Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengertian hukum pajak

Hukum adalah seperangkat aturan, norma, dan prinsip yang ditetapkan oleh pemerintah atau
otoritas yang berwenang dalam suatu masyarakat untuk mengatur perilaku individu dan kelompok
dalam masyarakat. Hukum bertujuan untuk menciptakan keteraturan, keadilan, dan ketertiban
dalam masyarakat dengan mengatur hak, kewajiban, dan tanggung jawab individu serta menentukan
konsekuensi atau sanksi bagi pelanggarannya. Hukum mengatur tentang hak dan kewajiban
manusia. Hak untuk memperoleh gaji/upah dari pekerjaan membawa kewajiban untuk menghasilkan
atau untuk bekerja.

Demikian juga dengan pajak. Hak untuk mencari dan memperoleh penghasilan sebanyak –
banyaknya membawa kewajiban menyerahkan sebagian kepada Negara dalam bentuk pajak untuk
membantu Negara dalam meningkatkan kesejahteraan umum. Begitupula hak untuk memperoleh
dan memiliki gedung, mobil, dan barang lain membawa kewajiban untuk menyumbang kepada
Negara.

Pajak dapat diartikan kontribusi wajib yang harus dibayar oleh individu, perusahaan, atau entitas lain
kepada pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, berdasarkan peraturan
perpajakan yang berlaku. Pajak digunakan oleh pemerintah untuk mendanai berbagai program dan
layanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertahanan, dan banyak hal lainnya.

Hukum pajak merupakan keseluruhan dari peraturan – peraturan yang meliputi wewenang
pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada
masyarakat melalui kas Negara. sehingga hukum pajak tersebut merupakan hukum public yang
mengatur hubungan Negara dan orang – orang atau badan – badan hukum yang berkewajiban
membayar pajak.

2. Kedudukan hukum pajak

Hukum dapat dibagi menjadi dua, yaitu hukum perdata dan hukum pidana. Hukum perdata adalah
hukum yang mengatur hubungan antara orang pribadi satu dan yang lain. Hukum perdata ini terdiri
atas hukum perorangan, hukum keluarga, hukum warisan, dan hukum harta kekayaan. Sedangkan
hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara penguasa dan warganya. Hukum
publik ini terdiri atas hukum tata Negara, hukum administrasi (hukum tata usaha), hukum pajak, dan
hukum pidana.

Jadi sangatlah jelas bahwa hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik, yang mengatur
hubungan antara penguasa sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak ( wajib
pajak).

Hubungan antara hukum pajak dan hukum perdata adalah bahwa kebanyakan hukum pajak
pemungutannya berdasarkan kejadian – kejadian, keadaan atau perbuatan hukum yang termasuk
dalam lingkungan perdata, seperti pendapatan, kekayaan, perjanjian penyerahan serta pemindahan
hak karena warisan, dan lain sebagainya. Hubungan yang erat antara hukum pajak dan hukum
perdata juga timbul karena banyak dipergunakannya istilah – istilah hukum perdata dalam
perundang – undangan pajak, meskipun pengertian – pengertian yang dianut oleh hukum perdata
tidak selalu dianut oleh hukum pajak.
Sedangkan hubungan antara hukum pajak dan hukum pidana adalah bahwa ketentuan – ketentuan
pidana yang diatur dalam Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP) banyak digunakan dalam
peraturan udang – undang pajak. Hal ini dapat dilihat dari ketentuan yang ada dalam Pasal 38 dan 39
Undang – Undang nomor 6 Tahun 1983, sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor
16 Tahun 200 yang dengan jelas menyebutkan bahwa adanya sanksi pidana terhadap Wajib Pajak
yang melanggar ketentuan di bidang perpajakan (berupa kealpaan dan kesengajaan). Bahkan,
ancaman pidana dalam hukum pajak selalu mengacu pada ketentuan hukum pidana, misalnya
terhadap Wajib Pajak yang memindahtangankan atau memindahkan hak atau merusak barang yang
telah disita karena tidak melunasi utang pajaknya akan diancam dengan Pasal 231 KUHP

Anda mungkin juga menyukai