Anda di halaman 1dari 13

Laporan Kerja Praktek

BAB III
PROSES PRODUKSI KABEL PADA MESIN EKSTRUDER 15 JA

Dalam membuat atau memproduksi kabel listrik memerlukan suatu langkah –


langkah yang menggunakan alat – alat / mesin – mesin untuk mendukung, adapun
urutan proses pada pembuatan kabel listrik, antara lain :

1. Proses Drawing
2. Proses Stranding
3. Proses Insulathing
4. Proses Screening
5. Proses Cabling
6. Proses Inner Sheathing
7. Proses Armouring
8. Proses Outer Sheating

3.1Proses Drawing (Penarikan)


Proses drawing merupakan proses penarikan kawat yang bertujuan
mengecilkan diameter awal kawat. Kawat yang biasa digunakan untuk membuat
kabel kawat yang berbahan Alumunium / tembaga. Komponen utama dari mesin
drawing adalah Dies. Kawat yang ditarik akan melewati dies, dengan gaya
penarikan tertentu maka diameter yang keluar dari dies akan mengecil sesuai
dengan ukuran diameter dies tersebut. Demikian seterusnya hingga kawat
mencapai diameter yang diinginkan. Tahapan pengecilan kawat ini disesuaikan
dengan perbandingan pengecilan dies dan jumlah dies yang digunakan.
Selama proses drawing (pengecilan kawat) berlangsung, kawat yang
diproses diberikan pelumasan khusus yang berfungsi untuk :
 Mengurangi gesekan antara kawat dengan permukaan Dies
 Membuang atau mengurangi panas yang terjadi pada kawat akibat
terjadinya gesekan Dies tersebut.

19
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Laporan Kerja Praktek

 Mengendapakan kotoran yang menempel pada kawat dan dies.

Gambar 3.1 Mesin Drawing


Doc. PT.SUCACO

3.2 Proses Stranding


Proses stranding merupakan proses pemilinan dari beberapa kawat dengan
diameter tertentu dipilin bersama menjadi satu sesuai dengan squernya (luas
penampang). Pada proses pemilinan ini juga dilakukan secara bertahap, dari satu
kawat yang menjadi pusat, kemudian diluarnya pemilinan dengan 7 kawat lalu
diluarnya dengan pemilinan beberapa kawat dan tahapan dengan jumlah tertentu
berdasarkan order / pemesanan yang telah ditentukan.
Untuk setiap pemilinan akan didahului dengan pemberian powder yang
bertujuan memblok air. Powder ini adalah bahan sejenis tepung yang bila terkena
udara atau air akan mengembang dan tidak akan tembus.
Alat yang digunakan pada proses pemilinan adalah mesin stranding. Ada
beberapa mesin stranding yang dilihat dari jumlah bobin (penggulungan kawat)
antara lain :
Mesin stranding 6B, 12B, 19B, 37B, 54B, 61B
(B = Bobin {gulungan kawat})
Ada dua macam proses stranding dilihat dari penggunaan diesnya :

20
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Laporan Kerja Praktek

1. round; penghantar yang dihasilkan tanpa dipress.


Proses round menggunakan dies kayu dan biasanya digunakan untuk
pembuatan penghantar tegangan rendah, bentuknya sesuai dengan bentuk
masing – masing kawat (bergelombang).
2. compact; penghantar yang dihasilkan dengan dipress
proses compact yang menggunakan dies besi. Sehingga menghasilkan
penghantar yang rata dan berbentuk hampir lingkaran. Proses compact ini
untuk jenis kabel bertegangan tinggi.

3.3 Proses Insulathing.


Proses insulathing merupakan proses pemberian lapisan pelindung dengan
cara melapisi konduktor (kabel telanjang) dengan isolasi melalui tiga proses
sekaligus (inner semicond, insulation, outer semicond), Sehingga menutupi
penghantar. Bahan yang digunakan sejenis plastic (XLPE atau PVC).
Mesin yang digunakan pada proses insulathing adalah mesin ekstruder,
system kerja dari mesin extruder adalah konduktor yang sudah distranding /
dipilin kemudian dilapisi dengan bahan sejenis plastic dengan proses pemanasan
kemudian didinginkan menggunakan air. Pada pembuatan kabel listrik tegangan
rendah menggunakan mesin extruder biasa. Sedangkan untuk kabel tegangan
menengah dan tinggi menggunakan mesi extruder CCV (Catenary Continous
Vulcanising) yang prosesnya mempunyai teknik tersendiri, yakni :
 bahan pelapis yang digunakan :inner semi konduktor, isolasi XLPE,
crosslinked polyetyline dan outer semi konduktor yang dipanaskan
hingga ± 400ºC dan mendapatkan tekanan, pendinginan menggunakan
gas nitrogen. Proses tersebut terjadi dalam pipa, adapun fungsi nitrogen
tersebut yaitu untuk pengenyalan kabel. Ketebalan lapisan isolasi
ditentukan berdasarkan voltage dari konduktor, misalnya :

1. kabel dengan tegangan 3 kv, isolasinya ± 2,4 – 2,6 mm


2. kabel dengan tegangan 10 kv, isolasinya ± 4,5 – 3,6 mm
3. kabel dengan tegangan 15 kv, isolasinya ± 4,5 – 4,7 mm

21
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Laporan Kerja Praktek

4. kabel dengan tegangan 20 kv, isolasinya ± 5,5 – 5,7 mm


5. kabel dengan tegangan 30 kv, isolasinya ± 6 – 6,2 mm
pengggunaan mesin CCV ini harus pada tempat yang tinggi dan steril (diatas
20 m) karena untuk menghindari debu, yang dapat mengakibatkan kegagalan
produk. Kerja pada mesin ini harus teliti karena akan digunakan pada tegangan
tinggi. Sedikit gangguan akan mengakibatkan bocornya arus atau kerusakan –
kerusakan lainnya.
3.4 Proses Screening
Proses screening merupakan proses pemberian lapisan pelindung dari
gangguan elektris yang dilakukan secara helical sedemikian rupa sehingga
menutupi celah – celah bagian dalam.
Umumnya lapisan menggunakan mterial copper tape (plat tembaga)
ditambah dengan WTB (water bloking tape) dan sindon tape. Selain itu lapisan
juga bisa berupa kawat tembaga dan alumunium sedemikian rupa sehingga
melapisi sepanjang kabel. Pelapisan ini dimaksudkan untuk :
 Hantaran netral
 Lapisan pelindung listrik
 Hantaran hubungan tanah
Alat yang digunakan pada proses ini adalah mesin tappiing dengan bahan
copper tape, caranya :
 Kabel yang sudah dilapisi pada proses insulathing dilalankan sementara
copper tapenya dipilin dengan pengaturan kecepatan dan jarak pilin yang
sesuai.
Proses screening tidak termasuk proses utama dari pembuatan power kabel
namun dilaksanakan sesuai order kerja atau spesfikasi yang telah ditentukan.

3.5 Proses Cabling


Proses cabling adalah proses pemilinan inti – inti kabel yang berjumlah 2
inti sampai 5 inti, dipilin secara bersama – sama menjadi satu dengan arah dana
jarak pilin tertentu sesuai dengan proses stranding, namun pemilinan pada proses

22
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Laporan Kerja Praktek

stranding adalah kawat alumunium / tembaga. Sedang pada proses cabling, kawat
yang dipilin sudah melalui proses insulathing.
Alat yang digunakan pada proses ini adalah mesin DT yang mempunyai
prinsip kerja hampir sama dengan mesin stranding, namun dengan dimensi dan
gaya putar yang jauh lebih besar, dengan kecepatan putar yang sesuai (lebih
lambat dari mesin stranding) dan dengan jumlah beban yang jauh lebih sedikit.

3.6 Proses Iner Sheathing


Proses iner sheathing merupakan proses pemberian lapisan / selubung
dalam, tengah, atau luar yang dilakukan secara extrusi sedemikian rupa sehingga
menutupi celah – celah atau lapisan sebelumnya menggunakan bahan sejenis PVC
atau PE dengan ketebalan tertentu. Proses sheathing (bedding) pada bagian dalam
bisa disebut juga iner sheathing, bedding bagian luar disebut outer sheathing.
Alat yang digunakan pada proses ini adalah mesin extruder biasa (yang
digunakan pada pembuatan power cable tegangan rendah) dengan cara kerja sama
dengan proses insulation biasa proses bedding termasuk salah satu proses utama,
artinya semua proses power cable pasti dilapisi pada lapisan luarnya dengan iner
sheathing agar lapisan – lapisan dalamnya terlindungi.

3.7 Proses Armoring


Proses armoring adalah proses pelapisan power cable dengan lapisan plat
baja atau kawat baja (steel wire) dengan tujuan memberikan pelindung power
cable terhadap beban kejut. Biasanya untuk kabel – kabel yang tertanam dalam
tanah, karena kabel – kabel tersebut biasanya mengalami gangguan – gangguan
seperti terpacul, tertekan dan lain – lain.

23
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Laporan Kerja Praktek

Alat yang digunakan pada proses ini adalah mesin streding dan tapping.
Proses ini termasuk proses tambahan untuk kabel dengan spesifikasi tertentu,
dimana proses armoring ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

3.8 proses Outer Sheathing


Proses outer sheathing merupakan proses terakhir yang melapisi power
cable dengan lapisan paling luar. Material yang digunakan yaitu PVC atau PE.
Proses outer sheathing pada dasarnya sama dengan proses kerja iner sheathing
hanya berbeda pada dimensi (ketebalan) dan tempatnya saja. System kerja yang
digunakan sama dengan proses iner sheathing.

3.9 Pengertian extruder


Extruder merupakan suatu proses perubahan material dari bentuk pelet
(PVC) diextrusi (perubahan dari padat menjadi cair) menjadi bentuk cair. Proses
perubahan ini melalui berbagai tahapan – tahapan panas, tahapan – tahapan panas
tersebut antara lain sebagai berikut :

 Material tersebut setelah berada di hopper material tersebut jatuh menuju


kedalam screw, tepatnya jatuh ke daerah feeding zone. Daerah feeding
zone ini mempunyai daerah yang terdalam. Didalam daerah ini material
tersebut mengalami pemanasan.
 Setelah mengalami pemanasan pada daerah feeding zone lalu material
tersebut masuk kedalam compresion zone, didalam daerah ini selain
material mengalami proses pemanasan juga material tersebut mengalami
compresi sampai material tersebut meleleh, dan pada daerah ini juga
berfungsi untuk mendorong balik udara yang ikut kembali kebagian
umpan (feeding zone).
 Setelah mengalami proses compresi pada daerah compression zone
kemudian material tersebut bergerak menuju daerah metering zone. Pada
proses ini untuk material sendiri mempunyai daerah yang berlekuk saluran
dangkal, fungsi dari saluran ini adalah memberikan tekanan balik sehingga

24
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Laporan Kerja Praktek

lelehan menjadi seragam, suhunya seragam, selain itu pengukuran


penyalurannya tepat melewati die dengan laju alir tetap sehingga keluaran
sangat seragam dan terkontrol.
 Proses pemanasan yang terakhir yang dialami oleh material ini adalah
pada daerah disekitar neck dan die biasanya pada daerah ini pemanasan
yang digunakan lebih besar dari pemanasan yang sebelumnya.
Proses pemanasan yang digunakan pada mesin PEX 150 JA ini adalah sebagai
berikut

TEMPERATUR PROFILE EXTRUDER


ZONE TEMPERATUR ( ºC )
Material Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7 Z8 Z9 Z10 Z11 Z12

PVC 70- 140- 145- 145- 145- 145- 145- 145- 145- 145- 145- 145-
90 150 155 150 150 155 155 155 155 155 155 155
YM2/ST2
Sheath

Table temperatur panas pada mesin PEX 15 JA


Sumber: PT.SUCACO

Untuk mesin PEX 150 JA ini proses yang sering digunakan pada mesin ini
adalah proses outer sheath, dan material yang digunakan untuk proses ini
adalah PVC YM2 / ST2 sheath. Proses outer sheating itu sendiri adalah suatu
proses pemberian lapisan (pelindung) dari gangguan elektrik atau mekanik
25
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Laporan Kerja Praktek

yang dilakukan secara extrusi sedemikian rupa, dan bahan atau material yang
berfungsi untuk menutupi kabel yakni PVC.
Pada dasarnya proses extrusi dapat dibedakan pada cara penekanan
terhadap material kerja.
3.10 Direct Extrusion
Pada dasarnya proses extrusi ini menekan material yang akan dibentuk
sampai keluar melalui Die. Arah tumbukan searah dengan kedudukan Die, jadi
arah keluaran material yang diextrusi dari penampang seperti garis lurus.

Gambar 3.2 proses ekstrusi


Sumber : PT.SUCACO
3.11 Indirect Extrusion
Dimana pada extrusi jenis ini Die bergerak menekan material yang akan di
bentuk. Jadi disini Die merupakan komponen yang menekan material yang ada di
dalam penampang.

3.12 Hydrostatic Extrusion


Disini proses penekanan material dilakukan dengan perantaraan fluida
cair. Disamping itu juga extrusi ini dapat mengurangi gesekan antara penumbuk
dengan dinding penumbuk.

3.13 Laterial Extrusion


Extrusi dilakukan penumbuk terhadap material secara langsung, sehingga
material yang akan dibentuk keluar melalui Die. Arah extrusi yang dilakukan
adalah tegak lurus dalam arti posisi penumbuk dengan Die adalah tegak lurus.

26
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.3 arah extrusi


Sumber : PT.SUCACO
Pada mesin extruder PEX proses extrusi dilakukan oleh Screw Double Flight.
Dengan menggunakan temperatur tertentu dan kecepatan putar tertentu pula maka
dapat dibuat material pelapis yang siap digunakan untuk melapisi kabel.

3.14 Jenis – jenis Extrusi


Jenis extrusi dapat dibedakan dari cara perlakuan terhadap material yang akan
dibentuk. Die yang digunakan untuk proses extrusi pada setiap jenis extrusi juga
berbeda.
Cara penekanan yang terdapat pada setiap jenis extrusi tergantung dari
perlakuan awal yang dilakukan terhadap material yang akan dibentuk.

3.15 Extrusi Panas


Extrusi yang dilakukan dengan cara memberikan temperatur tertentu
terhadap material yang akan diextrusi. Seperti untuk pengerjaan panas lainnya,
extrusi dengan pemanasan sangat dibutuhkan panas yang tinggi.
Pada extrusi ini resiko terjadinya deformasi sangat besar terhadap hasil akhir.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pendinginan untuk
menurunkan temperatur secara cepat sebelum terjadi deformasi. Die yang
digunakan adalah Die yang memiliki lubang untuk jalan keluar material akan
ditekan. Mengenai bentuk lubang Die disesuaikan dengan jenis produk yang
dibuat.

27
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.4 proses extrusi panas


Sumber : PT.SUCACO
3.16 Extrusi Dingin
Etrusi dingin disini tidak menggunakan metode pemanasan seperti halnya
extrusi panas, tetapi hanya menggunakan temperatur ruang untuk membentuk
material menjadi bentuk yang diinginkan.
Biasanya extrusi dengan ini digunakan untuk membuat peralatan atau
komponen utama mobil, sepeda motor, dan juga untuk kebutuhan alat – alat
pertanian.
Extrusi dingin sendiri mempunyai beberapa keuntungan seperti :
 Meningkatkan hasil mekanik extrusi dari pengerjaan kekerasan.
 Control toleransi yang baik, dengan demikian sedikit hal yang dilakukan
untuk finishing.
 Meningkatkan hasil permukaan akhir.
 Angka produksi dan harga kompetitif dengan menggunakan metode
extrusi dingin dibandingkan menggunakan metode lain.
 Tingkat stressing (tegangan) pada peralatan yang dihasilkan dengan
menggunakan metode ini adalah sangat tinggi.

28
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.5 alat extrusi dingin


Sumber : PT .SUCACO

3.17 Impact Extrusion


Impact extrusion sama dengan extrusi tidak langsung dan seringkali
dimasukan dalam kategori extrusi dingin. Ketebalan pipa extrusi lebih kecil
dibandingkan Die, terdapat sela antara pipa penumbuk dengan sisi Die. Hal ini
dimaksudkan agar material atau plat yang akan diextrusi dengan mengisi ruang
kosong pada sisi Die. Untuk membentuk suatu model yang diinginkan tergantung
dari bentuk penumbuk dan Dienya.

Gambar 3.6 impact extrusion


Sumber: PT.SUCACO

29
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Laporan Kerja Praktek

3.18 Hydrostatic Extrusion


Di dalam hydrostatic extrusion yang diperlukan untuk proses extrusi
dihasilkan oleh fluida yang selalu tersedia selama pengerjaan, akibatnya tidak
terjadi gesekan pada dinding penampang selama proses extrusi.
Metode ini dapat mengurangi kerusakan pada produk yang dapat terjadi
selama proses extrusi, sebab pertambahan tekanan hydrostatic untuk material yang
liat dan material yang getas sangat cocok untuk kebehasilan produk yang
dihasilkan. Bagaimana pun untuk alasan keberhasilan extrusi terlihat pada
rendahnya gesekan yang terjadi, pemakaian sudut Die yang rendah dan rasio
extrusi yang tinggi. Untuk kegiatan komersial material yang liat cocok digunakan
untuk metode Hydrostatic Extrusion. Metode ini biasanya menggunakan
temperatur ruang untuk proses pembentukan dan menggunakan minyak dari
tumbuhan sebagai fluidanya, sebab hal ini sangat baik untuk pelumasan dan
viskositasnya tidak berpengaruh pada penekanan yang dilakukan.

3.19Faktor – faktor yang mempengaruhi extrusi


Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada proses extrusi suatu material.
Beberapa faktor tersebut antara lain :
1. Jenis extrusi
Jenis extrusi haruslah disesuaikan dengan jenis material yang akan
dibentuk. Karena sifat dari beberapa material berbeda – beda, maka perlu
dilakukan pemilihan jenis extrusi yang cocok untuk material tersebut.

2. Suhu Kerja
Setiap jenis extrusi mempunyai suhu kerja sendiri – sendiri tergantung dari
jenis material yang akan diextrusi. Pada prinsipnya pemberian suhu kerja
dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses extrusi.

3. Reduksi Penampang
Penampang yang dipakai untuk setiap jenis extrusi sangat tergantung pada
kualitas bahan dan keadaan permukaannya. Untuk membentuk suatu model yang

30
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana
Laporan Kerja Praktek

diinginkan, perlu diperhatikan dalam hal pembuatan penampang dan clearance


yang sesuai dengan penumbuk.

4. Gesekan
Gesekan dapat terjadi pada semua komponen yang bersinggungan tidak
terkecuali pada proses extrusi. Untuk menghindari hal tersebut biasanya dilakukan
pemberian pelumasan pada sela antara Die dan penumbuk. Pelumasan ini
bertujuan untuk mengurangi gesekan dan dapat mengurangi resiko keausan.
Pelumasan disini banyak melakukan fungsi lainnya seperti :
1. Membatasi panas yang timbul dengan mengurangi geskan sekecil
mungkin.
2. Mengambil panas dari bagian – bagian mesin yang lainnya.
3. Disamping itu juga dapat mengurangi resiko terjadinya karat.
Untuk itulah dibutuhkan sifat dari minyak pelumas yang baik untuk mesin.
Beberapa sifat dan syarat dari pelumas yang baik adalah :
1. Derajat kekentalan harus sesuai dengan jenis operasi mesin.
2. Mempunyai daya lekat yang baik.
3. Tidak mudah bercampur dengan barang – barang lainnya (kotoran).
4. Mempunyai flash point yang tinggi dan tidak mudah untuk menguap.
5. Mudah memindahkan panas dan mempunyai titik beku yang rendah.

5. Kecepatan
Kecepatan yang terjadi pada proses extrusi sangat berpengaruh pada
kualitas produk yang dihasilkan, biasanya diperlukan pendinginan guna mencegah
hal tersebut. Semakin cepat pendinginan dilakukan maka semakin kecil pula
resiko terjadinya defotmasi. Biasanya pendinginan dilakukan dengan air pada bak
pendingin yang sudah disediakan.

31
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai