Anda di halaman 1dari 75

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

DINAS PERUMAHAN PERMUKIMAN CIPTA


KARYA DANTEKNIS
SPESIFIKASI TATA RUANG
Jalan Ahmad Yani No. 4 Sidoarjo Telp. (031) 8960982
SIDOARJO

SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM
PENATAAN BANGUNAN

KEGIATAN
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DI WILAYAH DAERAH
KABUPATEN/KOTA, PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN BANGUN (IMB) DAN
SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG

SUB. KEGIATAN
PERENCANAAN, PEMBANGUNAN, PENGAWASAN, DAN PEMANFAATAN BANGUNAN
GEDUNG DAERAH KABUPATEN/KOTA

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN PENUNJANG INFRASTRUKTUR MAKAM SONO

TAHUN ANGGARAN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………….... 1

PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………… 2-3

BAB I SPESIFIKASI BAHAN DAN MATERIAL …………………………………………….. 4-11

BAB II SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN … 12

BAB III SPESIFIKASI PROSES / KEGIATAN ………………………………………………… 13


PASAL 1 UMUM ………………………………………………………………………………... 13
PASAL 2 BATASAN/PERATURAN …………………………………………………………… 13
PASAL 3 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI ……………………………………… 14
PASAL 4 JENIS DAN MUTU BAHAN ………………………………………………………… 15
PASAL 5 URAIAN PEKERJAAN ………………………………………………………………. 15
PASAL 6 GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN ………………………………………………… 15
PASAL 7 TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) …………………………………………………… 16
PASAL 8 PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR …………………………… 16-17
PASAL 9 SARANA DAN CARA KERJA ………………………………………………………. 17
PASAL 10 PERSIAPAN DI LAPANGAN ……………………………………………………….. 18-19
PASAL 11 JADWAL PELAKSANAAN …………………………………………………………. 19
PASAL 12 KUASA PENYEDIA DI LAPANGAN ………………………………………………. 19-20
PASAL 13 PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN ……………………………... 20
PASAL 14 JAMINAN DAN KESELAMATAN TUBUH ………………………………………... 21
PASAL 15 ALAT-ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN ………………………………… 21
PASAL 16 SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN ……………. 21
PASAL 17 PEKERJAAN TIDAK BAIK …………………………………………………………. 22
PASAL 18 PEKERJAAN TAMBAH KURANG …………………………………………………. 22
PASAL 19 PERIJINAN DAN PAPAN NAMA PROYEK ……………………………………….. 22
PASAL 20 PENGAMAN LOKASI ……………………………………………………………….. 23

BAB IV SPESIFIKASI METODE KONSTRUKSI/ METODE PELAKSANAAN .….……… 24


PASAL 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN K3 ………………………………………….. 25-31
PASAL 2 PEKERJAAN PERSIAPAN …………………………………………………………... 32
PASAL 3 PEKERJAAN TANAH ……………………………………………………………….. 33-34
PASAL 4 PEKERJAAN PONDASI………….………………………………..…………………. 35
PASAL 5 PEKERJAAN BETON…….…………………………………………………………... 36-46
PASAL 6 PEKERJAAN PASANGAN…...……………………………….……………………… 47-48
PASAL 7 PEKERJAAN RANGKA ATAP …………………….………………...……………… 49
PASAL 8 PEKERJAAN PENUTUP ATAP.………………………...…………………………… 50-51
PASAL 9 PEKERJAAN PLAFOND………………………………..……………………………. 52
PASAL 10 PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA………………………….. 53-55
PASAL 11 PEKERJAAN PENGGANTUNG, KUNCI.…….…………………………………… 56
PASAL 12 PEKERJAAN KACA …………………………………………………………………. 57-58
PASAL 13 PEKERJAAN LANTAI ……………………………..................................................... 59-60
PASAL 14 PEKRJAAN LISTRIK……... ………………………………………............................ 61-63
PASAL 15 PEKERJAAN PENGECATAN…. ……………………………………………………. 64-65
PASAL 16 PEKERJAAN KAMAR MANDI ……………………………………………………. 66-69
PASAL 17 PEKERJAAN TANDON………………………………… …………………………... 70-72
PASAL 18 PEKERJAAN PEMELIHARAAN,GAMBAR KERJA, PENUTUP..………………... 73
BAB V SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI ……………………………………. 74-75

1
NAMA PROGRAM : PENATAAN BANGUNAN
NAMA KEGIATAN : PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DI
WILAYAH DAERAH KABUPATEN/KOTA, PEMBERIAN
IZIN MENDIRIKAN BANGUN (IMB) DAN SERTIFIKAT
LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
SUB KEGIATAN : PERENCANAAN, PEMBANGUNAN, PENGAWASAN, DAN
PEMANFAATAN BANGUNAN GEDUNG DAERAH
KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN PENUNJANG INFRASTRUKTUR MAKAM
SONO
LOKASI KEGIATAN : JL. KESATRIAN BUDURAN - SIDOARJO
TAHUN ANGGARAN : 2023

PENDAHULUAN

1. Ruang Lingkup Pekerjaan


Sesuai dengan Permen PU 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pembangunan Gedung Negara
Lingkup Kegiatan Konstruksi Bangunan Gedung meliputi :
a. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan konstruksi fisik, baik
dari segi kelengkapan maupun segi kebenarannya.
b. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu pelaksanaan, jadwal pengadaan
bahan, jadwal pengunaan tenaga kerja, dan jadwal penggunaan peralatan.
c. Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman pelaksanaan.
d. Menyusun gambar pelaksanaan (Shop Drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukannya.
e. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai dengan dokumen
pelaksanaan.
f. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui rapat-rapat lapangan,
laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan pekerjaan, laporan
persoalan yang timbul atau dihadapi, dan surat-menyurat.
g. Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan (As Built
Drawing).
h. Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terjadi di masa pemeliharaan
konstruksi.

2. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan PEMBANGUNAN PENUNJANG INFRASTRUKTUR MAKAM SONO meliputi :

A. PENERAPAN SMKK
I. PENYIAPAN RKK
II. SOSIALISASI PROMOSI DAN PELATIHAN
III. ALAT PELINDUNG KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI
IV. ASURANSI DAN PERIJINAN
V. FASILITAS SARANA DAN PRASARAN KESEHATAN
VI. RAMBU-RAMBU K3

2
VII. LAIN-LAIN TERKAIT PENGENDALIAN RESIKO KESELAMATAN
KONSTRUKSI

B. PEMBANGUNAN KAMAR MANDI DAN TOILET


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN TANAH
III. PEKERJAAN PONDASI
IV. PEKERJAAN BETON
V. PEKERJAAN PASANGAN
VI. PEKERJAAN RANGKA ATAP
VII. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
VIII. PEKERJAAN PLAFOND
IX. PEKERJAAN PINTU JENDELA
X. PEKERJAAN LANTAI
XI. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
XII. PEKERJAAN CAT
XIII. PEKERJAAN KAMAR MANDI / WC
XIV. PEKERJAAN TANDON

C. RUMAH PRAJURIT 1 KOPEL (2UNIT)


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN TANAH
III. PEKERJAAN PONDASI
IV. PEKERJAAN BETON
V. PEKERJAAN PASANGAN
VI. PEKERJAAN RANGKA ATAP
VII. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
VIII. PEKERJAN PLAFOND
IX. PEKERJAAN PINTU JENDELA
X. PEKERJAAN LANTAI
XI. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
XII. PEKERJAAN CAT
XIII. PEKERJAAN SANITASI

3. Waktu Pelaksanaan
a. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 120 Hari Kalender
b. Pelaksanaan pekerjaan mulai bulan Juli 2023
Pekerjaan harus sedah selesai bulan Oktober 2023

3
BAB I
SPESIFIKASI BAHAN DAN MATERIAL

Nama Pekerjaan : PEMBANGUNAN PENUNJANG INFRASTRUKTUR MAKAM SONO


Lokasi Kegiatan : JL. KESATRIAN BUDURAN - SIDOARJO

No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN

1 Pekerjaan Persiapan
a. Kelegkapan K3 Mutu Baik / Tidak Cacat
• Kayu Usuk 4x6 cm kayu √
b. Papan Nama Kegiatan Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1
Tahun
• Triplek tebal 9mm Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1 √
• Paku Usuk Mutu Baik √
• PrintOut Banner Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1 √
• Cat Tembok Catylac

2 Pekerjaan Persiapan
• Kayu Usuk 4x6 cm kayu √
a. Bouwplank Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1
Tahun
• Paku Usuk Mutu Baik √
• Kayu Papan 2/20 cm kayu √
Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1
Tahun

5
No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN
1. Hasil bongkaran harus ditata sesuai jenis bahan, didata
b. Bongkaran dan dilaporkan dalam berita acara serah terima
bongkaran.
2. Semua hasil bongkaran tidak boleh dipakai oleh
Penyedia dalam melaksanakan pekerjaannya.
3. Kecuali bongkaran yang tidak bernilai harus dibuang ke
luar lokasi termasuk sampah yang ada dilokasi
3 Pekerjaan Tanah • Sirtu Bermutu Baik √

4 Pekerjaan Beton
a. Besi Beton • Struktur : √
≤12 mm = fy 240 Mpa U24 √
(Mutu SNI) Lautan Steel, Hanil Jaya Steel, Bhirawa
(polos/undeformed bars)
b. Beton
• Struktur Pendukung : K-200 Site mix dengan molen mixer √
• Rabat : K-100 Site mix dengan molen mixer √
• Semen portland (40 kg) Holcim, Tiga Roda, Semen Gresik √
• Pasir beton Bermutu Baik ex. Lumajang √
• Batu Pecah Mesin 1/2 cm Bermutu Baik √
• Kawat Beton Bermutu Baik √

c. Bekisting • Dolken dia. 8 s.d 10cm Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1 √
• Kayu Kaso 5/7cm kayu √
Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1
Tahun
• Kayu Kaso 4/6cm kayu √
Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1
Tahun

6
No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN
• Triplek tebal 9mm Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1 √
• Paku Usuk √
• Minyak Bekisting √

5 Pekerjaan Pasangan • Batu Bata Merah Bermutu Baik Mojosari (KW1) √

6 Pekerjaan Plesteran
➢ Plesteran Biasa 1PS :5PP Semen portland (40 kg) Holcim, Tiga Roda, Semen Gresik √
➢ Plesteran Beton 1PS : √
• Pasir Pasang Mojosari, Kediri bermutu baik
3PP
➢ Acian

7 Pekerjaan Rangka Atap


• Canal C 125x50x20x2,3 (SNI) Krakatau Steel, Lautan Steel √
• Kawat las Kobe, Nippon Steel √
• Usuk Galvalume C 75 √
Kencana
t=0,75
• Reng Galvalume R 30 Kencana √
8 Pekerjaan Penutup Atap
• Genteng Onduvilla 3mm Onduline Tile √
• Nok Bitumen Monolayer Onduline Tile √
• Talang Galvalume l=90 cm Mutu SNI √
• Kalsiplank l=30 cm Kalsi √

7
No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN
9 Pekerjaan Plafon
• Hollow 3.5x3.5 cm Kencana √
• Hollow 1.5x1.5 cm Kencana √
• Gypsumnoard 9mm Jayaboard √
• Calsium Silicate Board √
Kalsi, GRC
4mm
• List Gypsum √

10 Pekerjaan Pintu Jendela


• Kusen aluminium 4″ (Dark √
Alexindo
Brown)
• Daun Jendela Model √
Alexindo
Casement (Dark Brown)
• Daun Pintu Board WPC
Duma
tebal 0,5 cm
• Kunci Pintu Tanam 2xPutar Dekson, Solid √
• Engsel Pintu 4” Dekson, Solid √
• Engsel Jendela Model √
Dekson, Solid
casement 16”
• Engsel Jendela Model √
Dekson, Solid
casement 8”
• Grendel Rabuncis Dekson, Solid √
• Kaca Bening Asahimas, Mulia √
• Kaca Cermin Asahimas, Mulia √
• Pintu Koboi lengkap Mutu Baik / Tidak Cacat

8
No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN
11 Pekerjaan Lantai
• Keramik : 40x40cm (Polos) Hercules, Platinum √
• Keramik : 40x40cm (Kasar) Hercules, Platinum √
• Keramik : 30x30 cm KIA, Asia Tile √
• Keramik : 30x60 cm KIA, Asia Tile √

12 Pekerjaan Pengecatan • Cat Tembok Interior Dulux Catylac


• Cat Tembok Exterior No Drop √
• Cat Plafond Paragon √
• Cat Kayu Emco √

• Kabel NYA 500 Volt Eterna, Kabel Metal √


13 Pekerjaan Instalasi Listrik 1x1,5mm2 (untuk Titik
lampu)
• Kabel NYA 500 Volt Eterna, Kabel Metal √
1x2,5mm2 (untuk Stop
kontak)
• Pipa PVC 5/8” Mutu SNI √
• Inbouw Doos PVC Mutu SNI √
• Fiting Plafon Broco √
• Isolator Nachi √
• Skalar Broco √
• Stop Kontak Broco √
• Lampu LED 12 Watt Philips √
• Lampu LED 6 Watt Philips √

9
No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN
Pekerjaan Kamar Mandi / • Kloset jongkok √
14 INA
WC
• Kloset duduk TOTO √
• Floor drain 4" plastik Mutu Baik √
• Pipa PVC 1/2" Tipe AW Maspion √
• Pipa PVC 3" Type D Wavin, Rucika √
• Pipa PVC 4" Type D Wavin, Rucika √
• Kran air Onda √
• Pintu Kamar Mandi Mutu Baik √
• Buis Beton ∅90cm Mutu Baik √
• Tutup Buis Beton ∅90cm Mutu Baik √
• Shower Onda √
• Septictank Beton Kap. 5m3 Mutu SNI √
• Buis Beton ∅100cm Mutu Baik √
• Tutup Buis Beton ∅90cm Mutu Baik √
• Pegangan stainlees Difabel Mutu Baik

15 Pekerjaan Tandon
• Tandon air Fiberglass √
Pinguin
Kapasitas 2000 liter
• Tandon air Fiberglass √
Pinguin
Kapasitas 650 liter
• Pompa air 1HP lengkap Yamamax √
• Pengeboran dan casing
Mutu Baik
sumur

10
No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN
Kategori identifikasi termasuk Pekerja Kejatuhan material bongkaran
16 Penyelenggaraan SMKK
bahaya ringan/ rendah

11
BAB II
SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN

No Jenis Alat Jumlah Kapasitas Minimal Keterangan


Dipakai pada saat
Concrete Mixer
1 1 unit 0,3 m3 pengecoran beton
(Molen Beton)
praktis
Layak fungsi pada saat
2 Genset 1 Unit 5 KVA
pelaksanaan
Layak fungsi pada saat
3 Mobil Pickup 1 unit 1 Ton
pelaksanaan
Kap. 100mm (4”)
Layak fungsi pada saat
4 Bar Cutter 1 Unit kecepatan tanpa
pelaksanaan
beban 12.000 rpm
Layak fungsi pada saat
5 Scafolding 10 Set
pelaksanaan

12
BAB III
SPESIFIKASI PROSES / KEGIATAN

PASAL 1
UMUM

1.1 Spesifikasi Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan PEMBANGUNAN PENUNJANG
INFRASTRUKTUR MAKAM SONO.
1.2 Penyedia harus melindungi pemilik dari tuntutan hak paten, lisensi serta hak cipta yang
melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Penyedia untuk
melaksanakan pekerjaan.

PASAL 2
BATASAN / PERATURAN

2.1 Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia harus tunduk kepada :


a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
e. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
f. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
h. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
i. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
j. SKSNI T-15-1991-03
k. SNI 03 -1729-2002
l. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
m. Undang- undang 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor; 22/PRT/M/2018
tentang Pembangunan Gedung Negara, dan
o. Peraturan – Peraturan lain yang masih berlaku

13
PASAL 3
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

Berdasarkan Permen PU No.21/PRT/M/2019 pada Bab. II Bagian Ke empat Pasal 14 ayat 1 yang
tertulis : Penerapan SMKK dalam tahapan pemilihan Penyedia Jasa oleh Pengguna Jasa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 huruf a dituangkan dalam dokumen pemilihan dengan
menilai RKK sesuai dengan format huruf E sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; maka ditetapkan pekerjaan
PEMBANGUNAN PENUNJANG INFRASTRUKTUR MAKAM SONO dengan katagori
identifikasi bahaya Ringan.
Identifikasi Bahaya K3 yang memuat rincian singkat perihal penjelasan potensi, jenis dan
identifikasi bahaya serta kriteria evaluasi K3K, sebagai berikut :

Tabel Identifikasi Bahaya


No Uraian Pekerjaan Potensi Bahaya / Identifikasi Bahaya
1 Pekerjaan Pembongkaran Paving Tertimpa material bekas bongkaran

PASAL 4
JENIS DAN MUTU BAHAN

4.1 Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi,
Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980
dan Perpres nomor 54 Tahun 2010.
4.2 Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila
bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan
yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Pejabat Pembuat
Komitmen / Direksi (secara tertulis).
4.3 Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa /
bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
4.4 Bila Penyedia telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan
atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus
ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya
menjadi tanggung jawab Penyedia.
4.5 Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-
barang yang memuaskan Pemberi Tugas.

14
PASAL 5
URAIAN PEKERJAAN

5.1 Penyediaan
Penyedia harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik
dan sebagainya yang diperlukan oleh Penyedia dan untuk semua alat-alat tersebut pada
waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan
yang diakibatkannya.
5.2 Kuantitas dan kualitas pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-
syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-
syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau
mempengaruhi penerapan dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian
dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak
ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh
pemberi tugas.

PASAL 6
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

6.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar rencana, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah
disampaikan kepada Penyedia beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia tidak boleh
mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan Penyediaan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud
lain.
6.2. Gambar-gambar tambahan
Bila Pejabat Pembuat Komitmen / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana
harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip yang disyahkan oleh
Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.
6.3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas
perintah pemberi Tugas atau tidak, Penyedia harus membuat gambar-gambar yang sesuai
dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan
perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-
gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya
ditanggung oleh Penyedia.
6.4. Gambar detail pelaksanaan ( Shop Drowing)
a. Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang
meliputi semua pekerjaan detail, harus disediakan oleh Penyedia dan harus diserahkan
ke Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus ditunjukkan dalam Gambar
Data Pelaksanaan (Shop Drawing).

15
c. Penyedia harus bertanggungjawab terhadap segala perbedaan dimensi dan semua
bagian pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain, dan semua pekerjaan yang
diperlukan untuk mengakomodasi pekerjaan yang termasuk didalamnya mewujudkan
tujuan disain.
d. Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan bila :
• Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang
memadai.
• Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang
diijinkan) pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya.
• Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi kesempurnaan
konstruksi.
• Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
6.5. Gambar-gambar ditempat pekerjaan
Penyedia harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam
keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam
masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu
memerlukan.

PASAL 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)

7.1. Adapun kebangsaan Penyedia, Sub Penyedia, leveransir atau penengah (Arbitrase) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal /menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau
bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-undang yang
melindungi kontrak ini.
7.2. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya pelaksanaan
pekerjaan Penyedia, Penyedia berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas
dengan nomor telpon rumah kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

PASAL 8
PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

8.1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar
detail yang dipakai/diikuti.
8.2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan / ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
8.3. Bila terdapat perbedaan antara Spesifikasi Teknis dan gambar, maka Spesifikasi Teknis dan
RAB yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas.
8.4. Spesifikasi Teknis dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang Spesifikasi Teknis tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.

16
8.5. Yang dimaksud dengan Spesifikasi Teknis dan gambar di atas adalah Spesifikasi Teknis dan
gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan
pekerjaan
8.6. Penyedia berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas. Setelah
Penyedia menerima dokumen dari Pejabat Pembuat Komitmen dan hal tersebut akan
dibahas dalam rapat penjelasan.
8.7. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia diharuskan meneliti kembali semua dokumen
yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.

PASAL 9
SARANA DAN CARA KERJA

9.1. Penyedia wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan
yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
9.2. Penyedia harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak
tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Penyedia
harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
9.3. Penyedia harus menyediakan alat-alat kerja yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan
dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
9.4. Penyedia wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Penyedia bertanggung jawab penuh atas seluruh cara
pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
9.5. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan.
9.6. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
9.7. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Penyedia Pelaksana sudah harus menyelesaikan
gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
b. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.
9.8. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
9.9. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal
ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
9.10. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Penyedia, bila :
a. Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan.
b. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan
pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan,
halaman, dan lain sebagainya).
9.11. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak
berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

17
PASAL 10
PERSIAPAN DI LAPANGAN
Selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan Penyedia harus menyediakan / menyiapkan :
10.1. Kantor Penyedia, Los Dan Halaman Kerja, Gudang Dan Fasilitas Lain
Penyedia harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai Kontrak. Penyedia harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya
fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Penyedia harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-
fasilitas tersebut. Penyedia harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan
terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Penyedia dapat menggunakan kembali kantor,
los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
10.2. Air Dan Daya
a. Penyedia harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
• Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-
zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi.
• Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
b. Penyedia harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara
yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi
persyaratan yang berlaku. Penyedia harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan
peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Bila diperlukan (atas
petunjuk Konsultan Pengawas) Penyedia harus pula menyediakan penangkal petir
sementara untuk keselamatan.
10.3. Saluran Pembuangan
Penyedia harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas

10.4. Pembersihan Halaman


a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bila terdapat bahan-
bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus
dikumpulkan menjadi satu untuk selanjutnya dibuatkan Berita Acara Bekas Bongkaran.
10.5. Koordinasi
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yang sudah
disediakan oleh User / Pemberi Tugas dan Penempatan barang-barang tersebut harus

18
rapi sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan aktifitas kerja dilingkungan
lokasi pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika Penyedia memanfaatkan / memakai
fasilitas yang ada dilingkungan sekolah harus ada Ijin tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen atau pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala peraturan-
peraturan/aturan-aturan yang ada.

PASAL 11
JADWAL PELAKSANAAN

11.1. Penyedia Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam
bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan
butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
11.2. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.
Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
11.3. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia belum menyelesaikan
pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Penyedia Pelaksana harus dapat menyajikan jadwal
pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.
11.4. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Penyedia Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang
harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 12
KUASA PENYEDIA DI LAPANGAN

12.1. Penyedia dan Prosedur Pelaksanaan


Penyedia harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan kecakapan dan
perhatian sepenuhnya.
Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik
urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada
didalam kontrak.

12.2. Pegawai Penyedia yang melaksanakan :


a. Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada pelaksana pekerjaan Penyedia
harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai bidang
keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada
ditempat pekerjaan.
b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan
mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak
terjadi kesalahan-kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus
dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan
apabila ada izin tertulis dari Pengawas/ Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan rapat

19
Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia, untuk
melaksanakan sesuai gambar dan bestek.
d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari Penyedia
berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini
Penyedia harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

PASAL 13
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

13.1. Keamanan dan kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia diwajibkan mengadakan segala hal yang
diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi,
air minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala
peraturan dan tata tertib, ordonansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.
13.2. Terhadap wilayah orang lain
Penyedia diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tampak dan harus mencegah
para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
13.3. Terhadap milik umum
Penyedia harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih dari
bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Penyedia juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang disebabkan
oleh kegiatan Penyedia, maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan
menjadi tanggung jawab Penyedia.
13.4. Keamanan Terhadap Pekerjaan
Penyedia bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi ditapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh
Direksi. Penyedia harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan
kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian
yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan
dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang
dikehendaki atau diinstruksikan.

20
PASAL 14
JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH

14.1. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Penyedia harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat
pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna
memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, bila hal
ini meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium.

14.2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut pada
waktu pelaksanaan, Penyedia harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
Penyedia dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.

14.3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang
selalu tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.

PASAL 15
ALAT-ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN

Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus menyediakan/menyiapkan alat-alat baik untuk


sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi
kwalitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton mollen, waterpas, theodolit, lampu
penerangan dan sebagainya.

PASAL 16
SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

16.1. Penyedia harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara
pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
16.2. Penyedia menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik
bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap
defiktif.
16.3. Dalam pengajuan penawaran Penyedia harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian/pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
16.4. Diluar jumlah tersebut Penyedia tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya pengiriman yang
tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

21
PASAL 17
PEKERJAAN TIDAK BAIK

17.1. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Penyedia membongkar pekerjaan apa
saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-
bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam
pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.
17.2. Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Penyedia untuk disempurnakan
dengan kontrak.
17.3. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan
kontrak.
17.4. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan) mengeluarkan
perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

PASAL 18
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

18.1. Penyedia berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut gambar-gambar
detail yang telah disahkan oleh Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam
bagian-bagian menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang
baik.
18.2. Penyedia selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu
demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun satu dan
lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.
18.3. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara
tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan
dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak tercantum dalam
daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
18.4. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.

PASAL 19
PERIJINAN DAN PAPAN NAMA PROYEK

19.1. Penyedia tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas lapangan
pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa ijin Direksi.
19.2. Penyedia harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan
pekerjaan.
19.3. Penyedia wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. sesuai dengan gambar. Penyedia tidak diijinkan
menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar
proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

22
PASAL 20
PENGAMAN LOKASI

Penyedia bertanggungjawab atas keamanan seluruh lokasi pekerjaan hingga penyerahan


yang ke – 2 diterima dengan baik, untuk itu Penyedia berhak melarang orang-orang yang
tidak berkepentingan masuk ke lokasi pekerjaan.

23
BAB IV
SPESIFIKASI METODE KONSTRUKSI/METODE PELAKSANAAN/METODE KERJA

PASAL 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN K3

1.1. Pekerjaan Persiapan


a. Pada seluruh luasan lokasi pekerjaan yang akan dibangun dilakukan pembersihan
yang menggangu pelaksanaan pekerjaan.
b. Segera setelah pembersihan lokasi, dilakukan pengukuran / uitzet untuk menentukan
peil bangunan rencana terhadap keadaan existing sesuai yang dimaksudkan dalam
gambar perencanaan.Pengukuran / Uitzet ini harus menggunakan alat ukur yang
memadai bersama dengan Konsultan Pengawas.
c. Penyedia diwajibkan mencocokkan ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar kerja
dan rencana kerja dengan keadaan bangunan existing dan segera memberitahukan
kepada Direksi setiap ada perbedaan yang terjadi.
d. Semua kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan karena kelalaian
Penyedia dalam memperhitungkan perbedaan ukuran seperti tersebut di atas adalah
sepenuhnya tanggung jawab Penyedia.

1.2. Pekerjaan Papan Nama Proyek


a. Pemasangan papan nama yang isinya identitas proyek dengan ukuran 80 cm x 120
cm ditopang dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pejabat
Pembuat Komitmen melalui Konsultan Pengawas dan atau sesuai tata aturan
Pemerintah Daerah setempat.
b. Tiang usuk 4x6 kayu Tahun dan papan nama dari triplek 9 mm bingkai lis siku
aluminium 3 cm.
c. Papan proyek dibuat sesuai butir (1) & (2) dan dipasang di bagian depan lokasi
pekerjaan.
d. Dipersiapkan pada awal pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan fisik bangunan.
e. Papan nama ditulis atau ditempel spanduk yang berisi nama kegiatan, anggaran,
sumber dana, lokasi kegiatan, waktu pelaksanaan, pelaksana dan lain lain sesuai
dengan yang telah disepakati.

24
1.3. Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Penyedia diwajibkan memenuhi kebutuhan untuk Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
dengan menyiapkan kelengkapan K3 antara lain:

No Uraian Satuan
1 Penyiapan RKK Set
Pembuatan Dokumen RKK
2 Sosialisasi Promosi dan Pelatihan
a. Pengarahan K3 Ls
b. Spanduk K3 Bh
c. Papan Informasi K3 Bh
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
a. Pembatas Area (Restricted Area) Ls
b. Topi Pelindung (Safety helmet) Bh
c. Pelindung Pernafasan dan Mulut (masker) Box
d. Sarung tangan (safety gloves) Psg
e. Sepatu Keselamatan (safety shoes) Psg
f. Rompi Keselamatan Bh
4. Fasilitas Sarana dan Pasarana Prasarana Kesehatan
Peralatan P3K Ls
5. Rambu-Rambu K3
a. Rambu Petunjuk Bh
b. Rambu Larangan Bh
c. Rambu Peringatan Bh
d. Rambu Kewajiban Bh
6. lain-lain terkait Pengendalian Resiko Keselamatan Konstruksi
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Bh
b. Bendera K3 Bh
c. Bendera Nasional Bh
d. Timba Cuci Tangan Bh

25
✓ Penyiapan RKK
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) merupakan dokumen lengkap rencana
penerapan SMKK dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak.

CONTOH
LAMPIRAN SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

……………………… RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

(logo & nama perusahaan) (digunakan untuk usulan penawaran)

DAFTAR ISI
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A.1. Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
B.1 Identifikasi bahaya, penilaian resiko, pengendalian dan peluang
B.2 Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3 Standar dan peraturan perundangan
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1 Sumber daya
C.2 Kompetensi
C.3 Kepedulian
C.4 Komunikasi
C.5 Informasi terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1 Perencanaan dan pengendalian operasi
D.2 Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1 Pemantauan dan evaluasi
E.2 Tinjauan manajemen
E.3 Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi

Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai


dengan format di bawah ini:

26
(contoh Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi Badan Usaha Tunggal/ Atas
Nama Sendiri)

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ………………………[nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : …………………
Bertindak untuk : PT/CV/Firma/atau lainnya…………….[pilih yang
sesuai dan cantumkan nama]

dalam rangka pekerjaan ………………… [isi nama paket] pada


………………[isi sesuai dengan namam Pokja Pemilihan] berkomitmen
melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya zero accident,
dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP);
7. Memenuhi 9 (Sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

……………[tempat], ……[tanggal],………..[bulan] 20…..[tahun]

[nama penyedia]

[tanda tangan]
[nama lengkap]

27
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian resiko, Pengendalian, dan Peluang

Tabel 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, PENETAPAN


PENGENDALIAN RESIKO K3

Nama Perusahaan :………


Kegiatan :………
Lokasi :………
Tanggal dibuat :……… halaman:………./……….

Contoh format tabel IBPRP


DESKRIPSI RESIKO PENILAIAN TINGKAT RESIKO PENILAIAN SISA RESIKO
IDEN PERSY NI NI
JENI
TIFIK ARAT LA LA
S TIN PENGE TIN
URAI ASI AN PENGE I I
BAH KEPA GK NDALI KEPA GK KETE
N AN BAHA PEME NDALI KEMU RE KEMU RE
AYA RAH AT AN RAH AT RANG
O PEKE YA NUHA AN NGKIN SI NGKIN SI
(Tipe AN RES LANJU AN RES AN
RJAA (Skena N AWAL AN (F) KO AN (F) KO
Kece (A) IKO TAN (A) IKO
N rio PERAT (F (F
lakaa (TR) (TR)
Bahay URAN XA XA
n)
a) ) )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Keterangan:
1. PPK mengisi kolom 1,2, dan 3
2. PPK mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan tahapan
pekerjaan.
3. Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh PPK berdasarkan tahapan
pekerjaan, dimana penyedia jasa dapat menambahkan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya
dari yang sudah dicantumkan oleh PPK berdasarkan analisis Ahli K3 Konstruksi dan/atau
Petugas Keselamatan Konstruksi.
4. Kolom 12,13,14,15, dan 16 diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar
penilaian Ahli K3 KOnstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, apabila dinilai tidak
ada yang diisikan, maka dapat ditulis “tidak ada” atau “n/a”.

Dibuat oleh,

Kepala Pelasanaan Pekerjaan Konstruksi

28
B.2. Rencana tindakan (sasaran khusus & program khusus)

Nama Perusahaan :………


Kegiatan :………
Lokasi :………
Tanggal dibuat :……… halaman:………./……….

No. Pengendalian Sasaran Program


Resiko uraian Tolok Uraian Sumber Jadwal Bentuk Indikator Penanggung
(sesuai kolom ukur kegiatan daya pelaksanaan monitoring pencapaian jawab
tabel 6
IBPRP)

Dibuat oleh,

Kepala Pelasanaan Pekerjaan Konstruksi


C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
Contoh Jadwal Program Komunikasi
no Jenis Komunikasi PIC Waktu Pelaksanaan
1 Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety
Induction)
2 Pertemuan pagi hari (safety morning)
3 Pertemuan Kelompok Kerja (toolbox
meeting)
4 Rapat Keselamatan Konstruksi
(construction safety meeting)

D. Operasi Keselamatan Konstruksi


Contoh analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis)

Nama Pekerja :………


Nama Paket Pekerjaan :………
Tanggal Pekerjaan :………

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan :

1 Helm (safety helmet) ✓ 4 Rompi keselamatan (safety vest)


2 Sepatu (safety shoes) 5 Masker pernafasan (respiratory)
3 Sarung tangan (safety gloves) 6 …….dst

Urutan langkah Identifikasi biaya pengendalian Penanggung jawab


pekerjaan

29
E. Evaluasi Keselamatan Konstruksi
Pemantauan dan Evaluasi

Contoh jadwal inspeksi dan audit


Bulan ke-
no kegiatan PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Inspeksi
Keselamatan
Konstruksi
2 Patroli
Keselamatan
Konstruksi
3 Audit
Internal

✓ Sosialisasi Promosi dan Pelatihan

a) Pengarahan K3
Pengarahan K3 dilakukan oleh tenaga ahli K3 atau petugas keselamatan konstruksi
yang dilakukan setiap minggu 1-3 kali. Pengarahan yang dilakukan disesuaikan
dengan kegiatan konstruksi yang dilakukan saat itu. Untuk proyek PEMBANGUNAN
PENUNJANG INFRASTRUKTUR MAKAM SONO ini pengarahan dengan alokasi
waktu 1 x seminggu dengan masa pengerjaan 8 minggu dengan total alokasi dananya
sebesar Rp 350.000,00.
b) Spanduk K3
Spanduk K3 menggunakan bahan kain abutai atau sejenisnya dengan ketentuan
dimensi 1x3 meter dilengkapi dengan tali pengikat di setiap sisi.
c) Papan Informasi K3
Papan informasi K3 berfungsi untuk memberikan informasi bahaya atau tindakan
yang harus dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan di lokasi proyek. Papan ini
sangat penting dalam hal komunikasi K3 agar karyawan mengetahui resiko di tempat
kerja dan bisa memperkirakan apa yang harus dilakukan. Pemasangan papan
informasi K3 dengan ukuran 100 cm x 200 cm ditopang dengan tiang setinggi 250
cm atau sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen melalui Konsultan
Pengawas dan atau sesuai tata aturan Pemerintah Daerah setempat. Tiang yang
digunakan adalah usuk 4x6 kayu Tahun dan papan nama dari triplek 9 mm bingkai
lis siku aluminium 3 cm. Papan informasi K3 tersebut dipasang di lokasi kegiatan
pada tempat yang mudah dilihat oleh setiap orang yang datang ke tempat tersebut.

✓ Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri


Terdiri atas pembatas area, topi pelindung, pelindung pernafasan dan mulut, sarung tangan,
sepatu keselamatan, dan rompi pekerja. Pembatas area berupa police line yang dipasang
mengelilingi proyek yang dikerjakan agar orang yang tidak berhubungan dengan pekerja
dan petugas konstruksi tidak masuk ke dalam proyek yang dikerjakan.
Safety helmet, masker, safety gloves, safety shoes, dan safety vest masing-masing
berjumlah minimal 5 buah dan maksimal 10 buah.
✓ Asuransi BPJS
✓ Fasilitas Sarana dan Prasarana Kesehatan

30
Berupa peralatan K3 diantaranya adalah kotak P3K, tabung oxygen ( oxycan 500 cc), obat
merah, betadine, rivanol, kapas medis, kasa, plester medis, dsb.

✓ Rambu-Rambu K3
Rambu – rambu K3 merupakan bagian penting dalam penerapan K3 di lingkungan proyek
konstruksis dan harus dipasang di tempat – tempat yang strategis dalam arti mudah dilihat
dan sesuai dengan situasi kerja.
Contoh rambu-rambu K3 yang dapat digunakan pada proyek konstruksi dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:

1.4. Hasil Akhir Yang Diharapkan dari Pekerjaan ini adalah :


a. Pembersihan lokasi awal + akhir
a. Pada saat pembersihan lokasi awal diharapkan semua fasilitas existing tidak
mengalami kerusakan.
b. Pada saat pembersihan lokasi akhir diharapkan semua bekas pekerjaan bersih dan
tidak ada kotoran.
b. Papan Nama Proyek
• Paling lambat 1 minggu setelah kontrak, papan nama kegiatan harus sudah
terpasang di lokasi pekerjaan.

c. Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)


• Paling lambat 1 minggu setelah kontrak, kelengkapan K3 harus sudah terpasang di
lokasi pekerjaan dengan harapan agar sampai ST-1 pekerjaan tehindar dari
kecelakaan.

31
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. Pekerjaan ini ini meliputi : Pekerjaan Bouwplank, Pembongkaran Paving.


2.2. Pekerjaan pembongkaran dilakukan dengan tenaga manusia atau manual.
2.3. Sebelum mengadakan pembongkaran pada bagian bangunan yang seharusnya dibongkar,
hendaknya Penyedia dan direksi memeriksa keadaan existing, baru kemudian apabila
dianggap aman secara kontruksi baru diperbolehkan pembongkaran dan harus disesuaikan
pentahapannya agar pelaksanaan aman.
2.4. Semua hasil bongkaran tidak boleh dipakai oleh Penyedia dalam melaksanakan
pekerjaannya, maka pihak Penyedia wajib mengumpulkan semua hasil bongkaran dan
bersama- sama Direksi & membuat Berita Acara Hasil Bongkaran.
2.5. Hasil Akhir Yang Diharapkan dari Pekerjaan ini adalah :
a. Semua bekas bongkaran dibuatkan Berita Acara Hasil Bongkaran antara Direksi dan
bekas bongkaran tidak boleh dipakai Penyedia.
b. Pekerjaan Bouwplank dilaksanakan sesuai dengan arahan konsultan pengawas
2.6. Pengukuran dan Pembayaran :

1 Pekerjaan Bouwplank M1
2 Pekerjaan Bongkaran Paving M2

32
PASAL 3
PEKERJAAN TANAH

3.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi : Semua penggalian, penimbunan kembali, pengurugan
dibawah lantai, pekerjaan tanah kasar serta pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan itu, sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis.

3.2. Syarat-Syarat Penggalian


a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-
kedalaman yang diperlukan untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang di persyaratkan
atau diperlihatkan maupun diindikasikan pada gambar-gambar dengan cara
sedemikian rupa sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik sesuai dengan
spesifikasi ini.
b. Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang di jumpai
dalam pekerjaan.
c. Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk pembangunan
maupun memindahkan rangka/bekesting yang diperlukan, dan juga untuk
mengadakan pembersihan.
d. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan daripada
galian harus di urug kembali dengan pasir. Biaya akibat pekerjaan tersebut ditanggung
oleh Kontraktor.
e. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali, ditimbun
ditempat yang ditunjuk dan atas persetujuan Pengawas untuk digunakan dalam
pekerjaan lanscaping.

3.3. Syarat-Syarat Urugan


a. Bagian-bagian yang harus di urug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan,
urugan harus cukup baik, bebas dari sisa (rumput /akar-akar lain-lainya).
b. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 30 cm setiap
lapisan kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukan pemadatan.
c. Pemadatan lapisan menggunakan alat stamper minimal Mikasa MTR 80 sampai
dengan level yang diperlukan.
d. Semua urugan kembali dibawah atau di sekitar bangunan dan perkerasan harus sesuai
dengan gambar rencana. Material untuk pengurugan ini harus memenuhi spesifikasi
ini.
e. Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus dibuang keluar site.

3.4. Hasil Akhir Yang Diharapkan Dari Pekerjaan Ini Adalah :


a. Pekerjaan galian tanah disesuaikan dengan gambar sehingga pekerjaan ini dapat
selesai dengan baik sesuai dengan spesifikasi ini.
b. Pekerjaan urugan disesuaikan dengan gambar sehingga pekerjaan ini dapat selesai
dengan baik sesuai dengan spesifikasi ini.

33
3.5. Pengukuran dan Pembayaran
I PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Untuk Pondasi M³
2 Urugan Tanah Kembali M³
3 Pekerjaan Sirtu Urug Bawah Pondasi M³
4 Pekerjaan Sirtu Urug Peninggian Lantai M³

34
PASAL 4
PEKERJAAN PONDASI

4.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a Jenis pondasi yang digunakan adalah :
1. Pasangan Batu Kosong (Aanstampeng)
2. Pasangan Pondasi Batu Kali

b Bahan – bahan :
1. Batu Kali
Batu kali yang dipakai merupakan batu kali pecah yang keras, bebas dari kotoran akibat tanah
liat atau bahan lain yang merugikan dan memenuhi persyaratan PUBB ’70 NI-3.
2. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang butir tajam, keras dan bersih.
3. Semen
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton.

c Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Pasangan Batu Kosong (Aanstampeng)
Bahan batu kosong / aanstamping dari batu kali harus diatur dengan sisi panjang tegak, teratur
dan bersilang kemudian diatasnya diberi pasir yang merata dan disiram dengan air hingga pasir
mengisi lubang-lubang yang terdapat disela-sela batu / kemudian ditrimbis sesuai dengan
gambar.

2. Pasangan Pondasi Batu Kali


Batu kali yang dipakai ukuran sisi maksimum 20 cm dan pemasangan harus bersilang diatas
adukan yang cukup diantara sela-selanya untuk mencapai kekuatan dan kesatuan. Permukaan
atas pasangan batu kali harus sifat datar permukaan luar bagian samping harus diplester kasar /
diberapen. Tinggi pasangan dalam sehari tidak boleh lebih dari 100 cm dan adukan yang dipakai
1 Pc : 5 Psr, kecuali bagian yang kedap air 1 Pc : 3 Ps

4.2 HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN


1. Pondasi batu kosong (Aanstampeng) harus dipasang rata dan sesuai dengan gambar kerja
2. Pondasi batu kali yang dipasang harus tegak lurus, siku dan rata, tidak boleh ada retakan
retakan kecil atau harus padat

4.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

III PEKERJAAN PONDASI


1. Pas. Batu Kosong Aanstampeng m3
2. Pas. Pondasii Batu Kali 1Pc : 5Ps m3

35
PASAL 5
PEKERJAAN BETON

Jenis Pekerjaan yang dilaksanakan terdiri dari :


A. PEKERJAAN PONDASI
1. Pekerjaan Rabat Beton Bawah Pondasi tb.5cm, K-100
2. Pekerjaan Pondasi beton plat (F1) 60x60x15 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting

B. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Rabat Beton Bawah Lantai tb. 5 cm, K-100
2. Pekerjaan Beton Sloof (SL1) 15/20 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
3. Pekerjaan Beton Sloof (SL2) 15/15 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
4. Pekerjaan Beton kolom (K1) 15/15 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
5. Pekerjaan Beton kolom (KP) 12/12 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
6. Pekerjaan Beton Balok (BL) 12/15 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
7. Pekerjaan Beton Balok (BG) 15/20 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
8. Pekerjaan Beton Balok (RB) 12/15 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
9. Pekerjaan Beton Plat
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting

36
5.1 MUTU BETON
1. Mutu beton K-200 dipakai untuk balok non struktur, kolom praktis, dan kolom lantai
2 dan mutu baja beton U-24 untuk diameter ≤ 12. Untuk pekerjaan lantai kerja dan
rabat beton bawah lantai dipakai beton K-100. Untuk menjamin kesamaan mutu beton,
Penyedia diharuskan menggunakan concrete mixer / molen.

2. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana dianggap perlu


tambahan untuk beton dapat dipergunakan concrete admixture. Penggunaan tersebut
harus dengan persetujuan Ahli/ Konsultan Pengawas.

5.2 PENGAWASAN CAMPURAN ADUKAN


Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang
ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Penyedia harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan.

5.3 BAHAN-BAHAN
1. Semen yang dipakai harus memakai semen produksi dalam negeri merk Semen
Gresik, sesuai standart SNI dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti yang
dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia”.Dalam pengangkutan,
semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena
air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong
semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m, dan tiap
pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian
semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

2. Agregat.
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak,
umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan
atau kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap
karat dari tulangan besi beton.
Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki :
a. Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33)
b. SNI 03 – 2461 -1991 (Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur)
c. Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organik, lumpur dan jenis pasir yang digunakan adalah pasir beton ex. Lumajang.
d. Koral Beton/Split.
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI 03 – 2847 - 2002.
Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan
yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk
mendapatkan adukan beton yang tepat.

37
3. A i r.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan tawar, bebas dari bahan-bahan
yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dan
tidak mengandung asin.

4. Baja Tulangan.
Jenis penulangan.
a. Besi beton yang dipergunakan adalah besi polos dengan mutu U-24 untuk
diameter ≤ (kurang dari sama dengan) 12 mm bahan tersebut dalam segala hal
harus memenuhi ketentuan-ketentuan SNI 03 – 2847 Tahun 2002.
b. Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
c. Pemasangan.
Besi tulangan yang hendak dipotong dimasukkan ke bagian gigi bar cutter.
Beberapa baja tulangan dengan diameter kecil bisa dipotong sekaligus dalam
waktu yang sama. Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat, lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang
merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak
dapat berubah atau begeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau
dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat, dengan
penahan-penahan jarak beton (beton decking) yang telah disetujui Ahli/
Konsultan Pengawas.

d. Pengujian.
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan SNI
03 – 2847 Tahun 2002. Jika besi beton tersebut tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana tercantum di dalam Uraian dan Syarat-syarat yang tercantum dalam
pengujian, maka kelompok yang tidak memenuhi syarat-syarat itu tidak boleh
dipakai dan Penyedia harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.

5. Cetakan (bekisting).
a. B a h a n.
Bekisting harus dipakai multipleks 9 mm dan kayu tahun yang cukup kering dan
sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan
dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting
harus cukup untuk menahan getaran Concrete vibrator atau getaran-getaran lain
yang diterima, tanpa berubah bentuk.
b. Konstruksi.
Pekerjaan bekisting meliputi semua bagian bekisting yang sementara ataupun
tetap untuk membentuk beton termasuk sistem perancahnya berupa scafolding
yang diperlukan agar supaya bekisting dipertahankan tetap pada posisinya
sehingga dapat memenuhi toleransi yang disyaratkan. Bekisting harus
dipergunakan bila diperlukan untuk mengikat dan membentuk beton sesuai
dengan ukuran yang dipersyaratkan. Bekisting harus mempunyai kekuatan
dan kekakuan yang cukup untuk memikul tekanan dan getaran yang timbul pada
saat pengecoran sehingga masih dapat memenuhi toleransi yang disyaratkan.
bekisting harus dibuat dan disangga sedemikian rupa dengan perancah/
scafolding hingga dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat
tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat
38
sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk
memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus rapat tidak
bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti serbuk bekas
gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
c. Alat untuk Membersihkan.
Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-
perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-
potongan kawat pengikat dan lain-lain.
d. U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama
disemua tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.
e. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat
besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 03 –
2847 Tahun 2002.
f. Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-
penutup, pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan.
Minyak pelumas, baik yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh
digunakan untuk ini.

5.4 PENYELESAIAN BETON


1. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam (siku)
dan halus bidang-bidangnya.
2. Segera setelah bekisting dibuka dan beton masih relatif segar, semua penonjolan harus
dipahat hingga rata sementara lekukan serta lubang-lubang harus diisi dengan adukan
dengan perbandingan 1 semen : 1 pasir.
3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut permukaan beton yang kasar harus digosok
dan dibersihkan dari kotoran akibat cetakan atau tetesan air semen.

5.5 PENGENDALIAN MUTU PELAKSANAAN


1. Semua baja tulangan yang didatangkan harus baru, tidak bekas, bebas karat, dan
disimpan / diletakkan di tempat yang bersih, tidak basah, terhindar dari
genangan air yang akan menyebabkan karat.
2. Penulangan harus dipotong dengan bar cutter , sesuai dengan ukuran-ukuran
pada gambar kerja. Penyedia harus menyerahkan gambar rencana pemotongan
baja tulangan pada Pengawas. Pembengkokan tulangan tidak boleh dilakukan
dengan pemanasan.
3. Semua tulangan sebelum dipasang harus bersih, bebas karat dan oli, kotoran yang
dapat merusak ikatan antara beton dengan tulangan.
4. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, dengan kawat pengikat dan ganjal beton
secukupnya, agar pada waktu pengecoran tidak terjadi perubahan / pergeseran tempat
posisinya.
5. Baja tulangan yang dipakai untuk stek, harus mempunyai penampang dan jumlah yang
sama dengan tulangan yang disambung. Panjang stek minimum 40 x penampang baja
tulangan utama untuk panjang penerusannya.
6. Pemasangan baja tulangan harus diperiksa oleh Koordinator Pelaksana dan Pengawas,
dan disetujui secara tertulis sebelum pengecoran dilakukan sehari sebelumnya oleh
Konsultan Pengawas.
39
7. Bekisting harus direncanakan dan dilaksanakan cukup kuat dan stabil terhadap beban-
beban sementara pada pelaksanaan dan diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu
pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang, maupun
perubahan bentuk dan ukuran, ketinggian serta posisi dari beton yang dicetak.
8. Dimensi pemasangan bekisting harus sesuai dengan ukuran penampang beton yang
direncanakan sebagai penampang akhir ( tidak diijinkan pengurangan penampang untuk
plesteran ).
9. Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus dibersihkan dari segala
macam kotoran, dibasahi sebelum dilakukan pengecoran,
10. Pada bagian terendah dari setiap tahap pengecoran dari kolom dan dinding, maka harus
ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan kotoran dan
kemungkinan terkumpulnya air pada bagian bawah tersebut.
11. Untuk mempermudah pembongkaran, dapat digunakan release agent. Release agent
yang dipakai tidak boleh memberi pengaruh buruk pada mutu beton atau
mempengaruhi ikatan beton antara beton tersebut dengan material finishing, dan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
12. Lantai kerja : khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas
tanah, seperti pondasi tapak, harus dibuatkan lantai kerja dari beton lunak dangan
campuran volume, semen : pasir : koral = 1: 3 : 6.
13. Sebelum pengecoran, jumlah penulangan, rangkaian penulangan, kekuatan dan
kestabilan bekisting, kebersihannya, persiapan jumlah material, dengan volume rencana
pelaksanaan, harus diperiksa oleh Engineer Penyedia, Pelaksana Penyedia dan
Pengawas Konsultan, untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Konsultan
Pengawas.
14. Beton harus dipadatkan pada waktu pengecoran dengan menggunakan mesin
penggetar concrete vibrator dan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak tulangan dan acuan. Penyedia harus menyediakan concrete vibrator yang
cukup sehingga pemadatan beton pada waktu pengecoran dapat terjamin.
15. Selama pelaksanaan pengecoran beton, terutama pengecoran balok dan plat, bila
digunakan pompa beton, maka kecepatan pengecoran harus disesuaikan dengan kecepatan
peralatan beton oleh pekerja, agar didapatkan hasil pengecoran yang padat, dan
permukaan beton yang rata. Permukaan plat diratakan dengan trowel.
16. Segala kelalaian yang mengakibatkan kegagalan dan kerusakan pada
pembesian, bekisting, maupun struktur selama pelaksanaan sampai hasil akhirnya
adalah menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.
17. Uji beton basah (Test slump) yang diijinkan untuk beton dalam keadaan campuran
normal adalah 80 s.d. 120 mm. Selama pelaksanaan, jika diperlukan mutu beton harus
diperiksa secara rutin dari hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit 5 m3 harus
dibuat 1 benda uji, yang kemudian diperiksa kekuatan tekannya di laboratorium yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Biaya pengetesan dibebankan pada Penyedia.
Penyedia harus membuat laporan tertulis atas data kualitas beton, termasuk nilai
karakteristiknya dengan disertai / dilampiri sertifikat pengujian dari laboratorium.
18. Bekisting harus dibongkar sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kekuatan dan
kekokohan struktur-struktur yang dicetak. Pada bagian struktur beton vertikal(kolom)
yang disangga dengan penurapan, bekisting dapat dibongkar setelah 24 jam dengan
syarat betonnya sudah cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran. Pada bagian
struktur yang dipasang dengan penumpuan, tidak boleh dibongkar sebelum betonnya
mencapai kekuatan yang minimal untuk menyangga beratnya sendiri dan beban
pelaksanaan atau beban bahan yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut
( 21 hari ).

40
19. Seluruh permukaan beton harus dijaga kelembabannya dan dilindungi terhadap
penguapan yang berlebihan dengan disiram, digenangi, ditutup dengan karung goni
basah. Hasil pengecoran beton harus sering dibasahi paling sedikit untuk selama 10
hari berturut-turut setelah selesai pengecoran.
20. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rata, rapi, bersih dan tanpa cacat,
lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana ( beton exposed ).
21. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
berkurangnya kekuatan, daktilitas dan penampilan struktur yang dibuat. Siar
pelaksanaan hanya boleh dibuat pada suatu posisi dimana gaya gesernya minimum, dan
sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Siar pelaksanaan harus tegak lurus dengan
arah kerja gaya tekan pada penampang beton.
22. Pada siar pelaksanaan, sebelum dilanjutkan pekerjaan pengecoran, maka permukaan beton
yang ada harus dibersihkan dari kotoran-kotoran beton, partikel agregat yang terlepas,
dikasarkan, dibasahi secukupnya dan dilapisi pasta semen, mortar atau epoxy resin. Setelah
penuangan beton baru, harus dilakukan pemadatan agar dicapai ikatan yang baik dengan
beton lama.
23. Penempatan sparing, conduit, pipa-pipa dalam beton disyaratkan sedemikian rupa tidak
mengurangi kekuatan struktur, terutama tidak boleh memotong besi-besi tulangan yang
terpasang. Penyedia harus memberitahukan, mengusulkan dan minta persetujuan secara
tertulis dari Konsultan Pengawas.
24. Pada setiap pertemuan kolom beton dengan dinding bata harus disiapkan
penjangkaran dengan jarak antara 50cm, dan panjang jangkar minimum 30cm diameter
8mm.

5.6 PENGUJIAN BETON


a. Secara umum pengujian beton harus sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang
Indonesia dengan syarat-syarat minimum sebagai berikut :
a. Tidak kurang dari satu pekerjaan pengujian harus dibuat untuk setiap jenis
pekerjaan beton yang dikerjakan dalam satu hari dengan volume sampai sejumlah
5 m³ maka harus satu benda uji.
b. Untuk mencapai mutu beton K-200 , Penyedia harus melakukan percobaan-percobaan
membuat design mix campuran-campuran sedemikian rupa sehingga untuk kubus beton
berukuran 15 x 15 x 15 cm atau silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm, pada umur 28 hari,
bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan
sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan harus dibuat minimal 1 buah dalam 5
m3 beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak bersamaan
waktunya. Reference pasal 4.6. PBI 1971.
c. Benda uji akan diuji dalam umur 28 hari. Hasil test merupakan hasil rata-rata
harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik K-200 Kg/cm2 untuk beton K-
200.
d. Bila diperlukan dapat ditambahkan dengan satu benda uji yang ditinggal di
lapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan
yang sebenarnya.
b. Suhu beton sewaktu dicor tidak boleh lebih 320 C. Bila suhu beton yang ditaruh
berada antara 270C dan 320C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor.
c. Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu beton melebihi
320C. Penyedia harus mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya
mendinginkan agregat, mengecor pada waktu malam hari.
41
d. Agar dalam waktu yang singkat sudah ada gambaran tentang mutu beton dan mutu
pelaksanaan, maka dengan persetujuan Konsultan Pengawas pemeriksaan benda-
benda uji dapat dilakukan umur beton kurang dari 28 hari.
e. Tabel : Perbandingan Kekuatan Tekan Beton Pada Berbagai Umur.
Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 90 365
PC biasa 0.40 0.65 0.88 0.95 1.00 1.20 1.35
PC dengan kekuatan
0.55 0.75 0.90 0.95 1.00 1.15 1.20
oval tinggi

f. Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus memenuhi ketentuan-ketentuan


SNI 03 – 2847 – 2002.

7. Perbandingan kekuatan Tekan Beton pada berbagai Benda Uji.


Untuk mengetahuinya diperlukan tabel di bawah ini :
Benda Uji Perbandingan kekuatan tekan
Kubus ( 15 x 15 x 15 ) cm 1.00
Kubus ( 20 x 20 x 20 ) cm 0.95
Silinder 15 x 30 cm 0.83

Hal ini dipandang perlu, karena penggunaan dalam praktek sering salah.

5.7 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.
a. Cetakan (bekisting) untuk beton terbuka (Exposed) dari plywood dengan tebal
minimum 9 mm, bermutu baik yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus dibulatkan
(dihaluskan 1,5 cm).
c. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan ayat 8.4.4. PBI.
d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester dengan
campuran perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur dan bentuknya
dengan permukaan yang berdekatan. Untuk beton exposed harus dihindari adanya
cacat permukaan.
e. Ukuran keseluruhan untuk kusen-kusen pintu dan jendela, harus diambil dari
pekerjaan untuk menjamin ketepatan antara pekerjaan konstruksi beton dan
ukuran pintu, jendela.
2. Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm,
toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (kumulatif). Ukuran-ukuran masing-
masing bagian harus seksama dalam -0,3 dan +0,5 cm.
3. Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari
pekerjaan, Penyedia harus memberi tahu Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan (Checklist Persiapan Pengecoran). Jika tidak ada pemberitahuan yang
semestinya, atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Pemberi Tugas/ Konsultan

42
Pengawas, maka Penyedia dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor
atas biaya sendiri.
4. Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan adanya
pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian
lebih dari 1,5 m.
5. Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari
cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan
dengan beton, harus dibasahi dengan air sebelum dicor.
6. Pengecoran.
Penyedia diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya
dapat dilaksanakan atau persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti kropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah
konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan
dari pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Penyedia diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Penyedia. Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai
sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu
30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa
berhenti dan tidak boleh terputus tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
7. Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang
berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 getaran dalaím 1 menit. Penggetar
harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya.
Dalam cetakan yang vertikal, vibrator harus dekat dengan cetakan, tapi tidak boleh
menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh
menggetarkan suatu bagian adukan, lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh
dilakukan langsung menembus tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah
mengeras.

8. Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin dan hujan,
sampai beton itu mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu
cepat, harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan itu dibongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi (Curring) selama 14 hari
berturut-turut.

43
9. Pembongkaran Cetakan.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus yang
cukup untuk memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan,
pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban
rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap
berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atau keamanan konstruksi beton
seluruhnya terletak pada Penyedia dan perhatian Penyedia mengenai pembongkaran
cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan. Penyedia wajib
memberi tahu Pemberi Tugas/Konsultasi Pengawas apabila akan membongkar
cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama, namun dengan adanya
persetujuan itu tidak berarti Penyedia lepas dari tanggung jawab.
10. Perubahan Konstruksi Beton.
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi Tugas/ Konsultan
Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut :
a. Konstruksi beton yang sangat keropos.
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil yang direncanakan
atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
11. Campuran dan Pengambilan Contoh (sampling).
a. Untuk mencapai mutu beton K-200 sesuai dengan SNI 03 -2412 -1991, Penyedia
harus melakukan percobaan-percobaan membuat design mix campuran-
campuran sedemikian rupa sehingga untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15
cm atau pakai silinder dengan diameter 15 cm tinggi 30 cm, pada umur 28 hari,
harus mempunyai kekuatan hancur karakteristik minimal 175 kg/cm2, bahan-
bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan
sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan harus dibuat minimal 1 buah
dalam 5 m3 beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang
tidak bersamaan waktunya. Reference pasaì 4.6. PBI 1971.

b.
Setiap pengecoran yang dilaksanakan berbeda hari harus diambil contoh uji
(sampling) paling sedikit tiga buah benda uji percobaan yang waktu
pengambilannya sepenuhnya ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pengetesan
benda uji percobaan tersebut hanya boleh dilakukan dilembaga-lembaga
Penelitian Bahan Bangunan Resmi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Analisá kekuatan berdasarkan pada rumus-rumus statistik sebagaimana tertera
dalam PBI 1971, pasaì 46. ayat 1 s/d 5. Biaya pengetesan termasuk dalam
penawaran Penyedia atau tanggung jawab Penyedia.
5.8 HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN DARI PEKERJAAN INI ADALAH :
Semua pekerjaan beton harus kuat dan kokoh serta pertemuan dua bidang harus tajam dan
halus bidang-bidangnya serta memperoleh mutu dan dimensi sesuai dengan yang telah
direncanakan.

44
5.9 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN :
a. Kamar Mandi dan Toilet
IV PEKERJAAN BETON
1. Beton Rabat bawah lantai t=3cm
a Beton mutu f’c = 7,4 Mpa (K100) m3
2. Beton Sloof (SL1) 15/20 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
3. Beton kolom (KP) 12/12 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
4. Beton Balok (BL) 12/15 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
5. Beton Balok (BG) 12/15 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
6. Beton Balok (RB) 12/15 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
7. Beton Plat Wastafel t = 8cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2

45
b. Rumah Prajurit 1 Kopel (2Unit)
IV PEKERJAAN BETON
1. Beton Rabat bawah pondasi t=3cm
Beton mutu f’c = 7,4 Mpa (K100) m3
2. Beton Rabat bawah lantai t=3cm
Beton mutu f’c = 7,4 Mpa (K100) m3
3. Beton Pondasi (F1) 60x60x15 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk pondasi m2
4. Beton Sloof (SL1) 15/20 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk sloof m2
5. Beton kolom (KP) 12/12 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk kolom m2
6. Beton kolom (K1) 15/15 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk kolom m2
7. Beton Balok (BL) 12/15 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk balok m2
8. Beton Balok (BG) 15/20 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk balok m2
9. Beton Plat Teras t=10 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk plat m2
10. Beton Plat Atap Dapur t=10 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk plat m2
11. Beton Plat Meja Dapur t=7 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk plat m2
12. Beton Balok (RB) 12/15 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk balok m2
13. Beton Balok (RB GEWEL) 12/15 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk balok m2

46
PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN

6.1. Pekerjaan Pasangan Bata Merah


a. Pekerjaan Pasangan Dinding memakai Pasangan bata merah dengan perekat 1 SP :
5 PP bahan pencair air dipasang untuk menutup lubang akibat pembongkaran pondasi
+ kolom.
b. Tembok harus dipasang tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-retak
dengan maksimum pecah dari batu bata 20 %.
c. Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi dan sebelum dipasang,
direndam air terlebih dahulu hingga cukup jenuh.
d. Bata yang digunakan harus berkualitas baik, berukuran sama, tidak boleh pecah-
pecah.
e. Semua voeg (siar) diantara pasangan bata pada hari pemasangan harus dikeruk
sedalam 1 cm pada bagian luar dan dalam.
f. Spesi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk yang datar dan 1,5 cm untuk tegak,
kecuali jika ditentukan lain.
g. Tidak diperbolehkan dipasang bata yang pernah dipakai (bekas) atau batu bata yang
pecah.
h. Batu bata yang dipakai jenis lokal, keras tidak patah-patah. Ukuran dianjurkan 5,5 cm
x 11 cm x 22 cm dengan toleransi ukuran 0,5 cm.
i. Setiap pasangan seluas 12m2 atau dinding dengan lebar 3 m harus diberi kolom praktis
berukuran 12 x 15 cm; demikian juga halnya dengan pertemuan antara pasangan atau
pada dinding yang berdiri bebas.
j. Jenis pasir yang digunakan adalah pasir pasang ex. Mojosari, Kediri.

6.2. PEKERJAAN PLESTERAN


a. Plesteran Beton
• Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang
halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan
permukaan yang halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga
menghasilkan permukaan seperti yang dimaksud di dalam Gambar Rencana.
• Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih dahulu dengan
pekerjaan pendahuluan dengan urutan sebagai berikut :
- dibasahi dengan air.
- disaput air semen (SP).
• Plesteran beton adalah campuran 1SP : 3PP yang diaduk secara benar-benar
homogen.
• Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1,5 cm.

b. Plesteran Pasangan dinding batu bata


• Campuran untuk plesteran pasangan dinding batu bata adalah campuran 1SP : 5PP
yang diaduk secara benar-benar homogen
• Sebelum plesteran dinding dilaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang tersebut di
bawah ini sudah harus selesai lebih dahulu.
- Siar-siar pasangan batu bata sudah merupakan alur hasil kerukan.
- Pasangan dinding telah mengering.
- Konstruksi yang menaunginya telah terpasang.
- Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air.
47
• Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plester
yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm,
plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish / diselesaikan.
• Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi
retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
• Penyedia wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara
membuang bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta
diplester kembali.
• Jenis pasir yang digunakan adalah pasir pasang ex. Mojosari, Kediri.
c. Pekerjaan Acian
• Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku bagian luar) harus
menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus dan rapi sehingga
menghasilkan akhiran dinding, kolom dan balok seperti yang dimaksud pada
gambar rencana.
• Bahan untuk pekerjaan ini adalah semen (SP) yang diaduk secara benar-benar
homogen.
• Pekerjaan benangan dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan acian halus dengan
menggunakan bahan dari adukan air semen (SP).

6.3. PEKERJAAN ROSTER BETON 20X20 CM


a. Bahan yang dipakai adalah Roster beton dengan ukuran 20x20 cm
b. Roster dipasang sesuai dengan gambar perencanaan

6.4. Hasil Akhir Yang Diharapkan Dari Pekerjaan Ini Adalah :


a. Pasangan dinding yang dipasang harus tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh
terdapat retak-retak.
b. Plesteran dinding harus dapat menghasilkan permukaan yang halus, rata dan tidak
bergelombang.
c. Benangan harus dapat menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus dan rapi

6.5. Pengukuran Dan Pembayaran :


a. Kamar Mandi / WC
V PEKERJAAN PASANGAN
1. Pasangan Pondasi Bata Merah (Rolag) 1pc : 5ps m2
2. Pasangan Bata Merah 1pc : 5ps m2
3. Plesteran dinding 1pc : 5ps m2
4. Plesteran beton 1pc : 3ps m2
5. Pekerjaan Acian m2
6. Pasangan Roster Beton 20x20 cm m2

b. RUMAH PRAJURIT 1 KOPEL (2 UNIT)

V PEKERJAAN PASANGAN
1. Pasangan Bata Merah 1pc : 5ps m2
2. Plesteran dinding 1pc : 5ps m2
3. Plesteran beton 1pc : 3ps m2
4. Pekerjaan Acian m2
5. Pasangan Batu Tempel Hitam m2
6. Pasangan Roster Beton 20x20 cm m2

48
PASAL 7
PEKERJAAN RANGKA ATAP

7.1. Syarat-Syarat Umum


1. Bahan Yang Dipakai :
• Reng galvalum uk. 30.0,45 Ex. Kencana
• Kuda-kuda / Usuk C 75.0,75 Ex. Kencana
• Gording CNP 125.50.20.2,3
2. Pelaksanaan
• Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang
berkompeten.
• Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
• Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan
mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.
• Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi
rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem
rangka atap.
• Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan
kuda-kuda.
• Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang
akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat
memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng
tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.

7.2. Hasil Akhir Yang Diharapkan Dari Pekerjaan Ini Adalah :


Semua pekerjaan rangka atap harus kuat dan kokoh serta yang tampak dalam pandangan
harus lurus dan tidak bergelombang.

7.3. Pengukuran Dan Pembayaran


A. Kamar Mandi Umum
VI PEKERJAAN RANGKA ATAP
1. Pasang Rangka Atap Galvalume jarak 80 cm m2
2. Pasang talang jurai seng galvalum 0,3 lebar 90 cm m1

B. Rumah Prajurit 1 Kopel (2unit)


VI PEKERJAAN RANGKA ATAP
1. Pasang Gording CNP 125.50.20.2,3 kg
2. Pekerjaan Pengelasan kuda-kuda m1
3. Pekerjaan Perakitan kuda-kuda kg
4. Pasang usuk reng galvalume m2

49
PASAL 8
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

8.1. Bahan/Material
1. Bahan Utama : Penutup atap memakai Atap Lembaran Bitumen (ONDUVILLA)
2. Mutu : Kualitas I (satu) mempunyai warna yang sama antara satu dengan
lainnya

8.2. Pelaksanaan
1. Pastikan kemiringan kuda-kuda atap adalah minimal 15 derajat.
2. Pastikan jarak antar reng adalah 27 cm untuk reng pertama dengan reng kedua
(paling bawah setelah listplang), kemudian jarak reng selanjutnya 32 cm.
3. Selama pemasangan atap agar tidak menginjak atap yang telah terpasang kecuali
menggunakan tangga konstruksi, papan bidang kerja atau menginjak pada bagian
lembaran atap yang bersentuhan dengan reng. Dilarang menginjak pada bidang
lembaran diantara reng.
4. Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari bidang atap, dengan jarak
overhang maksimal adalah 5 cm dari listplang.
5. Penyekrupan menggunakan sekrup Onduline dengan warna yang sesuai dengan
lembar atap. Penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang diantara dua gelombang
interlock pada lembaran atap.
6. Urutan penyekrupan dimulai dari gelombang sisi bawah pertama dan kelima,
dilanjutkan dengan gelombang kedua sampai dengan keempat. Gelombang keenam
digunakan untuk overlap dengan lembaran atap selanjutnya. Gelombang sisi atas
digunakan untuk overlap dengan lembaran atap diatasnya.
7. Pemasangan lembaran atap dengan pola pasangan susun bata. Baris pertama
pemasangan menggunakan lembaran atap utuh. Baris kedua dari bawah dimulai
dengan menggunakan lembaran atap yang dipotong menjadi dua. Baris ketiga,
kelima dan seterusnya seperti pemasangan pada baris pertama. Baris keempat,
keenam dan seterusnya seperti pemasangan pada baris kedua
8. Penyekrupan pada verge piece berada di setiap posisi reng yang menyatu dengan
lembaran atap Onduvilla tile yang berada di bawah lembaran verge piece.
9. Nok menggunakan aksesoris nok standar dari Onduvilla
10. Penyekrupan pada nok harus berada di lembaran nok yang bersentuhan dengan
gelombang Onduvilla.

8.3. Hasil akhir yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah :


Semua pekerjaan penutup atap harus kuat dan kokoh serta yang tampak dalam pandangan
harus lurus dan tidak bergelombang.

50
8.4. Pengukuran dan Pembayaran :

a. Kamar Mandi Umum


VII PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Pas. Genteng Bitumen Monolayer 3mm (Onduvilla) m2
2. Pasang Nok Bitumen Monolayer m1
3. Pasang listplank GRC (0,9x30) cm m1

b. Rumah Prajurit

VII PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Pas. Genteng Bitumen Monolayer 3mm (Onduvilla) m2
2. Pasang Nok Bitumen Monolayer m'
3. Pasang listplank Kalsiplank l=30cm m'

51
PASAL 9
PEKERJAAN PLAFOND

9.1 Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan :


1. Yang termasuk pekerjaan langit - langit ini ialah langit-langit pada bangunan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana/Detail.
2. Rangka plafond menggunakan hollow galvalum 3,5x3,5 cm + hollow galvalum
1,5x3,5 cm dengan modul 60x60cm. Untuk penggantung plafond digunakan bahan
hollow galvalum 1,5x3,5 cm dan jarak antar penggantung mengikuti gambar.
Bahan Hollow galvalum 3,5x3,5 cm + hollow galvalum 1,5x3,5 cm berkualitas SNI.
Bahan penutup langit-langit bagian dalam dipakai Gypsumboard uk. 1200 x 2400 mm
tebal 9 mm produksi Jayaboard dan semua pekerjaan ini mengikuti NI-5 ’61 dan NI-
3 ’70 dan pola pemasangan disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan terlebih
dahulu harus mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.
3. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Pemborong yang berpengalaman dan dengan tenaga-
tenaga ahli.
4. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk membuat shop
drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan
peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
5. Setelah rangka plafond terpasang, seluruh permukaan harus rata, waterpass, tidak
gelombang, batang rangka saling tegak lurus.
6. Penutup plafond dari bahan yang telah ditentukan sesuai gambar, tidak cacat, retak,
gopal dan dipastikan kedatangan dalam kondisi terbungkus rapi.
7. Setiap sambungan gypsumboard harus menggunakan joint tape dari UB-Tape dan
dilapisi UB Kompon.
8. Langit-langit penutup plafond baru boleh dipasang apabila semua keperluan-
keperluan/ kepentingan-kepentingan yang diatas plafond selesai terpasang secara
keseluruhan seperti kabel listrik dan sebagainya.
9. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel dilangit-langit
yang bisa dibuka, tanpa merusak papan semen disekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan / pemeliharaan M & E. Dan ukuran manhole minimal 50cm x 50cm.

9.2 Hasil Akhir Yang Diharapkan Dari Pekerjaan Ini Adalah :


Semua pekerjaan langit - langit harus kuat dan kokoh serta yang tampak dalam pandangan
harus lurus dan tidak bergelombang.

9.3 Pengukuran Dan Pembayaran :


a. Kamar Mandi Umum
VIII PEKERJAAN PLAFOND
1. Pasang rangka plafond hollow galvalume m2
2. Pasang penutup plafond GRC 3,5mm m2
3. Pasang Listgypsum kecil m1

b. Rumah Prajurit

VIII PEKERJAAN PLAFOND


1. Pasang rangka plafond hollow galvalume m2
2. Pasang penutup plafond gypsumboard 9mm m2
3. Pasang Listgypsum kecil m1

52
PASAL 10
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA

10.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan kusen dan jendela aluminium yang dilaksanakan antara lain :
 Kusen alumunium 4″ (coklat/brown) lengkap dengan aksesoris karet dan sealant.
 Pasang Daun jendela kaca slimar aluminium 3/8" model cassement 3 profil.
 Pasang Daun Pintu Board WPC Uk. 82 x 210 x 0,5cm ex. DUMA.
 Pasang daun pintu KM/WC spandrel L= 90 cm
 Pasang daun pintu KM/WC spandrel L= 60 cm
 Pasang Pintu Koboi Lengkap

10.2. Persyaratan Bahan


1. Terbuat dari bahan Aluminium Framing System, dari produk dalam negeri ex.
Alexindo berwarna yang memenuhi Aluminium extrusi sesuai SII extrusi 0695-82,
0649-82.
2. Bentuk ukuran profil kusen adalah 4” x 1 ¾” atau sesuai dalam gambar, dengan
terlebih dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui
Direksi / Pengawas.
3. Warna profil :
Untuk Kusen Aluminium warna Coklat optional sesuai design
4. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unti-unit jendela,
pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama.
5. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan,
pewarnaan yang disyaratkan Direksi.
6. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan Syarat-syarat
dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
7. Konstruksi kosen yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
8. Kosen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap tekanan angin 120 kg/m2,
untuk setiap type dan harus disertai hasil test.
9. Kosen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap air/kebocoran air, tidak
terlihat kebocoran signifikasi (air masuk ke dalam interior bangunan sampai tekanan
137 Pa (positif) dengan jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 L/m2
min.
10. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.
11. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-lain harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu dan partisi yang
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
• untuk tinggi dan lebar 1 mm.
• untuk diagonal 2 mm.
12. Accessories.
a. Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant.
b. Sealant yang dipergunakan adalah berkualitas SNI
53
c. Angkur-angkur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3
mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat
bergerak / bergeser.
13. Bahan finishing.
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish
dari lacquer yang jernih.

10.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Penyedia
diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil
aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Direksi / Pengawas.
2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan
dimulai. Proses ini harus didahului dengan pembuatan shop drawing atas petunjuk
Direksi / Pengawas, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
Penyedia juga diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari
sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi persyaratan yang
diminta/berlaku. Penyedia bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
3. Semua frame / kosen baik untuk jendela, pintu, dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan harus rapi untuk
memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
6. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap
dan harus cocok.
7. Angkur-angkur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3
mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan
sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.
9. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan
bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi.
10. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
11. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium, kehorizontalan rel mutlak
diperhatikan sebelum rangka kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal
yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass (pelubangan dinding).
12. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan pada swing
door dan double door.

54
13. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.
14. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
15. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan.
16. Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk memperoleh
persetujuan Direksi/ Pengawas.

10.4. Hasil akhir yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah :


Semua pekerjaan kusen alumunium harus kuat dan kokoh serta pertemuan dua bidang harus
halus bidang-bidangnya.

10.5. Pengukuran dan pembayaran :


c. Kamar Mandi / WC
IX PEKERJAAN PINTU JENDELA
1. Pasang kusen alumunium 4" Coklat m1
2. Pasang daun pintu KM/WC spandrel L= 60 cm unit
3. Pasang daun pintu KM/WC spandrel L= 90 cm unit
4. Pasang Engsel pintu 4" bj
b. Rumah Prajurit
5. Pasang kunci tanam ukuran besar unit
6. Pasang
IX PEKERJAANkaca Bening
PINTU t=5mm
JENDELA m2
7.
1. Pasang Kaca
kusencermin 40x604"cm
alumunium Coklat unit
m'
8.
2. Pasang Pintu
daun Koboi Lengkap
pintu board WPC 0,5cm + ongkos pasang unit
bh
3. Pasang Engsel pintu 4" bh
4. Pasang kunci tanam ukuran besar bh
5. Pasang daun jendela aluminium brown model casement 3 Profil m2
6. Pasang Engsel Casement uk. 12" bh
7. Pasang Rambuncis bh
8. Pasang kaca Ryben=5mm m2

55
PASAL 11
PEKERJAAN PENGGANTUNG,KUNCI

11.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat bantu
lainnya yang di perlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

11.2. Persyaratan Bahan


1. Kunci Pintu memakai Ex. Solid, Dekson.
2. Engsel Pintu memakai Ex. Solid, Dekson.
• Untuk setiap daun pintu dipasang minimal 3 buah

11.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Semua “Hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan / penggantian hardware akibat
dari pemilihan merk, penyedia harus melaporkan hal tersebut untuk mendapatkan
persetujuan.
2. Semua kunci – kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang
setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk direksi.
3. Untuk engsel pintu dipasang minimal 3 buah untuk setiap daun, menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut bebab berat daun pintu, tiap engsel memikul
maksimal 20 kg.
4. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
5. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan).

11.4. Syarat Pemeliharaan


Perbaikan
1. Penyedia wajib mengganti semua bahan yang rusak. Perbaikan harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
2. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan, maka Penyedia wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab
Penyedia.
Pengamanan
1. Penyedia wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
terhadap kerusakan kerusakan. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan pintu dan jendela
selesai terpasang, permukaannya dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan
dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada permukaannya.

11.5. Hasil akhir yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah :


Semua pekerjaan penggantung/kunci harus kuat dan kokoh.

11.6. Pengukuran dan pembayaran :


PEKERJAAN PINTU JENDELA
Pasang Engsel pintu 4" bh
Pasang kunci tanam ukuran besar bh
Pasang Engsel Casement uk. 12" bh
Pasang Rambuncis bh

56
Pasal 12
PEKERJAAN KACA

12.1. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati.
3. Pekerjaan ini berkaitan dengan (Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela).

12.2. Persyaratan Bahan


1. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, diperoleh dari
proses pengambangan (Float Glass). Kedua permukaannya rata, licin dan bening.
2. Khusus
Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass) berkualitas SNI. Kaca tebal
minimum 5 mm, atau sesuai perhitungan, digunakan untuk pemasangan dinding kaca
pada daerah Interior dan seluruh pintu kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti
dinyatakan dalam gambar.
3. Toleransi
a. Panjang-Lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.
b. Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter panjang.
c. Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.
4. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari pabrik
bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan,
luas / ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang akan
bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui Direksi/ Pengawas.
5. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik :
a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca).
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
c. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
d. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar/masuk).
e. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca
yang berobah dan mengganggu pandangan.
f. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
g. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan).
h. Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).
i. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
6. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality).
57
7. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Direksi / Pengawas.
8. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda / dihaluskan.

12.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-
syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan / disyaratkan oleh
pabrik bersangkutan.
2. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian
3. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Direksi/Pengawas.
4. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda agar mudah diketahui.
5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting size).
6. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan
persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca rangka
aluminium harus sesuai dengan persyaratan.
7. Tepi kaca pada sambungan dan antara dengan kayu diberi sealant untuk menutupi
rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan
pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari
batas garis sambungan dengan kaca.
8. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

12.4. Hasil akhir yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah :


Semua pekerjaan harus terpasang rapi

12.5. Pengukuran dan pembayaran :

6. Pasang kaca Bening t=5mm m2


7. Pasang Kaca cermin 40x60 cm unit

58
Pasal 13
PEKERJAAN LANTAI

13.1. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :


1. Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah :
▪ Jenis penutup lantai menggunakan : keramik uk. 40 x 40cm ( Polised ) ex.
Hercules, Platinum
▪ Jenis penutup lantai menggunakan : keramik uk. 40 x 40cm ( Kasar ) ex.
Hercules, Platinum
▪ Jenis penutup lantai menggunakan : keramik uk. 30 x 30cm ( Motif kasar ) ex.
Hercules, Platinum, KIA
▪ Jenis penutup Dinding menggunakan : keramik uk. 30 x 60cm ( warna ) ex.
Hercules, Platinum, KIA
2. Pemasangan keramik lantai menggunakan perekat 1 pc : 3 ps.
3. Apabila terdapat cacat-cacat pada seluruh bagian, keramik tidak boleh dipasang
(afkir).
4. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
bernoda dan sebelum dipasang keramik harus direndam terlebih dahulu kedalam air.
5. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata dan sebelum
pemasangan keramik , dibagian bawah keramik perlu diberi pasir atau plastik
lembaran dan bahan lain untuk menghindari terjadinya keramik pecah.
6. Jarak antara unit-unit pemasangan Keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm
atau sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi. Siar-siar harus membentuk garis-
garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya. Untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
7. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai ketentuan dalam persyaratan bahan,
dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang dipasangnya.
8. Pemotongan unit-unit Keramik harus menggunakan alat pemotong khusus (mesin
elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
9. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang terjadi
pada permukaan hingga betul-betul bersih.
10. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau hal-
hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
11. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda, sehingga diperoleh
hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan tepian yang sempurna.
12. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3x24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
13. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
▪ Tetapkan data level lantai yang tepat
▪ Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level
▪ Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik
▪ Untuk memastikan unit Keramik yang terpotong menyajikan penampilan yang
seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar mungkin.
▪ Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan persetujuan.
▪ Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, Keramik akan dipasang mulai dari
center dari tiap-tiap bagian ruang dan pertemuan antara lantai dengan plint adalah
rata / lurus.

59
14. Grouting
▪ Keramik diberi grout ketika Keramik sudah terpasang dengan tepat, setelah naat
dibersihkan dari kotoran / pencemaran dengan menggunakan compresor (ditiup)
▪ Bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan.
▪ Ketika grout sudah mengeras, basahi Keramik dengan air dan akhirnya poles
dengan kain.

13.2. Hasil Akhir Yang Diharapkan Dari Pekerjaan Ini Adalah :


1. Semua pekerjaan penutup lantai & dinding harus menghasilkan bidang yang benar-
benar rata dan tidak bergelombang.
2. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar/ serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2
mm

13.3. Pengukuran Dan Pembayaran :

X PEKERJAAN LANTAI
1. Pasang lantai keramik 40x40 cm Polised m2
2. Pasang lantai keramik 40x40 cm (Kasar) m2
3. Pasang lantai keramik 30x30 cm Kasar (Km/wc) m2
4. Pasang keramik dinding 30x60 cm (Km/wc) m2

60
Pasal 14
PEKERJAAN LISTRIK

Lingkup pekerjaan listrik yang dilaksanakan meliputi pemasangan :


− Pasang Instalasi titik lampu
− Pasang Lampu LED 12 Watt
− Pasang Lampu LED 6 Watt
− Pasang Instalasi Stop kontak + Stop kontak
− Pemasangan Box Panel (MCB)
− Pemasangan Daya Baru
− Pemasangan Exhaust celling fan 8”

14.1. Persyaratan
a. Untuk keperluan ini Penyedia dapat menugaskan pihak ketiga (instalatir) yang
mempunyai sertifikat dari PLN setempat dengan mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi secara tertulis.
b. Penyedia tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang dimaksud.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut Penyedia harus membuat gambar
/ diagram instalasi dengan skala 1 : 100 dengan mendapat persetujuan dari Direksi.
d. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam uraian ini dengan
tegangan / voltage : 220 V sesuai dengan keadaan setempat yang ada.
e. Menurut segala petunjuk-petunjuk dari Direksi.
f. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini
(PUIL) tahun 2000.
g. Instalasi listrik dipasang dengan kondisi sampai menyala.

14.2. Pekerjaan Sistim Konduit


a. Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok harus dipasang dengan klem-klem dan pipa
yang digunakan ialah pipa-pipa PVC 5/8” produksi berkulitas SNI.
b. Pemasangan pipa yang diletakkan diatas kayu harus diberi lapak (klos) yang jarak
pemasangannya satu sama lain minimal 1 (satu) meter.
c. Pada tiap-tiap pasangan pipa jarak 8 m harus diberi Trakdoos (T.doos).

14.3. Pemasangan Kawat / Kabel


a. Kabel yang digunakan untuk pemasangan instalasi listrik ini adalah kabel NYM 500
volt berukuran 1x2,5 mm2 untuk aliran induk + stop kontak dan untuk aliran pembawa
dari saklar ke lampu adalah kabel NYM 500 volt berukuran 1x1,5 mm2. Kabel
instalasi yang dipasang adalah buatan lokal dari produsen : Erterna, Kabel Metal
b. Penarikan kabel diatas isolator dikerjakan diatas langit-langit yang tidak terlihat dari
bawah.
c. Isolator yang digunakan ialah R.25 berukuran 25x25 mm dengan jarak kurang dari
0,80m.
d. Pada tiap-tiap penyambungan kabel dipergunakan lasdoop.
e. Pada tempat-tempat persilangan dan penyeberangan diatas tembok muka kabel itu
dimasukkan kedalam pipa sebagai pengaman.
f. Semua kabel yang dimasukkan kedalam pipa, tidak boleh ada sambungan.

61
14.4. Pemasangan Saklar Lampu
a. Gambar-gambar menunjukkan perkiraan letak dari saklar lampu untuk perlampuan
yang menggunakan saklar setempat. Perletakan tersebut masih harus disesuaikan
dengan Arsitektur .
b. Saklar lampu harus dipasang secara sempurna, setinggi 140 cm dari lantai, kecuali
ditentukan lain dalam gambar.
c. Saklar lampu tersebut harus mempunyai kemampuan hantar arus minimal 10
Ampere, produksi Broco.

14.5. Pemasangan Stop Kontak


a. Gambar-gambar menunjukkan perkiraan dari letak stop kontak dan harus disesuaikan
lebih lanjut dengan arsitektur.
b. Stop kontak harus dipasang secara sempurna, setinggi 140 cm dari lantai, kecuali
ditentukan lain dalam gambar.
c. Untuk stop kontak daya 1 phase dipakai produksi Broco.

14.6. Jumlah Titik Lampu yang diperlukan


a. Jenis lampu yang dipakai adalah Lampu LED 12 Watt & Lampu LED 6 Watt merk
Phillips.
b. Semua Lampu dipasang menempel dan masuk kedalam Plafond (Inbow), sedangkan
jenis lampu lainnya penempatannya disesuaikan gambar masing-masing lokasi.
c. Jumlah titik lampu yang diperlukan disesuaikan dengan gambar perencanaan masing-
masing lokasi.
d. Untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa sehingga apabila salah satu
group tersebut putus, penerangan dan stop kontak pada ruangan itu tidak padam
seluruhnya.

14.7. Sambungan Pengaman ke Tanah (Arde)


a. Pihak Penyedia wajib membuat suatu sistem pentanahan yang baik sesuai dengan
peraturan yang ada beserta persyaratan yang berlaku.
b. Semua dari bagian sistem listrik harus ditanahkan.
c. Kawat pentanahan yang digunakan adalah kawat telanjang / BCC (Bare Copper
Conductor).
d. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis minimum Ø 1”
diujung pipa tersebut diberi cooper rod elektroda yang dipantek dalam tanah m /
permukaan titik air.
e. Pengujian dapat dilakukan oleh pihak Penyedia dengan disaksikan pihak pengawasan
dibuatkan berita acara hasil pengukuran pentanahan.

14.8. Hasil akhir yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah :


Instalasi listrik yang dipasang harus sesuai dengan peraturan-peraturan listrik yang
masih berlaku di Indonesia pada waktu ini (PUIL) tahun 2000 dan harus dengan kondisi
sampai menyala.

62
14.9. Pengukuran dan pembayaran :
A. Kamar Mandi Umum
XI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Instalasi titik lampu titik
2. Pasang lampu LED 12 watt bh
3. Pasang lampu LED 6 watt bh
4. Pasang Stop kontak bh
5. Pasang saklar ganda bh
6. Pasang saklar tunggal bh
7. Pasang MCB + Box panel bh
8. Pemasangan daya baru 5500VA unit

B. Rumah Prajurit
XI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Instalasi titik lampu titik
2. Pasang lampu LED 12 watt bh
3. Pasang lampu LED 6 watt bh
4. Pasang Stop kontak bh
5. Pasang saklar ganda bh
6. Pasang saklar tunggal bh
7. Pasang Box panel (MCB = 3 bh) unit
8. Pemasangan daya baru 2200 VA unit
9. Exhaust celling fan 8" unit

63
Pasal 15
PEKERJAAN PENGECATAN

15.1. LINGKUP PEKERJAAN


1. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
2. Pengecatan permukaan dengan bahan - bahan yang telah ditentukan.
3. Pengecatan semua permukaan dan area yang tertera dalam gambar dan yang tidak
disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk
Perencana dan Pengawas.

15.2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang - bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang -
bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan ditentukan oleh Perencana dan
Pengawas.
2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas dan Perencana,
bidang - bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.
3. Instaler diwajibkan mengikuti semua persyaratan teknis aplikasi dari produsen tanpa
terkecuali
4. Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dan tidak
disebabkan oleh pemilik atau pemakai maka Kontraktor wajib memperbaiki seluruh
pekerjaan yang rusak sampai dengan disetujui oleh Perencana dan Pengawas dengan
seluruh biaya ditanggung Kontraktor.

15.3. BAHAN UNTUK PERAWATAN


1. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
lembaran Plywood atau papan Gypsum ukuran 30x30 cm2. dan pada bidang - bidang
tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir)
2. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas dan Dinas. Jika
contoh - contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Pengawas, barulah
Kontraktor melanjutkan membuat mock up seperti tercantum pada poin a di atas.
3. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas.untuk kemudian akan diteruskan
kepada User tiap warna dan jenis cat yang dipakai sebanyak 5 % dari volume masing
masing atau atas persetujuan Pengawas. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat
dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya.cat ini akan dipakai
sebagai cadangan untuk perawatan oleh User.

15.4. PEKERJAAN CAT DINDING


1. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan
dan/atau bagian - bagian lain yang ditunjukkan dalam gambar.( Bahan yang digunakan
lihat pada Material Reference ).
2. Untuk dinding luar
Cat yang dipakai adalah cat dinding Ex. Catylac Exterior
3. Untuk Kolom Struktur
Cat yang dipakai adalah cat dinding Ex. No Drop, Aqua Proof
4. Untuk dinding dalam

64
Cat yang dipakai adalah cat dinding Ex. Catylac Interior. Permukaan dinding harus
kering minimal telah berusia 14 hari bebas dari kotoran, debu, minyak, olie. Apabila
permukaan dinding kadar alkalinya masih diatas PH 7 meskipun plesteran telah cukup
lama maka bidang diding tersebut harus dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan
Asam HCL dengan kadar 10 % kemudian bilas dengan air bersih dan biarkan dinding
mengering. Selanjutnya dinding dihampelas permukaan selanjutnya bersihkan dengan
air dan biarkan dinding mengering, jika terdapat pengkristalan/ pengapuran bidang
dinding tersebut haus dicuci dengan larutan washing compound kemudian bilas dengan
air bersih sampai larutan tersebut tidak tersisa dan biarkan mengering.
5. Aplikasikan Under Cout Tembok/ Alkali Resisting Primer dengan pengencer air bersih
sebanyak 10 – 20 %, aplikasikan 1 lapis sampai merata dengan kuas atao rol dan biarkan
mengering, apabila sampai tahap ini bidang dinding masih timbul pengkristalan/
pengapuran maka bidang dinding tersebut harus di coating 1 lapis dengan Wall Sealer
dan biarkan mengering.
6. Pekerjaan Cat Finishing dilaksanakan dengan kuas/rol minimal sebanyak 3 (tiga) lapis
atau sampai merata. Lapis pertama dan kedua aplikasikan Cat dengan pengencer air
bersih 20 – 30 %, lapis ketiga aplikasikan Cat dengan pengecer air bersih 10 - 20 %.
Sampai dengan merata.
7. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng - kaleng
dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
8. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, sesuai
yang diinginkan, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran, atau menjadi cacat akibat pekerjaan lanjutan.

15.5. PEKERJAAN CAT LANGIT – LANGIT


1. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit- langit adalah langit-langit gypsum, pelat
beton, atau bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
2. Untuk plafond digunakan cat dinding/plavond Ex. Paragon
3. Permukaan plafond harus kering bebas dari kotoran, debu, minyak, olie, lemak dan
kotoran kotoran lain.
4. Selanjutnya semua metode / prosedur caraaplikasi sama dengan pengecatan dinding
dalam pasal ini kecuali tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer pada
pengecatan langit-langit calsiboard.
5. Sambungan-sambungan gypsum harus diberi pita kertas khusus agar tidak terlihat
sebagai retakan sesudah di finishing akhir.

15.6. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN DARI PEKERJAAN INI ADALAH :


Permukaan yang di cat menghasilkan permukaan dinding yang utuh, rata dan tidak ada
bagian yang belang.

15.7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN :

XII PEKERJAAN CAT


1. Cat dinding baru Interior m2
2. Cat dinding baru Exsterior m2
3. Cat plafond m2
4. Cat listplank m2
5. Cat Meni Gording m2
6. Cat Waterproofing m2

65
Pasal 16
PEKERJAAN KAMAR MANDI
16.1. UMUM
1. Uraian
Pekerjaan ini meliputi ;
a. Kamar Mandi Umum
XIII PEKERJAAN KAMAR MANDI / WC
1. Pasang Kloset jongkok unit
2. Pasang Kloset Duduk unit
3. Pasang wastafel unit
4. Pasang Floor drain 4" bh
5. Pasang Kran air 1/2" stainlees bh
6. Pasang Pipa PVC 1/2" Tipe AW m1
7. Pasang Pipa PVC 1" Tipe AW m1
8. Pasang Pipa PVC 1 1/2" Tipe AW m1
9. Pasang Pipa PVC 2" Type D m1
10. Pasang Pipa PVC 3" Type D m1
11. Pasang Pipa PVC 4" Type D m1
12. Pekerjaan Septictank kapasitas 5m3 unit
13. Pekerjaan Resapan
a. Buis Beton ∅100cm terpasang unit
b. Tutup Buis Beton ∅100cm terpasang unit
c. Urugan Pasir t=10 cm m3
d. Urugan Ijuk t=10 cm m2
e. Pipa galvanis 2" (ventilasi) unit
14. Pasang Pegangan stainlees Difabel unit
b. Rumah Prajurit
XIII PEKERJAAN SANITASI
1. Pasang kloset jongkok unit
2. Pasang Floor drain 4" bh
3. Pasang kran air bh
4. Pasang pipa air bersih PVC 1/2" AW m'
5. Pasang pipa air kotor PVC 2" type D m'
6. Pasang pipa air kotor PVC 3" type D m'
7. Pasang pipa air kotor PVC 4" type D m'
8. Pasang Pintu Alumunium Kamar Mandi Lengkap unit
9. Pekerjaan Septictank Biofilter kapasitas 600liter
a. Septictank Biofilter kapasitas 600liter unit
b. Urugan Pasir t=10 cm m3
c. Urugan Ijuk t=10 cm m2
10. Pekerjaan Resapan
a. Buis Beton ∅90cm terpasang unit
b. Tutup Buis Beton ∅90cm terpasang unit
b. Urugan Pasir t=10 cm m3
c. Urugan Ijuk t=10 cm m2
d. Pipa galvanis 2" (ventilasi) m1
11. Pasang Kitchen zink lengkap unit
12. Pasang Tandon fiber 650liter lengkap terpasang unit
13. Pasang dudukan tandon besi siku L.50.50.5 Finishing cat unit
14. Pas. Pompa air 1HP lengkap unit
15. Pengeboran dan casing sumur unit

2. Syarat-syarat Bahan
a. Alat-alat sanitair.
Ketentuan pemakaian bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi :
Closed duduk : Ex. TOTO
Closed Jongkok : Ex. INA
Kran dinding : Ex. TOTO
Floor drain : Plastic
66
b. Sistim Air Bersih
1. Pemipaan air bersih disini dipergunakan bahan-bahan sbb :
Untuk pipa digunakan pipa PVC AW dan Fitting merk Maspion klas AW
dengan sambungan lem.
c. Sistim Pembuangan air kotor, air bekas.
Pemipaan air kotor disini dipergunakan bahan-bahan sebagai berikut :
Untuk pipa dipergunakan pipa PVC merk Wavin, klas AW dengan sambungan
lem.
Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai dengan merk
pipa AW Rucika. Belokan pada saluran utama harus mempergunakan long radius
bend dan cabang pada saluran utama harus mempergunakan 45 derajat Y dan 45
derajat Bend. Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi
pabrik.

3. Syarat-syarat Penyambungan :
a. Pipa PVC dan Fitting
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan PVC glue yang sesuai
dengan diameter pipa dan sebelum dilem, pipa harus dibersihkan dulu dengan
cleaning fluid. Pipa harus masuk sepenuhnya difitting maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa. Cara
penyambungan lebih lanjut dan terperinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik
pipa yang bersangkutan.

b. Sambungan yang mudah dibuka.


Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat sanitair/atau peralatan lain yang karena
sesuatu hal perlu dilepas dari pipa yang menghubungkannya antara lain :
Antara lavatory fauced dan supply valve
Antara fluse valve dan urinal
Antara supply valve dan floated di closed
Pada faste fitting dan siphon
Pada peralatan lain yang memerlukan
Pada sambungan ini kerapatan yang diperoleh oleh adanya paking dan bukan seal
shreat. Sambungan jenis ini antara lain union, fleng atau yang sejenis lainnya.

4. Syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan :


a. Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada
area horizontal maupun vertikal.
b. Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90 dan 45 derajat.
c. Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang untuk dalam keadaan sempurna.
d. Sebelum dipasang support harus dicat dengann ICI zinkcromate primer paint.
e. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
f. Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
g. Pada waktu pemasangan, ujung pipa yang belum disambung harus ditutup dengan
plug atau dop.
h. Pipa dan fitting harus bebas tegangan yang di akibatkan dari bahan yang
dipaksakan.
i. Semua pemasangan yang berhubungan dengan menggantung / menembus pada
konstruksi bangunan, kontraktor ini harus menghubungi Konsultan Pengawas untuk
minta persetujuan.

67
j. Pipa air kotor bekas secara umum harus mempunyai kemiringan 1 % kearah aliran
atau seperti yang ditentukan pada gambar.
k. Pipa air kotor dari bangunan menuju septick tank mempunyai kemiringan tidak lebih
dari 1% kearah aliran.
l. Pemasangan alat-alat sanitair termaksud diatas dilakukan seperti lazimnya
memperhatikan pedoman-pedoman yang dianjurkan oleh pabriknya.
m. Klos-klos kayu harus kayu yang sudah tua dan kering serta dimeni, baut-baut serta
murmurnya seyogyanya dari bahan logam yang tidak berkarat.
n. Dempul karet (seal) dengan kwalitas baik agar digunakan untuk mencegah
kebocoran dan perembesan.

16.2. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN DARI PEKERJAAN INI ADALAH :


Semua Pekerjaan harus sesuai dengan gambar dan instruksi dari pengawas lapangan

16.3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN :

a. Kamar Mandi Umum


XIII PEKERJAAN KAMAR MANDI / WC
1. Pasang Kloset jongkok unit
2. Pasang Kloset Duduk unit
3. Pasang wastafel unit
4. Pasang Floor drain 4" bh
5. Pasang Kran air 1/2" stainlees bh
6. Pasang Pipa PVC 1/2" Tipe AW m1
7. Pasang Pipa PVC 1" Tipe AW m1
8. Pasang Pipa PVC 1 1/2" Tipe AW m1
9. Pasang Pipa PVC 2" Type D m1
10. Pasang Pipa PVC 3" Type D m1
11. Pasang Pipa PVC 4" Type D m1
12. Pekerjaan Septictank kapasitas 5m3 unit
13. Pekerjaan Resapan
a. Buis Beton ∅100cm terpasang unit
b. Tutup Buis Beton ∅100cm terpasang unit
c. Urugan Pasir t=10 cm m3
d. Urugan Ijuk t=10 cm m2
e. Pipa galvanis 2" (ventilasi) unit
14. Pasang Pegangan stainlees Difabel unit

68
b. Rumah Prajurit
XIII PEKERJAAN SANITASI
1. Pasang kloset jongkok unit
2. Pasang Floor drain 4" bh
3. Pasang kran air bh
4. Pasang pipa air bersih PVC 1/2" AW m'
5. Pasang pipa air kotor PVC 2" type D m'
6. Pasang pipa air kotor PVC 3" type D m'
7. Pasang pipa air kotor PVC 4" type D m'
8. Pasang Pintu Alumunium Kamar Mandi Lengkap unit
9. Pekerjaan Septictank Biofilter kapasitas 600liter
a. Septictank Biofilter kapasitas 600liter unit
b. Urugan Pasir t=10 cm m3
c. Urugan Ijuk t=10 cm m2
10. Pekerjaan Resapan
a. Buis Beton ∅90cm terpasang unit
b. Tutup Buis Beton ∅90cm terpasang unit
b. Urugan Pasir t=10 cm m3
c. Urugan Ijuk t=10 cm m2
d. Pipa galvanis 2" (ventilasi) m1
11. Pasang Kitchen zink lengkap unit
12. Pasang Tandon fiber 650liter lengkap terpasang unit
13. Pasang dudukan tandon besi siku L.50.50.5 Finishing cat unit
14. Pas. Pompa air 1HP lengkap unit
15. Pengeboran dan casing sumur unit

69
Pasal 17
PEKERJAAN TANDON

17.1. LINGKUP PEKERJAAN


1. Galian Tanah untuk Pondasi
• Galian tanah yang dimaksud adalah untuk galian tanah pondasi rangka tandon beton
• Dimensi atau ukuran harus sesuai dengan gambar perencanaan

2. Urugan tanah kembali


• Urugan tanah kembali pada galian pondasi, setelah beton pondasi selesei dikerjakan
• Pengurugan harus dipadatkan dan sesuai dengan gambar perencanaan

3. Pekerjaan Pengeboran Pondasi Strous Ø30cm


• Dimensi atau ukuran pengeboran sesuai dengan gambar perencanaan
• Setelah pengeboran selesei kontraktor harus menjamin pengeringan hasil
pengeboran dari air

4. Pondasi beton Strous Ø30cm


• Beton yang dipakai adalah Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200)
• Pengecoran dilakukan dengan site mix atau manual
• Pembesian yang dipakai untuk tulangan Ø12mm dan begel Ø8mm

5. Pondasi beton plat (F1) 150x150x15 cm


• Beton yang dipakai adalah Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200)
• Pengecoran dilakukan dengan site mix atau manual
• Pembesian yang dipakai untuk tulangan Ø10mm dan begel Ø10mm

6. Rabat bawah lantai t=5cm


• Beton yang dipakai adalah Beton mutu f’c = 7,4 Mpa (K100)
• Pengecoran dilakukan dengan site mix atau manual

7. Beton Sloof (SL2) 15/15 cm


• Beton yang dipakai adalah Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200)
• Pengecoran dilakukan dengan site mix atau manual
• Pembesian yang dipakai untuk tulangan Ø12mm dan begel Ø8mm

8. Beton kolom (K1) 20/20 cm


• Beton yang dipakai adalah Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200)
• Pengecoran dilakukan dengan site mix atau manual
• Pembesian yang dipakai untuk tulangan Ø12mm dan begel Ø8mm

9. Beton balok atap (B1) 15/20 cm


• Beton yang dipakai adalah Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200)
• Pengecoran dilakukan dengan site mix atau manual
• Pembesian yang dipakai untuk tulangan Ø12mm dan begel Ø8mm

70
10. Beton Plat Atap t = 10cm
• Beton yang dipakai adalah Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200)
• Pengecoran dilakukan dengan site mix atau manual
• Pembesian yang dipakai untuk tulangan Ø10mm dan begel Ø10mm

11. Pasangan Bata Merah 1pc : 5ps


• Pasangan bata merah menggunakan campuran 1 PC : 5 PS
• Pemasangan harus tegak lurus dan sesuai dengan gambar perencanaan

12. Plesteran dinding 1pc : 5ps


• Plesteran menggunakan campuran 1 PC : 5 PS
• Plesteran harus rata dan tegak lurus

13. Plesteran beton 1pc : 3ps


• Plesteran menggunakan campuran 1 PC : 3 PS
• Plesteran harus rata dan tegak lurus

14. Pekerjaan Acian


• Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku bagian luar) harus
menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus dan rapi sehingga menghasilkan
akhiran dinding, kolom dan balok seperti yang dimaksud pada gambar rencana.
• Bahan untuk pekerjaan ini adalah semen (SP) yang diaduk secara benar-benar
homogen.
• Pekerjaan benangan dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan acian halus dengan
menggunakan bahan dari adukan air semen (SP).

15. Cat dinding baru Exsterior


• Cat yang dipakai Catilac Exsterior
• Permukaan yang dicat adalah permukaan yang diaci
• Pengecatan harus rata dan tidak ada belang

16. Cat Waterproofing Dag Beton


• Cat yang dipakai Ex. No Drop, Aqua Proof
• Permukaan yang dicat adalah permukaan plat beton
• Pengecatan harus rata dan tidak ada belang

17. Pas. Tandon air Stainless steel Kapasitas 2000 liter lengkap
• Bahan Yang dipakai adalah Tandon air Stainless steel Kapasitas 2000 liter merk
Pinguin
• Pemasangan harus benar-benar presisi sesuai dengan ukuran kaki tandon

18. Pas. Pompa air 1HP lengkap


• Bahan Yang dipakai adalah Pas. Pompa air 1HP lengkap merk Yamamax
• Pemasangan harus benar-benar berfungsi dengan baik

19. Pengeboran dan casing sumur


• Pengeboran harus benar-benar sampai menemukan sumber air
• Casing sumur menggunakan pipa 2”

71
17.2. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN DARI PEKERJAAN INI ADALAH :
Semua Pekerjaan harus sesuai dengan gambar dan instruksi dari pengawas lapangan

17.3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN :


XIV PEKERJAAN TANDON
1. Galian tanah untuk pondasi m3
2. Urugan Tanah Kembali m3
3. Pekerjaan Pengeboran Pondasi Strous Ø30cm m1
4. Pondasi beton Strous Ø30cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
5. Pondasi beton plat (F1) 150x150x15 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
6. Beton Rabat bawah lantai t=5cm
a Beton mutu f’c = 7,4 Mpa (K100) m3
7. Beton Sloof (SL2) 15/15 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
8. Beton kolom (K1) 20/20 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
9. Beton balok atap (B1) 15/20 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
10. Beton Plat Atap t = 10cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
11. Pasangan Bata Merah 1pc : 5ps m2
12. Plesteran dinding 1pc : 5ps m2
13. Plesteran beton 1pc : 3ps m2
14. Pekerjaan Acian m2
15. Cat dinding baru Exsterior m2
16. Cat Waterproofing Dag Beton m2
17. Pas. Tandon air Stainless steel Kapasitas 2000 liter lengkap unit
18. Pas. Pompa air 1HP lengkap unit
19. Pengeboran dan casing sumur unit

72
Pasal 18
PEKERJAAN PEMELIHARAAN
Pada saat penyerahan pekerjaan, lapangan harus dalam keadaan bersih dari sisa – sisa bahan
bangunan/bahan bekas bangunan lainnya.
Sebelum serah terima pekerjaan kedua (masa pemeriharaan), bila terjadi kerusakan bangunan
Penyedia diwajibkan secara rutin mengadakan perbaikan secepat mungkin, sebelum masa
pemeliharaan habis.

Pasal 19
GAMBAR KERJA DAN GAMBAR TEPAT LAKSANA
Bilamana ada perubahan di lapangan atau gambar rencana kurang jelas, maka Penyedia wajib
membuat gambar kerja (Shop Drawing).

Pasal 20
PENUTUP
1. Pada prinsipnya seluruh pekerjaan telah dibuat dalam gambar dan Spesifikasi Teknis,
bila ternyata masih ada pekerjaan yang harus dilaksanakan namun tidak tersebut dalam
gambar dan Spesifikasi Teknis atau ke dua - duanya maka pekerjaan tersebut tetap harus
dilaksanakan atas biaya Kontraktor Pelaksana.
2. Segala hal yang menyangkut merk serta produk tertentu, bisa disubstitusi merk lain asal
sekualitas / sejenis dan mendapat persetujuan Direksi.
3. Kontraktor Pelaksana tidak hanya melaksanakan hal yang tersurat dalam Spesifikasi
Teknis ini, namun juga hal yang tersirat, yaitu upaya untuk melaksanakan pekerjaan ini
sebaik mungkin sesuai tingkat kualitas yang dimaksudkan.
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan kemudian
dalam rapat penjelasan (Aanwijzing) yang merupakan satu kesatuan dari peraturan ini.

73
BAB V
SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI
1. Personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan jasa Konstruksi adalah
sebagai berikut :
Sertifikasi Keahlian
No. Jabatan Pengalaman Kerja
TENAGA AHLI
1 Pelaksana SKT Pelaksana Bangunan Gedung/ 1 tahun
Pekerjaan Gedung
(TA 022)
atau
SKT Pelaksana Bangunan Gedung/
Pekerjaan Gedung
(TS 051)
atau
SKT Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Gedung
(TS 052)

2 Petugas Sertifikat Petugas Keselamatan 0 tahun


Keselamatan Konstruksi / Ahli K3 Konstruksi
Konstruksi/Ahli K3
Konstruksi

2. Rincian Tugas Personil


a. Pelaksanana Struktur selaku manajer Pelaksanaan
• Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan lapangan
• Bersama dengan bagian enginering menyusun kembali metode pelaksanaan
konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
• Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai
persyarataan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan
• Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan harian kepada
pelaksana pekerjaan
• Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan
dilapangan
• Membuat program penyesuaiaan dan tindakan turun tangan apabila terjadi
keterlamabatan dan penyimpangan pekerjaan dilapangan
• Bersama bagian teknik melakukan pemeriksaaan dan memproses berita acara
kemajuan pekerjaaan dilapangan
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan ,metode kerja
• ,gambar kerja dan spesifikasi teknik
• Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan.
b. Petugas K3
• Membuat usulan perubahan apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan pada
metode kerja pelaksanaan konsstruksi berbasis K3
• Membuat perencanaan dan penyusunana program K3
• Menerapkan ketentuan perundang – undangan tentang dan terkait K3 konstruksi
• Membuat SOP prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
• Melakukan sosialisasi ,penerapan dan pengawasan pelaksanaaan program prosedur
kerja dan instruksi kerja K3
• Mengevaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi
74
• Melakukan penanganan kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat.
Penyedia wajib menghadirkan personil sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen
penawaran dan dapat menunjukkan Surat Keterampilan Kerja (SKT) asli sesuai dengan
yang dipersyaratkan pada saat rapat persiapan penunjukan pemenang.
Penyedia diharuskan memaparkan metodelogi pelaksanaan pekerjaan untuk masing -
masing item pekerjaan yang tercantum dalam dokumen mata pembayaran pada saat Pre
Construction Meeting (PCM).
3. Dukungan Material dan Peralatan
Dukungan material dan peralatan disertai pricelist harga, dukungan tersebut merupakan
kerjasama antara pihak I dan pihak II disertai pernyataan ketersediaan peralatan kerja dan
material utama (merupakan syarat penerbitan SPPBJ)
4. Tingkat Resiko Pekerjaan
Untuk paket pekerjaan ini masuk dalam kategori tingkat resiko kecil
5. Koefisien pada Analisa Harga Pekerjaan
Perhitungan penawaran pada Harga Satuan Pekerjaan mengacu pada Analisa yang ada
pada dokumen BQ
6. Kepersertaan BPJS Ketenagakerjaan
Pada pekerjaan ini Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran memandang
perlu mensyaratkan Sertifikasi BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan Peraturan
Menteri Ketenaga Kerjaan Republik indonesia No.44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi
Pekerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada sektor
Usaha Jasa Konstruksi (merupakan syaratpenerbitan SPPBJ)
7. Persyaratan Penyedia
Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Badan Usaha - Jasa Konstruksi
(SBU-JK) dengan kualifikasi usaha kecil dan masih berlaku. Penyedia juga harus
memiliki pengalaman minimal 1 pekerjaan konstruksi dalam 10 tahun terakhir dengan
SBU yang sesuai.
Klasifikasi Kode Sub klasifikasi Subkualifikasi
Bangunan Gedung BG BG002 Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi
Bangunan Gedung Perkantoran

BG009 Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi


Bangunan Gedung Lainnya

Ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen

HERWINDO WIDIYANTO EKO P.P, ST


NIP. 198201117 201001 1 020

75

Anda mungkin juga menyukai