KPD 2
KPD 2
A. TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya/rupturnya selaput amnion sebelum dimulainya persalinan
yang sebenarnya atau pecahnya selaput amnion sebelum usia kehamilannya mencapai 37 minggu
dengan atau tanpa kontraksi.(mitayani,2011.buku keperawatan maternitas,hal:74)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu
satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda persalinan (Manuaba, 1998).
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada sembarang usia kehamilan
sebelum persalinan di mulai (William,2001).
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu
sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan
37 minggu maupun kehamilan aterm. (saifudin,2002)
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini
disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin
atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran disebabkan adanya infeksi yang
dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo, 2002)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum in partu, yaitu bila pembukaan primi kurang dari
3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Sarwono Prawirohardjo, 2005)
2. Etiologi
Walaupun banyak publikasi tentang KPD, namun penyebabnya masih belum diketahui dan tidak dapat
ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan
KPD, namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor
predesposisi adalah:
1. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina atau
2. Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada
3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus)
misalnya trauma, hidramnion gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor
predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual,
disertai infeksi.
4. Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas
panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.
5. Faktor lain
3. Patofisiologi
Infeksi dan inflamasi dapat menyebabkan ketuban pecah dini dengan menginduksi kontraksi uterus dan
atau kelemahan fokal kulit ketuban . Banyak mikroorganisme servikovaginal, menghasilkan fosfolipid C
yang dapat meningkatkan konsentrasi secara local asam arakidonat, dan lebih lanjut menyebabkan
pelepasan PGE2 dan PGF2 alfa dan selanjutnya menyebabkan kontraksi miometrium . Pada infeksi juga
dihasilkan produk sekresi akibat aktivitas monosit/makrofag , yaitu sitokrin, interleukin 1 , factor
nekrosis tumor dan interleukin 6. Platelet activating factor yang diproduksi oleh paru-paru janin dan
ginjal janinyang ditemukan dalam cairan amnion , secara sinergis juga mengaktifasi pembentukan
sitokin. Endotoksin yang masuk kedalam cairan amnion juga akan merangsang sel-sel disidua untuk
memproduksi sitokin dan kemudian prostaglandin yang menyebabkan dimulainya persalinan.
Adanya kelemahan local atau perubahan kulit ketuban adalah mekanisme lain terjadinya ketuban pecah
dini akibat infeksi dan inflamasi . Enzim bacterial dan atau produk host yang disekresikan sebagai respon
untuk infeksi dapat menyebabkan kelemahan dan rupture kulit ketuban .Banyak flora servikoginal
komensal dan patogenik mempunyai kemampuan memproduksi protease dan kolagenase yang
menurunkan kekuatan tenaga kulit ketuban.Elastase leukosit polimorfonuklear secara spesifik dapat
memecah kolagen tipe III papa manusia, membuktikan bahwa infiltrasi leukosit pada kulit ketuban yang
terjadi karena kolonisasi bakteri atau infeksi dapat menyebabkan pengurangan kolagen tipe III dan
menyebabkan ketuban pecah dini.
Enzim hidrolitik lain , termasuk katepsin B , katepsin N, kolagenase yang dihasilkan netrofil dan makrofag
, nampaknya melemahkan kulit ketuban . Sel inflamasi manusia juga menguraikan aktifator plasminogen
yang mengubah plasminogen menjadi plasmin , potensial , potensial menjasi penyebab ketuban pecah
dini.
4. Manifestasi Klinis
• Keluarnya air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan
• Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
• Inspeksi : Tampak air ketuban mengalir, atau selaput ketuban tidak ada air dan
• Bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat
5. Penatalaksanaan
A. Pencegahan
atau berhenti.
4. Anjurkan pasangan agar menghentikan koitus pada trisemester akhir bila ada
faktor predisposisi.
B. Panduan mengantisipasi: jelaskan pasien yang memiliki riwayat berikut ini saat
1. Kondisi yang menyebabkan ketuban pecah dapat mengakibatkan prolaps tali pusat
b. Polihdramnion
2. Herpes aktif
pecahnya ketuban
a. Saat pasien berbaring terlentang , tekan fundus untuk melihat adanya semburan
b. Basahai kapas asupan dengan cairan dan lakukan pulasan pada slide untuk
ada perdarahan dan tidak dilakukan pemeriksaan pervagina menggunakan jeli K-Y.
3. Bila pecah ketuban dan / atau tanda kemungkinan infeksi tidak jelas, lakukan
c. Dapatkan spesimen cairan lain dengan lidi kapas steril yang dipulaskan pada
4. Bila usia gestasi kurang dari 37 minggu atau pasien terjangkit herpes Tipe 2, rujuk ke dokter.
D. Penatalaksanaan konservatif
b. Kemungkinan infeksi berkurang bila tidak ada alat yang dimasukan kevagina , kecuali
spekulum steril ; jangan melakukan pemeriksaan vagina.
1. Ukur suhu tubuh empat kali sehari ; bila suhu meningkatkan secara signifikan, dan / atau
2. Observasi rabas vagina : bau menyengat menyengat, purulen atau tampak kekuningan
3. Catat bila ada nyeri tekan dan iritabilitas uterus serta laporkan perubahan apa pun
E. Penatalaksaan agresif
c. Beberapa ahli menunggu 12 jam untuk terjadinya persalinan. Bila tidak ada tanda, mulai
pemberian pitocin
f. Bila pengambilan keputusan bergantung pada kelayakan serviks untuk di indikasi, kaji nilai
bishop (lihat label 5-2) setelah pemeriksaan spekulum. Bila diputuskan untuk menunggu
persalinan, tidak ada lagi pemeriksaan yang dilakukan, baik manipulasi dengan tangan
g. Periksa hitung darah lengka bila ketuban pecah. Ulangi pemeriksaan pada hari berikutnya
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Cairan yang keluar dari vagina perlu di periksa warna konsentrasi,bau dan PH nya.Cairan yang keluar dari
vagina kecuali air ketuban mungkin juga urine atu secret vagina,Sekret vagina ibu hamil pH :4,5 dengan
kertas nitrazin tidak berubah warna ,tetap kuning .1.a tes lakmus (tes nitrazin),jika kertas lakmus merah
berubah menjadi biru menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).Ph air ketuban 7-7,5 darah dan infeksi
vagina dapat menghaslkan tes yang positif palsu .1b. mikroskop (tes pakis ),dengan meneteskan air
ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering.Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun
psikis.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri pada kasus KPD
terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit .Namun sering terjadi kesalahan pada penderita
oligohidroamion.Walaupun pendekatan diagnosis KPD cukup banyak macam dan caranya ,namun pada
umunya KPD sudah bisa terdiagnosis dengan anamnesa dan pemeriksaan sederhana.(buku asuhan
patologi kebidanan,sujiyatini,2009,hal:16-17)
7. Komplikasi
Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia 37 minggu adalah sindrom distress
pernapasan,yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir.Risiko infeksi meningkat pada kejadian KPD.Semua
ibu hamil dengan KPD premature sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya korioamnionitis
(radang pada korion dan amnion).Seklain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi
pada KPD.
Risiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD Praterm.Hipoplasia paru merupakan
komplikasi fatal terjadi pada KPD praterm.Kejadiannya mencapai hampir 100% apabila KPD prater mini
terjadi pada usia kehamilan kurang dari 23 minggu.
a. Infeksi intrauterine
c. Prematuritas
d. Distosia
1. Pengkajian
a. Identitas ibu
b. Riwayat penyakit
a) Riwayat kesehatan sekarang ;ibu datang dengan pecahnya ketuban sebelum usia
6. Kelainan pada otot serviks atau genital seperti panjang serviks yang pendek
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC, penyakit
d. Riwayat psikososial
Riwayat klien nifas biasanya cemas bagaimana cara merawat bayinya, berat badan yang
karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara pencegahan,
penanganan, dan perawatan serta kurangnya menjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan untuk
menyusui bayinya.
c. Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada
aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan
d. Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing selama masa
nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari
uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan BAB.
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena adanya kehadiran sang
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang lain.
involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat
bayinya
dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari seksual yang
tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas ( Sharon J. Reeder, 1997:285)
Biasanya pada saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan klien akan terganggu dalam
hal ibadahnya karena harus bedre total setelah partus sehingga aktifitas klien dibantu oleh
keluarganya.
Pemeriksaan fisik
a. Kepala
b. Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena adanya proses menerang
yang salah
c. Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan
selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang mengalami perdarahan, sklera
kunuing
d. Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya, adakah cairan yang keluar
dari telinga.
e. Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-kadang ditemukan pernapasan
cuping hidung
f. Dada
Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi areola mamae dan papila
mamae. Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri. Fundus
g. Genitaliua
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat pengeluaran mekomium
yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
h. Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
i. Ekstermitas
j. Muskulis skeletal
Pada klien post partum biasanya terjadi keterbatasan gerak karena adanya luka episiotomi
k. Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi cepat, pernafasan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Risiko tinggi infeksi maternal yang berhubungan dengan prosedur infasif,pemeriksaan vagina
INTERVENSI KEPERAWATAN
1 Resiko infeksi b.d ketuban pecah dini Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam di
- Suhu 36-37
Intervensi:
Rasional:
2 Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d ketegangan otot rahim. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3×24 jam di harapkan nyeri berkurang / nyeri hilang . dengan criteria hasil :
TD :120/80 mm Hg
N : 60-120 X/ menit.
Intervensi:
Rasional:
2. Untuk mengetahui derajat nyeri pasien dan menentukan tindakan yang akan dilakukan.
3 Defisit / kurang pengetahuan b.d pengakuan persalinan premature Setelah dilakukan tindakan
Intervensi:
1. Kaji apa pasien tahu tentang tanda-tanda dan gejala normal selama kehamilan.
2. Ajarkan tentang apa yang harus dilakukan jika tanda KPD muncul kembali
Rasional:
2. Mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi yang bisa membahayakan ibu-janin
Berbagi
Posting Komentar
Beranda
Mengenai Saya
Foto saya
tia tama
http://catatankuliahperawat.blogspot.co.id/2016/03/askep-ketuban-pecah-dini-kpd_21.html?m=1