Anda di halaman 1dari 28

1

MAKALAH

“ PENELITIAN EKSPERIMEN ”

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif

Dosen Pengampu: Resti Komala Sari,M.Pd

Di Susun Oleh :

1.NELVI (2011280041)

2. RISDA PRATIWI (2011280030)

3. JESSICA ADELIA SAPUTRI (2011280025)

4.GITA LAVENIA (2011280023)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022/2023


2

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia Nya .Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif ,dengan judul
: penelitian eksperimen

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran Bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak.Akhirnya kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Bengkulu,20 Maret 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI

Cover...................................................................................................... 1

Kata Pengantar...................................................................................... 2

Daftar Isi................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 4

A. Latar Belakang............................................................................ 4
B. Rumusan Masalah....................................................................... 5
C. Tujuan.......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 6

A. Pengertian Metodologi Penelitian Eksperimen........................... 6


B. Karakteristik Penelitian Eksperimen........................................... 7
C. Proses Penelitian eksperimen...................................................... 9
D. Rancangan Penelitian Eksperimen.............................................. 10
E. Perumusan Hasil Eksperimen...................................................... 22
F. Penyimpanan Penelitian.............................................................. 23

BAB III PPENUTUP............................................................................. 24

A. Kesimpulan.................................................................................. 24
B. Saran ........................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 27
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai upaya atau cara kerja yang sistematis untuk
menjawab permasalahan atau pertanyaan dengan jalan mengumpulkan data dan merumuskan
generalisasi berdasarkan data tersebut. Diartikan juga sebagai proses penyelesaian masalah
dan menemukan serta mengembangkan batang tubuh pengetahuan yang terorganisanisasi
melalui metode ilmiah. Dalam teknik pengumpulan data seringkali dikaitkan dengan
rancangan penelitian. Salah satu dari rancangan penelitian adalah rancangan eksperimen.
Rancangan eksperimen yang klasik dianggap sebagai induk rencana (grand master)
dari rancangan-rancangan penelitian dengan carayang relatif sederhana. Dalam eksperimen
yang klasik susunan waktu secara langsung diamati dan diatur; perubahan timbal balik dalam
variabel-variabel diamati selama jangka waktu tertentu; dan variabel-variabelyang tidak
nampak serta tidak terukur dipertimbangkan pula semaksimal mungkin.Metode penelitian
eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian
tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan
hubungan sebab akibat.
Dalam makalah ini difokuskan kepada pengertian penelitian eksperimen, karakteristik
penelitian eksperimen, proses penelitian eksperimen, rancangan penelitian eksperimen serta
perumusan hasil eksperimen.
5

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalh ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud penelitian eksperimen?
2. Bagaimanakah karakteristik penelitian eksperimen?
3. Bagaimanakah proses penelitian eksperimen?
4. Apa saja pembagian rancangan penelitian eksperimen?
5. Apaperumusan hasil eksperimen?
6. Apasaja penyimpangan penelitian?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian penelitian eksperimen.
2. Mengetahui karakteristik penelitian eksperimen.
3. Mengetahui proses penelitian eksperimen.
4. Mengetahui pembagian rancangan penelitian eksperimen.
5. Mengetahui perumusan hasil eksperimen.
6. Mengetahui penyimpangan penelitian.
6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian Eksperimen


Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif,
karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang
utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat.Disamping itu, penelitian eksperimen
juga merupakan salah satu bentuk penelitian yang memerlukan syarat yang relatif lebih ketat
jika dibandingkan dengan jenis penelitian lainnya.
Dengan kata lain suatu penelitian eksperimen pada prinsipnya dapat didefinisikan
sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab
akibat (Causal-effect relationship).
Di bidang pendidikan, penelitian eksperimen dapat dibedakan menjadi dua macam
bentuk, yaitu penelitian di dalam laboratorium dan penelitian di luar laboratorium. Penelitian
di laboratorium, dilaksanakan penelitian di dalam ruangan tertutup atau dalam kondisi
tertentu untuk meningkatkan kondisi yang lebih teliti terhadap variabel yang diteliti.
Sedangkan penelitian di luar laboratorium yang juga disebut penelitian lapangan, biasanya
dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan hasil penelitian yang mendekati dengan
lingkungan nyata, misalnya masyarakat.
Dalam penelitian eksperimen lapangan pada umumnya dapat berupa kegiatan kelas,
sekolah, kegiatan praktik dibengkel atau pertemuan sekolah lainnya diambil secara alami.
Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling
banyak dilakukan adalah di luar laboratorium.
Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar
laboratorium, diantaranya:
1. Variabel eksperimen dapat lebih kuat di lapangan di banding penelitian di laboratorium;
2. Lebih mudah dalam memberikanperlakuan;
3. Dapat melakukan setting yang mendekati keadaan sebenarnya; dan
4. Hasil eksperimen lebih aktual.
7

Selain itu, penelitian eksperimen di laboratorium juga memiliki keunggulan yang


utama adalah bahwa penelitian eksperimen di laboratorium lebih cocok untuk problem yang
berkaitan dengan misi pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan. Hal ini
dikarenakan dua alasan sebagai berikut:
1. Metode pengajaran yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan di dalam
keadaan yang tidak bias;
2. Penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan
yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.

B. Karakteristik Penelitian Eksperimen


Penelitian Ekperimen pada umumnya menurut (Ary, 1985), mempunyai tiga
karakteristik penting yaitu:
1. Variabel bebas yang dimanipulasi;
2. Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan; dan
3. Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara
langsung oleh peneliti.

Ketiga karaktristik tersebut dapat diuraikan secara singkat, sebagai berikut.


1. Memanipulasi
Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah tindakan
memanipulasi variabel secara terencana diakukan oleh peneliti, yang dimaksud dengan
manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna
memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat. Misalnya dalam suatu proses
penelitian laboratorium, dua kelompok yaitu treatment dan kelompok kontrol diberikan
suhu ruangan yang bertingkat, yaitu dingin, sedang, dan panas. Perbedaan kondisi ruang
tersebut direncanakan sebagai penentu awal agar mereka mempeoleh hasil yang mungkin
berbeda diantara kedua grup.Perbedaan yang muncul tersebut diperhitungkan sebagai
akibat adanya manipulasi variabel terhadap dua kelompok.

2. Mengontrol variabel
8

Karakteristik kedua yang selalu ada dalam penelitian eksperimen yaitu adanya
kontrol yang selalu sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang
ada. Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain
pada variabe terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut.Kegiatan
mengontrol suatu variabel atau subjek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan
penting karena tanpa melakukan kontrol secara sistematis, seorang peneliti tidak munkin
dapat melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap
variabel terikat. Untuk mengatasi hal tersebut maka proses eksperimen harus dipisahkan
dengan variabel luar yang tidak diperlukan tetapi memiliki potensi yang mungkin dapat
mempegaruhi hasil pengukuran pada variabel terikat, sehingga peneliti yakin bahwa
apabila terjadi perbedaan pada variabel terikat antara grup kontrol dan grup treatment,
atau dengan kata lain perbedaan tersebut disebabkan oleh perubahan treatment yang
dilakukan oleh peneliti pada variabel bebas.
Pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik sama
atau mendekti sama, yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup
eksperimen diberi teatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan
treatmen seperti keadaan biasanya.

3. Melakukan Observasi
Karakteristik yang ketiga dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan
observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses penelitian berlangsung. Selama
proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok
tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomena apa
yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.

C. Proses Penelitian Eksperimen


Langkah-langkah penelitian eksperimen pada prinsipnya sama dengan jenis penelitian
lainnya, dapat diterangkan sebagai berikut.
9

1. Melakukan kajian induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan;
2. Mengidentifikasi masalah;
3. Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan
hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel;
4. Membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan:
a. Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan
terjadinya kontaminasi proses eksperimen;
b. Menentukan cara untuk mengontrol;
c. Memilih desain riset yang tepat;
d. Menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih (desain)
sejumlaah subjek penelitian;
e. Membagi subjek ke dalam kelompok kontrol atau ke dalam kelompok eksperimen;
f. Memberi instrumen yang sesuai, memadai instrumen dan melakukan plot storyagar
memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang
diperlukan; dan
g. Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis.
5. Melakukan eksperimen;
6. Mengumpulkan data kasar dari eksperimen;
7. Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan;
8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan; dan
9. Membuat laporan eksperimen.

Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu
ditekankan adalah sebagai berikut.
1. Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
2. Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
3. Pembuatan atau pengembangan instrumen.
4. Pemilihan desain penelitian.
5. Eksekusi prosedur.
6. Melakukan analisis data.
10

7. Memformulasikan simpulan.

Dalam penelitian eksperimen peneliti diharuskan menyusun variabel-variabel minimal


satu hipotesis yang menyatakan harapan hubungan sebab akibat diatara variabel-variabel
yang terjadi.

D. Rancangan Penelitian Eksperimen


Rancangan penelitian secara luas adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini komponen rancangan dapat mencakup
semua struktur penelitian diawali sejak menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian
merencanakan proses penelitian, yang di dalamnya mencakup perencanaan permasalahan,
merumuskan, menentukan tujuan penelitian, mencari sumber informasi dan melakukan kajian
dari berbagai pustaka, menentukan metode yang digunakan, analisis data dan mengetes
hipotesis untuk mendapatkan hasil penelitian, dan sebagainya.
Rancangan penelitian secara sempit dapat diartikan sebagai penggambaran secara
jelas tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan
adanya desain yang baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai
gambaran tentang bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian
dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang penelitidalam melaksanakan penelitian.
Untuk memecahkan persoalan eksperimen yang lebih rumit, seorang peneliti
umumnya memerlukan adanya pembahasan tentangapa yang dimaksud dengan rancangan
faktorial. Yang mana rancangan faktorial adalah suatu tindakan terhadap satu variabel atau
lebih yang dimanipulasi secara simultan agar dapat mempelajari pengaruh setiap variabel
terhadap variabel terikat atau pengaruh yang diakibatkan adanya interaksi antara beberapa
variabel.

Rancangan faktorial dapat dibedakan menjadi dua tipe.Tipe pertama, satu dari
variabel bebas dimanipulasi secara eksperimental dengan variabel terikat. Tipe ini pada
umumnya dilakukan karena peneliti tertarik pada pengaruh satu variabel bebas terhadap
variabel terikat secara terpisah, baru kemudian memperhitungkan variabel lainnya yang
mungkin berpengaruh pada variabel tersebut.tipe kedua adalah dalam suatu penelitian, semua
11

variabel bebas dimanipulasi secara eksperimental, karana si peneliti tertarik terhadap


pengaruh beberapa variabel bebas dan mengharapkan dapat menilai pengaruh variabel
tersebut baik secara terpisah maupun secara bersama.
Ada beberapa rancangan ekperimen yang dapat dikategorikan dalam penelitian jenis
ini. Rancangan penelitian ini meliputi:
1. Rancangan Pra-eksperimen (Non-desain)
yang dibicarakan pada saat ini berkaitan dengan rancangan penelitian yang
tidak memerlukan persyaratan tertentu yang harus diikuti oleh peneliti. Persyaratan
tertentu yang dimaksud misalnya prosedur penentuan subjek atau partisipan penelitian,
penetapan homogenitas varian, dan persyaratan lain. Rancangan penelitian ini banyak
mengandung kelemahan-kelemahan. Rancangan pra-eksperimen atau non desain ini tidak
memerlukan rancangan yang cermat, dan bahkan setiap orang bisa melakukan dengan
mudah.
Ada dua alasan, menurut Vockell & Asher (1995) mengapa kita menggunakan
rancangan nondesain. Pertama, walupun rancangan ini memiliki berbagai kelemahan,
rancangan ini bukan berarti tidak memiliki kebaikan. Hal yang mungkin (tetapi sulit
diwujudkan), yaitu memberikan gambaran kesimpulan yang valid dari beberapa
penelitian dengan non desain ini. Biasanya sesuatu yang mengandung banyak kelemahan
tidak banayak dilakukan oleh peneliti. Kedua,rancangan ini memberikan suatu landasan
yang baik bagi alasan penggunaan pendekatan rancangan kuasi-eksperimen. Dengan
mengetahui banyak segi kelemahannya, maka kita tidak ingin membuat keputusan dan
kesimpulan yang keliru dalam penelitian yang kita lakukan.
Ada beberapa rancangan yang dapat dimasukkan ke dalam jenis ini. Tuckman
(1988) memilah rancangan pra-eksperimen atau non desain ini menjadi tiga jenis : (1)
one-shot case study atau one-group posttest-only desaign; (2) one group pretest-posttest
design, (3) dan intact group comparison atau static group comparison. Berikut ini akan
diuraikan masing-masing ketiga jenis rancangan penelitian.

Rancangan pra-eksperimen : (1) one-shot case study atau one-group


posttest-only desaign; (2) one group pretest-posttest design, (3) intact
group comparison atau static group comparison.
12

a. Rancangan hanya satu kali pascates terhadap satu kelompok (one-shot case study)
Salah satu rancangan penelitian yang hanya melibatkan satu kelompok adalah
one-shot case study. Rancangan penelitian one-shot case study disebut juga sebagai
rancangan one-group posttest-only desaign (Asher & Vockell,1995). Dalam
rancangan ini, perlakuan atau treatment (X) hanya diberikan kepada satu kelompok
subjek. Pengamat atau observasi (O) dilakukan terhadap anggota kelompok untuk
menentukan atau menilai efek atau pengaruh perlakuan. Tidak adanya kelompok
pengendali atau control, yaitu kelompok yang memperoleh perlakuan (X) dan
informasi lain, misalnya tentang bagaimana sampel atau subjek ditetapkan
menyebabkan tidak mudahnya membuat keputusan atau justifikasi terhadap
kesimpulan penelitian bahwa perlakuan (X) menyebabkan hasil (O). Rancangan
penelitian one-shot case study ini direpresentasikan seperti berikut.

X O (hanya satu kelompok)

Setelah dilakukan perlakuan (treatment) tertentu (X) diberikan kepada


kelompok subjek, kemudian langsung diadakan observasi (O). Pemberian perlakuan
dilakukan selama periode waktu tertentu. Sebagai contoh, kita ingin meneliti tentang
pengaruh pembelajaran pemecahan masalah terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa. Kita memberikan perlakuan tentang pembelajaran pemecahan masalah (X),
dalam kurun waktu tertentu kemudian kita adakan tes atau observasi (O).

b. Rancangan satu kelompok dengan prates-pascates (one group pretest-posttest


design)
Rancangan penelitian lain yang hanya melibatkan satu kelompok adalah one-
group pretest-posttest design. Rancangan penelitian ini sedikit berbeda dengan
rancangan one-shot case study di atas, karena rancangan ini memberikan tes awal
sebelum perlakuan. Rancangan penelitian ini sering dipakaidalam kegiatan penelitian.
Rancangan penelitian semacam ini dapat digambarkan seperti berikut ini.

O1 X O2
13

Rancangan penelitian one-group pretest-posttest ini menurut Gall, Gall &


Borg (2003) meliputi 3 langkah, yaitu (1) pelaksanaan prates untuk mengukur
variabel terikat; (2) pelaksanaan perlakuan atau eksperimen; dan (3) pelaksanaan
pascates untuk mengukur hasil atau dampak terhadap variabel terikat. Dengan
demikian, dampak perlakuan ditentukan dengan cara membandingkan skor hasil
pretes dan pascates.

Sebelum subjek dikenai perlakuan terlebih dahulu, kita sebagai peneliti


melakukan observasi yang berupa pretes (O1), kemudian dilakukan perlakuan (X), dan
setelah itu diadakan observasi atau pascates (O2). Rancangan ini sudah lebih baik dari
pada rancangan one-shot case study, karena adanya informasi tentang sampel atau
subjek penelitian yang berkaitan dengan hasil pretes. Namun demikian, rancangan ini
memiliki kelemahan dalam hal tidak memberikan informasi apapun berkenaan dengan
sejarah, maturasi, testing, dan regresi statistik.

2. Rancangan Eksperimen Murni (True Experimental Design)


a. Rancangan kelompok kontrol dengan pascates (posttest-only control group
design)
Rancangan posttest-only control group design ini sangat sering dipakai dalam
penelitian eksperimen.Rancangan ini cukup ideal bahwa rancangan ini juga
mengontrol semua ancaman terhadap validitas dan semua sumber bias. Rancangan
ini menggunakan dua kelompok subjek, salah satunya diberikan perlakuan
sedangkan kelompok lain tidak diberikan perlakuan, dengan dmikian dapat
mengendalikan sejarah dan maturasi. Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
R X O1

Kedua kelompok subjek penelitian dipilih secara random(tanda R). Rancangan


diatas berbeda dengan rancangan sebelumnya sebagaimana yang telah dijelaskan di
atas. Bedanya kelompok pertama dikenai perlakuan dan kelompok lain ditetapkan
sebagai kelompok pengendali atau kontrol. Pada akhir perlakuan, kedua kelompok
dikenai pengikuran yang sama. Penetapan kelompok dilakukan secara random,
14

untuk mengendaliakan seleksi dan mortalitas. Untuk mengendaliakn dampak testing


secara sederhana dan interaksi antara testing perlakuan, tidak ada prates yang
diberikan kepada kedua kelompok.
Untuk melakukan analisis data yang diambil dari rancangan posttest-only
control group dilakukan perbandingan antara skor rata-rata antara O 1 dan O2.Skor
rata-rata hasil observasi dua kelompok itu selanjutnya dipakai untuk menentukan
efektivitas perlakuan.
Model rancangan di atas dapat dikembangkan, misalnya kita menguji
pengaruh strategi pembelajaran membaca terhadap prestasi belajar peresta didik.
Strategi pembelajaran diidentifikasi sebagai variabel bebas, yang dipilih menjadi tiga
katagori, yaitu: (1) membaca keras; (2) membaca pelan; dan (3) membaca dalam hati
(Tuckman, 1988). Dan, prestasi belajar peserta didik diidentifikasi sebagai variabel
terikat. Rancangan penelitian yang diaplikasikan digambarkan sebagai berikut

R X1 O1 (membaca keras)

R X2 O2 (membaca pelan)

R X3 O3(membacdalam hati)

b. Rancangan kelompok control prates-pascates (pretest-posttest control group


design)
Rancangan penelitian pretest-posttest control group design adalah suatu
rancangan eksperimen (true experimental design) karena kedua kelompok dipilih
sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan penelitian. Rancangan penelitian jenis ini
digambarkan sebagai berikut:

R O1 X O2 (kelompok eksperimen)

R O3 O4 (kelompok kontrol)
15

Langkah-langkah:
(1) Pilih sejumlah subjek secara acak dari suatu populasi.
(2) Secara acak, golongkan subjek menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang dikenal variabel perlakuan X dan kelompok kontrol yang tidak
dikenal variabel perlakuan.
(3) Berikan pretest O1untuk kelompok eksperimen dan O3 untuk kelompok kontrol
untuk mengukur variabel tergantung pada kedua kelompok itu, lalu hitung mean
masing-masing kelompok.
(4) Pertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok itu agar tetap sama, kecuali
pada satu hal yaitu kelompok eksperimen dikenal variabel perlakuan X untuk
jangka waktu tertentu.
(5) Berikan posttest O2untuk kelompok eksperimen dan O4 untuk kelompok kontrol
untuk mengukur variabel tergantung; lalu hitung meannya untuk masing-masing
kelompok.
(6) Hitung perbedaan antara hasil pretest dan posttest untuk masing-masing
kelompok.
(7) Bandingkan perbedaan-perbedaan tersebut, untuk menentukan apakah penerapan
perlakuan X itu berkaitan dengan perubahan yang lebih besar pada kelompok
eksperimental.
(8) Kenakan test statistik yang cocok untuk rancangan ini untuk menentukan apakah
perbedaan dalam skor seperti dihitung pada langkah ke-7 itu signifikan, yaitu
apakah perbedaan tersebut cukup besar untuk menolak hipotesis nol bahwa
perbedaan itu cuma terjadi secara kebetulan.
Kedua kelompok sama-sama dipilih secara acak (random assignment), yang
ditandai R. Pada awalnya, keduanya diberi pratest (O 1 dan O3). Bedanya kelompok
yang satu diberi perlakuan (X), sedangkan kelompok yang lain tidak dikenai
perlakuan tetapi dijadikanatau diperlakukan sebagai kelompok kontrol. Sebenarnya
kedua kelompok tersebut sama-sama mendapatkan perlakuan, tetapi keduanya
mendapat perlakuan yang berbeda.Setelah perlakuan (pada kelompok yang satu)
selesai, kedua kelompok sama-sama mendapatkan pengukuran pascates atau posttest
(O2 dan O4).
16

Dengan menggunakan kelompok kontrol, kedua kelompok sama-sama


memiliki atau mengalami hal yang sama kecuali perlakuan. Dengan demikian, kedua
kelompok ini dapat mengendalikan adanya faktor-faktor: sejarah, maturasi, dan
regresi, mortalitas, seleksi, testing, instrumentasi dan interaksi antar faktor.

c. Rancangan empat kelompok random (randomized solomon four group design)


Sebenarnya rancangan ini merupakan perluasan dari rancangan
sebelumnya.Rancangan ini mempersyaratkan bahwa subjek ditempatkan secara
rambang menjadi empat kelompok. Penempatan kelompok-kelompok secara
rambang tersebut memungkinkan untuk membuat asumsi, bahwa slor prates untuk
kelompok 3 dan 4 (jika kelompok itu mengambil prates) akan sama hasilnya dengan
kelompok 1 dan 2. Hanya saja kelompok 3 dan 4 tidak mengambilnya sehingga tidak
ada alasan untuk merefleksikan skor prates, dengan perlakuan penelitian
digambarkan sebagai berikut:

R O1 X O2

R O2 O2

R - X O2

R - O2

d. Rancangan Faktorial (Factorial Design)


Rancangan-rancangan di atas biasanya dilalukan oleh peneliti, ketika
penelitian hanya memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Peneliti tidak melibatkan variabel lain dalam penelitiannya. Dengan demikian,
setelah perlakuan peneliti melakukan pengukuran terhadap variabel terikat
(dependent variables).
Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai peneliti sering melibatan
variabel bebas lain yang dipertimbangkan pengaruhnya pada variabel terikat.
Berkenaan dengan hal tersebut peneliti tidak lagi menggunakan rancangan-
rancangan tersebut, tetapi menggunakan rancangan faktorial.Rancangan faktorial ini
yang paling sederhana menggunakan dua faktor, dan masing-masing faktor
17

menggunakan dua katagori. Rancangan vaktorial (factorial design) ini digunakan


apabila peneliti mempertimbangkan variabael bebas lain (biasanya variabel
moderator)dalam peneliatiannya. Variabel bebas (independent variable) memiliki
dimensi atau dipilih menjadi 2, 3, 4 dan seterusnya. Variabel bebas lain, yang kita
sebut sebagai variabel moderator dikatagorikan lagi menjadi 2, 3, 4 dan seterusnya.
Dalam rancangan dibawah ini variabel moderator dilambangkan dengan Y, yaitu Y 1
dan Y2.
18

(1) Faktorial 2 x 2
Rancangan faktorial 2 x 2 adalah rancangan faktorial yang paling sederhana.
Rancangan yang lebih kompleks, yang merupakan perluasan model yang telah
dibicarakan itu sering pula digunakan.Nomenklatur rancangan faktorial 2 x 2, yang
dapat digambarkan sebagai berikut.

R 01 X Y1 02

R 03 - Y1 04

R 05 X Y2 06

R 07 - Y2 08

Dalam contoh di atas, dua kelompok mendapat perlakuan dan dua kelompok
lainnya tidak.Misalnya, seorang peneliti ingin meneliti pengaruh sajian kuliah
dengan menggunakan buku teks (X0) dan yang satu menggunakan rancangan
pengajaran teori elaborasi (X1). Di samping itu, peneliti juga ingin melihat pengaruh
tujuan pengajaran, kelompok yang satu diberi tahu tujuan pengajarannya (Y 1) dan
yang lain tidak (Y2).
(2) Faktorial 2 x 3
Rancangan faktorial 2 x 3 ini menggambarkan bahwa peneliti variabel bebas 1
yang dimanipulasi, dipilih menjadi dua dan variabel bebas 2 yang dikatagorikan
menjadi 3. Misalnya, variabel 1 adalah strategi atau metode pembelajaran (A dan B),
sedangkan variabel 2 adalah gaya belajar siswa (A= auditori, V= visual, dan K=
kinestetik).
Atau dicontohkan sebagai berikut:
Variabel pertama : Permainan selama istirahat (yang banyak menggunakan tenaga
jasmani dan yang tidak).
Variabel kedua : Jenis musik sewaktu bekerja (klasik, populer dan panas).
19

Rancangan faktorial di atas, apabila disajiakan sesuai dengan prosedur


penelitian sebagai berikut.
O1 X Y1 O2
(3) Faktorial 2 x 2 x 2 O1 - Y1 O2
Rancangan faktorial 2 x 2 x 2 ini bisa digunakan oleh peneliti, jika ia memiliki
O1 X Y2 O2
variabel-variabel, misalnya variabel metode pembelajaran (yang dipilih menjadi A
O1 bantuankommputer
dan B) berbantuan dan tanpa - Y2 O2 (A1 dan A2, B1 dan B2) dan

variabel gaya kognitif (G1 dan G2).


(4) Faktorial 2 x 2 x 2
Tiga variabel, masing-masing terdiri atas dua kategori. Misalnya:
Variabel pertama : frekuensi penyajian (satu kali dan dua kali).
Variabel kedua : cara penyajian (dibacakan/auditory dan dibaca sendiri oleh
subjek/visual).
Variabel ketiga : cara testing (segera dan ditangguhkan).
(5) Rancangan 3 x 3 x 3
Tiga variabel, masing-masing terdiri dari tiga kategori. Misalnya:
Variabel pertama : Taraf IQ (di atas 110, antara 90 dan 110, dan di bawah 90).
Variabel kedua : Cara pemecahan problema (individual, kelompok kecil dan
kelompok besar).
Variabel ketiga : waktu yang disediakan (dua jam tanpa interaksi/istirahat, dua jam
dengan istirahat di tengah selama satu jam, dua jam dengan
istirahat di tengah selama 24 jam).

3. Rancangan Eksperimen Semu (Quasi-Experimental Design)


Banyak rancangan yang disusun menurut model rancangan eksperimental oleh
banyak orang dianggap belum dapat dikatakan memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen
yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi
tak dapat dikontrol atau tak dapat dimanipulasi, sehingga validitas penelitian menjadi
tidak cukup memadai untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.
Rancangan-rancangan yang tergolong ke dalam kelompok ini adalah:
1. The time series experiment.
2. The equivalent time samples design.
20

3. The equivalent materials design.


4. The non-equivalent control-group design.
5. Counterbalanced design.
6. The separate-sample pretest-posttest design.
7. The separate-sample pretest-posttest control group design.
8. The multiple time-series design.
9. The recurrent institutional cycle design: A “patchup” design.
10. Regression-discontinuity analysis.
11. Correlational and ex post facto designs.

a. Rancangan serial waktu (time series)


Rancangan penelitian time series ini juga melibatkan satu kelompok saja.
Dalam rancangan penelitian ini satu kelompok (tunggal) yang dilibatkan dalam
penelitian diukur secara periodik dalam interval waktu tertentu, dalam perlakuan
eksperimen yang dilaksanakan diantara dua interval waktu.
Ada dua macam rancangan time series (Vockell & Asher,1995), yaitu: (1)
rancangan perlakuan berulang (repeated treatment design); dan (2) rancangan serial
waktu jeda (interrupted time serial design).
1) Rancangan perlakuan berulang
Rancangan ini merupakan cara lain yang hanya melibatkan satu kelompok
kecil sebagai kelompok perlakuan. Rancangan ini juga sering dipakai dalam
penelitian pendidikan, di mana peneliti ingin mengetahui perubahan perilaku peserta
didik. Rancangan ini digambarkan sebagai berikut.

O1 X O2 X0 O3 X O4

Pelaksanaan rancangan ini diawali dengan pertama kita melakukan


pengukuran pertama (O1), kemudian kita melakukan eksperimen (X1), dan setelah
selesai perlakuan itu kita melaksanakan pengukuran unjuk kerja O 2 yang kedua.
Berikutnya, kita menyela dengan perlakuan atau tindakan (X 0). Setelah itu, kita
melancarkan pengukuran yang ketiga O3, tahap berikutnya melakukan tindakan atau
perlakuan yang sama dengan yang pertama atau mengulang kembali perlakuan
pertama dan terakhir, peneliti melakukan kembali pengukuran yang keempat O4.
21

Dalam berbagai kondisi, penelitian ini dilakukan dengan cara; (1) peneliti
melakukan observasi dan merekam hasilnya dalam waktu tertentu; (2) memberikan
perlakuan; dan (3) melakukan observasi dan merekam hasil, dan seterusnya. Waktu
di antara dua kondisi sama. Dengan demikian, hasil yang diharapkan akan tinggi
pada pengamatan O2 dan O4 jika dibandingkan dengan O1 dan O3.

2) Rancangan serial waktu jeda


Rancangan penelitian ini memerlukan beberapa kali pengukuran yang sama
pada kelompok subjek perlakuan, baik sebelum maupun setelah pelaksanaan
perlakuan. Seperti pada rancangan berulang, rancangan ini hanya melibatkan satu
kelompok subjek penelitian. Rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut.

O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

Dalam rancangan di atas, peneliti sebelumnya melakukan serangkaian


pengukuran terhadap kelompok subjek, kemudian memberikan perlakuan. Setelah
itu, serangkaian pengukuran dilakukakn. Hal yang penting bahwa interval waktu
pengukuran adalah sama.

Ada dua rancangan penelitian terkait dengan eksperimen kuasi ini, yaitu; (1)
kelompok berhubungan (intact group comparison; dan (2) rancangan kelompok
kontrol yang tak sama (nonequivalent control group design).

b. Rancangan perbandingan kelompok berhubungan (intact group comparasion)


Rancangan penelitian intact-group comparasion. Rancangan penelitian intact-
group design ini sebenarnya berasal dari kelompok subjek yang sama, berhubungan.
Dari kelompok subjek itu, oleh peneliti dipilah menjadi dua. Dalam rancangan ini
sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokkan secara
rambang menjadi dua, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control. Kelompok
eksperimen diberi perlakuan tertentu dalam waktu tertentu, sedangkan kelompok
control tidak. Kedua kelompok subjek itu kemudian dikenakan pengukuran atau
observasi (tes) yang sama. Rancangan penelitian digambarkan seperti berikut ini.

X O1

O2
22

Tanda garis putus-putus menandakan bahwa kedua kelompok itu adalah


kelompok intac. Peneliti hanya memberikan perlakuan kepada kelompok yang telah
ditentukan sebagai kelompok perlakuan dan setelah itu keduanya diberikan
perlakuan pada saat yang bersamaan. Faktor validitas seperti sejarah dan maturasi
dikendalikan dengan kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Artinya,
dalam situasi yang secara kebetulan berpengaruh terhadap hasil, yang mungkin juga
berpengaruh pada hasil observasi.

Rancangan eksperimen meliputi : (1)posttest-only control group


design; (2)untreated control group design with pretest and posttest;
(3) pretest-posttest control group design; (4) randomized soloman
four group design; dan (5) factorial design.

c. Rancangan kelompok non-ekuivalen

Rancangan penelitian ini sering dipakai dalam penelitian. Dalam rancangan


ini, subjek penelitian atau partisipan penelitian tidak dipilih secara acak untuk
dilibatkan dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada dasarnya,
langkah-langkah dalam rancangan ini sama seperti pada rancangan pretest-posttest
eksperimental control group design.

Dalam rancangan ini, ada dua kelompok subjek satu mendapat perlakuan dan
satu kelompok sebagai kontrol. Keduanya memperoleh prates dan pascates.
Perbedaan dengan kelompok nonekuivalen, bahwa kelompok tidak dipilih secara
acak atau random.
23

E. Perumusan Hasil Eksperimen


Hasil eksperimen dengan subjek manusia atau tingkah laku mempunyai kemungkinan
besar bervariasi, apabila peneliti tidak bisa memisahkan antara variabel yang diperlukan dari
variabel luar di sekitar proses eksperimen. Padahal secara ideal, suatu eksperimen dikatakan
valid apabila:
1. Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang dimanipulasi
secara sistematis,
2. Hasil akhir eksperimen harus dapat digeneralisasikan pada kondisi eksperimen yang
berbeda.

Untuk mencapai hal yang ideal di atas, ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen
dapat mencapai hasil yang baik dan tidak bervariasi. Kedua syarat yang dimaksud adalah
perlunya validitas internal dan validitas eksternal yang terjaga salama proses penelitian.
Suatu penelitian dikatakan mempunyai validitas internal tinggi, apabila kondisi
berbeda pada variabel terikat dari subjek yang diteliti merupakan hasil langsung dari 2
adanya manipulasi variabel bebas. Misal, penelitian pendidikan tentang pengaruh metode
mengajar alternatif terhadap metode mengajar yang biasa diberikan guru terhadap hasil
belajar siswa. Jika validitas internal tinggi, maka perbedaan hasil belajar di antara grup
eksperimen dan grup kontrol, hanya disebabkan adanya pengaruh dari kedua variabel metode
mengajar.
Variabel internal penelitian eksperimen dapat terjadi karena adanya delapan faktor
pentng sebagai sumber variasi. Kedelapan faktor tersebut, yaitu
1. Faktor sejarah atau history dari subjek yang diteliti,
2. Proses kematangan,
3. Prosedur pretesting,
4. Instrumen pengukuran yang digunakan,
5. Adanya kecenderungan terjadinya statistik regresi pada individu,
24

6. Perbedaan pemilihan subjek,


7. Perbedaan lainnya disebabkan adanya mortalitas dalam proses eksperimen, dan
8. Terjadinya interaksi di antara faktor-faktor di atas, termasuk kematangan, sejarah,
pemilihan, dan sebagainya.

Variabel eksternal tinggi merupakan kondisi di mana hasil penelitian yang di lakukan
dapat digeneralisasi dan digunakan pada kelompok lain di luar setting eksperimen, ketika
keadaan serupa dengan kondisi peneliitian eksperimen. Jika hasil penelitian tidak dapat
digeneralisasi pada situasi lain, maka dapat diartikan bahwa orang lain tidak dapat
mengambil keuntungan dari hasil penelitian yang ada. Akibatnya mereka harus terus-menerus
melakukan penelitian sendiri untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Validitas eksternal pada umumnya dibedakan menjadi empat macam faktor, yaitu:
1. Adanya interaksi pengaruh bias pemilihan dan X,
2. Pengaruh interaksi pretesting,
3. Pengaruh reaktif proses eksperimen, dan
4. Adanya interferensi antarperlakuan selama dalam proses penelitian eksperimen.

F. Penyimpangan penelitian
Penyimpangan penelitian terjadi apabila peneliti secara tidak pada tempatnya
mempengaruhi tingkah subyek.Penyimpangan ini bisa juga terjadi apabila peneliti membua
suatu “kesalahan” sementara dia mengamati atau merekam suatu eksperiman. Penyimpangan
mungkin berasal dari pengetahuan peneliti tentang hipotesis atau pengetahuan tentang
hipotesis atau pengetahuan tentang kelompok kendali ataukah kelompok kendali ataukah
kelompok eksperimen dari setiap subyek peneliti tersebut.

Ada beberapa teknik yang biasanya dipakai untuk memperkecil penyimpangan


tersebut. (1) Orang yang bertugas memberi petunjuk-petunjuk atau mengadakan pengamatan
tiak diberitahu tentang hipotesis yang akan diuji. (2) Kecuali itu orang-orang sampel tersebut
juga tak diberitahu ke dalam kelompok manakah subyek-subyek penelitian kita masukkan.
Istilah yang lazim untuk kedua teknik ini adalah bahwa mereka yang melaksanakan
eksperimen hendaklah “buta” hipotesis dan/atau manipulasi. (3) Alat-alat yang otomatis
sebaiknya dipakai bila mun gkin. Misalnya video tape, data recorders dan sebagainy
25

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling
produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat
menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat.
2. Karakteristik penelitian eksperimen Penelitian Ekperimen pada umumnya
menurut (Ary, 1985), mempunyai tiga karakteristik penting yaitu:
a. Variabel bebas yang dimanipulasi;
b. Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan; dan
c. Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati
secara langsung oleh peneliti (melakukan observasi)
3. Proses penelitian eksperimen pada prinsipnya sama dengan jenis penelitian
lainnya, dapat diterangkan sebagai berikut:
a. Melakukan kajian induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan;
b. Mengidentifikasi masalah;
c. Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan,
memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan
variabel;
d. Membuat rencana penelitian;
e. Melakukan eksperimen;
f. Mengumpulkan data kasar dari eksperimen;
g. Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang
telah ditentukan;
h. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan; dan
i. Membuat laporan eksperimen.
26

4. Rancangan eksperimen dibagi menjadi


a. Rancangan Pra-eksperimen (Non-desain)
b. Rancangan eksperimen murni (true experimental design)
(1) Rancangan kelompok kontrol dengan pascates (posttest-only control
group design)
(2) Rancangan kelompok kontrol dengan pascates (posttest-only control
group design)
(3) Rancangan empat kelompok random (randomized solomon four group
design)
(4) Rancangan Faktorial (Factorial Design)
c. Rancangan Eksperimen Semu (Quasi-Experimental Design)
5. Perumusan hasil eksperimen dengan subjek manusia atau tingkah laku
mempunyai kemungkinan besar bervariasi, apabila peneliti tidak bisa
memisahkan antara variabel yang diperlukan dari variabel luar di sekitar proses
ekstperimen. Padahal secara ideal, suatu eksperimen dikatakan valid apabila:
a. Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang
dimanipulasi secara sistematis,
b. Hasil akhir eksperimen harus dapat digeneralisasikan pada kondisi
eksperimen yang berbeda.
6. Ada beberapa teknik yang biasanya dipakai untuk memperkecil penyimpangan
tersebut, yaitu:
a. Orang yang bertugas memberi petunjuk-petunjuk atau mengadakan
pengamatan tidak diberitahu tentang hipotesis yang akan diuji.
b. Kecuali itu orang-orang sampel tersebut juga tak diberitahu ke dalam
kelompok manakah subyek-subyek penelitian kita masukkan. Istilah yang
lazim untuk kedua teknik ini adalah bahwa mereka yang melaksanakan
eksperimen hendaklah “buta” hipotesis dan/atau manipulasi.
c. Alat-alat yang otomatis sebaiknya dipakai bila mungkin.
27

B. Saran
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam makalah ini, baik
dari ejaan penulisan, tata kalimat, tata bahasa maupun yang lainnya. Oleh karena
banyaknya kekurangan dalam makalah ini, penulis mengharapkan adanya wujud
apresiasi pembaca untuk memberikan koreksi dan masukkan agar penulis mampu
memperbaikinya dan tidak melakukan kesalahan sama untuk yang kedua kalinya.
Terima kasih
28

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad 1987


Penelitian Kependidikan : Prosedur Dan Strategi. Bandung:
Angkasa.
Emzir 2010
Metodologi Penelitian Pendidikan : Kuantitatif Dan Kualitatif. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Hadjar, Ibnu 1996 Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jaedun, Amat 2011 Metodologi Penelitian Eksperimen. Fakultas Teknik UNY.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/drs-amat-jaedun-mpd/metode-
penelitian-eksperimen.pdf, accessed November 14, 2016.
Sarwono, Jonatha 2006 Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Graha
Ilmu. Sudjana, Nana, and Ibrahi 1989 Penelitian Dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi 2009
Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi Dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai