J. Bab Ii
J. Bab Ii
BAB II
TINJAUANPUSTAKA MENGENAI ADMINISTRASI NEGARA,
OTONOMI DAERAH, PENGAWASAN DAN PEDAGANG KAKI LIMA
Hukum Administrasi Negara merupakan salah satu mata kuliah wajib pada
studi hukum, Hukum Administrasi Negara merupakan salah satu cabang atau
studi Ilmu Administrasi, merupakan mata kuliah bahasan khusus tentang salah
satu aspek dari administrasi, yakni bahasan mengenai aspek hukum dari
itu bagi yang tidak mematuhi ketentuan-ketentuan tentang izin bangunan dapat
sejumlah ketentuan pidana (in cauda venenum secara harfiah berarti ada racun di
7
Diana Halim Koentjoro, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004,
hlm.18
18
ekor/buntut) 8. Hukum menurut isinya dapat dibagi dalam Hukum Privat dan
Hukum Publik. Hukum Privat (hukum sipil), yaitu hukum yang mengatur
hubungan-hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain, dengan
Negara), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat
yang termasuk dalam hukum publik ini salah satunya adalah Hukum Administrasi
Negara.
pada awalnya menjadi suatu kesatuan dengan Hukum Tata Negara dengan nama
muda jika dibandingkan dengan hukum perdata dan hukum pidana (het
8
W.F. Prins dan Kosim Adisapoetra, Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara, Pradnya
Paramita, Jakarta, 1983, hlm.3
9
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, hlm. 17.
19
bestuursrecht een vormt in vergelijking tot het privaatrecht en het strafrecht een
program, budget, dan instruksi secara nyata, umum, individual. Produk yang
a. Penetapan (Beschikking)
c. Pelayanan Masyarakat
secara garis besar bersifat luas dan memiliki arti yang sangat penting, tidak
hanya bagi para Pejabat Administrasi Negara yang menjalankan tugas dan
10
Prayudi Atmosudirjo, 1981, Hukumm Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta,
20
lembaga legislative, juga ada peraturan- peraturan yang dibuat secara mandiri
2. Tugas-Tugas Pemerintah
jelas pemerintah adalah pelaksana dalam suatu Negara. Adapun tugas Pemerintah
mengetahui secara informasi dan komunikasi apa yang terdapat dalam dan
undang.
kesehatan masyarakat).
hlm. 12.
21
adalah tugas yang bersifat terus menerus dan terancang baik teori dan konsep,
dalam artian sudah lama ada dan terus menerus mengalami perkembangan sejak
berdirinya negara Indonesia. Terdapat dua istilah di Belanda mengenai hukum ini
tugas dan wewenang Lembaga Negara (Administrasi Negara) baik ditingkat pusat
Perbedaan bidang hukum administrasi khusus adalah hal yang logis, karena
dan khusus menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari. Munculnya hukum
keterangan tersebut tampak bahwa bidang Hukum Administrasi Negara itu sangat
luas, sehingga tidak dapat ditentukan secara tegas ruang lingkupnya. Khusus bagi
B. Pemerintahan Daerah
(KBBI) berarti bahwa hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan
yang berlaku 11. Pengertian ini ternyata tidak berbeda dengan Pasal 1 huruf c UU
No. 23 Tahun 2014: “otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban
daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan
11
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Balai Pustaka, Jakarta, 2001, hlm 805
23
makna pemerintahan sendiri. Kata “otonomi” berasal dari kata “otonom” yang
dan daerah otonom. Kedua, kelompok sosial yang memiliki hak dan kekuasaan
sendiri dapat mengurus rumah tangga daerahnya. Untuk mengurus rumah tangga
daerah tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: Pertama, membuat
unsur “kewenangan untuk mengatur” atau dengan kata lain terkandung juga
pengertian kemandirian.
1. Hak;
2. Wewenang;
12
R.D.H. Koesomahatmadja, Pengantar Ke Arah Sistem Pemerintahan Daerah
di Indonesia, Penerbit Bina Cipta, Bandung, 1979, hlm 16
24
otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI.
wewenang atau kekuasaan dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi kepada
atau negara. Dengan desentralisasi maka akan berkurangnya sebagian atau seluruh
ayat (1) UU No. 23 Tahun 2014 mengatur bahwa “Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan daerah Provinsi dibagi atas
sebagainya 14.
13
Juli Panglima Siragih, Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah Dalam
otonomi, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, hlm 40
14
Yuswanto, Hukum Desentralisasi Keuangan, Penerbit Raja Grafindo Persada,
25
Kabupaten/Kota diatur dalam Pasal 14 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2014, yang
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam Pasal 7 ayat (2) huruf k PP No. 38
saing daerah.
Prinsip otonomi daerah yang dianut oleh UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah adalah otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung
jawab. Dengan prinsip otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab, maka
evaluasi.
di daerah.
didasarkan pada satu pembagian yang berdasarkan pada tiga kriteria yaitu
Dengan sistem otonomi luas, UU No. 23 Tahun 2014 menentukan apa yang
Tahun 2007.
Pemerintah ini.
perangkat daerah.
Dua urusan dalam Perda kewenangan daerah adalah urusan wajib dan
pilihan. Berdasarkan Pasal 7 PP No. 38 Tahun 2007 yang dimaksud urusan wajib
28
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan.
Salah satu yang menjadi urusan wajib bagi pemerintah adalah bidang
C. Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan
apapun menjadi mutlak dilakukan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh G.R.
(controlling)
kata Bahasa Indonesia, Pengawasan berasal dari kata awas yang artinya
memperhatikan baik-baik, dalam arti melihat sesuatu dengan cermat dan seksama,
29
tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi laporan berdasarkan kenyataan yang
pengawasan adalah suatu bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang
yang dibebankan kepada aparat pelaksana dengan standar yang telah ditetapkan
dalam suatu rencana yang sistematis dengan tindakan kooperatif serta korektif
dan kegiatan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak. Pengertian
sistematis sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan
tentang apa yang harus dikerjakan agar apa yang diselenggarakan sejalan dengan
rencana 18.
15
Bohari, S.H.1992. Pengawasan Keuangan Negara. Jakarta : Rajawali Pers. Hlm 3
16
Sujanto. Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan. Ghalia Indonesia. 1986. Hlm 2.
17 Nurmayani, S.H., M.H. 2009. Hukum Administrasi Daerah, Bandar Lampung : Universitas
Lampung. Hlm. 8.
18
Ibid. Nurmayani. Hlm 82
19 Saiful Anwar. Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara. Glora Madani Press. 2004. Hal. 127
30
bahwa:
dilakukan oleh pihak yang lebih tinggi kepada pihak dibawahnya dalam
laporan pelaksanaan.
2. Fungsi Pengawasan
yang dibebankan kepada aparat pelaksana dengan standar yang telah ditetapkan
20
Ibid. Nurmayani. Hlm 82
21 Soewarno Handayadiningrat. 1981. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 145
31
jawab dari seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan. Dengan
begitu tercipta kondisi yang kondusif dalam bekerja dan penyimpangan yang
3. Tujuan Pengawasan
yang dilakukan oleh seseorang atau suatu badan dalam menjalankan tugasnya
sesuai ketentuan yang telah ditetapkan serta untuk memahami apa yang
yang digariskan
22
Soekarno K. 1965. Dasar-Dasar Management. Firma Tekad. Hlm 27
32
efisien
perbaikan.
kaitannya dengan pelaksanaan suatu kegiatan. Berkaitan dengan hal ini Malayu
sistematis, maka dalam hal ini berarti proses pengawasan dilakukan dengan
b. Mengukur pelaksanaan;
yang sedang dijalankan, yaitu dengan cara mengamati, meneliti, memeriksa dan
langsung sangat mungkin dilakukan apabila tingkat kualitas para pimpinan dan
24
Ibid. Hasibuan Malayu. Hlm 246
34
Tujuan dari pengawasan tidak langsung ini adalah untuk melihat dan
Pedagang kaki lima, atau yang sering disebut PKL merupakan sebuah
perlintasan jalan raya. Dilihat dari sejarahnya di Indonesia, PKL sudah ada sejak
setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk para
pedestrian atau pejalan kaki (sekarang ini disebut dengan trotoar). Lebar ruas
untuk sarana bagi para pejalan kaki atau trotoar ini adalah lima kaki.
Pemerintahan pada waktu itu juga menghimbau agar sebelah luar dari trotoar
diberi ruang yang agak lebar atau agak jauh dari pemukiman penduduk. Ruang ini
Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut
demikian karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah
dua kaki pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak (yang sebenarnya adalah tiga
roda atau dua roda dan satu kaki). Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk
dan resapan air. Dengan adanya tempat atau ruang yang agak lebar itu
sebagai tempat untuk berjualan, sehingga mengundang para pejalan kaki yang
Berawal dari situ maka Pemerintahan Kolonial Belanda menyebut mereka sebagai
Pedagang Lima Kaki (buah pikiran dari pedagang yang berjualan di area pinggir
perlintasan para pejalan kaki atau trotoar yang mempunyai lebar Lima Kaki) dan
menjajakan barang dengan harga miring/murah. Dengan kata lain di satu sisi
Menurut Pena (1999), terdapat tiga pilihan mengatasi PKL, pertama, negara
harus menjadi kunci dalam mengatur PKL, karena keberadaan negara sangat
pernah selesai dari waktu ke waktu. Untuk mengatasi dampak negatif yang
pihak pemerintah (selaku regulator) dengan pihak PKL itu sendiri. Artinya, sikap
pemerintah sudah seharusnya tidak anti PKL dan lebih bertindak persuasif,
yang perlu dirumuskan dalam suatu strategi kebijakan penanganan PKL, sehingga
(1991), antara lain : (1) sebagian pekerja dalam sektor ini tidak termasuk dalam
kelompok usia kerja 25-50 tahun, kebanyakan wanita dan berpendidikan rendah;
(2) tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa sektor ini memainkan peranan
penting untuk melicinkan jalan masuk ke pasar tenaga kerja di kota bagi
pendatang; (3) rendahnya penghasilan yang dipengaruhi oleh jenis usaha, namun
penghasilan mereka cukup bervariasi, dan belum ada bukti bahwa penghasilannya
secara menyeluruh lebih rendah daripada pekerja formal; (4) tidak diketahui
berapa banyak orang dalam sektor ini, yang mengalami mobilitas dan peningkatan
penghasilannya.
tempat lain yang bukan miliknya (Perda DKI Jakarta No : 5 Tahun 1978).
37
pemerintah daerah antara lain badan jalan, trotoar, saluran air, jalur hijau,
Tahun 2007).
Mikro, Kecil Dan Menengah, PKL masuk dalam kelompok usaha mikro. Usaha
mikro sesuai pasal 6 ayat 1 mempunyai pengertian usaha produktif milik orang
berikut :
1. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
dan migran (pendatang) dengan jumlah anggota rumah tangga yang besar.
untuk tidak berdagang dalam waktu lama karena penghasilan yang diperoleh
sangat bergantung pada hasil dagangan harian. Artinya faktor kesehatan mereka
mendorong PKL untuk cenderung hidup hemat dan harus memanfaatkan waktu
luang untuk kegiatan produktif. Mereka tidak boleh mengambil resiko dengan
hidup royal dan santai. Khususnya PKL pendatang, penghasilan yang diperoleh
pada kaitan-kaitan horisontal dan vertikal yang ada, yaitu penjual atas komisi
(penjual koran, es krim, dsb) dan penjual yang ketergantungan (PKL yang
tergantung pada pemberi kredit/kios). Banyak PKL yang tidak lebih sebagai
karyawan tidak terikat dari perusahaan besar. Mereka bekerja untuk memperoleh
39
resiko dalam kegiatan-kegiatan yang tidak stabil dan kadang-kadang ilegal (tidak
kesempatan kerja melalui jaminan sosial, jaminan pekerjaan, dan peraturan upah
minimum.
modal pedagang, seperti makanan dan minuman, rokok, ikan hias, bunga, buah-
barang dagangan dijual dengan harga lebih murah dibandingkan dengan toko-toko
besar atau pusat perbelanjaan. Produk yang dijual bisa berasal dari olahan sendiri,
home industri ataupun buatan pabrik/industri besar. Artinya ada keterkaitan antara
PKL selaku pedagang informal dengan perusahaan besar yang berstatus formal,
seperti perusahaan rokok, coca cola,aqua dan teh botol. PKL menjadi ujung
tombak penjualan produk-produk pabrikan ini, meskipun mereka para PKL bukan
kantung kumuh kota dengan cara menyewa/kontrak bersama rekan, kerabat yang
kaki lima merupakan unit usaha dagang yang berskala kecil yang mendistrikan
barang dengan tujuan pokok menciptakan kesempatan dan pendapatan bagi diri
sendiri dan dalam usahanya ini dibatasi berbagai faktor pengetahuan atau
lima adalah pedagang eceran bermodal kecil, berpendapatan rendah dan berjualan
ditempat – tempat umum seperti emperan toko, tepi – tepi jalan, di taman – taman,
yang sah dilakukan secara tidak tetap dengan kemampuan yang terbatas serta
berlokasi di tempat - tempat umum atau pusat-pusat kosmetik dan tidak memiliki
produktif.
Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut
demikian karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah
dua kaki pedagang ditambah tiga kaki gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda
atau dua roda dan satu kaki). Pengertian pedagang kaki lima secara harfiah juga
masih rancu, karena obyeknya tidak jelas. Seorang pedagang adalah spesialis
dalam berniaga untuk barang dagangan tertentu. Ada pedagang kain, pedagang