Panduan Menemukan Nama Brand
Panduan Menemukan Nama Brand
.
1. Menggunakan satu kata umum
Penggunaan satu kata umum sebagai nama merupakan hal paling ideal untuk sebuah usaha,
bisnis, Brand, startup . Sayangnya, untuk mendapatkan nama tersebut kamu harus bersaing
dengan banyak sekali orang.
usaha, bisnis, Brand, startup yang menggunakan nama seperti ini adalah Cicil, Pinjam, Kargo,
Paket, Tiket, Tukang, Rumah, Loket, dan Bitcoin.
Akhiran lain yang juga sering digunakan oleh usaha, bisnis, Brand, startup tanah air adalah -
Loka, seperti yang dilakukan Traveloka dan Dealoka.
3. Menggunakan akhiran -Nesia
Ada juga beberapa usaha, bisnis, Brand, startup yang menggunakan akhiran -Nesia untuk
nama mereka. Hal ini mereka lakukan untuk menunjukkan bahwa usaha, bisnis, Brand, startup
tersebut berasal dari Indonesia. Beberapa usaha, bisnis, Brand, startup yang melakukan ini
adalah Arsanesia, Infonesia, Pedenesia, dan Gogonesia.
Natali Ardianto, CTO Tiket, bahkan sempat dua kali membuat usaha, bisnis, Brand, startup
dengan nama seperti ini, yaitu Urbanesia dan Golfnesia.
Beberapa usaha, bisnis, Brand, startup yang melakukan ini adalah Paytren, PayAccess,
Payfazz, Espay, Faspay, Codapay, Halodoc, YesDok, dan HarukaEdu.
Mengubah huruf menjadi huruf lain. Contoh: banana menjadi Xanana atau zanana.. Inspirasi
menjadi yespirasi.. super menjadi zuper.. dst
.
Menggunakan nama tokoh terkenal. Contoh orang terkenal bernama Soekarno maka bikin nama
brand "pisang Soekarno"..dst
.
Menambah kata id. Pisang.id nasiliwet.id bakso.id, avero.id, ngejahit.id, ecopack.id, minifarm.id
.
Memakai kata untung, official, sekuritas, dll yang menonjolkan visi dari suatu brand. Contoh :
bank mandiri sekuritas, bank mandiri untung, bank mandiri official
.
Ditambah kata preposisi, seperti on, in, at. Contoh onvito, onnasi, onakademy, baksoon, dst
.
Mamakai kata raja, sultan,dst rajabibit, raja kelinci, sultan bakmi..
.
Beberapa usaha, bisnis, Brand, startup bahkan menggabungkan kata yang berkaitan dengan
bisnis mereka dengan kata Teman, agar terdengar akrab di telinga pengguna, seperti yang
dilakukan TemanJalan, TemanUsaha, KerjaDulu, dan UangTeman.
Setelah kamu mendapatkan ide usaha, bisnis, Brand, startup yang akan kamu jalankan, maka
langkah selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah memilih nama untuk produk atau layanan
yang akan kamu buat. Hal ini terdengar sepele, namun sebenarnya cukup sulit untuk dilakukan.
Terlebih dengan kian banyaknya usaha, bisnis, Brand, startup lain yang bermunculan, membuat
pilihan nama yang bisa kamu ambil pun menjadi semakin sedikit.
Hal ini terasa makin sulit karena nama tersebut nantinya akan menjadi citra usaha, bisnis, Brand,
startup yang akan kamu bangun, untuk selama-lamanya. Jarang sekali kita menemukan usaha,
bisnis, Brand, startup yang mengubah namanya di kemudian hari.
Hal itu pun biasanya terjadi karena mereka telah bertambah besar dan ingin merambah ke
layanan yang berbeda, seperti yang dilakukan Snapchat (sekarang bernama Snap), Garena
(sekarang mempunyai induk perusahaan yang bernama Sea), serta Google (sekarang
mempunyai induk perusahaan yang bernama Alphabet).
Jarang sekali ada kasus usaha, bisnis, Brand, startup besar yang mengganti nama karena
merasa nama yang sebelumnya tidak terlalu menjual.
Oleh karena itu, kamu harus sangat berhati-hati ketika memilih sebuah nama untuk usaha,
bisnis, Brand, startup kamu. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus kamu perhatikan ketika
melakukannya.
Buatlah agar masyarakat bisa langsung memahami produk atau layanan yang kamu buat, begitu
mendengar namanya. Selain bisa memperkuat citra, hal ini pun bisa memudahkan SEO situs
kamu di mesin pencari (search engine).
Menggunakan nama domain yang sama dengan keyword, dikenal sebagai EMD (exact-match
Domain). Contohnya jika produk kamu adalah jual sepatu online maka domain kamu akan
menjadi jualsepatuonline.com.
Sebelumnya, ini akan membantu kamu untuk muncul di jajaran atas mesin pencari. Namun sejak
akhir 2012, Google mulai memangkas situs-situs yang mempunyai EMD namun kualitasnya
rendah.
Apakah ini berarti kamu tidak bisa mempunyai domain topiantiair.com atau kursiterbang.com?
Tidak juga, selama konten isinya berkualitas maka mempunyai EMD adalah keuntungan, namun
jika kontennya penuh SPAM maka itu tidak akan membantu sama sekali. Nama domain kamu
malah akan lebih sulit muncul di mesin pencari.
Ketika kamu telah memilih sebuah nama, langsung cari tahu apakah domain .com dari nama
tersebut masih tersedia atau tidak. Selain itu, kamu pun harus mencari tahu apakah nama
tersebut masih bisa digunakan sebagai nama akun di media sosial yang tengah populer seperti
Facebook, Twitter, dan Instagram.
Mengapa? karena besar kemungkinan kamu akan memerlukan media sosial untuk membantu
pemasaran, serta sebagai kanal komunikasi dengan pelanggan.
Founder Y Combinator, Paul Graham, bahkan menganjurkan founder usaha, bisnis, Brand,
startup untuk mengubah namanya sedini mungkin apabila domain .com dari nama tersebut telah
dimiliki oleh orang lain.
Beberapa usaha, bisnis, Brand, startup tanah air coba mengakali hal tersebut dengan
menggunakan domain .co.id atau .id. Hal ini memang sah-sah saja, namun pengguna mungkin
akan bingung ketika melakukan pencarian di search engine.
Contoh jika kamu menggunakan domain Badut.id, maka dikhawatirkan orang yang mencari
nama kamu di search engine nantinya akan tersesat ke situs Badut.com yang mungkin tidak
berkaitan dengan layanan yang kamu miliki. Hal ini lebih fatal jika domain Badut.com justru
dimiliki oleh kompetitor kamu.
Menurut pantauan saya, nama usaha, bisnis, Brand, startup di Indonesia rata-rata hanya terdiri
antara dua hingga lima suku kata. Lebih dari itu, maka akan terkesan terlalu panjang dan sulit
untuk diingat.
Selain itu, usahakan nama usaha, bisnis, Brand, startup kamu mudah untuk dieja dan
diucapkan. Selain memudahkan orang untuk mengingat nama usaha, bisnis, Brand, startup
kamu, hal ini pun akan membantu ketika pengguna mencari produk atau layanan kamu di search
engine.
Jadi, jangan coba-coba menggunakan nama seperti QWSDF.com, kecuali bila kata tersebut
memang merupakan sesuatu yang populer di Indonesia.
Hal lain yang harus kamu perhatikan adalah jangan sampai kamu menggunakan nama yang
terlalu mirip dengan usaha, bisnis, Brand, startup lain.
Apabila kamu nantinya lebih sukses dibanding usaha, bisnis, Brand, startup tersebut, ada
kemungkinan pengguna yang mencari kamu di search engine justru masuk ke situs milik usaha,
bisnis, Brand, startup tersebut.
Sebaliknya, apabila kamu masih merupakan usaha, bisnis, Brand, startup kecil, maka kamu bisa
dianggap sebagai salah satu layanan atau anak perusahaan dari usaha, bisnis, Brand, startup
besar dengan nama yang mirip itu.
Contoh, apabila kamu membuat usaha, bisnis, Brand, startup bernama BukaBaju atau GO-
DATE, maka kemungkinan besar kamu akan dianggap sebagai anak perusahaan dari Bukalapak
atau GO-JEK.
Sudah coba memikirkan nama untuk usaha, bisnis, Brand, startup kamu namun tidak juga
mendapatkan nama yang pas? Mungkin kamu harus coba melihat kamus untuk mencari kata-
kata yang menarik.
Hal ini bahkan dilakukan oleh Founder Twitter, Jack Dorsey. Twitter sempat akan diberi nama
Status, sebelum Dorsey kemudian memeriksa kamus dan menemukan kata Twitter, yang berarti
“sebuah informasi yang tidak berurutan, dan ciutan burung.”