Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MATA KULIAH AIR TANAH

EKSPLOITASI AIR TANAH

Disusun Oleh :
Anggara Prawirayuda 051001800017
Edu Gerit Peday 051001800037
Jonathan Malvin Junior Sianipar 051001800065
Muhammad Mubaarak Alvian Aribowo 051001900068
Jeffel Fladico 051002000014
Annisah 051002000029
Samuel 051002000044
Muwris Ikhramullah 051002000079
Anggita Dewi Sihite 051002000087

Dosen Pembimibng :
Dr. Ir. Teddy W. Sudinda, M. Eng
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga saat ini
saya masih diberikan nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mengenai “Eksploitasi Air Tanah”.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr.
Ir. Teddy W. Sudinda, M.Eng. pada mata kuliah Air Tanah. Selain itu, laporanini juga bertujuan
untuk menambah wawasan mengenai Eksploitasi air tanah serta memberi informasi bagi
pembaca dan bagi penyusunnya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Teddy W. Sudinda, M.Eng. selaku
dosen Air Tanah yang telah memberi tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami mengenai penyelesaian dari masalah yang dihadapi lingkungan sekitar. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga dapat
menyelesaikan penyusunan laporan ini.

Selaku penyusun saya menyadari, bahwa dalam proses penyusunan laporan ini masih
jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusun, materi, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca untuk menjadi
acuan agar penyusunan bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

BAB 2 PEMBAHASAN 3

2.1 Pengertian Eksploitasi Tanah 3

2.2 Aspek Eksploitasi Tanah dalam Bidang Konstruksi 3

2.3 Faktor Eksploitasi Tanah dalam Bidang Konstruksi 4

2.4 Dampak Eksploitasi Tanah 5

2.5 Cara Mengatasi Dampak Eksploitasi Tanah 6

BAB 3 PENUTUP 8

3.1 Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan
ekosistem di bumi. Salah satu bentuk air yang vital adalah air tanah, yang terdapat di dalam
lapisan tanah dan batuan di bawah permukaan bumi. Air tanah memiliki peran yang sangat
besar dalam mendukung keberlanjutan kehidupan, seperti memenuhi kebutuhan air
minum, irigasi pertanian, dan industri.
Namun, saat ini, eksploitasi air tanah telah mencapai tingkat yang
mengkhawatirkan. Tingginya permintaan akan air tanah untuk memenuhi kebutuhan
manusia dan industri, terutama di daerah-daerah dengan pertumbuhan populasi yang cepat
dan perkembangan industri yang pesat, telah menyebabkan eksploitasi air tanah yang
berlebihan. Penyebab utama dari eksploitasi air tanah ini adalah pertumbuhan populasi
yang cepat, urbanisasi, dan perubahan pola konsumsi air.
Dampak dari eksploitasi air tanah yang berlebihan sangat serius. Salah satu
dampaknya adalah penurunan permukaan air tanah, yang dapat menyebabkan turunnya
tanah (subsiden) dan intrusi air laut ke dalam reservoir air tanah. Selain itu, eksploitasi air
tanah yang tidak terkendali juga dapat mengakibatkan penurunan kualitas air tanah akibat
pencemaran dan masalah kesehatan bagi manusia yang mengonsumsinya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami konsep eksploitasi air tanah,
penyebab-penyebabnya, serta dampak-dampaknya. Dengan pemahaman yang mendalam
tentang masalah ini, kita dapat mengembangkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk
melindungi dan mengelola sumber daya air tanah dengan bijaksana. Upaya-upaya
konservasi, pengelolaan yang berkelanjutan, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga keseimbangan ekosistem air tanah sangat diperlukan untuk memastikan
ketersediaan air bersih yang cukup untuk generasi-generasi mendatang.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka dapat dirumuskan masalah yang akan

dibahas pada makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan Eksploitasi Air Tanah?

2. Apa saja factor – factor eksploitasi tanah?

3. Apa dampak dari eksploitasi tanah dalam bidang konstruksi?

4. Bagaimana cara mengatasi dampak negative eksploitasi tanah dalam bidang

konstruksi?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dan mengetahui mengenai
Eksploitasi Tanah, aspek Eksploitasi Tanah, factor Eksploitasi Tanah, dampak
Eksploitasi Tanah, beserta Cara mengatasi dampak Eksploitasi Tanah.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Eksploitasi tanah merujuk pada penggunaan atau pemanfaatan tanah secara berlebihan atau
tidak berkelanjutan, biasanya untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti pertanian,
pembangunan, pertambangan, atau keperluan industri. Dalam konteks ini, eksploitasi tanah sering
kali mengacu pada penggunaan yang melebihi kapasitas regenerasi atau pemulihan tanah secara
alami, sehingga dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan berbagai aspek
kehidupan manusia.

2. Aspek Eksploitasi Tanah

Eksploitasi tanah dalam bidang konstruksi mencakup sejumlah tindakan dan praktik yang
terkait dengan penggunaan lahan untuk tujuan pembangunan dan infrastruktur. Berikut adalah
beberapa aspek eksploitasi tanah dalam konteks konstruksi:

• Pembangunan Bangunan: Proses pembangunan bangunan perumahan, komersial, atau


industri di atas lahan, yang melibatkan pembersihan lahan, perencanaan struktur, dan
konstruksi fisik.

• Infrastruktur: Pembangunan jalan, jembatan, terowongan, bendungan, rel kereta api, dan
fasilitas infrastruktur lainnya yang melibatkan penggunaan lahan yang signifikan.

• Galian Tanah: Pengerukan atau penggalian tanah untuk proyek konstruksi seperti dasar
fondasi bangunan, terowongan, atau jalan raya.

• Pengisian Tanah: Pengisian lahan rendah atau lahan rawa untuk memungkinkan
pembangunan di atasnya. Hal ini seringkali melibatkan penggunaan tanah dari tempat lain
untuk mengisi lahan yang akan dibangun.

• Penggusuran: Pemindahan penduduk atau bisnis yang ada di lahan yang akan digunakan
untuk proyek konstruksi. Ini sering kali menjadi kontroversial dan memerlukan
perencanaan yang cermat serta pemenuhan hak-hak warga yang terdampak.

• Reklamasi Lahan: Proses mengubah lahan yang sebelumnya tidak digunakan atau
terlantar menjadi lahan yang dapat digunakan kembali untuk proyek konstruksi.

• Pengelolaan Dampak Lingkungan: Ini melibatkan upaya untuk meminimalkan dampak


lingkungan dari proyek konstruksi, termasuk perlindungan sumber air tanah, pencegahan
erosi, pemantauan kualitas udara, dan pemulihan lahan setelah proyek selesai.

• Zonasi dan Perizinan: Pemerintah daerah biasanya mengatur penggunaan lahan dalam
konteks konstruksi melalui perizinan dan zonasi. Ini memastikan bahwa proyek-proyek
konstruksi sesuai dengan regulasi dan rencana tata ruang yang berlaku.

• Pengendalian Kerusakan Lingkungan: Praktik yang melibatkan pengendalian debu,


pencemaran air, dan pelestarian alam selama fase konstruksi untuk mengurangi dampak
negatifnya.

Eksploitasi tanah dalam konstruksi dapat memberikan manfaat ekonomi dan infrastruktur
yang signifikan, tetapi juga dapat berdampak negatif pada lingkungan, termasuk degradasi lahan
dan perubahan tata guna lahan. Oleh karena itu, praktik berkelanjutan dan perencanaan tata ruang
yang bijak sangat penting untuk meminimalkan dampak negatif dan mendukung keberlanjutan
lingkungan.

3. Factor Eksploitasi Tanah

Eksploitasi tanah dalam bidang konstruksi dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang memainkan
peran penting dalam perencanaan, pengelolaan, dan dampak dari proyek konstruksi. Beberapa
faktor utama yang memengaruhi eksploitasi tanah dalam konstruksi meliputi:

• Perizinan dan Regulasi: Persyaratan perizinan dan regulasi pemerintah daerah sangat
memengaruhi cara eksploitasi tanah dalam konstruksi. Hal ini mencakup zonasi,
persyaratan lingkungan, perencanaan tata ruang, dan peraturan bangunan yang harus
diikuti.
• Tujuan Konstruksi: Jenis proyek konstruksi yang akan dilakukan sangat memengaruhi
cara tanah dieksploitasi. Apakah itu pembangunan perumahan, jalan raya, infrastruktur
besar, atau proyek lainnya akan mempengaruhi permintaan terhadap jenis dan ukuran
lahan yang diperlukan.

• Ketersediaan Lahan: Ketersediaan lahan yang sesuai dan layak untuk proyek konstruksi
adalah faktor penting. Lahan yang cocok mungkin tidak selalu tersedia, dan ini bisa
mengarah pada pengisian lahan, penggusuran, atau penyesuaian proyek.

• Dampak Lingkungan: Dampak lingkungan dari proyek konstruksi merupakan


pertimbangan penting. Ini termasuk perlindungan habitat alami, sumber air tanah, mitigasi
erosi, dan pemulihan lahan setelah selesai.

• Aspek Sosial dan Politik: Faktor sosial dan politik, termasuk opini masyarakat lokal,
masalah penggusuran, dan dukungan dari pemerintah daerah, dapat memengaruhi
perencanaan dan pelaksanaan proyek.

• Keberlanjutan: Prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengembangan dan konstruksi


semakin penting. Ini melibatkan penggunaan bahan ramah lingkungan, teknologi
berkelanjutan, dan perencanaan yang mempertimbangkan masa depan.

• Kemampuan Finansial: Ketersediaan dana dan sumber daya finansial memainkan peran
penting dalam eksploitasi tanah dalam konstruksi. Proyek yang besar memerlukan
investasi yang substansial.

• Teknologi Konstruksi: Teknologi dan inovasi dalam konstruksi dapat memengaruhi cara
tanah digali, pembersihan lahan, dan efisiensi konstruksi.

• Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat memengaruhi proyek konstruksi, terutama dalam
konteks mitigasi banjir dan perubahan pola curah hujan.

• Aspek Ekonomi: Kondisi ekonomi, seperti permintaan properti dan kebijakan fiskal,
dapat memengaruhi sejauh mana konstruksi dilakukan dan jenis proyek yang dikerjakan.

Menggabungkan berbagai faktor ini dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi yang
bijak adalah kunci untuk mengurangi dampak negatif, mempromosikan keberlanjutan, dan
memenuhi persyaratan hukum dan regulasi yang berlaku

4. Dampak Ekploitasi Tanah

Eksploitasi tanah yang tidak terkelola dengan baik dapat memiliki dampak serius terhadap
proyek konstruksi. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:

• Penurunan Kekuatan Tanah:

Eksplotasi tanah yang berlebihan atau penggunaan tanah yang tidak sesuai dapat
menyebabkan penurunan kekuatan tanah di lokasi proyek konstruksi. Hal ini dapat menyulitkan
pembangunan struktur yang stabil dan aman.

• Risiko Longsor Tanah:

Eksploitasi tanah yang tidak terkendali, terutama di daerah lereng atau tanah yang tidak
stabil, dapat meningkatkan risiko longsor tanah. Ini dapat membahayakan pekerja konstruksi
dan merusak proyek konstruksi.

• Penurunan Air Tanah (Subsidence):

Pengambilan air tanah yang berlebihan untuk keperluan konstruksi atau pembangunan
dapat menyebabkan penurunan air tanah, yang dapat mengakibatkan penurunan tanah atau
keruntuhan di permukaan tanah.

• Masalah Drainase:

Perubahan tata guna lahan atau perubahan struktur tanah akibat eksploitasi dapat
memengaruhi pola drainase alami. Ini dapat menyebabkan masalah drainase yang dapat
merusak struktur konstruksi dan mengakibatkan genangan air.
• Perubahan dalam Kondisi Geoteknik:

Eksplotasi tanah dapat mengubah karakteristik geoteknik di lokasi proyek konstruksi.


Ini dapat mempengaruhi desain fondasi dan struktur tanah di sekitarnya.

• Dekompresi Tanah:

Proses konstruksi yang melibatkan penggalian tanah atau pemadatan tanah dapat
menyebabkan dekompresi tanah. Hal ini dapat memicu penurunan permukaan tanah dan
kerusakan infrastruktur yang ada.

• Konflik Sumber Daya:

Proyek konstruksi yang memerlukan luas tanah yang besar atau berada di daerah dengan
penggunaan lahan yang bersaing dapat menyebabkan konflik sumber daya dan masalah hukum.

• Peningkatan Risiko Bencana Alam:

Perubahan tanah yang diakibatkan oleh eksploitasi dapat meningkatkan risiko bencana
alam seperti tanah longsor atau banjir, terutama jika proyek konstruksi tidak
mempertimbangkan faktor-faktor geoteknik dengan baik.

• Keterbatasan Sumber Daya Tanah:

Eksplotasi tanah yang tidak berkelanjutan dapat mengakibatkan kehilangan tanah yang
mungkin berfungsi sebagai sumber daya alami atau lahan pertanian. Hal ini dapat
berdampak pada keberlanjutan dan ketahanan pangan.

• Pencemaran Tanah:

Praktik konstruksi yang tidak ramah lingkungan, seperti pembuangan limbah atau
bahan berbahaya, dapat menyebabkan pencemaran tanah di sekitar area proyek
konstruksi.
Penting untuk melakukan studi geoteknik yang menyeluruh dan menyusun
perencanaan konstruksi yang memperhitungkan karakteristik tanah dan dampak
eksploitasi. Pengelolaan lingkungan dan pemantauan terus-menerus selama dan setelah
proyek konstruksi juga diperlukan untuk meminimalkan dampak negatif.

5. Cara Mengatasi Dampak Eksploitasi Tanah pada bidang Konstruksi

Mengatasi dampak eksploitasi tanah pada bidang konstruksi memerlukan tindakan yang hati-
hati dan solusi yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi dampak
eksploitasi tanah dalam konteks proyek konstruksi.

• Evaluasi Dampak Lingkungan (EIA):

Melakukan Evaluasi Dampak Lingkungan (EIA) sebelum memulai proyek konstruksi untuk
mengidentifikasi potensi dampak pada tanah dan lingkungan sekitarnya. EIA membantu dalam
mengambil langkah-langkah pencegahan dan mitigasi.

• Pemilihan Lokasi yang Bijaksana:

Memilih lokasi konstruksi yang tidak mengganggu ekosistem alami yang penting, seperti
hutan atau lahan basah. Pemilihan lokasi yang bijaksana dapat membantu mengurangi dampak
eksploitasi tanah.

• Praktik Konstruksi Berkelanjutan:

Menerapkan praktik konstruksi berkelanjutan, termasuk penggunaan bahan bangunan ramah


lingkungan, teknologi hijau, dan desain yang meminimalkan kerusakan terhadap tanah.

• Pemulihan Lahan (Land Reclamation):

Melakukan pemulihan lahan setelah selesainya proyek konstruksi, termasuk revegetasi dan
reforestasi area yang terdampak untuk mengembalikan ekosistem dan fungsi tanah.
• Pengelolaan Air Hujan yang Efisien:

Menerapkan sistem pengelolaan air hujan yang efisien, seperti taman hujan atau sistem
penampungan air, untuk mengurangi aliran air yang dapat menyebabkan erosi dan degradasi
tanah.

• Teknik Konstruksi Tanpa Galian:

Menggunakan teknik konstruksi tanpa galian atau teknologi bor tanah yang minim invasif
untuk mengurangi gangguan terhadap struktur tanah alami.

• Penggunaan Fondasi yang Ramah Lingkungan:

Memilih dan merancang fondasi yang sesuai dengan karakteristik tanah di lokasi proyek
untuk meminimalkan dampak terhadap stabilitas tanah.

• Manajemen Limbah Konstruksi:

Mengelola limbah konstruksi dengan baik, mendaur ulang bahan-bahan bekas, dan
meminimalkan pembuangan limbah yang dapat mencemari tanah.

• Penerapan Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle):

Menerapkan prinsip 3R untuk mengurangi jumlah limbah konstruksi, dengan cara


mengurangi penggunaan bahan, mendaur ulang material, dan memanfaatkan kembali bahan
bekas.

• Pemantauan Lingkungan Secara Terus-Menerus:

Melakukan pemantauan lingkungan secara terus-menerus selama dan setelah proyek


konstruksi untuk memastikan bahwa dampaknya terkendali dan dapat diatasi dengan cepat.
• Pemahaman Budaya dan Sosial Lokal:

Memahami nilai-nilai budaya dan sosial lokal serta melibatkan masyarakat setempat dalam
proses perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi agar dapat mengurangi potensi konflik.

• Pengembangan Proyek Berkelanjutan:

Mengembangkan proyek konstruksi yang memprioritaskan aspek-aspek keberlanjutan,


seperti penggunaan energi terbarukan, desain yang hemat air, dan pengurangan dampak
lingkungan.

• Kolaborasi dengan Pihak Terkait:

Melibatkan pihak terkait, termasuk pemerintah, komunitas setempat, dan organisasi


lingkungan, dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan proyek untuk memastikan
keberlanjutan dan penerimaan masyarakat.

Penerapan langkah-langkah ini tidak hanya membantu mengatasi dampak eksploitasi tanah
pada proyek konstruksi tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan.
Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan pembangunan dan pelestarian
lingkungan serta sumber daya alam.
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

Eksploitatasi sumber daya alam secara berlebih-lebihan tanpa memperhatikan aspek


peran dan fungsi ala mini terhadap lingkungan dapat mendatangkan berbagai macam bencana
alam seperti tanah longsor, banjir, kabut asap, pemanasan global hingga bencana lumpur panas
yang sangat merugikan masyarakat.

Bencana tanah longsor disebabkan oleh penggundulan oleh penggundulan yang


dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian Hutan. Bencana banjir
yang selalu terjadi setiap tahun hamper di seluruh wilayah Indonesia disebabkan oleh pola
tingkah manusia yang membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan rusaknya tata
guna lahan dan air. Tata guna lahan dan air menyebabkan laju erosi dan frekuensi banjir
meningkat.

Eksploitasi hutan di daerah hulu, yang dapat menghilangkan fungsi hutan di daerah hulu
sebagai penutup lahan terhadap tumpahan air hujan dan penghambat kecepatan aliran
permukaan juga dapat menyebabkan banjir. Pembangunan dan penataan sarana-sarana fisik
yang tidak teratur dan penggunaan lahan yang tidak seimbang di kota-kota besar seperti Jakarta
merupakan salah satu sebab ibukota negara ini tidak pernah absen dari bencana banjir. Contoh:
Tidak diperhatikannya aspek drainase, banyaknya bangunan di bantaran Sungai, berubahnya
funsi lahan dan lain-lain.
Saran

Berdasarkan pemaparan materi diatas, Eksploitasi Tanah harus ditanggulangi dengan baik.
penanggulangan eksploitasi tanah dapat dilakukan dengan cara pemulihan lahan, pemilihan
lokasi yang bijaksana, melakukan pemulihan lahan setelah selesainya proyek konstruksi,
termasuk revegetasi dan reforestasi area yang terdampak untuk mengembalikan ekosistem dan
fungsi tanah, pemerintah dan Masyarakat harus optimal dalam pengawasan dan penanganan
dampak negative eksploitasi tanah yang dapat berdampak ke lingkungan sekitar.

Daftar Pustaka

https://www.researchgate.net/publication/356695497_Teknik_Pendugaan_Eksploitasi_Airtanah

https://jts.itp.ac.id/index.php/jts/article/download/49/718/1675

https://media.neliti.com/media/publications/21605-ID-eksplorasi-air-tanah-di-jakarta.pdf

Anda mungkin juga menyukai