Spektek Toilet Makam Sono-2023
Spektek Toilet Makam Sono-2023
SPESIFIKASI TEKNIS
PROGRAM
PENATAAN BANGUNAN
KEGIATAN
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DI WILAYAH DAERAH
KABUPATEN/KOTA, PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN BANGUN (IMB) DAN
SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
SUB. KEGIATAN
PERENCANAAN, PEMBANGUNAN, PENGAWASAN, DAN PEMANFAATAN BANGUNAN
GEDUNG DAERAH KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN PENUNJANG INFRASTRUKTUR MAKAM SONO
TAHUN ANGGARAN
2023
DAFTAR ISI
1
NAMA PROGRAM : PENATAAN BANGUNAN
NAMA KEGIATAN : PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DI
WILAYAH DAERAH KABUPATEN/KOTA, PEMBERIAN
IZIN MENDIRIKAN BANGUN (IMB) DAN SERTIFIKAT
LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
SUB KEGIATAN : PERENCANAAN, PEMBANGUNAN, PENGAWASAN, DAN
PEMANFAATAN BANGUNAN GEDUNG DAERAH
KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN PENUNJANG INFRASTRUKTUR MAKAM
SONO
LOKASI KEGIATAN : JL. KESATRIAN BUDURAN - SIDOARJO
TAHUN ANGGARAN : 2023
PENDAHULUAN
2. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan PEMBANGUNAN PENUNJANG INFRASTRUKTUR MAKAM SONO meliputi :
A. PENERAPAN SMKK
I. PENYIAPAN RKK
II. SOSIALISASI PROMOSI DAN PELATIHAN
III. ALAT PELINDUNG KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI
IV. ASURANSI DAN PERIJINAN
V. FASILITAS SARANA DAN PRASARAN KESEHATAN
VI. RAMBU-RAMBU K3
2
VII. LAIN-LAIN TERKAIT PENGENDALIAN RESIKO KESELAMATAN
KONSTRUKSI
3. Waktu Pelaksanaan
a. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 120 Hari Kalender
b. Pelaksanaan pekerjaan mulai bulan Juli 2023
Pekerjaan harus sedah selesai bulan Oktober 2023
3
BAB I
SPESIFIKASI BAHAN DAN MATERIAL
1 Pekerjaan Persiapan
a. Kelegkapan K3 Mutu Baik / Tidak Cacat
• Kayu Usuk 4x6 cm kayu √
b. Papan Nama Kegiatan Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1
Tahun
• Triplek tebal 9mm Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1 √
• Paku Usuk Mutu Baik √
• PrintOut Banner Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1 √
• Cat Tembok Catylac
2 Pekerjaan Persiapan
• Kayu Usuk 4x6 cm kayu √
a. Bouwplank Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1
Tahun
• Paku Usuk Mutu Baik √
• Kayu Papan 2/20 cm kayu √
Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1
Tahun
5
No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN
1. Hasil bongkaran harus ditata sesuai jenis bahan, didata
b. Bongkaran dan dilaporkan dalam berita acara serah terima
bongkaran.
2. Semua hasil bongkaran tidak boleh dipakai oleh
Penyedia dalam melaksanakan pekerjaannya.
3. Kecuali bongkaran yang tidak bernilai harus dibuang ke
luar lokasi termasuk sampah yang ada dilokasi
3 Pekerjaan Tanah • Sirtu Bermutu Baik √
4 Pekerjaan Beton
a. Besi Beton • Struktur : √
≤12 mm = fy 240 Mpa U24 √
(Mutu SNI) Lautan Steel, Hanil Jaya Steel, Bhirawa
(polos/undeformed bars)
b. Beton
• Struktur Pendukung : K-200 Site mix dengan molen mixer √
• Rabat : K-100 Site mix dengan molen mixer √
• Semen portland (40 kg) Holcim, Tiga Roda, Semen Gresik √
• Pasir beton Bermutu Baik ex. Lumajang √
• Batu Pecah Mesin 1/2 cm Bermutu Baik √
• Kawat Beton Bermutu Baik √
c. Bekisting • Dolken dia. 8 s.d 10cm Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1 √
• Kayu Kaso 5/7cm kayu √
Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1
Tahun
• Kayu Kaso 4/6cm kayu √
Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1
Tahun
6
No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN
• Triplek tebal 9mm Mutu Baik / Tidak Cacat / KW1 √
• Paku Usuk √
• Minyak Bekisting √
6 Pekerjaan Plesteran
➢ Plesteran Biasa 1PS :5PP Semen portland (40 kg) Holcim, Tiga Roda, Semen Gresik √
➢ Plesteran Beton 1PS : √
• Pasir Pasang Mojosari, Kediri bermutu baik
3PP
➢ Acian
7
No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN
9 Pekerjaan Plafon
• Hollow 3.5x3.5 cm Kencana √
• Hollow 1.5x1.5 cm Kencana √
• Gypsumnoard 9mm Jayaboard √
• Calsium Silicate Board √
Kalsi, GRC
4mm
• List Gypsum √
8
No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN
11 Pekerjaan Lantai
• Keramik : 40x40cm (Polos) Hercules, Platinum √
• Keramik : 40x40cm (Kasar) Hercules, Platinum √
• Keramik : 30x30 cm KIA, Asia Tile √
• Keramik : 30x60 cm KIA, Asia Tile √
9
No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN
Pekerjaan Kamar Mandi / • Kloset jongkok √
14 INA
WC
• Kloset duduk TOTO √
• Floor drain 4" plastik Mutu Baik √
• Pipa PVC 1/2" Tipe AW Maspion √
• Pipa PVC 3" Type D Wavin, Rucika √
• Pipa PVC 4" Type D Wavin, Rucika √
• Kran air Onda √
• Pintu Kamar Mandi Mutu Baik √
• Buis Beton ∅90cm Mutu Baik √
• Tutup Buis Beton ∅90cm Mutu Baik √
• Shower Onda √
• Septictank Beton Kap. 5m3 Mutu SNI √
• Buis Beton ∅100cm Mutu Baik √
• Tutup Buis Beton ∅90cm Mutu Baik √
• Pegangan stainlees Difabel Mutu Baik
15 Pekerjaan Tandon
• Tandon air Fiberglass √
Pinguin
Kapasitas 2000 liter
• Tandon air Fiberglass √
Pinguin
Kapasitas 650 liter
• Pompa air 1HP lengkap Yamamax √
• Pengeboran dan casing
Mutu Baik
sumur
10
No Uraian Pekerjaan Komponen Bahan Mutu/Spesifikasi TKDN
Kategori identifikasi termasuk Pekerja Kejatuhan material bongkaran
16 Penyelenggaraan SMKK
bahaya ringan/ rendah
11
BAB II
SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN
12
BAB III
SPESIFIKASI PROSES / KEGIATAN
PASAL 1
UMUM
1.1 Spesifikasi Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan PEMBANGUNAN PENUNJANG
INFRASTRUKTUR MAKAM SONO.
1.2 Penyedia harus melindungi pemilik dari tuntutan hak paten, lisensi serta hak cipta yang
melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Penyedia untuk
melaksanakan pekerjaan.
PASAL 2
BATASAN / PERATURAN
13
PASAL 3
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Berdasarkan Permen PU No.21/PRT/M/2019 pada Bab. II Bagian Ke empat Pasal 14 ayat 1 yang
tertulis : Penerapan SMKK dalam tahapan pemilihan Penyedia Jasa oleh Pengguna Jasa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 huruf a dituangkan dalam dokumen pemilihan dengan
menilai RKK sesuai dengan format huruf E sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; maka ditetapkan pekerjaan
PEMBANGUNAN PENUNJANG INFRASTRUKTUR MAKAM SONO dengan katagori
identifikasi bahaya Ringan.
Identifikasi Bahaya K3 yang memuat rincian singkat perihal penjelasan potensi, jenis dan
identifikasi bahaya serta kriteria evaluasi K3K, sebagai berikut :
PASAL 4
JENIS DAN MUTU BAHAN
4.1 Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi,
Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980
dan Perpres nomor 54 Tahun 2010.
4.2 Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila
bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan
yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Pejabat Pembuat
Komitmen / Direksi (secara tertulis).
4.3 Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa /
bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
4.4 Bila Penyedia telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan
atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus
ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya
menjadi tanggung jawab Penyedia.
4.5 Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-
barang yang memuaskan Pemberi Tugas.
14
PASAL 5
URAIAN PEKERJAAN
5.1 Penyediaan
Penyedia harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik
dan sebagainya yang diperlukan oleh Penyedia dan untuk semua alat-alat tersebut pada
waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan
yang diakibatkannya.
5.2 Kuantitas dan kualitas pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-
syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-
syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau
mempengaruhi penerapan dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian
dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak
ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh
pemberi tugas.
PASAL 6
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
6.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar rencana, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah
disampaikan kepada Penyedia beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia tidak boleh
mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan Penyediaan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud
lain.
6.2. Gambar-gambar tambahan
Bila Pejabat Pembuat Komitmen / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana
harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip yang disyahkan oleh
Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.
6.3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas
perintah pemberi Tugas atau tidak, Penyedia harus membuat gambar-gambar yang sesuai
dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan
perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-
gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya
ditanggung oleh Penyedia.
6.4. Gambar detail pelaksanaan ( Shop Drowing)
a. Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang
meliputi semua pekerjaan detail, harus disediakan oleh Penyedia dan harus diserahkan
ke Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus ditunjukkan dalam Gambar
Data Pelaksanaan (Shop Drawing).
15
c. Penyedia harus bertanggungjawab terhadap segala perbedaan dimensi dan semua
bagian pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain, dan semua pekerjaan yang
diperlukan untuk mengakomodasi pekerjaan yang termasuk didalamnya mewujudkan
tujuan disain.
d. Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan bila :
• Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang
memadai.
• Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang
diijinkan) pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya.
• Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi kesempurnaan
konstruksi.
• Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
6.5. Gambar-gambar ditempat pekerjaan
Penyedia harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam
keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam
masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu
memerlukan.
PASAL 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)
7.1. Adapun kebangsaan Penyedia, Sub Penyedia, leveransir atau penengah (Arbitrase) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal /menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau
bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-undang yang
melindungi kontrak ini.
7.2. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya pelaksanaan
pekerjaan Penyedia, Penyedia berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas
dengan nomor telpon rumah kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
PASAL 8
PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
8.1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar
detail yang dipakai/diikuti.
8.2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan / ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
8.3. Bila terdapat perbedaan antara Spesifikasi Teknis dan gambar, maka Spesifikasi Teknis dan
RAB yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas.
8.4. Spesifikasi Teknis dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang Spesifikasi Teknis tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
16
8.5. Yang dimaksud dengan Spesifikasi Teknis dan gambar di atas adalah Spesifikasi Teknis dan
gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan
pekerjaan
8.6. Penyedia berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas. Setelah
Penyedia menerima dokumen dari Pejabat Pembuat Komitmen dan hal tersebut akan
dibahas dalam rapat penjelasan.
8.7. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia diharuskan meneliti kembali semua dokumen
yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.
PASAL 9
SARANA DAN CARA KERJA
9.1. Penyedia wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan
yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
9.2. Penyedia harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak
tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Penyedia
harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
9.3. Penyedia harus menyediakan alat-alat kerja yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan
dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
9.4. Penyedia wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Penyedia bertanggung jawab penuh atas seluruh cara
pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
9.5. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan.
9.6. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
9.7. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Penyedia Pelaksana sudah harus menyelesaikan
gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
b. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.
9.8. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
9.9. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal
ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
9.10. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Penyedia, bila :
a. Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan.
b. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan
pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan,
halaman, dan lain sebagainya).
9.11. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak
berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.
17
PASAL 10
PERSIAPAN DI LAPANGAN
Selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan Penyedia harus menyediakan / menyiapkan :
10.1. Kantor Penyedia, Los Dan Halaman Kerja, Gudang Dan Fasilitas Lain
Penyedia harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai Kontrak. Penyedia harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya
fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Penyedia harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-
fasilitas tersebut. Penyedia harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan
terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Penyedia dapat menggunakan kembali kantor,
los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
10.2. Air Dan Daya
a. Penyedia harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
• Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-
zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi.
• Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
b. Penyedia harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara
yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi
persyaratan yang berlaku. Penyedia harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan
peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Bila diperlukan (atas
petunjuk Konsultan Pengawas) Penyedia harus pula menyediakan penangkal petir
sementara untuk keselamatan.
10.3. Saluran Pembuangan
Penyedia harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas
18
rapi sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan aktifitas kerja dilingkungan
lokasi pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika Penyedia memanfaatkan / memakai
fasilitas yang ada dilingkungan sekolah harus ada Ijin tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen atau pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala peraturan-
peraturan/aturan-aturan yang ada.
PASAL 11
JADWAL PELAKSANAAN
11.1. Penyedia Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam
bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan
butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
11.2. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.
Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
11.3. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia belum menyelesaikan
pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Penyedia Pelaksana harus dapat menyajikan jadwal
pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.
11.4. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Penyedia Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang
harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
PASAL 12
KUASA PENYEDIA DI LAPANGAN
19
Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia, untuk
melaksanakan sesuai gambar dan bestek.
d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari Penyedia
berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini
Penyedia harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.
PASAL 13
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
20
PASAL 14
JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH
14.2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut pada
waktu pelaksanaan, Penyedia harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
Penyedia dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.
14.3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang
selalu tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.
PASAL 15
ALAT-ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN
PASAL 16
SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
16.1. Penyedia harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara
pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
16.2. Penyedia menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik
bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap
defiktif.
16.3. Dalam pengajuan penawaran Penyedia harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian/pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
16.4. Diluar jumlah tersebut Penyedia tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya pengiriman yang
tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.
21
PASAL 17
PEKERJAAN TIDAK BAIK
17.1. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Penyedia membongkar pekerjaan apa
saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-
bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam
pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.
17.2. Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Penyedia untuk disempurnakan
dengan kontrak.
17.3. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan
kontrak.
17.4. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan) mengeluarkan
perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
PASAL 18
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
18.1. Penyedia berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut gambar-gambar
detail yang telah disahkan oleh Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam
bagian-bagian menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang
baik.
18.2. Penyedia selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu
demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun satu dan
lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.
18.3. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara
tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan
dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak tercantum dalam
daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
18.4. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.
PASAL 19
PERIJINAN DAN PAPAN NAMA PROYEK
19.1. Penyedia tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas lapangan
pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa ijin Direksi.
19.2. Penyedia harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan
pekerjaan.
19.3. Penyedia wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. sesuai dengan gambar. Penyedia tidak diijinkan
menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar
proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
22
PASAL 20
PENGAMAN LOKASI
23
BAB IV
SPESIFIKASI METODE KONSTRUKSI/METODE PELAKSANAAN/METODE KERJA
PASAL 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN K3
24
1.3. Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Penyedia diwajibkan memenuhi kebutuhan untuk Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
dengan menyiapkan kelengkapan K3 antara lain:
No Uraian Satuan
1 Penyiapan RKK Set
Pembuatan Dokumen RKK
2 Sosialisasi Promosi dan Pelatihan
a. Pengarahan K3 Ls
b. Spanduk K3 Bh
c. Papan Informasi K3 Bh
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
a. Pembatas Area (Restricted Area) Ls
b. Topi Pelindung (Safety helmet) Bh
c. Pelindung Pernafasan dan Mulut (masker) Box
d. Sarung tangan (safety gloves) Psg
e. Sepatu Keselamatan (safety shoes) Psg
f. Rompi Keselamatan Bh
4. Fasilitas Sarana dan Pasarana Prasarana Kesehatan
Peralatan P3K Ls
5. Rambu-Rambu K3
a. Rambu Petunjuk Bh
b. Rambu Larangan Bh
c. Rambu Peringatan Bh
d. Rambu Kewajiban Bh
6. lain-lain terkait Pengendalian Resiko Keselamatan Konstruksi
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Bh
b. Bendera K3 Bh
c. Bendera Nasional Bh
d. Timba Cuci Tangan Bh
25
✓ Penyiapan RKK
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) merupakan dokumen lengkap rencana
penerapan SMKK dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak.
CONTOH
LAMPIRAN SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
DAFTAR ISI
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A.1. Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
B.1 Identifikasi bahaya, penilaian resiko, pengendalian dan peluang
B.2 Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3 Standar dan peraturan perundangan
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1 Sumber daya
C.2 Kompetensi
C.3 Kepedulian
C.4 Komunikasi
C.5 Informasi terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1 Perencanaan dan pengendalian operasi
D.2 Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1 Pemantauan dan evaluasi
E.2 Tinjauan manajemen
E.3 Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
26
(contoh Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi Badan Usaha Tunggal/ Atas
Nama Sendiri)
[nama penyedia]
[tanda tangan]
[nama lengkap]
27
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian resiko, Pengendalian, dan Peluang
Keterangan:
1. PPK mengisi kolom 1,2, dan 3
2. PPK mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan tahapan
pekerjaan.
3. Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh PPK berdasarkan tahapan
pekerjaan, dimana penyedia jasa dapat menambahkan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya
dari yang sudah dicantumkan oleh PPK berdasarkan analisis Ahli K3 Konstruksi dan/atau
Petugas Keselamatan Konstruksi.
4. Kolom 12,13,14,15, dan 16 diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar
penilaian Ahli K3 KOnstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, apabila dinilai tidak
ada yang diisikan, maka dapat ditulis “tidak ada” atau “n/a”.
Dibuat oleh,
28
B.2. Rencana tindakan (sasaran khusus & program khusus)
Dibuat oleh,
29
E. Evaluasi Keselamatan Konstruksi
Pemantauan dan Evaluasi
a) Pengarahan K3
Pengarahan K3 dilakukan oleh tenaga ahli K3 atau petugas keselamatan konstruksi
yang dilakukan setiap minggu 1-3 kali. Pengarahan yang dilakukan disesuaikan
dengan kegiatan konstruksi yang dilakukan saat itu. Untuk proyek PEMBANGUNAN
PENUNJANG INFRASTRUKTUR MAKAM SONO ini pengarahan dengan alokasi
waktu 1 x seminggu dengan masa pengerjaan 8 minggu dengan total alokasi dananya
sebesar Rp 350.000,00.
b) Spanduk K3
Spanduk K3 menggunakan bahan kain abutai atau sejenisnya dengan ketentuan
dimensi 1x3 meter dilengkapi dengan tali pengikat di setiap sisi.
c) Papan Informasi K3
Papan informasi K3 berfungsi untuk memberikan informasi bahaya atau tindakan
yang harus dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan di lokasi proyek. Papan ini
sangat penting dalam hal komunikasi K3 agar karyawan mengetahui resiko di tempat
kerja dan bisa memperkirakan apa yang harus dilakukan. Pemasangan papan
informasi K3 dengan ukuran 100 cm x 200 cm ditopang dengan tiang setinggi 250
cm atau sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen melalui Konsultan
Pengawas dan atau sesuai tata aturan Pemerintah Daerah setempat. Tiang yang
digunakan adalah usuk 4x6 kayu Tahun dan papan nama dari triplek 9 mm bingkai
lis siku aluminium 3 cm. Papan informasi K3 tersebut dipasang di lokasi kegiatan
pada tempat yang mudah dilihat oleh setiap orang yang datang ke tempat tersebut.
30
Berupa peralatan K3 diantaranya adalah kotak P3K, tabung oxygen ( oxycan 500 cc), obat
merah, betadine, rivanol, kapas medis, kasa, plester medis, dsb.
✓ Rambu-Rambu K3
Rambu – rambu K3 merupakan bagian penting dalam penerapan K3 di lingkungan proyek
konstruksis dan harus dipasang di tempat – tempat yang strategis dalam arti mudah dilihat
dan sesuai dengan situasi kerja.
Contoh rambu-rambu K3 yang dapat digunakan pada proyek konstruksi dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
31
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pekerjaan Bouwplank M1
2 Pekerjaan Bongkaran Paving M2
32
PASAL 3
PEKERJAAN TANAH
33
3.5. Pengukuran dan Pembayaran
I PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Untuk Pondasi M³
2 Urugan Tanah Kembali M³
3 Pekerjaan Sirtu Urug Bawah Pondasi M³
4 Pekerjaan Sirtu Urug Peninggian Lantai M³
34
PASAL 4
PEKERJAAN PONDASI
b Bahan – bahan :
1. Batu Kali
Batu kali yang dipakai merupakan batu kali pecah yang keras, bebas dari kotoran akibat tanah
liat atau bahan lain yang merugikan dan memenuhi persyaratan PUBB ’70 NI-3.
2. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang butir tajam, keras dan bersih.
3. Semen
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton.
c Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Pasangan Batu Kosong (Aanstampeng)
Bahan batu kosong / aanstamping dari batu kali harus diatur dengan sisi panjang tegak, teratur
dan bersilang kemudian diatasnya diberi pasir yang merata dan disiram dengan air hingga pasir
mengisi lubang-lubang yang terdapat disela-sela batu / kemudian ditrimbis sesuai dengan
gambar.
35
PASAL 5
PEKERJAAN BETON
B. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Rabat Beton Bawah Lantai tb. 5 cm, K-100
2. Pekerjaan Beton Sloof (SL1) 15/20 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
3. Pekerjaan Beton Sloof (SL2) 15/15 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
4. Pekerjaan Beton kolom (K1) 15/15 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
5. Pekerjaan Beton kolom (KP) 12/12 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
6. Pekerjaan Beton Balok (BL) 12/15 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
7. Pekerjaan Beton Balok (BG) 15/20 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
8. Pekerjaan Beton Balok (RB) 12/15 cm
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
9. Pekerjaan Beton Plat
a. Beton K-200 (f'c : 16,9 Mpa)
b. Pembesian Polos
c. Bekisting
36
5.1 MUTU BETON
1. Mutu beton K-200 dipakai untuk balok non struktur, kolom praktis, dan kolom lantai
2 dan mutu baja beton U-24 untuk diameter ≤ 12. Untuk pekerjaan lantai kerja dan
rabat beton bawah lantai dipakai beton K-100. Untuk menjamin kesamaan mutu beton,
Penyedia diharuskan menggunakan concrete mixer / molen.
5.3 BAHAN-BAHAN
1. Semen yang dipakai harus memakai semen produksi dalam negeri merk Semen
Gresik, sesuai standart SNI dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti yang
dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia”.Dalam pengangkutan,
semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena
air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong
semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m, dan tiap
pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian
semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
2. Agregat.
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak,
umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan
atau kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap
karat dari tulangan besi beton.
Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki :
a. Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33)
b. SNI 03 – 2461 -1991 (Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur)
c. Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organik, lumpur dan jenis pasir yang digunakan adalah pasir beton ex. Lumajang.
d. Koral Beton/Split.
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI 03 – 2847 - 2002.
Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan
yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk
mendapatkan adukan beton yang tepat.
37
3. A i r.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan tawar, bebas dari bahan-bahan
yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dan
tidak mengandung asin.
4. Baja Tulangan.
Jenis penulangan.
a. Besi beton yang dipergunakan adalah besi polos dengan mutu U-24 untuk
diameter ≤ (kurang dari sama dengan) 12 mm bahan tersebut dalam segala hal
harus memenuhi ketentuan-ketentuan SNI 03 – 2847 Tahun 2002.
b. Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
c. Pemasangan.
Besi tulangan yang hendak dipotong dimasukkan ke bagian gigi bar cutter.
Beberapa baja tulangan dengan diameter kecil bisa dipotong sekaligus dalam
waktu yang sama. Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat, lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang
merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak
dapat berubah atau begeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau
dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat, dengan
penahan-penahan jarak beton (beton decking) yang telah disetujui Ahli/
Konsultan Pengawas.
d. Pengujian.
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan SNI
03 – 2847 Tahun 2002. Jika besi beton tersebut tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana tercantum di dalam Uraian dan Syarat-syarat yang tercantum dalam
pengujian, maka kelompok yang tidak memenuhi syarat-syarat itu tidak boleh
dipakai dan Penyedia harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.
5. Cetakan (bekisting).
a. B a h a n.
Bekisting harus dipakai multipleks 9 mm dan kayu tahun yang cukup kering dan
sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan
dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting
harus cukup untuk menahan getaran Concrete vibrator atau getaran-getaran lain
yang diterima, tanpa berubah bentuk.
b. Konstruksi.
Pekerjaan bekisting meliputi semua bagian bekisting yang sementara ataupun
tetap untuk membentuk beton termasuk sistem perancahnya berupa scafolding
yang diperlukan agar supaya bekisting dipertahankan tetap pada posisinya
sehingga dapat memenuhi toleransi yang disyaratkan. Bekisting harus
dipergunakan bila diperlukan untuk mengikat dan membentuk beton sesuai
dengan ukuran yang dipersyaratkan. Bekisting harus mempunyai kekuatan
dan kekakuan yang cukup untuk memikul tekanan dan getaran yang timbul pada
saat pengecoran sehingga masih dapat memenuhi toleransi yang disyaratkan.
bekisting harus dibuat dan disangga sedemikian rupa dengan perancah/
scafolding hingga dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat
tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat
38
sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk
memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus rapat tidak
bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti serbuk bekas
gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
c. Alat untuk Membersihkan.
Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-
perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-
potongan kawat pengikat dan lain-lain.
d. U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama
disemua tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.
e. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat
besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 03 –
2847 Tahun 2002.
f. Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-
penutup, pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan.
Minyak pelumas, baik yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh
digunakan untuk ini.
40
19. Seluruh permukaan beton harus dijaga kelembabannya dan dilindungi terhadap
penguapan yang berlebihan dengan disiram, digenangi, ditutup dengan karung goni
basah. Hasil pengecoran beton harus sering dibasahi paling sedikit untuk selama 10
hari berturut-turut setelah selesai pengecoran.
20. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rata, rapi, bersih dan tanpa cacat,
lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana ( beton exposed ).
21. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
berkurangnya kekuatan, daktilitas dan penampilan struktur yang dibuat. Siar
pelaksanaan hanya boleh dibuat pada suatu posisi dimana gaya gesernya minimum, dan
sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Siar pelaksanaan harus tegak lurus dengan
arah kerja gaya tekan pada penampang beton.
22. Pada siar pelaksanaan, sebelum dilanjutkan pekerjaan pengecoran, maka permukaan beton
yang ada harus dibersihkan dari kotoran-kotoran beton, partikel agregat yang terlepas,
dikasarkan, dibasahi secukupnya dan dilapisi pasta semen, mortar atau epoxy resin. Setelah
penuangan beton baru, harus dilakukan pemadatan agar dicapai ikatan yang baik dengan
beton lama.
23. Penempatan sparing, conduit, pipa-pipa dalam beton disyaratkan sedemikian rupa tidak
mengurangi kekuatan struktur, terutama tidak boleh memotong besi-besi tulangan yang
terpasang. Penyedia harus memberitahukan, mengusulkan dan minta persetujuan secara
tertulis dari Konsultan Pengawas.
24. Pada setiap pertemuan kolom beton dengan dinding bata harus disiapkan
penjangkaran dengan jarak antara 50cm, dan panjang jangkar minimum 30cm diameter
8mm.
Hal ini dipandang perlu, karena penggunaan dalam praktek sering salah.
42
Pengawas, maka Penyedia dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor
atas biaya sendiri.
4. Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan adanya
pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian
lebih dari 1,5 m.
5. Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari
cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan
dengan beton, harus dibasahi dengan air sebelum dicor.
6. Pengecoran.
Penyedia diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya
dapat dilaksanakan atau persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti kropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah
konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan
dari pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Penyedia diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Penyedia. Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai
sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu
30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa
berhenti dan tidak boleh terputus tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
7. Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang
berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 getaran dalaím 1 menit. Penggetar
harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya.
Dalam cetakan yang vertikal, vibrator harus dekat dengan cetakan, tapi tidak boleh
menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh
menggetarkan suatu bagian adukan, lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh
dilakukan langsung menembus tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah
mengeras.
8. Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin dan hujan,
sampai beton itu mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu
cepat, harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan itu dibongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi (Curring) selama 14 hari
berturut-turut.
43
9. Pembongkaran Cetakan.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus yang
cukup untuk memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan,
pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban
rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap
berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atau keamanan konstruksi beton
seluruhnya terletak pada Penyedia dan perhatian Penyedia mengenai pembongkaran
cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan. Penyedia wajib
memberi tahu Pemberi Tugas/Konsultasi Pengawas apabila akan membongkar
cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama, namun dengan adanya
persetujuan itu tidak berarti Penyedia lepas dari tanggung jawab.
10. Perubahan Konstruksi Beton.
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi Tugas/ Konsultan
Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut :
a. Konstruksi beton yang sangat keropos.
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil yang direncanakan
atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
11. Campuran dan Pengambilan Contoh (sampling).
a. Untuk mencapai mutu beton K-200 sesuai dengan SNI 03 -2412 -1991, Penyedia
harus melakukan percobaan-percobaan membuat design mix campuran-
campuran sedemikian rupa sehingga untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15
cm atau pakai silinder dengan diameter 15 cm tinggi 30 cm, pada umur 28 hari,
harus mempunyai kekuatan hancur karakteristik minimal 175 kg/cm2, bahan-
bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan
sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan harus dibuat minimal 1 buah
dalam 5 m3 beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang
tidak bersamaan waktunya. Reference pasaì 4.6. PBI 1971.
b.
Setiap pengecoran yang dilaksanakan berbeda hari harus diambil contoh uji
(sampling) paling sedikit tiga buah benda uji percobaan yang waktu
pengambilannya sepenuhnya ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pengetesan
benda uji percobaan tersebut hanya boleh dilakukan dilembaga-lembaga
Penelitian Bahan Bangunan Resmi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Analisá kekuatan berdasarkan pada rumus-rumus statistik sebagaimana tertera
dalam PBI 1971, pasaì 46. ayat 1 s/d 5. Biaya pengetesan termasuk dalam
penawaran Penyedia atau tanggung jawab Penyedia.
5.8 HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN DARI PEKERJAAN INI ADALAH :
Semua pekerjaan beton harus kuat dan kokoh serta pertemuan dua bidang harus tajam dan
halus bidang-bidangnya serta memperoleh mutu dan dimensi sesuai dengan yang telah
direncanakan.
44
5.9 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN :
a. Kamar Mandi dan Toilet
IV PEKERJAAN BETON
1. Beton Rabat bawah lantai t=3cm
a Beton mutu f’c = 7,4 Mpa (K100) m3
2. Beton Sloof (SL1) 15/20 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
3. Beton kolom (KP) 12/12 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
4. Beton Balok (BL) 12/15 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
5. Beton Balok (BG) 12/15 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
6. Beton Balok (RB) 12/15 cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
7. Beton Plat Wastafel t = 8cm
a Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
b Pembesian Polos kg
c Begesting m2
45
b. Rumah Prajurit 1 Kopel (2Unit)
IV PEKERJAAN BETON
1. Beton Rabat bawah pondasi t=3cm
Beton mutu f’c = 7,4 Mpa (K100) m3
2. Beton Rabat bawah lantai t=3cm
Beton mutu f’c = 7,4 Mpa (K100) m3
3. Beton Pondasi (F1) 60x60x15 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk pondasi m2
4. Beton Sloof (SL1) 15/20 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk sloof m2
5. Beton kolom (KP) 12/12 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk kolom m2
6. Beton kolom (K1) 15/15 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk kolom m2
7. Beton Balok (BL) 12/15 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk balok m2
8. Beton Balok (BG) 15/20 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk balok m2
9. Beton Plat Teras t=10 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk plat m2
10. Beton Plat Atap Dapur t=10 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk plat m2
11. Beton Plat Meja Dapur t=7 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk plat m2
12. Beton Balok (RB) 12/15 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk balok m2
13. Beton Balok (RB GEWEL) 12/15 cm
Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200) m3
Pembesian Polos kg
Begesting untuk balok m2
46
PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN
V PEKERJAAN PASANGAN
1. Pasangan Bata Merah 1pc : 5ps m2
2. Plesteran dinding 1pc : 5ps m2
3. Plesteran beton 1pc : 3ps m2
4. Pekerjaan Acian m2
5. Pasangan Batu Tempel Hitam m2
6. Pasangan Roster Beton 20x20 cm m2
48
PASAL 7
PEKERJAAN RANGKA ATAP
49
PASAL 8
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
8.1. Bahan/Material
1. Bahan Utama : Penutup atap memakai Atap Lembaran Bitumen (ONDUVILLA)
2. Mutu : Kualitas I (satu) mempunyai warna yang sama antara satu dengan
lainnya
8.2. Pelaksanaan
1. Pastikan kemiringan kuda-kuda atap adalah minimal 15 derajat.
2. Pastikan jarak antar reng adalah 27 cm untuk reng pertama dengan reng kedua
(paling bawah setelah listplang), kemudian jarak reng selanjutnya 32 cm.
3. Selama pemasangan atap agar tidak menginjak atap yang telah terpasang kecuali
menggunakan tangga konstruksi, papan bidang kerja atau menginjak pada bagian
lembaran atap yang bersentuhan dengan reng. Dilarang menginjak pada bidang
lembaran diantara reng.
4. Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari bidang atap, dengan jarak
overhang maksimal adalah 5 cm dari listplang.
5. Penyekrupan menggunakan sekrup Onduline dengan warna yang sesuai dengan
lembar atap. Penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang diantara dua gelombang
interlock pada lembaran atap.
6. Urutan penyekrupan dimulai dari gelombang sisi bawah pertama dan kelima,
dilanjutkan dengan gelombang kedua sampai dengan keempat. Gelombang keenam
digunakan untuk overlap dengan lembaran atap selanjutnya. Gelombang sisi atas
digunakan untuk overlap dengan lembaran atap diatasnya.
7. Pemasangan lembaran atap dengan pola pasangan susun bata. Baris pertama
pemasangan menggunakan lembaran atap utuh. Baris kedua dari bawah dimulai
dengan menggunakan lembaran atap yang dipotong menjadi dua. Baris ketiga,
kelima dan seterusnya seperti pemasangan pada baris pertama. Baris keempat,
keenam dan seterusnya seperti pemasangan pada baris kedua
8. Penyekrupan pada verge piece berada di setiap posisi reng yang menyatu dengan
lembaran atap Onduvilla tile yang berada di bawah lembaran verge piece.
9. Nok menggunakan aksesoris nok standar dari Onduvilla
10. Penyekrupan pada nok harus berada di lembaran nok yang bersentuhan dengan
gelombang Onduvilla.
50
8.4. Pengukuran dan Pembayaran :
b. Rumah Prajurit
51
PASAL 9
PEKERJAAN PLAFOND
b. Rumah Prajurit
52
PASAL 10
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA
54
13. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.
14. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
15. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan.
16. Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk memperoleh
persetujuan Direksi/ Pengawas.
55
PASAL 11
PEKERJAAN PENGGANTUNG,KUNCI
56
Pasal 12
PEKERJAAN KACA
58
Pasal 13
PEKERJAAN LANTAI
59
14. Grouting
▪ Keramik diberi grout ketika Keramik sudah terpasang dengan tepat, setelah naat
dibersihkan dari kotoran / pencemaran dengan menggunakan compresor (ditiup)
▪ Bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan.
▪ Ketika grout sudah mengeras, basahi Keramik dengan air dan akhirnya poles
dengan kain.
X PEKERJAAN LANTAI
1. Pasang lantai keramik 40x40 cm Polised m2
2. Pasang lantai keramik 40x40 cm (Kasar) m2
3. Pasang lantai keramik 30x30 cm Kasar (Km/wc) m2
4. Pasang keramik dinding 30x60 cm (Km/wc) m2
60
Pasal 14
PEKERJAAN LISTRIK
14.1. Persyaratan
a. Untuk keperluan ini Penyedia dapat menugaskan pihak ketiga (instalatir) yang
mempunyai sertifikat dari PLN setempat dengan mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi secara tertulis.
b. Penyedia tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang dimaksud.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut Penyedia harus membuat gambar
/ diagram instalasi dengan skala 1 : 100 dengan mendapat persetujuan dari Direksi.
d. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam uraian ini dengan
tegangan / voltage : 220 V sesuai dengan keadaan setempat yang ada.
e. Menurut segala petunjuk-petunjuk dari Direksi.
f. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini
(PUIL) tahun 2000.
g. Instalasi listrik dipasang dengan kondisi sampai menyala.
61
14.4. Pemasangan Saklar Lampu
a. Gambar-gambar menunjukkan perkiraan letak dari saklar lampu untuk perlampuan
yang menggunakan saklar setempat. Perletakan tersebut masih harus disesuaikan
dengan Arsitektur .
b. Saklar lampu harus dipasang secara sempurna, setinggi 140 cm dari lantai, kecuali
ditentukan lain dalam gambar.
c. Saklar lampu tersebut harus mempunyai kemampuan hantar arus minimal 10
Ampere, produksi Broco.
62
14.9. Pengukuran dan pembayaran :
A. Kamar Mandi Umum
XI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Instalasi titik lampu titik
2. Pasang lampu LED 12 watt bh
3. Pasang lampu LED 6 watt bh
4. Pasang Stop kontak bh
5. Pasang saklar ganda bh
6. Pasang saklar tunggal bh
7. Pasang MCB + Box panel bh
8. Pemasangan daya baru 5500VA unit
B. Rumah Prajurit
XI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Instalasi titik lampu titik
2. Pasang lampu LED 12 watt bh
3. Pasang lampu LED 6 watt bh
4. Pasang Stop kontak bh
5. Pasang saklar ganda bh
6. Pasang saklar tunggal bh
7. Pasang Box panel (MCB = 3 bh) unit
8. Pemasangan daya baru 2200 VA unit
9. Exhaust celling fan 8" unit
63
Pasal 15
PEKERJAAN PENGECATAN
64
Cat yang dipakai adalah cat dinding Ex. Catylac Interior. Permukaan dinding harus
kering minimal telah berusia 14 hari bebas dari kotoran, debu, minyak, olie. Apabila
permukaan dinding kadar alkalinya masih diatas PH 7 meskipun plesteran telah cukup
lama maka bidang diding tersebut harus dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan
Asam HCL dengan kadar 10 % kemudian bilas dengan air bersih dan biarkan dinding
mengering. Selanjutnya dinding dihampelas permukaan selanjutnya bersihkan dengan
air dan biarkan dinding mengering, jika terdapat pengkristalan/ pengapuran bidang
dinding tersebut haus dicuci dengan larutan washing compound kemudian bilas dengan
air bersih sampai larutan tersebut tidak tersisa dan biarkan mengering.
5. Aplikasikan Under Cout Tembok/ Alkali Resisting Primer dengan pengencer air bersih
sebanyak 10 – 20 %, aplikasikan 1 lapis sampai merata dengan kuas atao rol dan biarkan
mengering, apabila sampai tahap ini bidang dinding masih timbul pengkristalan/
pengapuran maka bidang dinding tersebut harus di coating 1 lapis dengan Wall Sealer
dan biarkan mengering.
6. Pekerjaan Cat Finishing dilaksanakan dengan kuas/rol minimal sebanyak 3 (tiga) lapis
atau sampai merata. Lapis pertama dan kedua aplikasikan Cat dengan pengencer air
bersih 20 – 30 %, lapis ketiga aplikasikan Cat dengan pengecer air bersih 10 - 20 %.
Sampai dengan merata.
7. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng - kaleng
dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
8. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, sesuai
yang diinginkan, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran, atau menjadi cacat akibat pekerjaan lanjutan.
65
Pasal 16
PEKERJAAN KAMAR MANDI
16.1. UMUM
1. Uraian
Pekerjaan ini meliputi ;
a. Kamar Mandi Umum
XIII PEKERJAAN KAMAR MANDI / WC
1. Pasang Kloset jongkok unit
2. Pasang Kloset Duduk unit
3. Pasang wastafel unit
4. Pasang Floor drain 4" bh
5. Pasang Kran air 1/2" stainlees bh
6. Pasang Pipa PVC 1/2" Tipe AW m1
7. Pasang Pipa PVC 1" Tipe AW m1
8. Pasang Pipa PVC 1 1/2" Tipe AW m1
9. Pasang Pipa PVC 2" Type D m1
10. Pasang Pipa PVC 3" Type D m1
11. Pasang Pipa PVC 4" Type D m1
12. Pekerjaan Septictank kapasitas 5m3 unit
13. Pekerjaan Resapan
a. Buis Beton ∅100cm terpasang unit
b. Tutup Buis Beton ∅100cm terpasang unit
c. Urugan Pasir t=10 cm m3
d. Urugan Ijuk t=10 cm m2
e. Pipa galvanis 2" (ventilasi) unit
14. Pasang Pegangan stainlees Difabel unit
b. Rumah Prajurit
XIII PEKERJAAN SANITASI
1. Pasang kloset jongkok unit
2. Pasang Floor drain 4" bh
3. Pasang kran air bh
4. Pasang pipa air bersih PVC 1/2" AW m'
5. Pasang pipa air kotor PVC 2" type D m'
6. Pasang pipa air kotor PVC 3" type D m'
7. Pasang pipa air kotor PVC 4" type D m'
8. Pasang Pintu Alumunium Kamar Mandi Lengkap unit
9. Pekerjaan Septictank Biofilter kapasitas 600liter
a. Septictank Biofilter kapasitas 600liter unit
b. Urugan Pasir t=10 cm m3
c. Urugan Ijuk t=10 cm m2
10. Pekerjaan Resapan
a. Buis Beton ∅90cm terpasang unit
b. Tutup Buis Beton ∅90cm terpasang unit
b. Urugan Pasir t=10 cm m3
c. Urugan Ijuk t=10 cm m2
d. Pipa galvanis 2" (ventilasi) m1
11. Pasang Kitchen zink lengkap unit
12. Pasang Tandon fiber 650liter lengkap terpasang unit
13. Pasang dudukan tandon besi siku L.50.50.5 Finishing cat unit
14. Pas. Pompa air 1HP lengkap unit
15. Pengeboran dan casing sumur unit
2. Syarat-syarat Bahan
a. Alat-alat sanitair.
Ketentuan pemakaian bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi :
Closed duduk : Ex. TOTO
Closed Jongkok : Ex. INA
Kran dinding : Ex. TOTO
Floor drain : Plastic
66
b. Sistim Air Bersih
1. Pemipaan air bersih disini dipergunakan bahan-bahan sbb :
Untuk pipa digunakan pipa PVC AW dan Fitting merk Maspion klas AW
dengan sambungan lem.
c. Sistim Pembuangan air kotor, air bekas.
Pemipaan air kotor disini dipergunakan bahan-bahan sebagai berikut :
Untuk pipa dipergunakan pipa PVC merk Wavin, klas AW dengan sambungan
lem.
Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai dengan merk
pipa AW Rucika. Belokan pada saluran utama harus mempergunakan long radius
bend dan cabang pada saluran utama harus mempergunakan 45 derajat Y dan 45
derajat Bend. Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
3. Syarat-syarat Penyambungan :
a. Pipa PVC dan Fitting
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan PVC glue yang sesuai
dengan diameter pipa dan sebelum dilem, pipa harus dibersihkan dulu dengan
cleaning fluid. Pipa harus masuk sepenuhnya difitting maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa. Cara
penyambungan lebih lanjut dan terperinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik
pipa yang bersangkutan.
67
j. Pipa air kotor bekas secara umum harus mempunyai kemiringan 1 % kearah aliran
atau seperti yang ditentukan pada gambar.
k. Pipa air kotor dari bangunan menuju septick tank mempunyai kemiringan tidak lebih
dari 1% kearah aliran.
l. Pemasangan alat-alat sanitair termaksud diatas dilakukan seperti lazimnya
memperhatikan pedoman-pedoman yang dianjurkan oleh pabriknya.
m. Klos-klos kayu harus kayu yang sudah tua dan kering serta dimeni, baut-baut serta
murmurnya seyogyanya dari bahan logam yang tidak berkarat.
n. Dempul karet (seal) dengan kwalitas baik agar digunakan untuk mencegah
kebocoran dan perembesan.
68
b. Rumah Prajurit
XIII PEKERJAAN SANITASI
1. Pasang kloset jongkok unit
2. Pasang Floor drain 4" bh
3. Pasang kran air bh
4. Pasang pipa air bersih PVC 1/2" AW m'
5. Pasang pipa air kotor PVC 2" type D m'
6. Pasang pipa air kotor PVC 3" type D m'
7. Pasang pipa air kotor PVC 4" type D m'
8. Pasang Pintu Alumunium Kamar Mandi Lengkap unit
9. Pekerjaan Septictank Biofilter kapasitas 600liter
a. Septictank Biofilter kapasitas 600liter unit
b. Urugan Pasir t=10 cm m3
c. Urugan Ijuk t=10 cm m2
10. Pekerjaan Resapan
a. Buis Beton ∅90cm terpasang unit
b. Tutup Buis Beton ∅90cm terpasang unit
b. Urugan Pasir t=10 cm m3
c. Urugan Ijuk t=10 cm m2
d. Pipa galvanis 2" (ventilasi) m1
11. Pasang Kitchen zink lengkap unit
12. Pasang Tandon fiber 650liter lengkap terpasang unit
13. Pasang dudukan tandon besi siku L.50.50.5 Finishing cat unit
14. Pas. Pompa air 1HP lengkap unit
15. Pengeboran dan casing sumur unit
69
Pasal 17
PEKERJAAN TANDON
70
10. Beton Plat Atap t = 10cm
• Beton yang dipakai adalah Beton mutu f’c = 16,9 MPa, (K200)
• Pengecoran dilakukan dengan site mix atau manual
• Pembesian yang dipakai untuk tulangan Ø10mm dan begel Ø10mm
17. Pas. Tandon air Stainless steel Kapasitas 2000 liter lengkap
• Bahan Yang dipakai adalah Tandon air Stainless steel Kapasitas 2000 liter merk
Pinguin
• Pemasangan harus benar-benar presisi sesuai dengan ukuran kaki tandon
71
17.2. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN DARI PEKERJAAN INI ADALAH :
Semua Pekerjaan harus sesuai dengan gambar dan instruksi dari pengawas lapangan
72
Pasal 18
PEKERJAAN PEMELIHARAAN
Pada saat penyerahan pekerjaan, lapangan harus dalam keadaan bersih dari sisa – sisa bahan
bangunan/bahan bekas bangunan lainnya.
Sebelum serah terima pekerjaan kedua (masa pemeriharaan), bila terjadi kerusakan bangunan
Penyedia diwajibkan secara rutin mengadakan perbaikan secepat mungkin, sebelum masa
pemeliharaan habis.
Pasal 19
GAMBAR KERJA DAN GAMBAR TEPAT LAKSANA
Bilamana ada perubahan di lapangan atau gambar rencana kurang jelas, maka Penyedia wajib
membuat gambar kerja (Shop Drawing).
Pasal 20
PENUTUP
1. Pada prinsipnya seluruh pekerjaan telah dibuat dalam gambar dan Spesifikasi Teknis,
bila ternyata masih ada pekerjaan yang harus dilaksanakan namun tidak tersebut dalam
gambar dan Spesifikasi Teknis atau ke dua - duanya maka pekerjaan tersebut tetap harus
dilaksanakan atas biaya Kontraktor Pelaksana.
2. Segala hal yang menyangkut merk serta produk tertentu, bisa disubstitusi merk lain asal
sekualitas / sejenis dan mendapat persetujuan Direksi.
3. Kontraktor Pelaksana tidak hanya melaksanakan hal yang tersurat dalam Spesifikasi
Teknis ini, namun juga hal yang tersirat, yaitu upaya untuk melaksanakan pekerjaan ini
sebaik mungkin sesuai tingkat kualitas yang dimaksudkan.
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan kemudian
dalam rapat penjelasan (Aanwijzing) yang merupakan satu kesatuan dari peraturan ini.
73
BAB V
SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI
1. Personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan jasa Konstruksi adalah
sebagai berikut :
Sertifikasi Keahlian
No. Jabatan Pengalaman Kerja
TENAGA AHLI
1 Pelaksana SKT Pelaksana Bangunan Gedung/ 1 tahun
Pekerjaan Gedung
(TA 022)
atau
SKT Pelaksana Bangunan Gedung/
Pekerjaan Gedung
(TS 051)
atau
SKT Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Gedung
(TS 052)
Ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen
75