PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
B. PEMBAHASAN
pasien Tn.WW dan Tn.SP dengan Pre apendiksitis akut dan Post
1. Pengkajian Keperawatan
pasien 1 dilakukan pada tanggal 26 Mei 2017 pada pukul 10.00 wita,
pengkajian Post pada pasien 1 dilakukan pada tanggal 27 Mei 2017 pada
pukul 11.00 Wita dan pengkajian pre pada pasien 2 di lakuakan pada
tanggal 01 Mei 2017 pada pukul 10.00 Wita, pengkajian post pada pasien
2 di lakuakan pada tanggal 02 Mei 2017 pada pukul 11.30 Wita dengan
2 Pre op Apendiksitis
Akut DS: DS:
DS:
- -
1. Mual,
muntah,
kembung - -
2. Tidak nafsu
makan
- -
3. Diare atau
konstipasi
DO: DO:
DO:
- -
1. Takhikardi,
takipnea
- -
2. Demam(37,50
C-38,50C)
(Nursalam,2008)
3 Post op apendiktomi
DS: DS:
DS:
1. Lemas - -
2. Haus - -
3. Mual, - -
kembung
1. Selaput -
-
mukosa
kering.
(Nursalam,2008)
124
dan 2. Menurut wijaya & putri, (2013) kejadian apendiksitis paling sering
terjadi pada umur 20 – 30 tahun. Jadi jika dilihat dari umur pasien 1 dan 2
dan dibandingkan dengan teori masih dalam rentang umur yang berisiko
mengalami apendiksitis.
yang di rasakan pasien 1 dan 2 yaitu mual, muntah, tidak terjadi karena
mual adalah gejala awal dari pusat muntah yang di sebabkan implus yang
rangsangan pada pusat muntah akibat gangguan otak sendiri. mual dan
keadaan dimana vasa dari suatu saluran terjepit sehingga terjadi hipoksia
jaringan sampai anoksia jaringan. perut kembung tidak terjadi karena perut
pencernaan akibat udara yang di telan, hal ini tidak terjadi pada pasien 1
Data subjektif pre berdasarkan tabel di atas di peroleh data secara teori
yaitu penurunan nafsu makan tidak terjadi karena tidak nafsu makan
penurunan nafsu makan pada lambung dan saluran cerna. (Diyono, &
mulyani, 2013)
rasakan pasien 1 dan 2 yaitu Diare atau konstipasi tidak terjadi karena diare
mengalami peritonitis maka baru ada Takhikardi dan Takipnea. ( wijaya &
putri, 2013)
pasien 1 dan 2 yaitu Demam tidak terjadi, demam terjadi jika apendiksitis
berobat ke klinik, saat pengkajian suhu tubuh pasien normal yaitu 36o C.
126
bahwa secara teori haus terjadi sedangkan keluhan yang di rasakan pasien
1 dan 2 yaitu haus tidak terjadi karena haus terjadi jika mengalami
peroleh data bahwa secara teori selaput mukosa bibir kering terjadi
kering tidak terjadi karena selaput mukosa kering terjadi jika di temukan
(almatsier,2009)
2. Diagnosa
(Nursalam, M. 2008).
Post op apendiktomi
1. Risiko terhadap infeksi
1.Nyeri akut 1.Nyeri akut
berhubungan dengan berhubungan dengan
berhubungan dengan
tempat masuknya trauma jaringan dan
trauma jaringan dan
organisme sekunder spasme otot refleks
spasme otot refleks
terhadap pembedahan. akibat operasi.
akibat operasi.
2. Nyeri akut berhubungan 2. Hambatan mobilitas 2. Hambatan mobilitas
dengan trauma jaringan fisik berhubungan fisik berhubungan
dan spasme otot refleks dengan nyeri dengan nyeri
akibat operasi. 3.Risiko terhadap 3.Risiko terhadap
3. Hambatan mobilitas fisik infeksi berhubungan infeksi berhubungan
berhubungan dengan dengan tempat dengan tempat
nyeri. masuknya masuknya
4. Risiko tinggi terhadap organisme sekunder organisme sekunder
kekurangan volume cairan terhadap terhadap
berhubungan dengan pembedahan pembedahan
pembatasan pasca operasi.
Doenges.M.E., 2012)
masalah keperawatan yang ada pada kasus pasien 1 dan 2 yaitu: nyeri akut,
dan ansietas, dan 1 masalah keperawatan yang muncul pada pasien yang
tidak sesuai dengan teori adalah pk infeksi, karena data yang di temukan
pada pasien 1 dan 2 adalah WBC meningkat, WBC pada pasien 1 adalah
16.0 10^3/ul, WBC pasien 2 adalah 19,3 10^3/ul. Kemudian masalah yang
tidak muncul pada pasien 1 dan 2 adalah 5 diagnosa keperawatan lagi tidak
1 dan 2 makan bubur dan habis 1 porsi tetapi untuk tindakan operasi
keesokan harinya pasien di puasakan dari pukul 24.00 wita, maka tidak di
pengkajian suhu tubuh pasien 1 normal yaitu 36,4 oC, pasien 2 36,3oC dan
tidak ada lender dan darah, bising usus pasien 1: 6x/menit, pasien 2:
lembek,warna kuning,bau khas feses, tidak ada lender dan darah, bising
usus pasien 1: 6x/menit, pasien 2: 7x/menit, maka dari itu penulis tidak
masalah keperawatan yang ada pada kasus pasien 1 dan 2 yaitu: nyeri akut,
keperawatan lagi tidak ditemukan pada kasus yaitu : resiko tinggi terhadap
operasi, karena pendarahan pada luka pasien tidak terjadi dan asupan cairan
baik oral dan parentral dapat terpenuhi dengan baik, pasien sudah
4. Perencanaan
Pada pre operasi pasien Tn.WW dan Tn. SP masalah keperawatan nyeri akut
menjadi prioritas utama karena skala nyeri yang dirasakan pasien pertama
adalah 5 (nyeri sedang) dan pasien kedua adalah 6 ( sedang) dari 0-10 skala
pemberian obat pada pasien 1 dan 2 berbeda karena tergantung pada dokter
dan tergantung keluha pasien, Selain itu pemilihan antinyeri pada pasien 1
Pada post operasi pasien Tn. WW dan Tn. SP dilihat dari keluhan yang
dirasakan oleh pasien menjadi nyeri akut prioritas utama karena nyeri yang
dirasakan oleh pasien pertama termasuk skala nyeri sedang (skala 4) dan
pasien kedua skala nyeri sedang (skala 5) jika tidak ditanggulangi akan
karena masalah ini sudah aktual dan apabila tidak ditanggulangi pasien tidak
terdapat luka post operasi pada perut kanan bawah sepanjang 13 cm, jumlah
jahitan 15, kondisi luka kering,tidak ada kemerahan, tidak ada bengkak
tertutup hepafik dan gaas seteril serta terpasang alat-alat medis seperti infuse
Pemeriksaan laboratoium WBC karena secara klinis pasien stabil dan tidak
keperawatan pada pasien pre dan post oprasi yang dipilih untuk mengatasi
rasa nyaman nyeri adalah, kaji lokasi nyeri, intervensi skala nyeri 0-10 serta
Pasien 1 skala nyeri pre adalah 5,(sedang) di pos operasi 4 (sedang) dan
keperawatan pre dan post operasi yang dihubungkan dengan keluhan pasien.
133
4. Pelaksanaan
baik, hal ini dapat di buktikan dengan kondisi pasien yang mengalami
bisa dilakukan karena keterbatasan dari jadwal dinas yang hanya 8 jam
yang bertugas pada shift berikutnya dimana tujuan dari perencanaan ini
tidak ada instruksi dari dokter. Observasi tanda-tanda vital pada rencana
keperawatan.
134
Selain itu ada beberapa rencana yang tidak dapat penulis lakukan
catatan perkembangan pasien yang membaik dari hari ke hari. Semua ini
mahasiswa praktek, perawat, dan tim kesehatan lainnya serta pasien dan
5. Evaluasi
ruang Bima RSUD Sanjiwani Gianyar, tanggal 26-29 Mei 2017 dan
dilaksanakan disini adalah evaluasi tiap hari atau evaluasi formatif dan
setiap harinya.
135
Pada pre operasi pasien Tn.WW dan Tn. SP dari tiga masalah yang
dan 1 masalah tidak terjadi. dengan diagnose nyeri akut yang dilakukan
Pada post operasi pasien Tn.WW dan Tn. SP dari tiga masalah
keperawatan yang muncul pada kasus, tiga masalah teratasi yaitu: nyeri