Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masalah gizi dapat menimbulkan suatu tidak seimbangnya tubuh manusia
dan dapat menimbulkan penyakit lainnya. Masalah gizi adalah masalah kesehatan
masyarakat. Namun penanggulannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan
medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multi
faktor, karena itu pendekatan penanggulangan harus melibatkan berbagai sektor
yang terkait.

Dan pada masalah gizi pada anemia gizi disini merupakan kondisi sakit
seseorang yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu: perdarahan,
kekurangan makanan yang mengandung besi, dan lain-lain. Anemia gizi defisiensi
besi dapat dilihat dari kadar Hb, dan penderita yang sering mengalaminya yaitu pada
wanita, disebabkan karena menstruasi, kehamilan dan pada bayi: karena
membutuhkan gizi zat besi yang tinggi karena proses pertumbuhan yang cepat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi Anemia
2. Penyebab Anemia
3. Gejala Anemia
4. Jenis-jenis Anemia
5. Pencegahan Primer pada Anemia
6. Pencegahan Sekunder pada Anemia
7. Pencegahan Tersier pada Anemia
8. Pengobatan Anemia

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Penulis mampu menyusun rencana tindakan pada Nn.L umur 14
tahun dengan gejala Anemia di PMB Suherlinda,S.Keb.CHTT

1
2. Penulis mampu mengevakuasi tindakan pada Nn,L Umur 14
Tahun dengan gejala anemia
1.4 Manfaat Makalah
1. Bagi Penulis
Penulis memperoleh wawasan dan dapat mengaplikasikan
asuhan kebidanan pada Nn.L umur 14 tahun dengan gejala Anemia
sesuai dengan teori yang relah diberikan.
2. Bagi pasien
Setelah memberi kan asuhan di harap kan pasien dapat
mencegah terjadi nya anemia
3. Bagi insitusi
A.PMB
Dapat memberi masukan pada PMB dlam rangka
meningkatkan Mutu Pelayanan kesehatan
B.Instusi Pendidikan
Dapat menembeh referensi bacaan untuk institusi pendidikan
terutama pengetahuan tentang anemia pada remaja.

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Definisi Anemia


Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu
diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang
diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi
laboratorium.
Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah
yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih
rendah dibandingkan normal.Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit
kurang dari 41% pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula
pada wanita , wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan
eritrosit kurang dari 37% , maka wanita itu dikatakan anemia.Berikut ini katagori
tingkat keparahan pada anemia.
3. Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
4. Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
5. Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah , setiap ganguan
pembentukan sel darah merah , baik ukuran maupun jumlahnya , dapat
menyebabkan terjadinya anemia.ganguan tersebut dapat terjadi ‘’pabrik’’
pembentukan sel (sumsum tulang)maupun ganguan karena kekurangan komponen
penting seperti zat besi , asam folat maupun vitamin B 12. (Soebroto Ikhsan,Cara
Mudah Mengatasi Problem Anemia,Cetakan 1, Yogyakarta 2009)

4
1.2 Penyebab Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang
mengal;ami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui,
jika asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia. Pendarahan
saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di ginjal, menstruasi yang
berlerbihan, serta para pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik
dapat mjemiliki resiko anemia.
Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat
terjadi pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak transfusi
darah merupakan tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut.
Pendarahan teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya
berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang lama.Berikut ini tiga
kemungkinan dasar penyebab anemia :
1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel
darah merah.
2. Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan
darah.Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau
perempuan juga dapat menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan
meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk
membuat sel darah merah baru.
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam
jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau
obat-obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).

1.3 Gejala Anemia


Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di antaranya:

5
a. Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.
b. Wajah tampak pucat.
c. Mata berkunang-kunang.
d. Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
e. Sering sakit.
f. Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau
berkurangnya warna merah muda pada bibir dan bawah
kuku.Perubahan ini dapat terjadi perlahan-lahan sehingga sulit
disadari.
g. Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah
,makaterdapat gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada bagian
putih mata ,pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.

2.3 Jenis-jenis Anemia


a) Anemia Defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat kurangnya zat
besi . Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin.Oleh sebab itu , ketika
tubuh kekurangan zat besi , produksi hemoglobin akan menurun. Meskipun
demikian , penurunan hemoglobin sebetulnya baru akan terjadi jika cadangan zat
besi (Fe) dsala tubuh sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa
disebabkan banyak hal .Kekurangan zat besi pada bayi mungkin disebabkan
prematuritas, atau bayi tersebut lahir dari seorang ibu yang menderita kekurangan
zat besi.Pada anak-anak mungkin disebabkan oleh asupan makanan yang kurang
mengandung zat besi . Sedabgkan pada orang dewasa , kurangnya zat besi pada
prinsipnya hampir selalu disebabkan oleh pendaraah menahun atau berulang-ulang
yang bisa berasal dari semua bagian tubuh.
Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada perempuan
dIbandingkan kaum pria .cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit
daripada pria ,sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggin .setiap harinya
seorang wanita akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara
normal .pada saat mentruasi ,kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1 mg lagi.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil dan
melahirkan .ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat besi

6
untuk dirinya,tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan
janinya.selain itu ,pendarahan saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu
kehilangan banyak zat besi.

b) Anemia Defisiensi Vitamin C


Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia yang jarang
terjadi,yang disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat dalam jangka waktu
lama. Penyebab kekurangan vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan vitamin c
dalam makanan sehari hari.
Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat besi,sehingga
jika terjadi kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat besi yang diserap akan
berkurang dan bisa terjadi anemia. Untuk mendiagnosa penyakit ini dilakukan
pengukuran kadar vitamin c dalam darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang
menghasilkan sel darah merah berukuran kecil.

c) Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B12 atau
asam folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan berukuran besar
(Makrositer) dengan kadar hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi
(hiperkrom) dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume merupakan
salah satu karakteristik sel darah merah. Sekitar 90% anemia makrositik yang terjadi
adalah anemia pernisiosa.
Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah kekurangan vitamin
b12 juga mempengaruhi sistem saraf,sehingga penderita anemia ini akan merasakan
kesemutan ditangan dan kaki ,tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati rasa,serta
kaki dalam bergerak.gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah buta warna
tertentu,termasuk warna kuning dan biru,luka terbuka dilidah atau lidah seperti
terbakar,penurunan berat badan,warna kulit menjadi lebih
gelap,linglung,depresi,penurunan fungsi intelektual.
Biasanya kekurangan vitamiin b12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah
rutin untuk anemia.pada contoh darah yang diperiksadibawah mikroskop ,tampak
selah merah berukuran besar .juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan

7
trombosit,terutama jika penderita anemia dalam jangka waktu yang lama.jiika
diduga terjadi kekurangan ,maka dilakukan pengukuran kadar vitamin b12 dalam
darah

d) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih
cepatdari normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari .pada anemia
hemolitik,umur sel darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil sel
darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.

e) Anemia Sel Sabit


Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit keturunan yang
ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit ,kaku ,dan anemia hemolitik
kronik.pada penyakit sel sabit,sel darah merah memiliki hemoglobin(prootein
pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal,sehingga mengurangi jumlah
oksigen dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.sel yang
berbentuk sabit akan menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa
,ginjal,otak,tulang,dan organ lainnya ,dan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen
ke organ tersebut.sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh
darah,kerusakan organ ,bahkan sampai pada kematian.
f) Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam jiwa.
Anemia aplastik terjadi bila” pabrik”(sumsum tulang )pembuatan darah merah
terganggu .Pada anemia aplastik ,terjadi penurunan produksi sel darah (eritrosit,
leukosit dan trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia ,obat-
obatan ,virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang lain

2.4 Anemia pada Remaja Putri


Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang darai normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12
gr/dl. Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl (Proverawati, 2011).
Menurut Hardinsyah dkk (2007), anemia adalah suatu keadaan kekurangan
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang terutama disebabkan oleeh kekurangan
zat gizi ( khususnya zat besi) yang diperlukan untuk pembentukan Hb. Anemia

8
bukan percerminan keadaan suatu penyakit aatau gangguan fungsi tubuh. Secara
fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih
rendah dari normal (Depkes 2008). Pada pria, hemoglobin normal adalah 14-18 gr
% dan eritrosit 4,5-5,5 jt/mm3. Sedangkan pada perempuan, hemoglobin normal 12-
16 gr % dengan eritrosit 3,5-4,5 jt/mm 3. Nilai tersebut berbeda-beda untuk
kelompok umur dan jenis kelamin sebagaimana ditetapkan oleh WHO
Remaja putri lebih rentan anemia dibandingkan dengan remaja laki-laki. Itu
disebabkan kebutuhan zat besi pada remaja putri adalah 3 kali lebih besar dari pada
laki-laki. Remaja putri setiap bulan mengalami menstruasi yang secara otomatis
mengeluarkan darah. Itulah sebabnya remaja putri memerlukan zat besi untuk
mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula. Yang sangat disayangkan
adalah kebanyakan dari remaja putri tidak menyadarinya. Bahkan ketika tahu pun
masih mengganggap anemia masalah sepele. Remaja putri mudah terserang anemia
karena :

1. Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak


mengonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit,
dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat
besi tidak terpenuhi.
2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehinnga membatasi asupan
makanan.
3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya
melalui feses.
4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi ± 1,3 mg
per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada laki-laki.
Tanda-tanda Anemia

Menurut Proverawati (2011), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah


1. Lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai (5L)
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

9
3. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat.
Penyebab Anemia
Menurut Proverawati (2012), penyebab anemia adalah
1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
Sel-sel darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang akan beredar
melalui darah ke seluruh tubuh. Pada saat sintesis, sel darah yang belum matur
(muda) dapat juga disekresi kedalam darah. Sel darah yang usianya muda
biasanya gampang pecah sehingga terjadi anemia. Penghancuran sel darah
merah yang berlebuhan dapat disebabkan oleh :
a. Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia, atau multiple
myeloma.
b. Masalah dengan system kekebalan tubuh
c. Kemoterapi
d. Penyakit kronis seperti AIDS
2. Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat disebabkan oleh :
a. Perdarahan : menstruasi, persalinan
b. Penyakit : malaria, cacingan, kanker, dll
3. Penurunan produksi sel darah merah
Jumlah sel darah yang diproduksi dapat menurun ketika terjadi kerusakan pada
daerah sumsum tulang, atau bahan dasar produksi tidak tersedia. Penurunan
produksi sel darah dapat terjadi akibat :
a. Obat-obatan/ racun
b. Diet yang rendah, vegetarian ketat
c. Gagal ginjal
d. Genetik, seperti talasemia
e. Kehamilan
Menurut Merryana, dkk (2012) mengatakan faktor-faktor pendorong anemia pada
remaja putri adalah:
a.Adanya penyakit infeksi yang kronis
b. Menstruasi yang berlebihan pada remaja putri

10
c.Perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan
d. Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk

Dampak Anemia pada Remaja Putri Menurut Merryana, dkk (2012), dampak
anemia bagi remaja putri adalah :
1. Menurunnya kesehatan reproduksi
2. Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan
3. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar
4. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
5. Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran
6. Mengakibatkan muka pucat
Diagnosa Anemia

Anemia biasanya terdeteksi atau setidaknya dikonfirmasi dengan


menghitung sel darah lengkap. Secara umum, analisa sel darah lengkap dilakukan
oleh dokter atau teknisi laboratorium dengan melihat slide kaca dibuat dari sampel
darah di bawah mikroskop. Saat ini, banyak pemeriksaan ini dilakukan secara
otomatis dan dilakukan oleh mesin. Ada enam pengukuran komponen tes sel darah
lengkap. Hanya tiga tes pertama yang relevan dengan diagnosis anemia
(Proverawati, 2012) yaitu :

1. Hitung sel darah merah


2. Hematokrit
3. Hemoglobin
4. Sel darah putih
5. Diferensial darah count
6. Jumlah trombosit

2.5 Pencegahan Anemia

Menurut Almatzier (2011). Cara mencegah dan mengobati anemia adalah :


1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi
Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani
( daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati ( sayuran berwarna hijau
tua, kacang-kacangan, tempe).

11
2. Makan sayur-sayuran dan buah buahan yang banyak mengandung vitamin C
( daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, nanas) sangat bermanfaat
untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
3. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet

Tambah Darah (TTD).

Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet

mengandung 200 mg Fero Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.

2.6 Pengobatan Anemia


Perlu diketahui, anemia hanyalah sebuah gejala dan menemukan
penyebabnya adalah langkah penting dalam penanganan anemia.Pada dasarnya
pengobatan akan disesuaikan dengan penyebab terjadinya anemia .

12
BAB III
LAPORAN KASUS FORMAT ASKEB

(Klien mengerti)
5. Menjelaskan kepada
Klien tentang penanganan
anemia ringan yaitu
dengan
mengkonsumsi makanan
seperti ati ampela, bayam dan
lauk pauk lain yang kaya akan
zat
besi, makan teratur serta
istrirahat cuku tidak
bergadang.
(Klien mengerti penjelasan
bidan dan mau melaksanakan
anjuran bidan)

13
6. Memberitahu klien cara
membersihkan area
kewanitaan atau personal
hygine dengan baik,
apalagi Ketika haid.
(Klien mengerti)
7. Memberikan Fe untuk
membantu dalam menambah
asupan zat besi
(Klien mengerti dan mau
mengkonsumsi Fe)
8. Menganjurkan Klien untuk
konsultasi pada dokter jika
tidak kunjung membaik
(Klien mengerti)
3.1PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN Nn. L UMUR 14 TAHUN DENGAN ANEMIA
DI PMB SUHERLINDA,S.Keb.CHTT
Data Subjektif
Identitas
Nama ibu : Nn. K

14
Umur : 14 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Tanjung Berani

1. Kunjungan Utama : Nn. L mengatakan lemas dan berkunang-kunang

2. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus Haid : 30 hari
Lama Haid : 7 hari
Sifat Darah : Encer dan bewarna merah
Banyak Darah : 2-3 x ganti pembalut sehari
Dismenorhea : Tidak ada
Flour Albus : tidak pernah

3. Riwayat Penyakit yang lalu / Operasi


Nn. L mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit tertentu dan tidak
pernah melakukan operasi apapun.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Kanker : Tidak ada Alergi : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada Hipertensi : Tidak ada
Kelainan Bawaan : Tidak ada Penyakit Jiwa : Tidak ada
Epilepsi : Tidak ada TBC : Tidak ada
Penyakit hati : Tidak ada
Penyakit ginjal : Tidak ada

5. Riwayat Gynekologi
Infertilitas : Tidak pernah Infeksi Virus : Tidak pernah
Cervisitis Cronis : Tidak pernah Endometriosis : Tidak pernah
Polip Serviks : Tidak pernah Kanker kandungan : Tidak pernah
Operasi Kandungan : Tidak pernah PMS : Tidak pernah
Myoma : Tidak pernah
Kista : Tidak pernah

6. Pola Kehidupan Sehari-hari


Pola nutrisi :
Makan : 3 Kali/ sehari porsi sedang ; menu : nasi, lauk, sayur,
kadang buah.
Minum : 8-9 gelas/hari, kadang teh

15
Pola Eliminasi :
BAK : 6-7 x/hari; warna : kuning jernih
BAB : 1 kali/hari, konsisten lunak, bau dan warna khas
Pola Istirahat :
Tidur siang : Tidak pernah
Tidur malam : ± 8 jam
Personal hygiene : Mandi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu, gosok
gigi 3 kali sehari, ganti baju 2 kali sehari
A. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmetis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,70C
d. Tinggi badan : 145 cm
e. Berat badan : 40 kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Bersih, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada
oedema
b. Mata : Conjungtiva tampak pucat, sklera putih, tidak ada
oedema
c. Mulut : Tidak stomatitis, lidah kering
d. Gigi/Gusi : Tidak ada caries, tidak ada berdarah atau luka
e. Leher : Tidak ada pembesaran gondok, tidak ada
pembesaran
kelenjar limfe
f. Payudara : Tidak dilakukan
g. Perut : Tidak dilakukan
h. Ano-Genetalia : Tidak dilakukan
i. Ektremitas :
Atas : Tidak ada odema
Bawah : Tidak ada odema

DATA SUBJEKTIF
Nona “L” mengatakan mengalami lemas dan berkunang-kunang

DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum Baik, Kesadaran Composmetis, Tekanan Darah 90/60 mmHg,
Nadi 80 x/menit, Pernafasan 20 x/menit, Suhu 36,70C

16
ASESSMENT
Nn. “L” usia 14 tahun dengan disminorhea, keadaan umum baik

PLANNING
1. Membina hubungan baik terhadap klien tidak lupa untuk menyapa klien
(senyum, sapa, salam, sopan, santun) menanyakan keluhan dengan
melakukan komunikasi dengan baik supaya klien lebih leluasa dalam
menyampaikan hal yang berkaitan dengan keadaan dirinya. Sampaikan
keadaan umum klien, bahwa klien dalam kondisi sehat terlihat dari Tekanan
Darah normal TD: 90/60 mmHg, N: 80x/I, R: 20x/i, S: 36,70C
2. Menginformasikan kepada klien untuk mengkonsumsi tablet FE minimalnya
satu tablet per minggunya
3. Menginformasikan kepada klien untuk makan makanan yang mengandung
zat besi,seperti hati ayam,daging, tahu ,tempe,sayur dan buah-buahan
4. Menginformasikan kepada klien bahwa wajib istirahat yang cukup untuk
menjaga fisik & kesehatan klien. Klien wajib tidur malam 8 jam per hari dan
tidur siang 1-2 jam per hari.
5. Menginformasikan kepada klien untuk melakukan kunjungan ulang jika ada
keluhan

9. Melakukan Pendokumentas
3.2 Laporan Kasus Format Askeb
Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang dari 41 %
pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia, demikian pula pada wanita, wanita
yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g /dl wanita dan eritrosit kurang
kurang dari 37 %, Maka wanita itu dikatakan anemia, Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus juga dapat menyebabkan seseorang
mengalami kekurangan darah, demikian juga pada wanita hamil atau menyusui , jika
asupan zat besi zat besi , besar kemungkinan akan terjadi anemia, pendarahan
saluran pencernaan , kebocoran, pada saringan darah diginjal , menstuasi yang
berlebihan , serta para pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik
dapat memiliki resiko anemia, Remaja Putri lebih rentan mengalami anemia
dibandingkan remaja laki laki disebabkan karena kebutuhan zat besi untuk
mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula , yang disayangkan adalah

17
kebanyakan dari remaja putri tidak menyadarinya, bahkan ketka tau pun masih
menganggap anemia adalah masalah sepele, Remaja Putri mudah terserang anemia
karena:
1. Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak
mengkonsumsi makanan nabati dengan kandungan zat besi nya sedikit ,
dibandingkan dengan makanan hewani , sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi
tidak terpenuhi
2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
mekanan
3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0.6 mg yang di ekskresi khususnya
melalui feses
4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan , dimana kehilangan zat besi lebih
kurang 1,3 mg perhari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada laki
laki

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

18
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn
E, Doenges, Jakarta, 1999)

.Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.:


• Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
• Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.

Kemungkinan dasar penyebab anemia:


1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah.

2. Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan
zat besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.

3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.


Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam
jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau
obat-obatan (antibiotic, antikejang atau obat kanker).

19
3.1 Saran
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan
lingkungan dan makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan akan Fe pada
tubuh kita.Sehingga kita terjauh dari penyakit terlebih anemia yang di sebabkan
karena kurangnya zat besi untuk memproduksi darah.

20
DAFTAR PUSTAKA

Manjoer, Arief. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. FK UI : Media Aeskulatius

Haznan. 2007. Anemia dan Cara Penanggulangannya. Bandung : Ganesa.

Brunner & Suddarth. 2007. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC.

Doenges, Marilynn, dkk. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Long, Barbara C.2006. Perawatan Medikal Bedah ( Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan ). Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Pajajaran Bandung.
Yudistira, V,. 2017. Makalah Anemia Pada Remaja. Program Studi D IV
Kebidanan, Universitas Malahayati Bandar Lampung
2

Anda mungkin juga menyukai