Ika Alfarika-14205035
Ika Alfarika-14205035
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
IKA ALFARIKA
14205035
YOGYAKARTA
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan kemudahan bagi penulis sehingga mampu mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Remaja Putri Dengan Personal Hygiene Saat Menstruasi Di Smp Negeri 1
Banguntapan bantul”.
Penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi syarat dalam mecapai gelar
sarjana kesehatan masyarkat stikes surya global yogyakarta. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dwi Suharyanta, S.T, M.Kes, selaku ketua stikes surya global Yogyakarta
2. Nor wijayanti S.K.M, M.Kes, selaku ketua program studi kesehatan
masyarakat
peneliti
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
berada pada masa transisi, dan belum menikah atau memiliki tanggungan
hidup apapun. Remaja juga dapat dibagi menjadi early (10-14
tahun), middle (15-17 tahun), dan late (18-19-tahun) (Kemenkes, 2020).
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2019 hasil dari data BPS
(Badan Pusat Statistik) tahun 2020 sebesar 268.074.600 jiwa, yaitu dengan
jumlah remaja sebesar 68.185.600 jiwa yang menandakan bahwa jumlah
remaja sebesar 25.09% dari total jumlah penduduk Indonesia. Hal itu
membuat piramida penduduk Indonesia digolongkan dalam kategori
piramida penduduk muda. Dari hasil survei Delzaria Nia (2021) diketahui
pengetahuan dalam kategori baik yaitu sebesar 57,4%, sikap dalam
kategori negatif yaitu 57,4% dan sumber informasi juga baik yaitu sebesar
68,5%, ada hubungan pengetahuan dengan perilaku personal hygiene
remaja putri saat menstruasi (P=0,001;PR=2,864;95%CI=1,504-5,456).
Ada hubungan antara sikap dengan perilaku personal hygiene saat
menstruasi (P=0,001;PR=3,895;95%CI=1,547-9,806).
Akses informasi tentang kesehatan reproduksi yang benar sangat
luas, yang dapat diperoleh melalui pembelajaran di sekolah, internet
maupun media massa, namun tidak dimanfaatkan dengan baik oleh
remaja. Data SKDI tahun 2017 menyatakan bahwa sumber informasi
terbanyak yang disebutkan oleh perempuan dan laki-laki yaitu guru di
sekolah sebesar (79% dan 63%), teman (25% dan 41%) internet (22% dan
19%) dan hanya 1% sumber informasi yang diterima perempuan dan laki-
laki melalui radio. Sedangkan untuk diskusi tentang kesehatan reproduksi,
sebanyak 62% perempuan usia 15-24 tahun mendiskusikan menstruasi
dengan teman, 53% perempuan berdiskusi dengan ibu, begitupun dengan
informasi mengenai kesehatan reproduksi yang pertama kali diterima
perempuan dan laki-laki yaitu di sekolah menengah pertama/ sederajat
yaitu masing-masing 59% dan 55%.
3
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
1. Lingkup Variabel
a. Variabel bebas yaitu pengetahuan dan sikap remaja putri.
b.Variabel terikat yaitu perilaku personal hygiene saat menstruasi.
2. Lingkup Subjek/Responden
Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri Banguntapan Bantul.
3. Lokasi
Penelitian dilakukan di SMP Jl. Karangturi, Baturetno, Kec.
Banguntapan, Kab. Bantul Prov. D.I. Yogyakarta No Telp 021-
5725610.
4. Waktu
Penelitian dilakukan pada bulan September 2023 – Januari 2024.
D. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri dengan
perilaku personal hygiene saat menstruasi pada siswa sekolah
menengah pertama.
2. Tujuan khusus
a. Diketahui hubungan pengetahuan remaja putri dengan personal
hygiene saat menstruasi pada siswa menengah pertama.
b. Diketahui hubungan sikap remaja putri dengan perilaku personal
hygiene pada saat menstruasi.
4
E. Manfaat penelitian
5. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan
ilmu yang diperoleh selama menjalani pendidikan di bangku
perkuliahan.
6. Bagi Instansi Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri Banguntapan
Bantul
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan
kebijakan dalam peningkatan pemberian informasi kesehatan bagi
siswa-siswi tentang pentingnya personal hygiene saat menstruasi pada
remaja putri.
7. Bagi Stikes Surya Global Yogyakarta
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
mahasiswa/siwi atau pun peneliti lainnya tentang personal hygiene saat
menstruasi.
F. Keaslian penelitian
1 sampling) personal
banguntapa hygiene saat
n bantul menstruasi
2 Devi Hubungan Variabel Penelitian Hasil uji Persamaannya
Endah pengetahuan bebas : mengguna spearman adalah variabel
Saraswat tentang Pengetahua kan survey p<0,005 bebas, terikat
i.2017 menstruasi n analitik menunjukan dan jenis
dengan Variabel dengan adanya pendekatan
perilaku terikat : pendekata hubungan penelitian
personal perilaku n waktu antara Perbedaannya
hygiene personal cross pengetahuan adalah metode
pada remaja hygiene sectional dan sikap pengambilan
putri kelas Dan remaja putri sampel dengan
VII di SMP metode dalam teknik total
muhammadi Total melakukan sampling
yah 9 sampling personal
bojonegoro hygiene saat
menstruasi
3 Mukarra Hubungan Variabel Jenis Hasil analisi Persamaannya
mah.202 pengetahuan bebas : korelasion kendall tau adalah variabel
0. dan sikap Pengetahua al dengan p<0,005 tidak bebas, terikat
remaja putri n. pendekata menunjukan dan desain
terhadap Sikap. n cross adanya penelitian.
perilaku Vareabel sectional hubungan Perbedaannya
personal terikat : dengan pengetahuan adalah pada
hygiene saat prilaku teknik dan sikap teknik
menstruasi personal total remaja putri pengambilan
di SMK hygiene sampling terhadap sampe yaitu
negeri 8 perilaku total sampling
medan personal dan jenis
hygiene statistic
kendall tau
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dan ini
terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan faktor
dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo, 2015).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, 2015), tahap pengetahuan didalam
domain kongnitif terdiri dari 6 tingkatan, yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.
Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori
dan protein pada anak balita.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
6
7
2. Sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara
menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah
seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu
merupkan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek
(Notoatmodjo, 2015).
11
b. Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2015) menjelaskan berbagai
tingkatan sikap yakni sebagai berikut :
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya
sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan
perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.
2) Merespon
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi
sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan
atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan
itu benar atau salah, adalah berarti orang itu menerima ide
tersebut.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
tingkat tiga. Misalnya seorang mengajak ibu yang lain
(tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk menimbang
anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah
suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif
terhadap gizi anak.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang
paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB,
meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang
tuanya sendiri.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan
tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana
12
4) Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupu radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual
disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap
penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap
konsumennya.
5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan
lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan
tidaklah mengherankan jika kalau pada gilorannya konsep
tersebut mempengaruhi sikap.
6) Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan
yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam
penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego.
3. Remaja
a. Defenisi Remaja
Secara etimologi remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”.
Definisi remanja (adolescence), menurut organisasi kesehatan
dunia (WHO) adalah periode usia antara 10-19 tahun, sedangkan
perserikatan bangsa-bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth)
untuk usia antara 15-24 tahun. Sementara itu, menurut the health
Resources and Services administrastions Guidelines Amerika
Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun, dan terbagi
menajadi 3 tahap, yaitu remaja awal ( 11-14 tahun), remaja
menengah (15-17 tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun). Defenis
ini kemudian disatukan dalam terminology kaum muda (Young
people) yang mencakup usia 10-24 tahun (Kusmiran, 2011).
14
4. Perilaku
a. Defenisi Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktivitass organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh
sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup ,mulai
dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu
berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing- masing.
Sehingga yang dimakasud dengan perilaku manusia, pada
hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah,menulis, membaca,
dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tiak
dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2012).
Menurut Notoatmodjo (2012) dilihat dari bentuk respons
terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :
17
4) Mencegah penyakit
5) Menciptakan keindahan
6) Meningkatkan rasa percaya diri
Tujuan dari perawatan selama menstruasi adalah
untuk pemeliharaan kebersihan dan kesehatan individu yang
dilakukan selama masa menstruasi sehingga mendapatkan
kesejahteraan fisik dan psikis serta dapat meingkatkan derajat
kesehatan seseorang.
c. Pelaksanaan
Menurut Yuni (2015) hal-hal yang perlu diperhatikan oleh
remaja putri saat menstruasi yaitu:
1) Perawatan Kulit dan Wajah
Wajah merupakan bagian yang paling sensitive bagi
seorang remaja, terutama bagi remaja putri. Masalah jerawat
pada remaja terkait dengan penampilan mereka. Pada saat
menstruasi kerja dari kelenjar sebaseus akan meningkat
sehingga produksi keringat meningkat. Pada saat menstruasi
sangat bermanfaat untuk memberishkan muka 2-3 kali sehari
guna untuk mencegah timbunya jerawat.
2) Kebersihan Rambut
Menjaga kebersihan rambut sangatlah penting, karena pada
masa menstruasi kulit kepala lebih berminyak dan berkeringat
sehingga akan memudahkan timbulnya ketombe dan
mikroorganisme lainnya.
3) Kebersihan Tubuh
Kebersihan tubuh pada saat menstruasi juga saat penting
diperhatikan sebaiknya mandi 2 kali sehari, dengan sbaun
mandi biasa, pada saat mandi organ reproduksi diluar perlu
dicermati hingga bersih. Cara membasuh daerah kewanitaan
yang baik yaitu, membasiuh dengan air bersih dengan arah
kedepan dan kebelakang (dari vagina kearah anus), jika terbalik
21
B. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Pengetahuan (X1)
Perilaku personal
hygiene
Sikap (X2)
D. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua siswi di SMP Negeri Banguntapan Bantul.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2017).:
1. Tempat Penelitian
28
29
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
dengan menggunakan kuesioner yang diajukan kepada responden yang
berada di SMP Negeri Banguntapan Bantul.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari objek penelitian, seperti data yang diperoleh dari SMP Negeri
Banguntapan Bantul, data dari Badan Pusat Statistik, Kemenkes yang
di peroleh dari internet.
G. Instrumen Penelitian
1. Alat Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner untuk identifikasi dan pengambilan data, alat tulis –
31
1 Pengertian menstruasi 1 9 10
b. Sikap
Untuk mengetahui sikap remaja putri tentang prilaku
personal hygiene menstruasi dengan menggunakan jumlah
pertanyaan sebanyak 10 item pertanyaan yang terdiri dari favorable
(pertanyaan mendukung)dan unfavorable (pertanyaan tidak
mendukung).dengan menggunakan skala likert, dengan
Pernyantaan favorable adalah pertanyaan yang mendukung atau
32
Menstruasi
Mengalami menstruasi
Orang tua
Saat menstruasi
Mengalami mentruasi
1. Edit (Editing)
Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus
dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum
editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isian formulir atau kuesioner.
34
2. Koding (Coding)
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
3. Memasukan data (Data Entry) atau Processing
Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukan ke dalam program
atau “software” komputer. Software komputer ini bermacam-macam,
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Salah satu
paket program yang paling sering digunakan untuk “entri data”
penelitian adalah paket program SPSS for Window.
4. Pembersihan Data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-keselahan kode, ketidaklengkapan,
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembentukan atau koreksi.
1. Validitas
Validitas adalaah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2018). Untuk
mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu
mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji
korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertenyaan) dengan skors
total kuesioner tersebut. Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik
korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
R = koefisien korelasi
N = Jumlah item
(𝑓0 − 𝑓ℎ )2
𝑥2 = ∑
𝑓ℎ
Keterangan:
𝑥 2 = chi square