Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Washoya Al Aba' Lil Abnaa' Karya Muhammad Syakir Al-Iskandari
Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Washoya Al Aba' Lil Abnaa' Karya Muhammad Syakir Al-Iskandari
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Oleh :
MUHAMMAD SULKHAN
NIM: 111-12-143
SALATIGA
2017
i
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
اَّت بع ْو ا َمْن اَل يْس ألُك ْم أْج را َوُه ْم ُمْه تُد ْو َن
Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu, dan mereka adalah orangorang
yang mendapat petunjuk (QS Yasiin: 21)
PERSEMBAHAN
Untuk Orang tuaku, Bapak Dul Bakri (Alm) dan Ibu Mutmainah. Semoga Allah selalu
menjaga dan melimpahkan rahmat-Nya.
Kakakku tercinta, Nikmatul Azizah dan Muhammad Mahfud, serta ponakanku Dafiq
Rival Pratama Mahfud.
Keluarga Ndalem KH. Mahfudz Ridwan.Lc, yang telah memberikan ilmu dalam pijakan
hidupku.
Para Asatidz dan Keluarga besar PP. Edi Mancoro yang telah membimbing dan
menemani perjalananku.
Semua orang yang pernah berjasa dalam nafasku maupun yang pernah menyibukkan
pikiranku.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
“Konsep Pendidikan Akhlak dalam Kitab Washoya Al Aba’ Lil Abnaa’ Karya
Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan
hingga terang benderang, semoga kita semua diakui sebagai umatnya yang kelak
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Intitut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
5. Bapak H. Agus Ahmad Su’aidi, M.A. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
vii
6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama
7. Keluarga dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi
8. Keluarga Ndalem KH. Mahfudz Ridwan, Lc yang telah memberikan ridho dan
9. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, para asatidz dan temanteman
kehidupan.
Kelas PAI D yang telah memberikan banyak cerita dan canda selama menempuh
Semoga skripsi ini dapat memberikan tambahan wawasan yang lebih luas
dan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada para pembaca. Penulis sadar
bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Wassalammu’alaikum wr.wb.
Muhammad Sulkhan
NIM. 11112143
viii
ABSTRAK
Sulkhan, Muhammad. 2017. Konsep Pendidikan Akhlak dalam Kitab Washoya Al
Aba’ Lil Abnaa’ karya Muhammad Syakir Al-Iskandari. Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan ilmu
keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: H. Ahmad Agus Su’aidi, M.A.
Kata Kunci: Konsep Pendidikan Akhlak, Washoya Al Aba’ Lil Abnaa’
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui konsep pendidikan
akhlak dalam kitab Washoya Al Aba’ Lil Abnaa’ karya Muhammad Syakir
AlIskandari. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1)
Bagaimana konsep pendidikan akhlak didalam kitab Washoya Al Aba’ Lil
Abnaa’?, (2) Bagaimana relevansi konsep pendidikan akhlak didalam kitab
Washoya Al Aba’ Lil Abnaa’ dengan zaman kekinian?
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................vii
ABSTRAK.......................................................................................................................ix
DAFTAR ISI.....................................................................................................................x
BAB I : PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah............................................................................. 4
F. Telaah Pustaka..................................................................................7
x
H. Sistematika Penelitian .................................................................... 11
BAB II : BIOGRAFI MUHAMMAD SYAKIR AL-ISKANDARI
BAB IV : ANALISIS
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 74
B. Saran ................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA
xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I PENDAHULUAN
hidup (way of life) bagi manusia menuju kebahagiaan hidup lahir dan batin,
serta dunia akhirat (Razak, 1984:9). Kebahagiaan hidup manusia itulah yang
proses pendidikan.
manis tutur katanya baik dengan lisan maupun tulisan (Iqbal, 2015:566).
Oleh karena itu, pendidikan akhlak sangat penting bahkan menjadi bagian
yang terpenting dalam pendidikan Islam. Ajaran Islam banyak yang membahas
adalah misi Islam yang utama. Akhlak dalam Islam menempati posisi yang
sangat esensial, karena kesempurnaan iman seorang muslim itu ditentukan oleh
kualitas akhlaknya.
1
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk memiliki nilai-nilai akhlak
seseorang. Jika seseorang hidup di lingkungan yang baik maka sangat mungkin
pendidikan yang ada hanyalah proses transfer penghetahuan saja dan belum
anak didik yang semakin sulit untuk diingatkan dan tidak bernilai dalam tindak
tanduknya (Sutrisno, 2006: 5). Tawuran antar pelajar adalah contoh kerusakan
padahal telah terjadi perubahan yang sangat besar dalam pola kehidupan anak
2
anak dalam memahami hal-hal mendasar tentang diri manusia serta
tersebut kepada anaknya. Dalam kondisi tersebut orang tua dituntut lebih
Artinya: “Tiada pemberian pun yang lebih utama dari orang tua kepada
anaknya, selain pendidikan yang baik”. (H.R Ahmad). (Musnad
Ahmad juz 4, hlm. 14977).
diberikan oleh orang tua. Karena orang tua sangat berperan penting dalam
pembentukan kepribadian dan pendidikan agama seorang anak. Hal ini tertuang
3
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Melihat begitu pentingnya pendidikan akhlak yang dimulai dari masa dini
hingga masa yang akan datang dan untuk menumbuhkan akhlak yang diajarkan
yang berisi nasehat tentang akhlak dan diberi nama Washoya AlAbaa Lil
Abnaa’. Beliau lahir di Jurja’. Beliau merupakan seorang ulama besar dan
sekaligus seorang guru besar dari Al-Azhar. Kitab Washoya Al-Abaa Lil Abnaa’
dilaksanakan dan akhlak yang harus ditinggalkan. Kitab ini terdiri dari 52
AL-ISKANDARI”.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
Lil Abnaa’.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
di IAIN Salatiga.
2. Manfaat Praktis
pendidikan akhlak dalam kitab Washoya Al-Aba’ lil Abnaa’ dan relevansinya
manfaat baik teoritis maupun praktis dalam dunia pendidikan, yaitu wacana
baru yang bisa dijadikan sebagai bahan renungan bersama sesama praktisi
5
pendidikan dalam memberikan cara pandang dan landasan pijak dalam
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
(library research), karena yang dijadikan objek kajian adalah hasil karya
2. Sumber Data
a. Data primer diambil dari buku utamanya yaitu kitab Washoya Al-Aba’ Lil
penelitian.
membaca, mencatat serta mengolah bahan penelitian dari berbagai buku dan
data primer.
6
Melihat objek penelitian yang berupa buku-buku atau literatur, maka
dan kontekstual.
a. Metode Deskriptif
b. Metode Filosofis
2014:91).
c. Metode Kontekstual
Dalam kamus besar bahasa Indonesia konteks berarti apa yang ada
kondisi yang lebih konkret (terkait dengan kehidupan nyata). Metode ini
akan membantu penulis untuk mengaitkan antara isi yang ada di dalam
kitab Washoya Al-Aba’ Lil Abnaa’ dengan situasi dunia nyata dan
mendorong penulis untuk membuat hubungan antara isi yang ada dalam
7
kitab Washoya Al-Aba’ Lil Abnaa’ dengan penerapannya dalam
kehidupan kekinian.
F. Telaah Pustaka
ilmiah yang sudah ada. Selain itu telaah pustaka juga untuk melihat orisinilitas
skripsi.
G. Penegasan Istilah
1. Konsep
8
bahwa konsep adalah rancangan, ide atau pemikiran yang diabstrakkan dari
2. Pendidikan
(Muhmidayeli, 2013:66).
citacitakan
3. Tujuan Pendidikan
pendidikan yang terbagi pada tiga tahap, yaitu tujuan khusus (objectives),
4. Unsur-unsur pendidikan
a. Pendidik
9
Pendidik dalam arti sederhana adalah semua orang yang dapat
b. Anak didik
Anak didik ialah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik
dari segi fisik maupun dari segi mental psikologi (Jumali, 2004:35).
c. Kurikulum
d. Metode
Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu
“metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti
jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk
e. Lembaga
5. Akhlak
10
Al Ghazali dalam kitab ihya’ Ulum al-Din menyatakan bahwa
pengertian akhlak adalah suatu keadaan dalam jiwa yang tetap yang
Kitab Washoya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ yaitu kitab yang berisi tentang
akhlaq-akhlaq yang mulia ( yang diridhoi Allah ). Kitab ini ditulis oleh
dan berisi sebanyak 20 bab ini sangat ringkas dan mudah dipelajari. Kitab
H. Sistematika Penulisan
pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi ini dengan mudah, maka
besar. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan
11
Pembahasan bab ini berisi tentang biografi intelektual tokoh Muhammad
macam-macam akhlak.
akhlak yang ada dalam kitab Washoya Al-Abaa Lil Abnaa’ yang di kaitkan
12
BAB II
Iskandari
Pada masa abad ke-19 (1800 M) bangsa Eropa telah mendominasi dunia.
Dalam abad ke 19 dan awal abad ke 20, didorong oleh kebutuhan ekonomi
politik dan ekonomi satu sama lain, negara-negara Eropa menegakkan teritorial
dunia. Pada awal abad ke 20 kekuatan Eropa hampir menguasai seluruh dunia
Prancis, membuat masyarakat Arab waktu itu tidak lagi hidup dalam keadaan
13
selamat dari dominasi bangsa lain. Kerajaan Usmani misalnya, harus
dan kode-kode hukum pola Eropa. Begitu juga yang dilakukan oleh dua
pendidikan yang terpisah dari masjid. Hal ini terjadi karena model pendidikan
Barat yang klasikal dan memisahkan antara ilmu agama dan umum. Dengan
ilmu agama saja (Al Qur’an, hadist, akhlak, akidah dan fiqih).
130).
ide-ide Eropa tanpa kehilangan identitas dan kepercayaan diri. Sebagian besar
pemerintah maupun para misionaris asing. Surat kabar dan jurnal menjadi
14
media bagi mereka untuk mengekspresikan pemikiran-pemikirannya
ekonomi dan budaya Eropa, tetapi karena kelihatan mengancam investasi asing,
gerakan ini mendorong Inggris melakukan invasi militer pada tahun 1882
(Rahnema, 1996: 127). Dalam hal ini agresi militer yang dilakukan Inggris
muslim. Melihat penetrasi yang dilakukan bangsa Barat di Mesir pada akhir
resah karena Islam dengan nilai-nilai ajaran yang luhur dan bermartabat
bertepatan pada tahun 1866 M. dan wafat pada tahun 1939 M. Ayahnya
bernama Ahmad bin Abdil Qadir bin Abdul Warits (Bruinessen, 1995: 160).
15
Beliau berasal dari keluarga Ulayya, keluarga ini merupakan keluarga
paling kaya dan dikenal dermawan. Masa kecilnya hingga beranjak dewasa
dihabiskan di Jurja, mulai menghafal Al-Qur’an sampai belajar ilmu Hadist dan
bidang ilmu-ilmu lainnya. Karena pada saat itu kota Jurja termasuk kota yang
lebih dikenal dengan nama al-Iskandari. Nama al-Iskandari diambil dari nama
Mesir. Beliau termasuk Min ba’dhil muhaddistin atau ahli hadis, memang
pernah malas mengajarkan ilmu pengetahuan pada orang lain dan terus
berusaha menuntut ilmu”. Selain itu, sebagian warga Mesir adalah pengikut
Al-Azhar dan beliau belajar dari guru-guru besar pada masa itu, kemudian dia
16
dipercayai untuk memberikan fatwa pada tahun 1307 H. Beliau menduduki
sana selama tujuh tahun sampai beliau dipilih menjadi Qadhi (hakim) untuk
negeri Sudan pada tahun 1317 H. Beliau juga orang pertama yang menduduki
jabatan ini, dan orang yang pertama yang menetapkan hukum-hukum syar'i di
Sudan.
Kemudian pada tahun 1322 H, beliau ditunjuk sebagai guru bagi para
Islam, beliau juga ditunjuk sebagai wakil bagi para guru Al-Azhar, kemudian
1913 M.
pilihannya dari sisi pemerintah Mesir, dan dengan itulah beliau meninggalkan
jabatanjabatan tersebut dan beliau tidak lagi berhasrat setelah itu kepada
Di dalam kitab Munjid fiil lughoh wal i’lam disebutkan Pada akhir
menerimanya dengan sabar dan ikhlas atas apa yang diberikan oleh Allah SWT
dengan penuh keyakinan bahwa dirinya telah menegakkan apa yang telah di
perintah agama. Setelah sakit beberapa lama, pada tahun 1939 beliau wafat
17
(http://al-charish.blogspot.co.id/2012/06/syech-muhammad-syakir.html, diakses
berbagai bidang ilmu. Hal ini dapat diketahui melalui karya-karya beliau yang
akhlak adalah Washoya al-abaa’ lil abnaa, dalam bidang ilmu Mantik beliau
berhasil menulis kitab Min al-Himayah ala Sayyadah, sedangkan kitab al-Idah
(http://alcharish.blogspot.co.id/2012/06/syech-muhammad-syakir.html, diakses
Syakir al-Iskandari. Para ahli waris juga sangat sulit untuk ditelusuri karena
Secara garis besar penulisan kitab Washoya al Abaa’ lil Abnaa’ terbagi
BAB III: Hak-hak Sang Pencipta Yang Maha Agung dan Rasulullah.
18
BAB IV: Hak dan kewajiban terhadap kedua orang tua.
BAB XVII: Tobat, rasa takut, harapan dan kesabaran disertai syukur
BAB XIX: Keikhlasan niat untuk Allah Ta’ala dalam semua amal BAB
19
BAB III
LANDASAN TEORI
atau bujang dalam zaman Yunani kuno, yang pekerjaannya mengantar dan
kata paedos artinya anak, dan agogos artinya saya membimbing atau
rendah (pelayan) pada akhirnya dipakai untuk pekerjaan mulia dan terhormat.
20
ke arah yang dapat berdiri sendiri. Dalam bahasa arab disebut Mu’allim,
education” (Walidin, 2005: 5). Secara bahasa memang tidak dibedakan antara
Pedagogy dan pedagogik, akan tetapi dalam konteks kependidikan kedua istilah
1976: 212).
Dalam kitab Washoya al Abaa’ lil Abnaa’ istilah tarbiyah (َةP )ً تَْر ِبیdan
ta’lim ( )َتْع ِلْیًمdisebut tiga belas (13) kali. Istilah tarbiyah dan ta’lim memiliki
Istilah tarbiyah itu sedikitnya bisa memiliki arti tujuh macam, yaitu:
21
raising (peningkatan). Istilah tarbiyah itu sendiri berasal dari akar kata
Semua arti itu sejalan dengan lafal yang digunakan oleh Al Qur’an untuk
akhlak. Hal ini diantaranya nampak dalam QS Al-Syu’ara: 18: اَل َأْمَل نـرِّب َك1ق
Ayat lain yang seirama maksud atau kandungannya adalah QS. Al-Isra: 24:
َواْخ ِف ْض هَل َم ا َج ناَح ُّ الِّذ ل ِم َن َّ الرمْح ِة َو قْل رِّ ب ارمَح ُه َم ا َك َم ا ربَّـ يِاين َص غريا
Artinya: ”Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil".
Al Tabataba’i menafsirkan bahwa seorang anak supaya selalu mengingat
orang tuanya sewaktu kecil. Oleh karena itu, seorang anak harus berdoa supaya
memberikan kasih sayangnya dan mendidik pada waktu kecil. Jadi makna
22
Dalam kitab Washoya al Aba’ lil Abnaa’, Muhammad Syakir
keadaan yang lebih baik. At-tarbiyah juga meliputi proses yang meliputi sikap
dan perilaku pada peserta didik, yang mempunyai semangat tinggi dalam
Secara bahasa kata akhlak diambil dari kosakata bahasa arab. Terdapat
dua pendapat mengenai kata akhlak. Pendapat pertama mengatakan bahwa kata
akhlak merupakan isim mashdar dari kata akhlaqa, yukhliqu, yang berarti al
isim mashdar. Namun adalah isim jamid atau ghairu mustaq yakni kata benda
yang tidak memiliki akar kata karena bentuknya memang telah ada sedemikian
akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul
23
perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan
disebut akhlak jika perbuatan tersebut dilakukan dengan spontan atau tanpa
pertimbangan karena sikap dan perbuatan yang sudah melekat dalam pribadi
menjadi watak. Batasan tentang perbuatan yang sudah menjadi watak ini
diketahui bahwa perbuatan yang dikategorikan sebagai akhlak yang baik itu
melakukan kebaikan sekali waktu saja tidak lantas dikatakan telah berakhlak
baik (Jamil, 2013: 3). Selain itu akhlak yang baik harus dilakukan tanpa ada
Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Abuddin Nata,
berbagai definisi yang diberikan para ulama, maka ia melihat 5 ciri-ciri yang
3. Akhlak dilakukan tanpa paksaan atau tekanan dari luar diri seseorang.
24
5. Akhlak juga dilakukan karena ikhlas semata-mata mengharapkan ridha dari
terpuji dan akhlak tercela. Sedangkan ruang lingkup materi dan substansi
pendidikan akhlak meliputi: akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa, akhlak
individu, anggota masyarakat dan sebagai bagian dari umat (Zuriah, 2007:
173).
oleh manusia kepada Allah SWT. Sikap ini dimanifestasikan dalam bentuk
yang memiliki akhlak yang baik kepada Allah harus tercermin dalam
tingkah laku yang sesuai dengan syariat Allah SWT (Jamil, 2013:4).
25
Seseorang yang dianggap memiliki akhlak yang baik kepada Allah
pasti memiliki keinginan yang kuat tanpa paksaan untuk terus berupaya
yang telah diajarkannya. Sebagai umat Islam, tentu kita wajib beriman
sehingga dari situ kita dapat memetik banyak pelajaran dan hikmah
Oleh karena itu, sebagai umat Islam harus menaati dan meneladani
Rasul. Sebagaimana firman Allah dalam QS. An nisa ayat 80: َمْن يِط ِع َّ الرُس وَل
َفـَقْد ََأطاَع الَّل َه َوَمْن َتـََّو ىل َفَم ا ََأرَس ْلناَك َعليِه ْم َح ِف يًظا
26
sebagai sebuah anggota tubuh yang saling terkait, sebagaimana disebutkan
dalam hadist:
إَذا اْش تَك ى ِم نُه عْض ٌوَتَد اَعى، َم ثُل اجْل َس ِد، َو َتـراِمُح ِه ْم، َو َتـَعاطِف ِه ْم، َم ثُل ا ْؤ ِم نَني يف َتـَِّو ادِه ْم
ُمل
َس اِئُر اجْل َس ِد بَّ السَه ِر َواَُّحْل مى
Artinya:“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai,
mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota
tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau
merasakan demam.” [HR. Muslim].
manusia yang non muslim dimana mereka tetap dipandang sebagai makhluk
Allah SWT yang harus disayangi. Penjabaran dari akhlak kepada manusia
bisa juga mencakup kepada berbagai aspek kehidupan lainnya. Secara lebih
a. Menyelidiki sejarah etika dan pelbagai teori lama dan baru tentang
27
Akhlak terhadap lingkungan adalah sikap seseorang terhadap
SWT menciptakan lingkungan yang terdiri dari hewan, tumbuhan, air, udara,
diciptakan Allah SWT untuk manusia. Pada dasarnya semua yang diciptakan
rangka memudahkan dirinya dalam beribadah kepada Allah (Jamil: 2013: 6).
bentuk peribadahan kepada Allah SWT maupun memelihara bumi dan langit
dari kerusakan yang dibuat oleh tangan mereka. Sebagaimana firman Allah
tidak menyukainya:
28
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan”.
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui kembali seperti minyak dan
Potensi kerusakan ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yaitu Surat
29
kehidupan manusia seutuhnya dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Yakni,
manusia, dengan alam maupun dengan dirinya sendiri, agar seseorang bisa
bagi manusia kecuali dengan menjauhkan diri dari akhlak yang tercela dan
30
tumbuh dan berkembangnya serta terwujudnya sikap dan perilaku peserta
hal yaitu:
1. Pendidik
Dari segi bahasa, seperti yang dikutip Abudin Nata dari W.J.S.
jasmani dan rohani para peserta didik, agar mampu mencapai tingkat
dan khalifah Allah SWT, serta mampu melakukan tugas sebagai makhluk
31
1981: 143). Pada hakekatnya tanggung jawab tersebut adalah tanggung
jawab yang sangat besar. Baik disadari atau tidak, jika tanggung jawab
Seorang pendidik atau ustadz memiliki tugas dan kompetensi yang melekat
a. Sebagai Mu’allim, berasal dari kata ‘ilm yang berarti menangkap hakekat
sesuatu. Dalam setiap ‘ilm mengandung dimensi teoritis dan amaliah, ini
keagamaan kepada anak didiknya, baik yang berupa etos ibadahnya, etos
32
kerjanya, etos belajarnya, maupun dedikasinya yang serba Lillahi Ta’ala
d. Sebagai Mu’addib, artinya apabila mu’addib sebagai isim fa’il dari kata
yang memiliki kedisiplinan kerja yang dilandasi dengan etika, moral, dan
2. Anak didik
Anak didik ialah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik dari
Istilah peserta didik jika dimaknai sebagai orang (anak) yang sedang
33
menumbuh-kembangkan potensinya, maka dalam literatur bahasa Arab yang
sering digunakan oleh para tokoh pendidikan dalam islam, antara lain
(pendidik).
c. Murid, adalah orang yang sedang berusaha belajar untuk mendalami ilmu
mudarris.
dan perilaku yang sopan dan santun melalui kegiatan pendidikan dari
34
seorang mu’addib, sehingga terbangun dalam dirinya tersebut sebagai
3. Kurikulum
berasal dari bahasa latin, yaitu “Curricule”, artinya jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah
jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan
jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu
perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu (Dakir, 2004:2).
belajar yang disusun secara sistematis atas dasar norma yang berlaku yang
pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan
35
penting untuk dicapai. Dengan kata lain bila tujuan yang diinginkan tidak
belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi
pengajaran.
d. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah, dalam artian
36
e. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksudnya orang tua dapat turut
f. Fungsi kurikulum bagi sekolah. Ada dua jenis yang berkaitan yaitu
pihak luar dan memeberikan kritik atau saran yang membangun, dalam
4. Metode
Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha”
yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.
Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan
dimaknai sebagai jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada
37
pada cara pendidik menggunakan metode pembelajaran. Berkaitan dengan
2011:65):
a. Metode Ceramah
b. Metode Keteladanan
Melalui metode ini orang tua atau pendidik dapat memberi contoh
c. Metode Pembiasaan
positif ini dapat dilakukan dengan dua cara, antara lain ditempuh dengan
anak atau peserta didik dan juga akan terus berpengaruh pada anak itu
38
sampai hari tuanya. Menanamkan pembiasaan pada anak-anak terkadang
sukar dan memakan waktu lama. Akan tetapi segala sesuatu yang telah
menjadi kebiasaan akan sukar pula diubah. Maka dari itu, lebih baik
d. Metode Nasihat
Metode inilah yang sering digunakan oleh orang tua atau pendidik
e.
Metode Kisah atau Cerita
melalui metode ini adalah agar anak atau peserta didik dapat memetik
f.
Metode Pemberian Hadiah dan Hukuman
39
Metode pemberian hadiah atau reward ini tujuannya memberikan
apresiasi kepada peserta didik karena telah melakukan tugas dengan baik
5. Lembaga
mengatakan bahwa:
Ada dua faktor utama yang mempengaruhi akhlak yaitu faktor internal
40
1. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang datang dari
diri sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak
manusia lahir dan mengandung pengertian tentang kesucian anak yang lahir
ayat 30:
Dengan demikian setiap anak yang lahir ke dunia ini telah memiliki
2. Faktor Eksternal
yang pertama, baik itu tentang sikap, cara berbuat, cara berfikir itu akan
41
kelihatan. Keluarga sebagai pelaksana pendidikan yang akan
b. Pengaruh Sekolah
c. Pengaruh Masyarakat
maka akan menarik anak-anak untuk berakhlak jelek. Oleh karena itu,
42
Dengan demikian akhlak mulia membutuhkan pendidikan, baik dari
anak dapat memahami dan mengetahui berbagai corak kegiatan tingkah laku
F. Macam-Macam Akhlak
Akhlak dibagi menjadi dua jenis yaitu akhlak terpuji (mahmudah) dan
1. Akhlak Terpuji
a. Rasa belas kasihan dan lemah lembut. Akhlak ini berdasarkan tuntutan
43
c. Manis muka dan tidak sombong. Tuntutan akhlak ini berdasar Al Qur’an
44
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya”
e. Berbuat baik dan beramal shaleh. Sesuai dengan tuntutan Allah dalam Al
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik lakilaki
maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu
masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau
sedikitpun”
f. Sabar
yang dilarang.
2. Akhlak Tercela
45
Kata madzmumah berasal dari bahasa arab yang artinya tercela. Segala
tercela. Akhlak tercela merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat
Artinya: “Dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya
cukup.Serta mendustakan pahala terbaik. Maka kelak Kami
akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar”.
46
Artinya: “Dan Barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa,
kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah,
Maka Sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan
dosa yang nyata”.
c. Tidak menepati janji. Larangan ini termuat dalam surat Al Nisa ayat 107:
47
Artinya: “Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang
mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa”.
48
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang”.
e. Dzalim. Perbuatan dzalim dilarang Allah dalam Al Qur’an surat Al
49
BAB IV
yang tidak dimiliki oleh entitas-entitas lain di alam semesta sehingga manusia
merupakan entitas yang paling unggul. Oleh karena itu, pendidikan akhlak
kehidupan sehar-hari.
pendidikan akhlak.
ُمََّه ذَب ْاالْخ الِق حُم ا فًض ا َعَل ى, زَك َّ ي الَق لِب, يُُّس ِرين َاْن اراَك َص ِح ْيَح البْنـيِة قوَّ ي ْااِل ْد راَك
. ْحَمُبـْو با ِم ْن اْخ َوانَك, لِط ْيَف ا َعا َش رِة, بعْيًد اَعلى الُفْح ِش يف الَق ْو ِل, ااْل َد اِب
ُمل
Aku merasa senang melihatmu dalam keadaan sehat tubuhmu, kuat
penalaranmu, bersih hatimu, lurus akhlakmu dengan memelihara
50
adab, jauh dari perkataan keji, ramah tamah dalam pergaulan dan
dicintai oleh saudara-saudaramu (teman-temanmu).
1. Unsur-Unsur Pendidikan
a. Pendidik
baik yang bisa dicontoh oleh anak didik. Muhammad Syakir mengatakan
b. Anak didik
yang dimilikinya. Sebagai anak didik harus memiliki akhlak yang baik
- فِاَّي اَك, َيا بـْيَن اَل َش ْي َء اَُّض ر َعلى طالِب العْلِم ِم ْن َغَض ِب ااَل َس اتَذ ِة َوالعلَم اِء
َِّا ِس ِس ِم ِض
ف ن اقَّ ل َم ا يـْنتُجُه, َاْن تـْغ َب اَح َد ا َن اُملَد ِر َنْي اْو ت ْي ءااْل َدِب اَم اَمُه: يابـَّ يَن
َغَض ُب
51
.ااْل َس اتَذ ِةاِحْل َْرماُن َوالَق ِط ْيـَعُة
“Wahai anakku! Tiada sesuatu yang lebih membahayakan pelajar
daripada amarah para guru dan ulama. Oleh karena itu, wahai anakku,
Janganlah engkau membuat marah seorang pengajaratau bersikap
kurang sopan di depannya. Sekurang-kurangnya akibat yang ditimbulkan
oleh amarah para guru adalah terputus pelajaran dan pemutusan
hubungan”.
c. Metode
1. Metode ceramah
2. Metode keteladanan
يابـَّ يَن ! اَذاْمَل َتـَّت ِخ ْذ ين قْد َوًة فِبَمْن َتـْق تِدْى ؟ َو َعاَل َم جُت ِه ُد َنـْف َس َك يف اجْل لْو ِس
اَم اِم ي؟
“Wahai, anakku! Apabila engkau tidak menjadikan aku
sebagai teladan, maka siapakah yang akan engkau teladani?
Untuk apa pula engkau paksakan dirimu duduk didepanku?”.
52
3. Metode nasihat
يابـَّ يَن ! اْن ُك نَت َتـْق بُل نِص ْيَح َة ناِص ٍح فانا اَُّح ق َمْن َتـْق بُل نِص يَح تُه انا
اْس تاذَك َو ُمَعِّل ُمَك َو ُمِّر ىب رْوِح َك َال جَِت ُد اَح ًد اْح َرَص َعلى َم ْنـَف َعتَك
.َو َص اَل ِح َك ِِّم ين
“Wahai, anakku! Jika engkau menerima nasihat dari seorang
penasihat, maka akulah yang lebih patut engkau terima
nasihatnya. Aku adalah guru dan pengajar serta pendidik
jiwamu. Engkau tidak akan mendapatkan seseorang yang lebih
mengharapkan manfaat dan kebaikan bagimu daripada aku”.
َّ َوات, َفاْح َذ َْري ا ـُبَّ يَن. َيا ـُبَّ ىَن ! َّا ن َر َّب َك َش ِد ْي ُدالبطِش َش ِد يُد اْل ِعَق اِب
ِق
َغ َض بُه
َف َِّا ن اَﷲ ْمُي ْىِل ِللظَّ امِِل ََّح تى ا َذاَا, ََو ال ـَيُغ َّ ر َّن َك ِح ْل ُم ُه, َوُس ْخ َطُه
. َخ َذ ُه ْمَل ـُي ْف ِلْت ُه
"Wahai anakku, sesungguhnya ancaman dan siksa Rabbnu
sangat keras dan berat. Karena itu takutlah engkau anakku,
takutlah pada murka rabbmu jangan sampai sifat “Halim”
(kebijakan) Allah membujuk dirimu. “Sesungguhnya Allah
menangguhkan siksanya pada orang yang zalim sampai
dengan Allah menyiksanya, sehingga dia tidak dapat lepas dari
adzab yang pedih.” (Hadis ini “Syarif” diriwatkan oleh
Bhukhari, Muslim, Tirmizi, dan Ibnu Majah dari Abi Musa
AlAsy’ari dari Nabi saw.). (Syakir, t.th: 5)
53
d. Lembaga
watak, maka hal ini membutuhkan suatu proses yang panjang dan terus
Illah selain Dia (Hajjaj, 2013: 227). Seorang muslim harus menjaga
dirinya dari berbagai kenistaan dan dosa, sebab Allah maha melihat
segala sesuatu dalam keadaan apapun, bahkan apa yang ada dalam hati
54
55
Artinya: “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu
atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat
perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah
mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”
56
:Muhammad Syakir juga menjelaskan dalam kitab Washoya al aba’ lil abnaa
َي
َِرك م ا ـُت ِل ُن ِب ِل ِك
َس ََو ْع ُه ابـَّ ىَن ! َّا ن َر َّب َك ـَيْع ُمَل َم اُت ُّن ُه ْىِف ُص ُد ْو
َواْن تُك ْو َن َش ِد ْيَد,يابـَّ ىَن ! ََّا وُل َواِج ٍب َعلْي َك َخِلا لِق َك َج َّ ل َش أنِه اْن َتـْع رفُه بِص َف ا تِه الَك َم ا َّيل ِة
.اِحْلْر ِص َعلى طاَعتِه باْم تثاِل اَواِم رِه َواْج تناِب نـَواِه ْيِه
“Wahai anakku, kewajibanmu yang pertama tehadap Allah Penciptamu yang
Maha Luhur dalam segala hal adalah mengetahui sifat-sifa-Nya yang
sempurna, dan bersungguh-bersungguh dalam taat pada-Nya dengan
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya. Hendaklah
engkau yakin dengan teguh dan mantap bahwa yang engkau pilih buatmu
sendiri. Jangan mengikuti hawa nafsu mengerjakan sesuatu yang tidak
berguna, dan taat pada makhluk, baik mulia ataupun hina (dalam
pandanganmu) sehingga menghalangi drimu untuk taat dan beribadah pada
Rabbmu” (Syakir, t.th: 8).
jika ada yang tidak mengenal Allah maka termasuk orang-orang yang zalim dan
mengingkari hak Allah, sehingga layak mendapat murka dan siksa dari Allah.
َّ َوات, َفاْح َذ َْر يا ـُبَّ يَن. َيا ـُبَّ ىَن ! َّا ن َر َّب َك َش ِد ْيُد البطِش َش ِد يُد اْل ِع َق اِب
ِللظَّ امِِل ِا ِق
َف َّ ن اَﷲ ْمُي ْىِل, ََوال ـَيُغ َّ ر َّن َك ِح ُمْل ُه, َغ َض بُه َوُس ْخ َطُه
. َح َّ تى ا َذاَا َخ َذ ُه ْمَل ـُيْف ِل ْتُه
57
"Wahai anakku, sesungguhnya ancaman dan siksa Rabbnu sangat keras dan
berat. Karena itu takutlah engkau anakku, takutlah pada murka rabbmu jangan
sampai sifat “Halim” (kebijakan) Allah membujuk dirimu. “Sesungguhnya
Allah menangguhkan siksanya pada orang yang zalim sampai dengan Allah
menyiksanya, sehingga dia tidak dapat lepas dari adzab yang pedih.” (Hadis
ini “Syarif” diriwatkan oleh Bhukhari, Muslim, Tirmizi, dan
Ibnu Majah dari Abi Musa Al-Asy’ari dari Nabi saw.). (Syakir, t.th: 5)
punishment dalam menerangkan konsep taqwa kepada Allah SWT. Orang yang
tidak bertaqwa kepada Allah akan mendapat punishment yaitu murka dan siksa
telah diajarkannya. Sebagai umat Islam, tentu kita wajib beriman kepada
perlu mengetahui dan mempelajari sejarah hidup beliau, sehingga dari situ kita
Rasullulah adalah sosok yang wajib diteladani dalam segala hal yang
menuju kebahagiaan.
58
ال َوْح ِى ْا اِل َلهِّ ى َف َط اَع تُه َص َّ ىل اُﷲ َع ْيَل ِه َوَس لَّ َم ِم ْن َط ا َعِة الِله
( . َج َّ ل َش ْأ نُه
Berbakti, taat dan berbuat baik kepada orang tua adalah suatu kewajiban
bagi setiap anak. Berbakti kepada orang tua merupakan faktor utama
diterimanya doa seseorang, juga merupakan amal saleh yang paling utama yang
Tidak dipungkiri kita hidup sebagai seorang muslim tidak lain karena
khususnya ibu dari mulai masa mengandung dan setelah beranjak kanak-kanak
dan seorang ayah yang ikhlas mencari nafkah untuk menghidupi keluarga.
59
“Wahai anakku, lihatlah kepada anak kecil dan kesayangan ayah ibunya
kepadanya serta perhatian keduanya terhadap kesehatan makanan, minuman
dan kesenangan di waktu malam dan siangnya, sehat dan sakitnya. Engkau
bisa mengetahui nagaimana ayah-ibumu mendidikmu dengan susah payah
hingga engkau mencapai tingkat dewasa” (Syakir, t.th: 10)
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan
lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu”
Bentuk berbakti kepada orang tua dengan cara menaati segala perintah
darinya, bersikap sopan kepadanya dan tidak berbicara kasar. Selain itu bentuk
berbakti kepada orang tua dengan cara mendoakan kebaikan bagi kedua orang
tua.
60
4. Akhlak Terhadap Saudara
Saudara yang dimaksud adalah saudara sesama muslim. Dalam hal ini
adalah teman dalam mencari ilmu. Tidak bersikap buruk terhadap sesama
teman. Saling menghargai dan saling membantu pada waktu pembelajaran, jika
seorang teman tidak bisa dalam suatu pelajaran maka sebaiknya untuk
Pada waktu dimajelis ilmu, jika ada teman yang belum mendapat tempat
يا ََأيُّـ َه ا اَّل ِذ يَن آَم نوا إَذا قيَل لُك ْم َتـَف َّ سُح وا يف ا َج الِس فافَس ُح وا ـَيْف َس ِح الَّل ُه لُك ْم َو إَذا
َمل
يَل انُش زوا ِق
ٍت ِذ ُُأ ِم ِذ
فانُش زوا يـرَفِع الَّل ُه اَّل يَن آَم نوا نُك ْم َواَّل يَن وتوا العلَم َدرَج ا َوالَّل ُه مبا َتـْع َم لوَن َخ بٌري
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
karena Allah dan persaudaraan seagama, kerja sama dan saling tolong
kebaikan bagi semua dan mencegah keburukan dari sesama teman serta
menolongnya dengan ikhlas. Karena jika sewaktu-waktu diri kita sedang dalam
61
kesulitan dan kita meminta pertolongan kepada teman, maka teman tersebut
5. Adab Sehari-hari
seorang Mu’allim adalah sifat jujur. Karena seorang guru adalah teladan bagi
murid-muridnya.
yang mempunyai arti orang yang sedang belajar dan mempelajari ilmu dari
62
di depan guru, orang-orang yang ada di kehidupannya (orang tua dan
temanteman).
Karena, waktu sangat berharga bagi seorang yang menuntut ilmu. Waktu harus
diharapkan tidak malu untuk bertanya kepada teman atau guru secara langsung.
Seorang murid tidak boleh membuat seorang guru marah dengan sikap
murid yang tidak sopan terhadapnya. Pada waktu guru memberikan pelajaran
bergurau atau berbicara dengan teman lainnya dan tidak menyibukkan pikiran
dengan sesuatu yang lain berupa bisikan-bisikan hati di tengan pelajaran. . َّيابـ
ِه ِهلل
ىَن ! زْيـنُة العْلِم َّ التـَواُضُع َواأْل َدُب َفَمْن َتـَواَض َع رَفـَعه وَح َّب ّب في َخ ْلَق ُه
“Wahai, Anakku! Perhiasan ilmu adalah tawadhu’ dan kesopanan. Maka siapa
yang bersikap tawadhu’ karena Allah, niscaya Dia mengangkat derajatnya dan
menjadikan dicintai oleh para makhluk-Nya” (Syakir, t.th: 16).
ilmu salah satunya dengan menghormati guru. Doa guru menjadi bagian
63
penting dalam keberhasilan seorang murid, karena guru adalah orang tua kedua
Ketika satu teman tidak bisa, ada teman yang lain yang sudah memahami
pembelajaran. Jadi, dalam satu kelompok akan timbul saling transfer ilmu
lain. Jangan memandang diri sendiri lebih menguasai ilmu daripada teman
lain, sebab hal itu akan menimbulkan sikap sombong dan akan merendahkan
teman lain. Jika ada teman lain sedang berbicara untuk menjelaskan atau
64
Disini seorang murid harus bisa memperhatikan dan meluangkan
aktifitas fisik dan mental, jika badan sehat maka pikiranpun akan sehat.
akan mengganggu orang lain. َي ا ـُبَّ ىَن ! اَذا َخ َرْجَت ِل ِّ لَرياَض ِة اَِولَغرِْي َه ا َمَع اْخ َوانَك
الُّط رقاِت. فِاَّي اُك َاْن َتـ رَِت ا َا ًد ا ِم ا َّ اِرة ىِف
ْم ْع ُض ْو َح َن َمْل
“Wahai anakku! Apabila engkau keluar untuk berolah raga atau keperluan
lain bersama teman-temanmu, janganlah kalian menghalangi orang yang
lewat di jalan” (Syakir, t.th: 20).
Setiap orang memiliki hak untuk lewat di jalan umum, oleh sebab itu,
Setiap anak harus menjaga sikap dan tingkah laku karena terkait dengan
65
almamater pendidikannya. Jika seorang anak melakukan sikap yang tidak
tetapi harus dimaafkan dan mendoakan agar orang tersebut dimaafkan oleh
Allah SWT.
Artinya: “Dan Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa,
Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya
atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai
orangorang yang zalim” (QS. Asy-Syu’ara: 40)
66
d. Adab dalam Majelis dan Ceramah
tempat duduk yang mana disitu telah disediakan kepada orang tertentu.
hal yang tidak baik, karena hal tersebut akan menghilangkan kehormatan.
ِا
َق ْه َق َه َة ىِف اَمْل َج اِل ِس َف نَّـ َه ا ِم ْن َاْخ اَل ِق َّ الس َف َِو ايَّ اَك َواْل
ََو ا ْق ِل ِم َن اْل ِم َزاِح ْه َد َك َف ِاَّ ن َك ْثـ َِرة اْل ِم, اِس َلِة ََو رَع اِع الَّن
ُج ْل
ِا اِل
ِب ْا ِْح تَر م َُو ّرَمب ا َا ْوَغ َر ْت ُص ُد َْو ر ـَبْع َض الَّن اِس َع َز اِح َتْذ َه ُب
. َل ْيَك
“Janganlah engkau tertawa terbahak-bahak di majelis-majelis, karena
perbuatan itu termasuk akhlak orang-orang yang rendah dan tidak
bermoral. Kurangilah bercanda sedapat mungkin, karena banyak canda
dapat menghilangkan penghormatan dan dapat menjengkelkan sebagian
orang terhadapmu” (Syakir, t.th: 24)
dan jangan terlalu banyak makan. Makanlah apabila sudah merasa lapar.
67
ِﷲ
berlebihan. َم ا َم َاَل اْب ُن َاَد َم ِو َع اًء َش:ه وسلم11ا َل رُس ْو ُل ا صلى اﷲ علي11ق
ًّراِم ْن ْط نِه
َب
“Tidaklah anak Adam (manusia) memenuhi suatu wadah itu lebih jelek dari
pada memenuhi wadah makannya (perutnya).” (Hadits Riwayat Imam
Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah dan Hakim dari Miqdah bin Ma’dikariba).
Adab dalam makan dimulai dan diakhiri dengan berdoa kepada Allah
SWT yang telah memberikan rizki berupa makanan, disamping itu tempat
makanan juga harus diperhatikan. Tempat makanan yang bersih dan suci
SWT.
ayat 56-58:
68
.
Artinya: 56.Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.
57.Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan aku
tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.
58.Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang
mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.
tepat pada waktunya dan berusaha untuk selalu shalat berjamaah. Apabila
kedalam masjid lalu duduk dengan tenang untuk menunggu iqamah. Dalam
shalat qobliyah atau ba’diyah. Dalam beri’tikaf harus dalam keadaan suci
dan tidak boleh bergurau atau berbicara keras karena akan mengganggu
1. Berkata Benar
Maksud akhlak terpuji ini adalah berlaku benar dan jujur, baik
69
mengatakan keadaan yang sebenarnya dan benar dalam perbuatan adalah
ِذ ِل
َفاَل َيَك اُد. َي ا بـَّ ىَن ! اَذ اَك َذ َب اْل َم ْرُء َم َّ ًرة َتـ ََّع وَد َس اُن ُه اْل َك َب
, َيْص ُد ُق ْىِف َح ِد يٍث ََوال ْىِف َم َق ٍال
َفاْح ِرْص ُك َّ ل اِحْل ْر ِص َع ىل َتَح ِّ رىِّ الصْد ِق ِف َمْي ا َيْج ِرْى َع ىَل
ُاْك ُذ ب ٍة ل َك اَن ِف ِن ِل
ْيـَه ا َذ َه ََو ْو َْو َس ا َك َِو ا َّي اَك َاْن َتـَق َع ْىِف
. اُب ـَن ْف ِس َك
“Wahai, anakku! Apabila manusia berdusta sekali, lidahnya akan
terbiasa berdusta.Hampir dia tidak berkata benar dalam suatu
pembicaraan atau suatu perkataan. Maka, hendaklah engkau berusaha
berkata benar dalam perkataanmu dan jangan sampai engkau berdusta,
walaupun berakibat kehilangan nyawamu” (Syakir, t.th: 31).
Apabila seseorang sudah terbiasa berkata tidak benar maka perbuatan itu
Allah SWT sekalipun tidak ada seorangpun yang mengetahui tetapi Allah
70
Artinya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan
Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di
akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan
memperbuat apa yang Dia kehendaki”
2. Amanat
atau kepercayaan. Amanat adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia,
kepadanya (Anwar, 2010: 100). Suatu amanat adalah suatu tugas berat
amanat:
71
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”.
t.th: 85).
Amanat tidak hanya dalam hal yang bersifat terlihat, tetapi dalam
hal menjaga rahasia atau aib seseorang kita harus bisa merahasiakannya.
Selain itu, pada waktu sekolah kita harus bisa menjaga amanat untuk diri
t.th: 34).
3. Iffah
kendali akal dan syariat (Mahmud, 2004: 30). Menerima keadaan diri
72
sendiri dan tidak mengharap apa yang dimiliki oleh orang lain merupakan
Menjaga kesucian diri akan berakibat baik pada diri kita, orang lain
akan menghormati.
فاْح تِف ْظ بتاِج الَّع فِة اَّل ِذْى يْك ِس بَك اْل قاِر,يا ـُبَّ ىَن ! الَّع فُة تاُج َمْن اَل تاَج لُه
َو
.َوااِْل ْح تَرِام ِعْنَد اخْل َّ اصِة َوالَع َّ امِة
“Wahai, anakku! Kesucian diri adalah mahkota bagi orang yang tidak
bermahkota. Maka peliharalah mahkota kesucian diri itu yang
menyebabkan dirimu berwibawa dan dihormati oleh orang-orang
terkemuka dan orang-orang awam” (Syakir, t.th: 36).
dari godaan yang terkutuk dan tingkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT
4. Bertaubat
73
Taubat adalah pengakuan atas dosa yang telah diperbuat dengan
ِﷲ
بلَس انَك "تـبُت اىَل ا " َوانَت ُم ٌِّص ر َع يابـَّ ىَن ! َح ِق ْيـَق ُةَّ التـْو بِة َوااِْل ْس تْغَف اِر اَل اْن َتـُقْو ُل
نَد م واَل اقاَل ٍع َعِن َّ الذنِب َخ ِط ْيئٌة اْخ رى َّا نَّ التـ بَة با لِّل اِن بُد ِن. ىَل خُم الَف ِة والَك
َس ْو ْو َم
.َتْس تِح ُّ ق َعلْيـَه ا العُقْو بَة
“Wahai anakku! Inilah hakikat tobat dan istighfar. Yaitu bukannya
engkau ucapkan dengan lisanmu: aku bertaubat kepada Allah,
sementara engkau tetap melawan Tuhanmu. Sesungguhnya bertaubat
dengan lisan tanpa penyesalan maupun berhenti dari dosa adalah dosa
lain yang patut mendapatkan hukuman” (Syakir, t.th: 43).
5. Tawakkul
urusan dunia maupun akhirat (Anwar, 2010: 93). Tawakkul juga berarti
يابـَّ ىَن ! َاْن تَّظ ن َك َم ا يُّظ ن ـَبْعُض ااْل ْغ بياِء اَّ نَّ التـُّو كَل َعلى اِﷲ ُه َو َتـرُك الَعَم ِل- اَّي اَك
74
ااِْل ْس ت اَل م لاْل قَد اِر
َو ْس
“Wahai anakku, janganlah engkau berpendapat seperti orang-orang
yang bodoh yang mengatakan bahwa tawakal (berserah diri kepada
allah) ialah dengan meninggalkan usaha (bekerja) dan berserah begitu
saja kepada takdir (ketentuan Allah)” (Syakir, t.th: 47)
a. Ghibah
berkaitan dengan orang lain, apabila penuturan itu sampai pada yang
75
Ghibah berarti membicarakan aib orang lain pada saat orang
kepada orang lain. Hal tersebut berakibat reputasi orang yang digunjing
akan jatuh. Ia merasa tidak nyaman karena yang diketahui orang lain
menjalin hubungan dengan orang lain karena tidak lagi dihargai. Terlebih
hingga muncul dampak yang lebih luas, yaitu menjadi akar penyebab
terputusnya silaturahmi
يا ـُبَّ ىَن ! لُك ِّ ل انَس اٍن َعيٌب فَك َم ا اَل ُِتحُّ ب ذْك َر عُيـْو بَك ْىِف َغْي بتَك حَِي ُب َاْن
تُصْو َن لَس ا نَك َعْن عُيـْوَب الَّن اِس ْىِف َغْبـيتِه ْم فاْج تنَب الغْيبَة
“Wahai, Anakku! Setiap manusia mempunyai aib, maka sebagaimana
engkau tidak suka aibmu disebut di saat engkau tidak ada, begitu pula
engkau harus menjaga lidahmu dari menyebut aib orang lain ketika dia
tidak ada. Oleh karena itu jauhilah ghibah (Syakir, t.th: 40).
Dan dijelaskan dalam firman Allah QS Al Hujurat ayat 12:
76
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang”.
b. Sombong
.يابـَّ ىَن ! اَذا اْنـَعَم اُﷲ َعليَك بنْع َم ٍة فاْش ُك رُه واَل َتـتََّك بـَر َعلى َخ ْلِقِه
77
c. Dengki
78
Washoya Al Aba’ lil Abnaa’ kitab yang telah ditulis oleh Muhammad
Syakir, kitab ini merupakan warisan pendidikan yang sangat jarang dijumpai di
adab sehari-hari dengan tujuan agar para peserta didik memiliki akhlak yang
baik dan bisa mengaplikasikan di kehidupannya. Relasi seorang guru dan murid
79
juga sangat diperhatikan dengan cara kedekatan dhohir maupun bathin (saling
mendoakan).
Seorang guru tidak hanya memberikan ilmu yang ada dalam pelajaran
saja tetapi ilmu jiwa atau spiritual bagi anak didiknya. Seorang guru ibarat ayah
manusia yang berguna untuk orang lain, khususnya bagi dirinya sendiri.
Seorang guru adalah penasehat bagi murid-muridnya dan juga sebagai suri
merupakan transfer ilmu saja dan belum menyentuh akar yang lebih mendalam
80
Disamping itu, globalisasi juga mengaburkan batas-batas budaya,
akibatnya macam-macam budaya dari berbagai negara mudah masuk dan ditiru
dengan perantara media massa. Oleh karena itu, dengan mudah masyarakat
dengan akhlak mulia dan masyarakatpun belum bisa menyaring budaya barat
busana barat yang kurang sopan dilihat karena tidak menutup aurat. Gaya hidup
Hubungan akhlak dengan pendidikan sangat erat yaitu dilihat dari tujuan
pendidikan yang mempunyai tujuan untuk membentuk perilaku lahir dan batin
manusia menuju arah yang lebih baik. Dengan akhlak yang baik, maka
seseorang akan menjadi lebih bertaqwa kepada Allah SWT, dan kebaikannya
akan terlihat dalam setiap tindakannya. Oleh sebab itu, kitab Washoya Al Aba’
Lil Abnaa’ sangat relevan untuk dijadikan pedoman dalam berakhlak yang baik
cara berakhlak terhadap Allah dan Rasul-Nya, berakhlak kepada orang tua,
81
sekarang. Dan sebaiknya akhlak ditanamkan dari masa dini agar kelak menjadi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
82
baik dan menjadi seorang murid berkewajiban melakukan nasehatnasehat
yang wajib diteladani dalam segala hal yang bersumber darinya, baik
orang tua dengan cara mentaati segala perintah darinya, bersikap sopan
kepadanya dan tidak berbicara kasar. Selain itu bentuk berbakti kepada
orang tua dengan cara mendoakan kebaikan bagi kedua orang tua.
mencari ilmu. Saling tanya jawab jika ada kesulitan dalam proses
pembelajaran.
e. Adab sehari-hari
83
Setiap perbuatan di dalamnya ada adab-adab nya agar perbuatan
mencari ilmu, adab belajar, menghafal dan berdiskusi, adab olahraga dan
berjalan di jalan, adab dalam majelis dan ceramah, adab makan dan
mengalir tanpa merasa terpaksa dari dalam diri seseorang. Akhlak terpuji
yang mengalir tanpa merasa terpaksa yang keluar dari diri seseorang
Konteks Kekinian.
lahir dan batin manusia menuju arah tertentu yang dikehendaki. Dengan
akhlak yang baik, maka seseorang akan menjadi lebih bertaqwa kepada
Allah SWT, dan kebaikannya akan terlihat dalam setiap tindakannya. Oleh
sebab itu, kitab Washoya Al Aba’ lil Abnaa’ sangat relevan untuk dijadikan
84
Dalam kitab ini, dijelaskan bagaimana cara berakhlak terhadap
kekiniaan.
B. Saran
semua komponen pendukung keberhasilan tujuan, baik dari guru, orang tua,
komponen harus memiliki visi dan misi serta komitmen yang sama dalam
85
3. Seorang pendidik harus selalu memberikan dan mengutamakan hal terbaik
didik.
terhadap akhlak, maka dari itu pilihlah pergaulan yang sebaik-baiknya agar
5. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
umumnya bagi pembaca. Penulis sadar bahwa dalam tulisan ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, maka tidak lupa kritik serta
skripsi ini.
86
87
Daftar Pustaka
http://perpus.iainsalatiga.ac.id/resultDocDig.php?rd=2&keyword=washoya&by2=
0&by=0
http://al-charish.blogspot.co.id/2012/06/syech-muhammad-syakir.html
Jumali, Surtikanti, Taurat Aly, & sundar. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta:
Muhammadiyah University press.
Kodir, Abdul. 2015. Sejarah Pendidikan Islam dari Masa Rasulullah hingga
Reformasi di Indonesia.Bandung: CV Pustaka Setia.
Komarudin. 1993. Kamus Istilah Skripsi dan Tesis. Bandung: Penerbit Aksara.
Mahmud, Ali Abdul Hamid. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani Press.
1
Mas’ud, Abdurrachman, Widodo Supriyono, dkk. 2001. Paradigma Pendidikan
Mujib, Abdul dan Yusuf Mudzakkir. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kencana.
Solihin, M. 2005. Akhlak Tasawuf, Manusia Etika dan Makna Hidup. Bandung:
Nuansa.
2
Sutrisno. 2006. Revolusi Pendidikan Di Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Syakir, Muhammad. T.th. Washoya Al Aba’ Lil Abnaa’. Magelang: Salsabila.
Syakir, Muhammad. T.th. Wasiat Ayah Kepada Anak-anak. Surabaya: Salim
Nabhan.
Taufik, Abdullah. 2002. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Akar dan Awal.
Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hoeve.
Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif
Perubahan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
.
3
4
5
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
(SKK)
NIM : 111-12-143
6
MOTIVATION
TRAINING dengan
7
pesantren se-Salatiga dan
sekitarnya dengan tema
“MTQ Wahana Apresiasi
untuk Mencetak Insan
Qur’ani”
12. Piagam Penghargaan 26 Desember 2013 Juara 1 4
8
18. Sertifikat GERAKAN 8 Juli 2014 Peserta
SANTRI MENULIS
Sarasehan Jurnalistik
Ramadhan 2014 oleh 2
Suara Merdeka di
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
19. Asramanisasi Ramadhan 29 Juni-22 Juli 2014 Panitia
1435 H dengan tema
3
“Menyambut Indahnya
ramadhan Sucikan Hati
untuk Meraih
Cinta Illahi”
oleh Pondok
Pesantren Edi Mancoro
20. Surat Keputusan 22 Juli 2014 Pengurus
Pengurus Organisasi
Santri PP Edi Mancoro 4
sebagai Biro PU masa
khidmat 2014-2015
21. “Workshop 22 Agustus 2014 Peserta
Enterpreneurship dengan
tema “Menanamkan
Nilai-Nilai Jiwa
Kewirausahaan 2
Mahasiswa yang Kreatif
dan Inovatif” yang
diselenggarakan KSEI
dan SSC”
22. SEMINAR NASIONAL 05 November 2014 Peserta
Hmj Syariah STAIN
Salatiga dengan tema
8
“Peran lembaga syariah
dengan adanya otoritas
jasa keuangan”
9
23. Gebyar Seni Qur’aniyy 06 November 2014 Peserta
(GSQ) Umum Ke-VI Rebana
SeJawa Tengah dengan
tema “Aktualisasi makna
5
dan Syi’ar Al-Qur’an
sebagai Sumber Inspirasi
oleh JQH Al-Furqon
STAIN Salatiga
24. Piagam Penghargaan 6-7 Desember 2014 Panitia
“LPJ dan MUBES SSC 3
2014’
25. “Haflah Akhirussanah 6 Juni 2015 Peserta
Khotmil Qur’an dan
Haul KH. Sholeh dan
2
KH.
Ridwan Pondok
Pesantren Edi Mancoro”
26. Certificate of 08 Juni 2015 Enumerator
Appreciation in research
dissertation entitled of:
“student’s academic 2
achievement in relation
to academic motivation,
perception of parental
10
29. Sertifikat Training & 01-04 Maret 2016 Panitia
Field Trip dengan tema
“Peningkatan
Pemahaman di Pesantren
Berperspektif HAM dan
Islam”oleh Center for the
Study of Religion and
Culture (CRSC) UIN 3
Jakarta dan Konard-
Adenauer-Stiftung
(KAS) untuk Indonesia
dan Timor-Leste dengan
dukungan bantuan hibah
dari Uni Eropa (EU)
30. Sertifikat “Akhirussanah 14 Mei 2016 Panitia
dan Khotmil Qur’an V”
3
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
31. Pesantren Ramadhan oleh 06-18 Juni 2016 Pemateri
TBB da TK Al 4
Qur’an Edi Mancoro
32. Asramanisasi Ramadhan 06 – 27 Juni 2016 Peserta
1437 H dengan tema
“Meningkatkan
Kreativitas,
2
intelektualitas, dan
spiritualitas di bulan
berkualitas” Pondok
Pesantren Edi Mancoro
33. Workshop Provinsi 1-3 November 2016 Panitia
5
dengan tema
11
12
13