Makalah Kelompok 7
Makalah Kelompok 7
XXXIII
Disusun Oleh :
Sedangkan menurut H. Noor Arifin, MSi, Wakil Dekan III FEB UNISNU yang
membidangi urusan kemahasiswaan mengatakan bahwa wajib bagi segenap mahasiswa
universitas NU untuk mengkaji dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
tentang kriteria Ahlususnnah wal Jamaah yang telah di rumuskan dalam Muktamar NU
ke 33. "Dewasa ini banyak kelompok mengaku aswaja, tapi perilaku dan pemikirannya
jauh dari perilaku aswaja. Maka, dengan dirumuskannya aswaja pada Muktamar 33 yang
lalu, wajib bagi kita melaksanakannya". Katanya Senin (10/8/2015) di Kampus FEB
UNISNU Jepara.3
A. Berikut ini adalah kriteria Aswaja NU hasil sidang komisi Komisi Bahtsul
Masa'il4 yang diikuti oleh seluruh PWNU, PCNU dan PCINU dan juga para kyai.
3
Jurnal UNISNU JEPARA “Kriteria Khas Aswaja NU Rumusan Muktamar Ke-33” (Feb Unisnu,
26 Juni 2023)
4
Alhafiz K, Ahlussunnah wal Jama'ah menurut NU, (Nu Online, Senin 26 Juni 2023)
1. Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah merupakan satu-satunya firqah (golongan) di
antara berbagai firqah di dalam Islam yang disebut oleh Nabi SAW
sebagai firqah ahli surga. Mereka adalah para shahabat Nabi SAW. yang
dikenal dengan sebutan As-Salafush Shalih yang senantiasa berpegang
teguh pada sunnah Nabi. SAW. dan dilanjutkan oleh tabi'in dan tabi'it
tabi'in, dua generasi yang memiliki keutamaan sebagaimana dinyatakan
oleh Nabi SAW. Kemudian diikuti oleh para pengikutnya sampai
sekarang.
2. Menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai dua sumber pokok syari'at
Islam, dan menerima dua sumber yang lahir dari keduanya, yakni ijma'
dan qiyas.
3. Memahami syari'at Islam dari sumber Al-Qur'an dan As-Sunnah melalui:
sanad (sandaran) para shahabat Nabi SAW. yang merupakan pelaku dan
saksi ahli dalam periwayatan hadits serta manhaj seleksinya, dan
berbagai pemikiran yang diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas
tasyri' (penetapan hukum syar'i) setelah beliau wafat. Mereka terutama
empat shahabat yang disebut oleh Nabi SAW. sebagai Al-Khulafa' al-
Rasyidun telah menyaksikan langsung dan memahami dengan cermat
pelaksanaan tasyri' yang dipraktikkan oleh Nabi SAW. sanad dua
generasi setelah shahabat, yakni tabi'in dan tabi'it tabi'in yang telah
meneladani dalam melanjutkan tugas tasyri'. Mereka telah
mengembangkan perumusan secara kongkrit mengenai prinsip-prinsip
yang bersifat umum, kaidah-kaidah ushuliyyah dan lainnya. Mereka
adalah para Imam mujtahid, Imam hadits dan lainnya.
B. Memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah secara menyeluruh berdasarkan kaidah-
kaidah yang teruji ketepatannya, dan tidak terjadi mu'aradlah (pertentangan)
antara satu nash dan nash yang lain. Dalam hal, diakui dan diterima:
1. Empat Imam mujtahid termasyhur sekaligus Imam madzhab fiqh dari
kalangan tabi'in dan tabi'it tabi'in yang telah merumuskan kaidah-kaidah
ushuliyyah dan menerapkannya dalam melaksanakan tasyri' yang
kemudian menjadi pedoman bagi generasi berikutnya sampai sekarang.
Empat mujtahid besar itu; a. Imam Abu Hanifah An-Nu'man ibn Tsabit
(80-150 H.), b. Imam Malik ibn Anas (93-173 H.), c. Imam Muhammad
ibn Idris Asy-Syafi'i (150-204 H.), dan Imam Ahmad ibn Hanbal (164-
241 H.).
2. Para Imam madzhab aqidah, seperti Abul Hasan Al-Asy’ari (260-324),
dan Abu Mansur Al-Maturidi (W.333 H.).
3. Keberadaan tashawwuf sebagai ilmu yang mengajarkan teori taqarrub
(pendekatan) kepada Allah SWT. melalui aurad dan dzikir yang diwadahi
dalam thariqah sebagai madzhab, selama sesuai dengan syari'at Islam.
Dalam hal ini menerima para Imam tashawwuf, seperti Imam Abul
Qasim Al-Junaid al-Baghdadi (W.297H.) dan Abu Hamid al-Ghazali
(450-505 H.).
4. Melaksanakan syari'at Islam secara kaffah (komprehensif), dan tidak
mengabaikan sebagian yang lain. Memahami dan mengamalkan syari'at
Islam secara tawassuth (moderat), dan tidak ifrath dan tafrith.
5. Menghormati perbedaan pendapat dalam masalah ijtihadiyah, dan tidak
mengklaim bahwa hanya pendapatnya yang benar, sedangkan pendapat
lain dianggap salah.
6. Bersatu dan tolong menolong dalam berpegang teguh pada syari'at Islam
meskipun dengan cara masing-masing.
7. Melaksanakan amar makruf dan nahi munkar dengan hikmah (bijak/arif),
dan tanpa tindak kekerasan dan paksaan.
8. Mengakui keadilan dan keutamaan para shahabat, serta menghormatinya,
dan menolak keras menghina, mencerca dan sebagainya terhadap
mereka, apalagi menuduh kafir.
9. Tidak menganggap siapa pun setelah Nabi SAW. adalah ma'shum
(terjaga) dari kesalahan dan dosa.
10. Tidak menuduh kafir terhadap sesama mukmin, dan menghindari
berbagai hal yang dapat menimbulkan permusuhan.
11. Menjaga ukhuwwah terhadap sesama mukmin, saling tolong menolong,
menyayangi, menghormati, dan tidak saling memusuhi.
12. Menghormati, menghargai, tolong menolong, dan tidak memusuhi
pemeluk agama lain.
Sebelum menjelang Muktamar NU ke-33, ada beberapa pertentangan tentang ciri khas
Aswaja yang kemudian dibahas dalam muktamar tersebut. Oposisi tersebut terutama
terkait dengan konsep Islam Nusantara yang diangkat sebagai tema kongres dan menuai
kontroversi. Namun, tidak ada informasi lebih lanjut tentang sifat oposisi atau siapa yang
menentangnya dalam hasil pencarian. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa
hasil muktamar ditentang di pengadilan oleh beberapa pihak yang menganggap bahwa
pengesahan ciri khas Aswaja merupakan penyimpangan dari prinsip NU. Alasan adanya
Muktamar NU ke-33 adalah merumuskan ciri khas Aswaja NU yang dibahas dan
disetujui dalam kongres tersebut. untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang
ajaran dan prinsip Aswaja. Ciri-ciri itu dirumuskan untuk memberikan pedoman bagi
warga NU dan mempertahankan identitas organisasi sebagai faksi Islam yang unik dalam
beberapa hal.
BAB III
KESIMPULAN
Islam sebagai agama samawi terakhir memiliki banyak ciri khas (khashaish) yang
membedakannya dari agama lain. Ciri khas Islam yang paling menonjol adalah
tawassuth, ta’adul, dan tawazun. Ini adalah beberapa ungkapan yang memiliki arti yang
sangat berdekatan atau bahkan sama. Oleh karena itu, tiga ungkapan tersebut bisa
disatukan menjadi “wasathiyah”. Watak wasathiyah Islam ini dinyatakan sendiri oleh
Allah SWT di dalam Al-Qur’an.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal UNISNU JEPARA “Kriteria Khas Aswaja NU Rumusan Muktamar Ke-33” (Feb
Unisnu, 26 Juni 2023)
Alhafiz K, Ahlussunnah wal Jama'ah menurut NU, (Nu Online, Senin 26 Juni 2023)