berkembang menjadi sebuah ilmu setelah Emile
Durkheim mengembangkan metode sosiologi dalam bukunya Rules of
Sociology Method, yaitu:
a. Sosiologi harus bersifat ilmiah dimana fenomena-fenomena sosial
harus dipelajari secara objektif dan menunjukkan sifat
kausalitasnya
b. Sosiologi harus memperlihatkan karakteristik sendiri yang
berbeda
c. Menjelaskan kenormalan patologi
d. Menjelaskan masalah sosial secara “sosial” pula
e. Menggunakan metode komparatif secara sistematis

Selain itu, dalam bukunya The Division of Labour Society, Durkheim melihat bahwa setiap
masyarakat manusia memerlukan solidaritas dengan membedakan dua tipe utama solidaritas
yaitu :

a. Solidaritas mekanis; biasanya ditemui pada masyarakat sederhana, didasarkan pada


persamaan, hati nurani, akal, dan hukum
b. Solidaritas organis; ditandai dengan adanya saling ketergantungan antar individu atau
kelompok lain dan tidak lagi sendiri memenuhi kebutuhannya

Lambat laun pembagian kerja dalam masyarakat (diferensiasi atau spesialisasi) semakin
berkembang sehingga solidaritas mekanis akan berubah menjadi solidaritas organis.

Sosiologi79 - 18 -
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

4. Max Weber (1864 – 1920)


Karya penting dari Weber berjudul The Protestant Ethic and The
Spirit of Capitalism yang berisi hubungan antara Etika Protestan
dalam hal ini Sekte Kalvinisme dengan munculnya
perkembangan kapitalisme. Menurut Weber, ajaran Kalvinisme
mengharuskan umatnya untuk bekerja keras dengan harapan
dapat menuntun mereka ke surga dengan syarat bahwa
keuntungan dari hasil kerja keras tidak boleh untuk berfoya-
foya atau bentuk konsumsi lainnya. Hidup sederhana dan
melarang segala bentuk kemewahan menjadikan para penganut
agama ini semakin makmur karena keuntungan yang dihasilkan
ditanamkan kembali menjadi modal. Dari sinilah menurut
Weber kapitalisme di Eropa berkembang pesat.

Selain itu, Weber memandang bahwa hanya individu-individu sajalah yg riil secara obyektif,
dan masyarakat adalah satu nama yg menunjukan pada sekumpulan individu yg menjalin
hubungan. Pandangan beliau tentang tindakan sosial inilah yg kemudian menjadi acuan
dikembangkannya teori sosiologi yg membahas interaksi sosial

D. Sejarah Perkembangan Sosiologi di Indonesia.

Belajar itu mudah- Kali ini di learniseasy.com akan menjelaskan tentang bagaimana sejarah
perkembangan ilmu sosiologi di Indonesia. Sebelumnya dalam telah dijelaskan perkembangan
ilmu sosiologi klasik , kali ini kita akan bahas sejarah perkembangannya di Indonesia. Sosiologi
pada awalnya, Di Indonesia, belum pernah ada kajian kajian tentang masyarakat yang terangkum
dalam satu konsep ilmu pengetahuan yang di namakan sosiologi. Akan tetapi, konsep sosiologi
secara tidak langsung dituangkan dalam berbagai ajaran dan karya pujangga di pelosok Nusantara.
Contohnya saja, ajaran “Wulang Reh” yang ditulis oleh Sri Paduka Mangkunegoro keempat dari
Keraton Surakarta. Di dalam ajaran Wulang reh tersebut diajarkan tentang pola pola hubungan
antara anggota anggota masyarakat Jawa dari berbagai kalangan dan kelas yang berbeda. Hal yang
sama juga dapat anda temukan dalam ajaran Ki Hajar Dewantoro, sebagai peletak dasar dasar
pendidikan Nasional di Indonesia, tentang dasar dasar kepemimpinan dan keluarga yang
terangkum dalam konsep “Ing ngarsa sung tuladha, (Di depan memberikan contoh yang baik) ing
madya mangun karsa, (Di tengah memberikan semangat), tut wuri handayani (dibelakang
memberikan dorongan atau kekuatan)”. Secara tidak langsung merupakan peletak dasar konsep
sosiologi di Indonesia.

Selain itu, unsur unsur sosiologis juga dapat anda temukan dalam karya karya peneliti sebelum
masa kemerdekaan yang berasal dari negara lain seperti Snouck Hurgronje, C. van Valenhoven,
Ter Har, Duyvendak, dan lainnya. Objek dari karya penelitian mereka adalah keadaan masyarakat
di Indonesia (Walaupun pada masa itu belum ada Indonesia). Akan tetapi, deskripsi sosiokultural
masyarakat Indonesia pada saat itu masih bersifat nonsosiologis dan bukan sebagai ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri.bDengan demikian, dapat dikatakan bahwa deskripsi tentang
keadaan sosiokultural masyarakat Indonesia tersebut sudah dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah, tetapi konsep penelaan ilmiah tersebut belum dapat menjadi ilmu yang berdiri sendiri,
melainkan hanya sebagai pembantu terhadap ilmu ilmu lainnya. Dengan demikian sosiologi pada
saat itu hanya bersifat pelengkap atau komplementer.

Pada saat sebelum perang dunia kedua, hanya Sekolah tinggi hukum di Jakarta yang menjadi
lembaga di Indonesia yang memberikan kuliah tentang ilmu sosiologi. Walaupun begitu,
pembelajaran sosiologi dalam lembaga pendidikan tinggi tersebut belum merupakan ilmu yang
berdiri sendiri melainkan hanya sebagai pelengkap mata kuliah di bidang hukum. Para
pengajarnya juga bukan dari orang orang yang secara khusus membidangi di bidang disiplin ilmu

Sosiologi79 - 19 -
RPP Mata Pelajaran Sosiologi – Kelas X/ Ganjil

tersebut sebab di Indonesia pada saat itu belum ada seorangpun sarjana yang khusus membidangi
disiplin ilmu sosiologi. Sementara sosiologi yang diajarkan dalam kuliah tersebut juga masih
berupa filsafat dan teori sosial. Bahkan pada tahun 1934-1935, mata kuliah sosiologi di lembaga
pendidikan tinggi Hukum dihilangkan, hal ini disebabkan oleh adanya pendapat salah satu guru
besar ilmu hukum bahwa pengetahuan tentang bentuk dan susunan masyarakat serta proses yang
terjadi dalam masyarakat tidak dibutuhkan dalam mempelajari dan dalam pendidikan hukum.

Dalam pandangan guru besar di bidang hukum pada saat itu bahwa hukum positif tidak lebih
hanyalah peraturan peraturan yang berlaku dengan sah pada suatu waktu dan suatu tempat
tertentu, sehingga yang terpenting dalam pembelajaran di bidang hukum adalah perumusan
peraturan dan sistem untuk menafsirnya. Barulah setelah terjadinya perang dunia kedua yaitu
tepat setelah Proklamasi kemerdekaan di proklamirkan, Prof. Mr. Soenario Kolopaking yang
memberikan kuliah sosiologi untuk pertama kalinya pada tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik di
Yokyakarta yang tidak lama kemudian dilebur dalam Universitas Negeri Gajah Mada Yokyakarta.

Di Universitas Gajah Mada lah, sosiologi di ajarkan di Indonesia sebagai ilmu pengetahuan dalam
jurusan Ilmu pemerintahan dalam negeri, hubungan luar negeri, dan publisistik. Selanjutnya pada
tahun 1950, beberapa anak bangsa memperdalam ilmu sosiologi di luar negeri dengan secara
khusus kuliah tentang ilmu sosiologi. Salah satu tanda perkembangan sosiologi di Indonesia pada
masa itu adalah dengan terbitnya buku sosiologi dengan judul “Sosiologi Indonesia” yang ditulis
dalam bahasa Indonesia oleh Mr. Djody Gondokusumo yang berisikan tentang pengertian dasar
sosiologi secara teoritis dan bersifat filsafat.

Kemudian perkembangan sosiologi di Indonesia berlanjut pada tahun 1950 dengan terbitnya
buku kedua tentang sosiologi yang ditulis oleh Barsono. Lalu buku berjudul “Sosiologi untuk
Masyarakat Indonesia” oleh Hassan Shadily yang berisikan tentang kajian kajian sosiologi modern.
Pada akhirnya, timbul kesadaran untuk menambah khasanah rakyat Indonesia akan ilmu sosiologi
dengan menambahkan referensi referensi ilmu sosiologi dengan mengimpor buku dari luar negeri
yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Berdasarkan keterangan
perkembangan sosiologi di Indonesia diatas, dapat dikatakan bahwa sosiologi di Indonesia pada
awalnya hanya sebagai pelengkap dan kemudian seiring perkembangan zaman dan kemerdekaan
dan kebutuhan negara untuk mengetahui kondisi masyarakatnya maka sosiologi kemudian
dijadikan ilmu pengetahuan. Yang hingga sekarang dapat kita lihat, sudah banyak jurusan
Sosiologi di Universitas universitas di Indonesia dan di pelajaran SMA.

Sosiologi79 - 20 -

Anda mungkin juga menyukai