Materi Perbarindo Bali 19 Okt v.05 Sent
Materi Perbarindo Bali 19 Okt v.05 Sent
Wiwit Puspasari
D i r e k t u r K e b i j a k a n d a n D u k u n g a n P e n yi d i k a n
DPJK - OJK
➢ Pasal 49
(1) Penyidik Otoritas Jasa Keuangan terdiri atas:
a. pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia;
b. pejabat pegawai negeri sipil tertentu; dan
c. pegawai tertentu,
yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, untuk
melakukan penyidikan tindak pidana di sektor jasa keuangan.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diangkat oleh menteri Yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang hukum.
(3) Pegawai tertentu yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkan
setelah memenuhi kualifikasi oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(4) Administrasi pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, dan pelantikan penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.
(5) Penyidikan atas tindak pidana di sektor jasa keuangan hanya dapat dilakukan oleh penyidik Otoritas Jasa Keuangan.
(6) Dalam melaksanakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Otoritas Jasa Keuangan berkoordinasi dengan Polri.
2
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
A Dasar
1. Dasar Hukum
Hukum Kewenangan
Kewenangan Penyidikan
Penyidikan di OJK OJK
UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan
Pasal 49 ayat (7)
Penyitaan dalam perkara tindak pidana di sektor jasa keuangan yang sedang ditangani;
h. melakukan penggeledahan di setiap tempat tertentu yang diduga terdapat setiap barang bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta
melakukan penyitaan terhadap barang yang dapat dijadikan bahan bukti dalam perkara tindak pidana di sektor jasa keuangan;
i. memblokir rekening pada Bank atau lembaga keuangan lain dari Setiap Orang yang diduga melakukan atau terlibat dalam tindak pidana di sektor jasa
keuangan;
j. meminta data, dokumen, atau alat bukti lain baik cetak maupun elektronik kepada penyelenggara jasa telekomunikasi atau penyelenggara jasa
penyimpanan data dan/atau dokumen;
k. meminta keterangan dari IJK tentang keadaan keuangan pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
l. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di sektor jasa keuangan;
m. melakukan penyidikan tindak pidana pencucian uang dengan tindak pidana asal berupa tindak pidana di sektor jasa keuangan;
n. meminta bantuan aparat penegak hukum lain; dan
o. menyampaikan hasil penyidikan kepada Jaksa untuk dilakukan penuntutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
A Dasar
1. Dasar Hukum
Hukum Kewenangan
Kewenangan Penyidikan
Penyidikan di OJK OJK
Tambahan ruang lingkup Penyidikan yang menjadi wewenang OJK setelah terbitnya UU No. 4 Tahun 2023 tentang
Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan Pasal 6 yaitu:
f. perilaku pelaku usaha jasa keuangan serta pelaksanaan edukasi dan Pelindungan Konsumen; dan
g. sektor keuangan secara terintegrasi serta melakukan asesmen dampak sistemik Konglomerasi Keuangan.
4
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
A Dasar Hukum Kewenangan Penyidikan OJK
UU Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan dan
UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sekor Keuangan
MODAL
Perusahaan Pembiayaan
IKNB Sekunder Perumahan
Inovasi Teknologi
PERASURANSIAN Sektor Keuangan
UU NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG B P J S Ketenagakerjaan
PERASURANSIAN
lembaga jasa keuangan lain Bullion
DANA PENSIUN yang dinyatakan diawasi
UU NOMOR 11 TAHUN 1992 oleh OJK berdasarkan
TENTANG DANA PENSIUN peraturan perundang- Koperasi di Sektor
undangan Jasa Keuangan
LEMBAGA PEMBIAYAAN
Lembaga Keuangan Mikro
LEMBAGA JASA KEUANGAN LAINNYA
Jumlah Penyidik OJK sebanyak 11 Penyidik Polri dan 5 PPNS dari BPKP
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan 5
B Proses Penyidikan
A
P LI GELAR PERKARA
E
E PENETAPAN
L TERSANGKA
K
I
S LIDIK/
M
P PENELITIAN LKTP
P PEMBERKASAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
O
A
Pasal 48B Ayat (3) UU P2SK
Adanya mekanisme NPA (Non Procurement
S Agreement) yaitu Pihak yang diduga melakukan
H
P-21
TPSJK dapat mengajukan permohonan
E
penyelesaian pelanggaran ke OJK
A GELAR PERKARA
N LAP HSL
LID/LIT TINGKATKAN KE TAHAP 2
PENYIDIKAN PENYERAHAN
TSK DAN BB
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan 6
C 1. Dasar Hukum
Penyelesaian Kewenangan
Pelanggaran atas Penyidikan
Peraturan di OJK
Perundang-undangan di Sektor Jasa Keuangan (1)
NPA dikenal sebagai Deferred NPA disebut sebagai NPA merupakan NPA tidak umum Perjanjian di mana seseorang
Prosecution Agreements Convention Judiciaire kesepakatan antara agen digunakan, meskipun yang diduga melakukan
(DPA), yang merupakan d'Intérêt Public (CJIP) dan pemerintah (US SEC) mereka mungkin tersedia pelanggaran dapat menerima
kesepakatan antara jaksa diperkenalkan pada tahun dengan perusahaan atau dalam keadaan tertentu di peringatan atau caution dari
penuntut dan perusahaan yang 2016. CJIP memungkinkan individu yang menghadapi bawah Kebijakan polisi atau kejaksaan setelah
menunda proses pidana perusahaan untuk penyelidikan pidana atau Penuntutan Direktur mereka mengakui kesalahannya
sebagai imbalan atas menghindari penuntutan perdata. kesepakatan NPA, Hukum Publik Kerajaan. dan setuju untuk memperbaiki
perusahaan mengakui pidana dengan mengakui komisi/lembaga yang NPA di Australia dikenal perilaku mereka. Jika mereka
kesalahan, membayar denda kesalahan, bekerja sama berwenang akan menahan sebagai perjanjian mematuhi perjanjian, mereka
finansial, dan menerapkan dengan otoritas, dan diri untuk tidak mengajukan 'diversion' dan biasanya akan dianggap sebagai tidak
OTORITAS JASA KEUANGAN
tindakan perbaikan tertentu. membayar denda. CJIP hanya penuntutan agar digunakan untuk bersalah. Namun, jika mereka
DPA diperkenalkan di Inggris tersedia untuk kejahatan memungkinkan perusahaan pelanggaran kecil. Namun, tidak mematuhi perjanjian,
pada tahun 2014 sebagai ekonomi tertentu, seperti menunjukkan perilaku mereka tidak digunakan mereka masih dapat diadili
alternatif bagi penuntutan korupsi dan pencucian uang. baiknya. dalam kasus kejahatan pidana.
pidana untuk kejahatan kolusi putih yang mencuat
ekonomi seperti penipuan dan ke permukaan.
suap.
7
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
C 1. Dasar Hukum
Penyelesaian Kewenangan
Pelanggaran atas Penyidikan
Peraturan di OJK
Perundang-undangan di Sektor Jasa Keuangan (2)
Restoratif Justice Una Via di Pasar Modal Asas Ultimum Remedium di Restoratif Justice di Perpajakan Konsep NPA di Pasal 48B UU
KUHP Baru Lingkungan Hidup P2SK
Pasal 132 ayat (1) 1. Pengesampingan tindak pidana PM Penjelasan umum angka 6 atas Penegakan hukum di bidang 1. Diawali dengan adanya
huruf g: dilakukan dan digantikan dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang perpajakan mengutamakan prinsip iktikad baik dari pelaku
Kewenangan sanksi administratif disgorgement. Perlindungan dan Pengelolaan restorative justice dalam rangka untuk penggantian
penuntutan 2. Pengesampingan penyidikan tipi PM Lingkungan Hidup (UU PPLH) tujuan pemasukan kepada negara. kerugian.
dinyatakan gugur dilakukan oleh OJK. menyatakan bahwa penegakan Proses tersebut dapat dilakukan 2. Permohonan penggantian
jika telah ada 3. Sanksi administratif disgorgement hukum pidana lingkungan tetap pada tahap penyidikan, penuntutan kerugian ditindaklanjuti
penyelesaian diluar dilakukan dengan pemberian memperhatikan asas ultimum dan bahkan diranah peradilan jika dengan perjanjian yang
proses peradilan perintah tertulis. remedium yang wajib pajak, tersangka dan memuat syarat khusus
sebagaimana diatur 4. Pelaku dikenakan sanksi pidana mewajibkan penerapan terdakwa melakukan pelunasan (NPA).
dalam Undang- pelanggaran perintah tertulis apabila penegakan hukum pidana sebagai maka menjadi pertimbangan untuk 3. Pelaku menandatangani
Undang. perintah tertulis tidak dilaksanakan. upaya terakhir setelah penerapan dituntut tanpa disertai perjanjian dan
OTORITAS JASA KEUANGAN
5. Pada dasarnya terdapat 2 eksposure penegakan hukum administratif penjatuhan pidana penjara (Pasal menyelesaikan ganti rugi.
tindak pidana yang berbeda (tindak dianggap tidak berhasil. 44B UU7/2021 ttg Harmonisasi 4. Penghentian penyelidikan
pidana sektoral dan tindak pidana Peraturan Perpajakan). dilakukan oleh OJK.
pelanggaran perintah tertulis).
1. Putusan MK Putusan Nomor 4/PUU-XX/2022 terkait Penghentian Penyelidikan: MK berpendapat penghentian penyelidikan oleh penyelidik meskipun tidak
secara tegas dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a KUHAP tidak bertentangan dengan UUD 1945. Terlebih setiap laporan adanya dugaan tindak pidana setelah dilakukan
penyelidikan tidak terdapat cukup bukti untuk ditindaklanjuti ke dalam tahap penyidikan.
2. Peraturan Kepolisian RI Nomor 8 Tahun 2021 tentang Penanganan Tindak Pidana Berdasarkan Keadilan Restoratif: Penyelesaian Tindak Pidana dengan
melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku, keluarga korban, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat atau pemangku kepentingan untuk bersama-sama mencari
penyelesaian yang adil melalui perdamaian dengan menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula.
3. Peraturan Kejaksaan RI Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif: Penyelesaian perkara tindak pidana dengan
melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang terkait untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan
kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan.
8
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
D PASAL
1. Dasar TIPIBANK
Hukum DALAM
Kewenangan UU P2SK
Penyidikan di OJK
PASAL 46 PASAL 46
PERIZINAN
PASAL 48 PASAL 48
PENGAWASAN BANK
PASAL 49 S.D. PASAL 50A KEGIATAN USAHA BANK PASAL 49 S.D. PASAL 50A
ANGGOTA DEWAN
KOMISARIS / YANG SETARA,
PEMEGANG SAHAM
ANGGOTA DIREKSI/ YANG
ATAU YANG SETARA
SETARA, ATAU PEGAWAI
BANK
KORPORASI
OTORITAS JASA KEUANGAN
Pasal 49 (2) Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan atau turut serta melakukan perbuatan atau melakukan pembantuan perbuatan anggota dewan komisaris atau yang
setara, anggota direksi atau yang setara, atau pegawai Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan/atau huruf c dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 8 (delapan) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah).
Pasal 49 (5) Setiap orang yang dengan sengaja:
a) meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk menerima suatu imbalan, komisi, uang tambahan, pelayanan, uang, dan/atau barang berharga, untuk
keuntungan pribadi atau untuk keuntungan keluarganya, dalam rangka mendapatkan atau berusaha mendapatkan bagi orang lain dalam memperoleh uang muka, bank garansi,
atau fasilitas kredit dari Bank, atau dalam rangka pembelian atau pendiskontoan oleh Bank atas surat wesel, surat promes, cek, dan kertas dagang atau bukti kewajiban
lainnya, ataupun dalam rangka memberikan persetujuan bagi orang lain untuk melaksanakan penarikan dana yang melebihi batas Kredit pada Bank sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37E ayat (2); dan/atau
b) menyebabkan atau turut serta melakukan perbuatan atau melakukan pembantuan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a. dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 8 (delapan) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah) 10
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
F Kerja
1. Dasar Sama
Hukum
OTORITAS JASA KEUANGAN OJK - Polri
Kewenangan Penyidikan di OJK
1. Penanganan dan penyelesaian perkara tindak pidana di 1. Penguatan koordinasi penanganan tindak pidana
sektor jasa keuangan; di sektor jasa keuangan pada tahap penyidikan,
2. Dukungan penegakan hukum sektor jasa keuangan; penuntutan, dan eksekusi perkara.
PB PM IKNB Total
TAHAP
Perkara Perkara Perkara Perkara
Telaah 6 0 3 9
Lidik 4 4 5 13
Sidik 4 0 0 4
Berkas 0 0 0 0
P-21 90 5 20 115
OTORITAS JASA KEUANGAN
Keterangan: Dari jumlah 115, sebanyak 26 perkara masih dalam proses persidangan tingkat 1 (pertama) dan 89 perkara dengan
rincian sebagai berikut:
PB PM IKNB
1 Putusan Pengadilan In Kracht 67 5 10 82
2 Banding 0 0 0 0
3 Kasasi 3 0 4 7
Total 89
JUMLAH P-21 PER TAHUN
25 21
18 19 18 19
20 17
15
10
4
5
0
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
13
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
H Statistik Penanganan Perkara oleh DPJK
b. Sebaran Kota 115 Perkara P-21 Tindak Pidana Sektor Jasa Keuangan
Jakarta 25
Maluku 6
Riau 2
Kalimantan Tengah 1
Sulawesi Tenggara 3
Kalimantan Timur 2
NTB 1
Sumatera Selatan 2
Kalimantan Barat 2
OTORITAS JASA KEUANGAN
Jawa Tengah 6
Banten 3
Kalimantan Selatan 1
Sulawesi Tengah 2
Sulawesi Selatan 2
Bali 17
Jawa Timur 16
Lampung 3
Yogyakarta 3
Sumatera Utara 6
Jawa Barat 12
0 5 10 15 20 25 30
Kepala Cabang; 4; 3%
Direktur ; 31; 24%
Komisaris; 6; 5%
OTORITAS JASA KEUANGAN
Kalimantan Selatan 1
Sulawesi Tengah 2
Sulawesi Selatan 2
Bali 17
Jawa Timur 16 Direktur Utama; 37;
37%
Lampung 3
Yogyakarta 3
Sumatera Utara 6
Jawa Barat 12
Direktur Direktur Utama Karyawan Komisaris Kepala Cabang Pemegang Saham
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Keterangan : BUK/BUS, BPR/S. *Dalam 1 perkara dimungkinkan terdapat lebih dari 1 pelaku/tersangka
Total 99 pelaku
Anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank yang dengan sengaja:
a. meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk menerima suatu imbalan, komisi, uang tambahan, pelayanan, uang atau
barang berharga, untuk keuntungan pribadinya atau untuk keuntungan keluarganya, dalam rangka mendapatkan atau berusaha
mendapatkan bagi orang lain dalam memperoleh uang muka, bank garansi, atau fasilitas kredit dari bank, atau dalam rangka pembelian
atau pendiskontoan oleh bank atas surat-surat wesel, surat promes, cek, dan kertas dagang atau bukti kewajiban lainnya, ataupun dalam
rangka memberikan persetujuan bagi orang lain untuk melaksanakan penarikan dana yang melebihi batas kreditnya pada bank;
b. tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan bank terhadap ketentuan dalam Undang-undang ini dan
ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi bank
3 Ps 50A UU Perbankan
Pemegang saham yang dengan sengaja menyuruh Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai bank untuk melakukan atau tidak melakukan
tindakan yang mengakibatkan bank tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan bank
Kepala Cabang; 1;
6%
PB PM IKNB
1 Putusan Pengadilan In Kracht 13 0 0 13
2 Banding 0 0 0 0
OTORITAS JASA KEUANGAN
3 Kasasi 0 0 0 0
4 Sidang pada Pengadilan Negeri 4 0 0 4
Total 17
Karyawan; 7; 41%
18
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
J Modus dalam Tindak Pidana Perbankan
PENCATATAN
Psl. 49 UUP • Manipulasi Prosedur Kredit. 5 Th dan paling lama 15 Th serta
PALSU,SUAP,PRINSIP • Kredit Fiktif Dll denda sekurang-kurangnya Rp10 M
Psl. 63 UUPS
KEHATI HATIAN dan paling banyak Rp200
• Manipulasi Laporan Kredit BMPK,
Plafondering, Window Dressing
PIHAK TERAFILIASI, Psl.50 UUP 3 Th dan paling lama 8 Th serta
KETAATAN THD Psl. 64,66 UUPS Terafiliasi, & Pegawai Bank denda sekurang-kurangnya Rp5
KETENTUAN M dan paling banyak Rp100 M
19
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
K 1. Dasar Hukum Kewenangan Penyidikan di OJK
Pokok Pengaturan POJK No 16/2023 (POJK Penyidikan)
BAB Subatansi Pengaturan RPOJK
BAB I Memuat ketentuan mengenai:
KETENTUAN UMUM 1. Definisi terkait Tindak Pidana di Sektor Jasa Keuangan, Penyidik Otoritas Jasa Keuangan, Penyelidikan, Penyidikan, Tindak Pidana Pencucian Uang,
Lembaga Jasa Keuangan, dan Tim Analisis.
2. Ruang lingkup Tindak Pidana di Sektor Jasa Keuangan.
BAB II Memuat ketentuan mengenai:
KEWENANGAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA 1. Penyidik OJK yang dapat melakukan Penyidikan, termasuk administrasi pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, dan pelantikan Penyidik.
DI SEKTOR JASA KEUANGAN 2. Kewenangan dan tanggung jawab Penyidik OJK dalam melakukan Penyidikan Tindak Pidana di Sektor Jasa Keuangan dan TPPU.
3. Kewenangan melakukan Penyelidikan.
BAB III 1. OJK dapat menerima laporan, pemberitahuan, atau pengaduan dari setiap pihak.
LAPORAN, PEMBERITAHUAN, ATAU PENGADUAN MENGENAI 2. OJK menyampaikan perkembangan penanganan laporan, pemberitahuan, atau pengaduan dugaan Tindak Pidana di Sektor Jasa Keuangan hanya
DUGAAN TINDAK PIDANA DI SEKTOR JASA KEUANGAN setelah OJK menetapkan dimulainya penyidikan.
Penyelesaian Belum diatur. a. Pada tahap Penyelidikan, pihak yang diduga melakukan Tindak Pidana di Sektor Jasa Keuangan dapat mengajukan Pasal 48B UU P2SK hal.
Pelanggaran atas permohonan kepada OJK untuk penyelesaian pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan 89
Peraturan (permohonan disampaikan kepada satuan kerja yang melaksanakan fungsi Penyidikan).
Perundang- b. Permohonan memuat:
Undangan di Sektor 1) nilai kerugian yang ditimbulkan dan dasar perhitungannya;
Jasa Keuangan 2) jumlah korban yang dirugikan dan keterangan lain terkait korban;
(Non Prosecution 3) bentuk penyelesaian kerugian dan jangka waktu penyelesaian;
Agreement–NPA) 4) klausul jika kerugian tidak diselesaikan, OJK berwenang melanjutkan ke tahap Penyidikan; dan
5) upaya perbaikan proses bisnis dan tata kelola.
c. OJK melakukan penilaian terhadap muatan permohonan penyelesaian pelanggaran dan menghitung nilai kerugian atas
pelanggaran.
d. Dalam melakukan penilaian terhadap permohonan penyelesaian pelanggaran dan perhitungan nilai kerugian atas
pelanggaran, OJK mempertimbangkan minimal:
OTORITAS JASA KEUANGAN
1) ada atau tidaknya penyelesaian atas kerugian yang timbul akibat tindak pidana;
2) nilai transaksi dan/atau nilai kerugian atas pelanggaran; dan
3) dampak terhadap sektor jasa keuangan, LJK, dan/atau kepentingan nasabah, pemodal atau investor, dan/atau
masyarakat.
e. Dalam melakukan penilaian terhadap permohonan penyelesaian pelanggaran dan perhitungan nilai kerugian atas
pelanggaran, OJK membentuk Tim Analisis untuk membantu Penyidik OJK.
f. Untuk melakukan penilaian terhadap permohonan penyelesaian pelanggaran, Penyidik OJK dapat mengundang pihak
lain di luar OJK.
g. Penyidik OJK menyampaikan persetujuan atau penolakan permohonan penyelesaian pelanggaran kepada pihak yang
mengajukan permohonan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak dokumen diterima secara lengkap oleh Penyidik
OJK.
h. Dalam hal permohonan penyelesaian pelanggaran dsetujui, pihak yang diduga melakukan Tindak Pidana di Sektor Jasa
Keuangan harus menyatakan kesepakatan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak persetujuan
permohonan penyelesaian pelanggaran.
i. Dalam hal permohonan tidak disetujui, Penyidik OJK:
1) menyampaikan penolakan permohonan penyelesaian pelanggaran; dan
2) berwenang melanjutkan ke tahap Penyidikan.
j. Penyelesaian pelanggaran dilakukan sesuai dengan karakteristik masing-masing sektor jasa keuangan.
22
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
L 1. Dasar Hukum Kewenangan Penyidikan di OJK
Pokok Perubahan POJK No 16/2023 (POJK Penyidikan)
Pengaturan Saat Ini Perubahan Pengaturan
Permintaan a. Untuk kepentingan Penyidikan, a. Untuk kepentingan Penyidikan, Penyidik OJK dapat meminta keterangan dari LJK mengenai keadaan keuangan pihak Pasal 49 ayat (7) huruf
Keterangan Dari Penyidik OJK dapat meminta yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor k UU P2SK hal. 93
Lembaga Jasa keterangan dari bank tentang jasa keuangan.
Keuangan keadaan keuangan pihak yang b. LJK wajib memenuhi permintaan Penyidik OJK.
diduga melakukan atau terlibat c. LJK yang tidak memenuhi permintaan Penyidik OJK dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
dalam pelanggaran terhadap undangan.
peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan.
b. Untuk kepentingan Penyidikan,
Penyidik OJK dapat meminta
keterangan kepada Kustodian
mengenai Rekening Efek pihak yang
diduga melakukan atau terlibat
dalam pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan.
OTORITAS JASA KEUANGAN
Pemblokiran Belum diatur. a. Penyidik OJK berwenang memblokir rekening pada bank atau lembaga keuangan lain dari setiap orang yang diduga Pasal 49 ayat (7) huruf i
Rekening melakukan atau terlibat dalam Tindak Pidana di Sektor Jasa Keuangan sebelum dan saat tahap penyidikan. UU P2SK hal. 93
b. Bank atau lembaga keuangan lain wajib melakukan pemblokiran atas rekening dari setiap orang yang diduga melakukan
atau terlibat dalam Tindak Pidana yang di Sektor Jasa Keuangan yang diminta oleh Penyidik OJK.
c. Bank atau lembaga keuangan lain yang tidak memenuhi permintaan Penyidik OJK dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
23
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
M Langkah
1. Dasar Pencegahan
Hukum Tindak
Kewenangan Pidana
Penyidikan di di Sektor Jasa Keuangan
OJK
4. Mengoptimalkan fungsi pengawasan internal (Dewan Komisioner, Direktur Kepatuhan, Audit Internal, Line
Manager)
OTORITAS JASA KEUANGAN
8. Pembinaan SDM yang baik termasuk rotasi dan reposisi jabatan/pelaksana secara periodik
9. Melaporkan fraud yang terjadi (POJK 39/POJK.03/2019 ttg Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum)
24
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
TERIMA
KASIH
Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan
CURRICULUM VITAE
Wiwit Puspasari
1. Pendidikan Hukum Pidana
2. Sertifikat Nasional dan Internasional yaitu:
a. Certified Fraud Examiner (CFE)
b. Certified Legal Auditor (CLA)
c. Lisensi Advokat
d. Mediator dari Pusat Mediasi Nasional
e. Investigator Tindak Pidana Perbankan
f. Sertifikat Pengawas Perbankan Tingkat Master
g. Pelatihan Reserse 100 jam dari Bareskrim Polri
3. Pengalaman Bekerja
a. Staf pada Biro Hukum Bank Indonesia
b. Invetigator Senior pada Departemen Pemeriksaan Khusus dan Investigasi Perbankan Bank
Indonesia
c. Deputi Direktur pada Departemen Hukum Otoritas Jasa Keuangan
d. Direktur pada Direktorat Kebijakan dan Dukungan Penyidikan Otoritas Jasa Keuangan
4. Penugasan dan Short Course
a. Working Group Conference – United Nations – Wina
b. Interpol Conference “Combating Terrorism and Money Laundering” – Lyon, Perancis
c. Fraud Investigation – Kuala Lumpur
d. Anti Money Laundering and KYC Principle – Hong Kong
e. Study Visit Syaria Banking Bussiness – Bahrain
f. Investigasi Dugaan Tindak Pidana Perbankan pada Bank Umum, Bank Umum Syariah, BPR,
dan BPRS
5. Tugas-Tugas Lain
a. Sebagai Ahli pada kasus Tindak Pidana Perbankan, antara lain kasus Bank Century, KSP
Pandawa, BPD, Bank Umum, Bank Umum Syariah, BPR, dan BPRS
b. Sebagai Narasumber pada Pusdiklat Kejagung RI, Pusdik Reskrim Polri, Pusdik Mahkamah
Agung, LPPI, Satgas Waspada Investasi, PTN, dan PTS
c. Sebagai Wakil Ketua I Satgas Waspada Investasi (Juni 2021 s.d Maret 2023)