Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaannya selalu berada dalam

situasi yang menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi

serta saling mempengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap

individu yang bersangkutan (Suhemi, 2004). Perawat merupakan segmen

profesi terbesar dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

melaporkan bahwa sekarang terdapat lebih dari 9 juta perawat di 141 negara.

The Athlantic Monthly menyatakan bahwa keperawatan merupakan perpaduan

dari perhatian, pengetahuan dan keterandalan yang sangat penting bagi

kelangsungan hidup pasien (Inawati, 2004).

Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985)

harus diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien,

keluarga dan masyarakat, perawatan diri dan peningkatan kepercayaan

diri. Internasional Council of Nurses (ICN) dalam definisinya tentang

keperawatan menjelaskan lingkup keperawatan sebagai berikut : keperawatan

mencakup pelayanan (care) secara mandiri dan kolaboratif yang ditujukan

kepada individu dari berbagai usia, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik

sehat maupun sakit di setiap tatanan pelayanan. Keperawatan diberikan untuk

meningkatkan kesehatan, mencegah masalah kesehatan dan merawat orang

dengan masalah kesehatan, mempunyai kecacatan dan orang yang

menghadapi kematian (Priharjo 2008).

1
2

Nurse practice Act (NPA) negara bagian secara umum

memasukkan pengajaran di dalam lingkup tanggung jawab praktik

keperawatan. Perawat diharapkan memberikan instruksi kepada pasien

agar mereka dapat mempertahankan tingkat kesejahteraan yang optimum,

mencegah penyakit, menangani penyakit, dan mengembangkan keterampilan

sehingga bisa memberikan perawatan pendukung bagi anggota keluarga

(Bastable, 2008). Sesuai dengan ruang lingkup keperawatan tersebut, perawat

berperan sebagai pendidik didalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak

dan kewenangan yang ada. Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik

individu, keluarga, masyarakat, serta tenaga keperawatan, dan tenaga

kesehatan lainnya. Perawat bertugas memberikan pendidikan kesehatan

pada klien, dalam hal ini individu, keluarga, serta masyarakat sebagai

upaya menciptakan perilaku individu/masyarakat yang kondusif bagi

kesehatan (Asmadi, 2008).

Perawat dalam menjalankan perannya sebagai pendidik memiliki

beberapa hal yang mempengaruhi yaitu karakter pribadi perawat (motivasi),

kesiapan perawat, waktu perawat. Motivasi untuk mengajar merupakan faktor

utama untuk menentukan keberhasilan upaya pendidikan (Bastable 2008).

Suarli (2009) menyebutkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Dimana kinerja merupakan hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai

dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

Penilaian kinerja merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh


3

manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan produktivitas

(Swanburg, 1987) cit Nursalam (2007). Proses penilaian kinerja dapat

digunakan secara efektif dalam mengarahkan perilaku pegawai dalam rangka

menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi

(Nursalam, 2007).

Lebih lanjut Handoko (2001) menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang

menjadi tanggung jawabnya adalah motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres

kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi dan aspek-aspek teknis. Tinggi

rendahnya kinerja suatu organisasi dapat diketahui dari indikator kinerja

antara lain motivasi, disiplin kerja, prestasi kerja, dan produktivitas.

Motivasi merupakan energi yang mendorong seseorang untuk bangkit

menjalankan tugas pekerjaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan

(Suyanto 2009). Kerja merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang

sebagai profesi, yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan,

mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan

lingkungan kerja (Mangkunegara dalam Suarli 2009). Menurut hasil

penelitian Magfiroh (2010) motivasi kerja perawat merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perawat, hal tersebut juga dapat

terjadi pada pelaksanaan peran perawat sebagai edukator. Rowland dalam

Nursalam (2012) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja perawat adalah motivasi kerja, lingkungan kerja dan peran manajer.

Dalam motivasi, elemen intensitas ini memang penting. Namun


4

bagi perusahaan tidak akan berarti apa-apa jika intensitas seseorang tidak

sejalan dengan tujuan perusahaan. Maka elemen kedua, yaitu arah

diperlukan untuk menyelaraskan motivasi individu dengan tujuan perusahaan.

Maka, pertimbangan kualitas serta intensitas secara bersamaan perlu

dilakukan. Upaya yang diarahkan ke, dan konsisten dengan, tujuan-tujuan

organisasi merupakan jenis upaya yang seharusnya dilakukan. Dimensi

terakhir dari motivasi adalah ketekunan. Dimensi ini merupakan ukuran

mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya

(Robbins dan Timothy, 2007).

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan, jumlah rumah sakit di

Indonesia sudah mencapai 1.959 unit per Mei 2012. Jumlah itu bisa terus

bertambah seiring dengan perkembangan ekonomi. Menurut data Dirjen Bina

Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan rumah sakit pemerintah sebanyak

785 unit, yang terdiri dari Kemenkes sebanyak 40 unit, Pemerintah provinsi

88 unit dan Polri 34 unit. Swasta nonprofit 699 unit, swasta privat 403 unit,

BUMN 77 unit.

Rumah Sakit Tamiang Layang adalah satu-satunya rumah sakit yang

ada di Kabupaten Barito Timur. Dalam pelayanannya juga terus mengalami

perkembangan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 2015

diperoleh data dari Instalasi Rawat Inap pada tahun 2012 sebanyak 4.599

kunjungan dan pada tahun 2013 sebanyak 5.967 kunjungan. Tingkat

pemanfaatan pelayanan RSUD Tamiang Layang tahun 2013 dibandingkan

tahun 2012 meningkat, hal ini dapat dilihat dari frekuensi penyediaan tempat

tidur (BOR) dan jumlah pasien masuk tahun 2012 (35,49%) dan pada tahun
5

2013 (48,89%). Pada tahun 2014 juga mengalami peningkatan dari tahun 2013

yaitu dari 5.967 kunjungan menjadi 6.563 kunjungan. Hal ini dapat dilihat dari

frekuensi penyediaan tempat tidur (BOR) dan jumlah pasien masuk tahun

2012 (48,89%) dan pada tahun 2014 (53,49%).

Jumlah perawat yang bertugas di RSUD Tamiang Layang pada tahun

2015 sebanyak 121 orang. Berdasarkan jumlah perawat tersebut yang bertugas

di ruang rawat inap sebanyak 77 orang perawat. Berdasarkan jumlah perawat

rawat inap tersebut peneliti mengambil sampel untuk studi pendahuluan

dengan melibatkan 15 perawat. Hasil studi pendahuluan yang telah peneliti

lakukan dari 15 perawat terdapat 8 perawat (53,3%) menyatakan dalam

melakukan tugasnya cenderung memiliki motivasi yang rendah. Hal tersebut

ditunjukan dengan seringnya melakukan tugas dengan sering mewakilkan

kepada yang perawat lain. Sehingga motivasi yang tergambar untuk perawat

tersebut cenderung rendah. Di sisi lain, masih seringnya perawat keluar

ruangan pada saat jam dinas dengan alasan yang kurang jelas. Penanganan

pasien di ruang rawat inap cenderung dilakukan oleh perawat yang ada di

ruang tersebut. Sebanyak 4 perawat (26,7%) memiliki motivasi sedang. Hal

tersebut ditunjukkan dengan bekerja sesuai dengan jam yang telah ditentukan.

Meskipun demikian mereka juga pernah melakukan tugas tidak sesuai dengan

yang telah ditetapkan. Sebanyak 3 perawat (20%) memiliki motivasi baik yang

ditunjukkan dengan kerjasama yang baik dan selalu taat atas aturan (standar

perawatan) yang berlaku di rumah sakit.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan motivasi kerja dengan


6

kinerja perawat Rawat Inap di RSUD Taming Layang tahun 2015”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan

motivasi kerja dengan kinerja perawat Rawat Inap di RSUD Taming Layang

tahun 2015?”

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi

kerja dengan kinerja perawat Rawat Inap di RSUD Tamiang Layang

2. Tujuan Khusus

a. Mengindentifikasi motivasi kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD

Tamiang Layang tahun 2015.

b. Mengindentifikasi kinerja perawat di Rawat Inap RSUD Taming

Layang tahun 2015.

c. Menganalisis hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat di

Ruang Rawat Inap RSUD Tamiang Layang tahun 2015.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan

khususnya tentang manajemen keperawatan.


7

2. Manfaat secara Praktis

a. Bagi rumah sakit

Memberi sumbangan pemikiran bagi rumah sakit yang

bersangkutan dalam hubungan tingkat pendidikan dan pelatihan

perawat dengan kinerja perawat Rawat Inap.

b. Bagi peneliti

Sebagai wacana yang memperkaya pengetahuan peneliti dalam

menerapkan teori khususnya teori dibidang manajemen keperawatan

kedalam dunia praktek sebenarnya.

c. Bagi perawat

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan agar dapat

mingkatkan kinerja perawat khususnya di ruang Rawat Inap.

E. Keaslian Peneliti

1. Irwandi Tarigan (2010) meneliti tentang pengaruh tingkat pendidikan,

motivasi, usia dan pengalaman kerja terhadap kinerja perawat. Penelitian

ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh tingkat pendidikan, motivasi,

usia dan pengalaman kerja terhadap kinerja perawat, dengan jumlah

responden 90 orang dari total populasi perawat 600, sedangkan teknik

sampling yang digunakan adalah random sampling (pengambilan sampel

secara acak).

Perbadaan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu: pada penelitian

ini variabel bebas hanya motivasi. Sedangkan pada penelitian terdahulu

selain motivasi juga meneliti variabel tingkat pendidikan, usia dan


8

pengalaman kerja. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan

sampling jenuh, sedangkan pada penelitian terdahulu menggunakan

random sampling. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah sama-sama meneliti variabel kinerja.

2. Angraeni Kasenda (2009) meneliti tentang hubungan antara pelatihan dan

motivasi dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap. Penelitian ini

dilakukan untuk membuktikan hubungan antara pelatihan dan motivasi

dengan kinerja perawat di ruang Rawat Inap dengan jumlah sampel 66

perawat dari 120 populasi perawat, teknik sampling yang digunakan

adalah random sampling menggunakan rumus slovin.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk

mengetahui bagaimana hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat

saja. Pada penelitian sebelumnya selain motivasi juga meneliti variabel

pelatihan. Perbedaan lainnya adalah teknik sampling, yaitu pana penelitian

ini dengan menggunakan sampling jenuh. Sedangkan pada penelitian

sebelumnya dengan random sampling dengan rumus slovin. Persamaan

dengan peneliti adalah pada variabel independen dan dependennya yaitu

sama-sama membahas motivasi dan kinerja perawat saja.

Anda mungkin juga menyukai