Soal Kasus Perpajakan Internasional
Soal Kasus Perpajakan Internasional
Pada tanggal 30 Juni 2005, Yoshida meninggalkan Jepang dan mendirikan pabrik di
Indonesia yang mayoritas dimilikinya melalui PT Minuman Segar. Istri dan ketiga anak
Yoshida tetap tinggal di Jepang tapi berencana untuk tinggal bersama Yoshida tahun
depan (30 Juni 2006). Antara 30 Juni 2005 dan 30 Juni 2006 Yoshida pulang secara
teratur ke Jepang, 8 hari sebulan, untuk menemui keluarga dan menghadiri rapat direksi
bulanan PT Minuman Segar.
Enam bulan pertama tinggal di Indonesia, Yoshida menyewa kamar di sebuah hotel
apartemen. Pada tanggal 31 Desember 2005, Yoshida membeli rumah di Indonesia untuk
dirinya dan keluarganya. Namun, istri dan anak-anak Yoshida tetap tinggal di Jepang
sampai 1 April 2006 karena mereka harus pergi ke Korea untuk menolong kerabat mereka
yang sedang sakit selama 6 bulan. Istri dan anak-anak Yoshida tinggal di Korea sejak 1
April 2006 s.d. 1 Oktober 2006, dan rumah keluarga mereka di Jepang tidak ditempati
melainkan disewakan jangka panjang sejak 1 Oktober 2006 to 30 Juni 2010.
Pada 1 Oktober 2006, Istri dan anak-anak Yoshida datang ke Indonesia dan tinggal di
rumah yang telah dibeli Yoshida. Mereka tinggal di Indonesia sampai 30 Juni 2010.
Yoshida tetap pulang ke Jepang, namun rata-rata hanya 5 hari sebulan untuk menghadiri
rapat direksi, mengawasi pabrik di Jepang dan untuk keperluan pribadi lainnya.
Dalam period 2005-2010, Yoshida mempunyai rekening bank dan kartu kredit di Jepang
dan Indonesia, mempunyai polis asuransi yang diterbitkan di Jepang, tetap mempunyai
keanggotaan golf di Jepang dan memegang paspor Jepang. Penghasilan Yoshida terdiri
atas gaji dari pabrik minuman di Amerika dan Italia, imbalan direktur dan dividen dari
PT Minuman Segar (semua rapat direksi dilakukan di Jepang setiap bulan), dan bunga
dari rekening bank di Singapura.
Diskusikan:
Untuk tahun pajak 2005, 2006, and 2007, tentukan status Subjek Pajak dari Yoshida
mengacu kepada P3B RI-Jepang.
Fakta-Fakta
1
Sub Corp dimiliki sepenuhnya oleh sebuah perusahaan publik Head Corp, SPDN Jepang.
Sub Corp didirikan di Indonesia yang memiliki dan menjalankan sebuah pabrik. Sub Corp
dipimpin oleh manajemen yang berpengalaman yang seluruhnya melakukan pekerjaan
dan pertemuan di Indonesia.
Dewan Direksi Sub-Corp adalah Direktur Utama dan Direktur Keuangan Sub-Corp,
manajer senior dari Head Corp dan beberapa direktur dari Head Corp. Rapat Direksi
selalu dilaksanakan di kantor Head Corp di Jepang. Dewan menimbang berbagai laporan
dan rekomendasi yang dibuat oleh manajemen Sub Corp. mengenai arah dan pencapaian
perusahaan. Direksi secara umum puas dengan kinerja Sub Corp dan kinerja para senior
manajer dan sebagai akibatnya Dewan Direksi biasanya menyetujui setiap rekomendasi
mereka.
Namun, sangat jelas bahwa Dewan Direksi mengendalikan dan tidak ragu-ragu
menyampaikan kehendaknya, khususnya yang terkait dengan arah strategis perusahaan.
Sub Corp memperoleh laba usaha sebesar $5 juta dari pabrik yang berada di Indonesia,
royalty sebesar $2 juta dari lisensi yang diberikan kepada penduduk Malaysia, dan laba
usaha dari pengoperasian cabang di Malaysia. Setiap tahun Sub Corp membayar dividen
sebesar $1 juta kepada pemegang sahamnya, yaitu Head Corp.
Sebagai akibat dari pendirian Sub Corp di Indonesia dan rapat para Direksi yang
dilaksanakan di Jepang, menurut ketentuan domestik di kedua Negara Sub Corp
merupakan SPDN di Jepang dan di Indonesia. Jepang dan Indonesia menerapkan prinsip
world-wide income bagi SPDN dan azas sumber bagi SPLN.
Diskusikan:
1. Menurut ketentuan P3B RI-Jepang, SPDN dari Negara manakah Sub Corp.?
2. Faktor-faktor apa yang menurut Saudara penting untuk dipertimbangkan untuk
menentukan Negara domisili dari Sub Corp.?
3. Jika menurut P3B, Negara domisili dari Sub Corp. adalah Jepang, penghasilan Sub
Corp. yang mana yang dapat dikenakan pajak di Indonesia?
2
190 hari.
3
4