Resensi Novel Hujan
Resensi Novel Hujan
Novel ini menceritakan tentang kehidupan masa depan pada tahun 2042.
Mengisahkan percintaan dan perjuangan hidup seorang anak berusia 13 tahun
bernama Lail.
Di hari pertamanya sekolah turun hujan lebat dan gunung meletus yang
menyebabkan gempa bumi. Bencana tersebut merenggut nyawa Bapak dan Ibu
Lail dan menjadikannya seorang anak yatim piatu. Beruntungnya Lail dapat
selamat berkat pertolongan seorang anak berusia 15 tahun, Esok namanya. Ibu
Esok masih selamat namun kedua kakinya harus diamputasi.
Semenjak peristiwa tersebut Esok dan Lail menjadi tak terpisahkan layaknya
kakak dan adik. Mereka tinggal di sebuah pengungsian selama kurang lebih
setahun. Hingga akhirnya pemerintah memberitahukan untuk menutup
pengungsian tersebut. Hal itu menyebabkan mereka menjadi berpisah.
Lail dan Maryam menyibukkan diri dan menjadi relawan dalam organisasi.
Mereka mengukir prestasi bersama. Kala itu mereka ditempatkan pada dua
sektor kembar yang berada di hulu dan hilir. Saat itu tembok bendungan retak
dan dikhawatirkan apabila jebol akan menghancurkan dua kota tersebut. Berkat
jasa untuk menyelamatkan kota, Lail dan Maryam mendapatkan sebuah
penghargaan.
Singkat cerita Esok terlibat projek kapal luar angkasa yang membawa
penduduk bumi untuk menghindar dari bencana yang akan terjadi di bumi.
Namun tidak semua bisa pergi, Esok sudah menyiapkan dua tiket. Namun
ayahnya meminta Esok untuk memberikan tiket yang satunya untuk Claudia,
saudara perempuannya.
Pada saat itu Esok sedang berusaha memindahkan data sehingga tak sempat
memberitahu Lail. Namun operasi yang dilakukan tidak dapat dihentikan, Di
detik-detik sebelum alatnya beroperasi Lail menutup keinginannya untuk
melupakan Esok dan memutuskan menggenggam semua ingatannya tentang
Esok.
Pada hari pengumuman dari pemerintah bahwa pesawat ruang angkasa akan
segera diberangkatkan, Lail tetap berada di bumi bersama Esok.