Adoc - Pub - Romansa Dan Ketiga Antara Akukamu Dia Dan Mereka
Adoc - Pub - Romansa Dan Ketiga Antara Akukamu Dia Dan Mereka
1
PROLOG
2
“Nasi goreng, Tante” jawab Firda.
3
CHAPTER 1
Jomblo
Dan
Nama
4
Sebelumnya, kenalin dulu. Nama aku Arif, jomblo
selama 17 Tahun. Oke oke, aku ulangi. Nama aku
Arif, JOMBLO 17 Tahun, Jomblo 17 tahun. Kurasa
sudah cukup puas ketawanya.
5
pertama lewat depan rumahnya saja sudah
seneng banget.
6
Ku tarik kursi yang ku pake saat itu dan berhenti
tepat di deket mejanya Intan. Senyumnya
menyapa, dan langsung membuat dag-dig-dug.
Stop, tahan tahan. Nggak boleh sampek ketahuan
ya.
7
“Kamu masukkan ini sebagai variabelnya, lalu
kalikan dengan ini itu dan bla bla bla” jelas dia
dengan panjangnya.
8
Hubunganku dengannya begitu dekat, dekat
banget. Namun, hanya pas lagi chating aja.
Begitu ketemu, ya biasa biasa saja. Problematika
klasik yang sering terjadi di kalangan muda saat
ini. Saat itu, di bulan Desember, dia punya pacar
namanya Agung. Dia sering curhat ke aku soal
percakapannya dengan Agung ini.
9
“Mungkin itu modus darinya buat ajak kamu
ciuman” jawabku, meski agak kesel karena bahas
pacarnya sih. “Eh, tapi katanya, dulu Agung
waktu SMP juga satu sekolahan sama kayak kamu
kamuh, Rif. Dia juga tahu kamu kata e dulu”
lanjutnya.
“Kelas C dia”
10
kedua. Jadi cukup dekat untukku kalau mau
godain dia.
11
“iya deh. Ntar kalo dah putus, kamu nembak aku,
tak terima. Hahaha” jawabnya dengan sindiran
halusnya mengenai pernyataan cintaku
sebelumnya.
12
Ntah waktu itu kita lagi ngobrolin apa. Tiba-tiba
aku selingin aja di obrolan itu “Nov, pacaran yuk”
dengan ekspresi harap harap cemas, namun tetap
stay cool.
13
CHAPTER 2
Romansa
Dan
Pertama
14
Dan mulai dari ini, masa Jomblo aku selama 17
tahun berakhir. Terima kasih untuk Novia yang
telah membebaskanku dari masa masa yang
ngenes tersebut.
15
yang tanya ke aku biasanya soal materi materi
tersebut.
16
paling deket ya sama Badaar dan Janu ini. Karena
waktu sekripsian sih, sama mereka berdua ini.
17
“Wes sabar wae,mending golek anime aeh iki
kamuh. Ta dulinan game wae.” Jawabku.
18
senin itu jadwalnya Novia libur. Waktunya apel
mingguan.
19
Tapi untungnya aja, setiap kali nunggu bemo
penuh, selalu ada hiburan kecil - kecilan dari
pengamen jalanan yang suaranya kadang merdu,
kadang juga kagak bisa didengerin lagunya. Tapi
terima kasih untuk para pengamen, karena tanpa
kalian, menunggu bemo penuh akan terasa begitu
membosankan.
20
“Nov... Novi...” panggilku. “Sebentar!!” suaranya
dari dalam kamarnya. Mungkin lagi beres-beres.
21
“Punya film apa?” tanya dia pecah keheningan.
22
Dua jam lebih sudah berlalu sejak kita berdua
ngobrol di kamarnya. Adzan Ashar sudah
berkumandang. Tandanya waktunya buatku
pulang sebelum kehabisan bemo nantinya. Dia
antar aku sampek di depan rumah kos-kosan
tersebut. Tak lupa aku juga pamitan ke ibu kos
yang selalu stay di warungnya.
23
mengobrol saja. Tanpa terasa, satu jam
perjalanan terlewati, akhirnya sampai juga di
tujuan. Memang dari kos-kosan jaraknya cukup
jauh sih.
“Yaudah, nanti kita liat liat aja dulu. Sapa tau aja
lagi ada promo” jelasku. “Iya yank”
24
“Eh, tanya tanya o ke mas itu. Kan kamu yang
ngerti soal beginian” Bisik dia ke telingaku.
25
“Wah mas, yang putih nggak ada. Hanya ada
yang warna hitam ini saja”
26
CHAPTER 3
Romansa, Kado,
dan
Pekerjaan
27
Satu bulan sebelum Nova pergi ke Surabaya, dia
ajak aku untuk ketemuan. Kebetulan waktu itu
lagi liburan di kampung halaman, dan lagi jalan
jalan sama temenku. Dia ajak ketemuan di
pinggir jalan raya, di daerah kampungnya.
28
“Loh kado buat apaan?” pasang muka
kebingungan.
29
potongan kerupuknya sebagai toping penghisan
mangkuk tersebut. Aroma sedap semakin terasa
dan membuat perut semakin keroncongan.
30
“Tapi kayak e sih isinya baju deh” tebakku.
31
sewaktu bersih-bersih kamar tanpa
sepengetahuanku dulu.
32
Di bulan ketiga, ada Job Fair di Magistra. Dimana
banyak perusahaan yang datang kesana untuk
menawarkan pekerjaan kepada Mahasiswa disitu.
Dari situ, aku dapet pekerjaan jadi seorang sales
yang menawarkan produk elektronik rumah
tangga.
33
Keraguan semakin tumbuh, seiring berjalannya
waktu. Teman-temannya mulai bilang ke Novia,
kalau aku keliatan nggak bahagia bersamanya. Ini
merupakan hal yang berbahaya, bahaya banget.
34
“Itu, cowok yang biasanya ke tempat kerjaku,
yang pernah suka sama aku itu. Sama pacarnya
Mbak Silvia juga”
“Iya, kenapa?”
35
tenggorokan. Mungkin penyakitku yang kambuh
lagi, persis sakitnya seperti waktu aku masih
belum kerja disini. Cuma kali ini, jauh lebih terasa
sakit, gitu aja.
36
Akhirnya satu bulan terlewati di Bali. Lalu kita
semua pindah Roadshow ke Surabaya, di East
Coast Mall. Disini aku punya kabar baik dan kabar
buruk. Kabar buruknya, satu minggu setelah
pameran, omset aku mati dan aku di suruh
training di Stand perusahaan ini yang dibuka di
PTC Mall. Kabar baiknya, Stand tersebut, aku
ketemu sama admin yang cakep dan comel,
namanya Diana. Dan untuk pertama kalinya,
mata aku selingkuh dengan memandanginya
terus.
37
di lantai 3 di mall tersebut. Tiba tiba panggilan
masuk darinya, Pacar aku.
38
Kerja serasa seperti orang linglung. Nggak bisa
fokus sama sekali saat itu. Bahkan saat
berhadapan dengan customer, hanya bengong
saja saat senior yang satu tim denganku
menjelaskan produk kepada customer.
39
saat memberikan kado tersebut. “Ini kado
untukmu”, “Terima kasih” jawabnya. Langsung
aku berbalik badan dan langsung segera pulang
untuk nangis lagi di kos kosan. Bahkan rencana
aku buat peluk dia untuk terakhir kalinya pun
gagal, karena betapa pedihnya patah hati
tersebut.
40
CHAPTER 4
Romansa
dan
Sekali Lagi
41
Setiap orang pasti pernah merasakan patah hati.
Entah itu patah hati dengan pacar, atau hanya
sekedar patah hati dengan seseorang yang
bahkan namanya saja kamu nggak tau. Namun,
disetiap patah hati tersebut, kita pasti akan
berubah. Entah berubah menjadi lebih baik, atau
malahan berubah ke arah buruk.
42
“Sebentar ya Bu, saya isi datanya dulu.” aku
permisi ke customer aku, sambil membawa
KTPnya tersebut. Lalu senior aku mulai
menjelaskan produknya. Dan kebetulan, bulpoin
aku ilang.
43
Kisah aku dengannya hanya sebatas curi curi
pandang saja. Hanya cinta yang tak terbalaskan.
Kadang aku merasa patah hati saat dengar
gosipnya tentang dia deket sama cowok lain.
44
Dengan suara krusak krusuk dari kantong plastik
berisikan nasi goreng yang sedang kita bawa.
45
Lalu kita berdua melangkahkan kaki dengan
cepat, dengan ketakutan terhadap tante tersebut.
Takut di ajak untuk hal yang tidak tidak, lalu kita
di paksa memberikan uang kita, kalau tidak nanti
titit kita bisa potong. Begitulah bayangan kita
berdua saat itu. Setelah melewati rumah tersebut,
kita berdua lari terbirit birit sambil teriak
ketakutan.
46
“Kita pameran disini diperpanjang satu bulan
lagi.”
47
“Enggaklah, ngobrol aja jarang. Chat juga nggak
pernah. Bisa suka darimana coba?” Jawabku,
bohong.
“Sini Rif, coba lihat. aku lagi chat sama Diana ini”
panggil aku buat pamerin chatnya dia yang udah
mulai dekat sama Diana.
48
Satu bulan berlalu. aku hanya dapet kabar soal
Diana hanya pas dia lagi pamer saja. Dan
akhirnya Group kita kembali lagi ke Surabaya.
Tim aku pameran di TP Surabaya. Dan timnya
Firda, di kirim ke Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta.
Dan yang menjadi adminnya disana adalah Diana
ini. Cewek yang banyak ditaksir oleh cowok cowok
di tempat kerja aku.
49
September 2014, Diana resign sewaktu satu
pameran sama aku di PTC Mall, Surabaya. Sejak
saat itu, aku nggak pernah dapet kabar dari dia
lagi. Awal tahun 2015, aku resign juga dari
perusahaan tersebut dengan baik baik.
Arif
Maaf aku mau tanyak sesuatu sama kamu
Aku gak tau gimana hubungin kamu karena aku
wa kamu pun sepertinya wa mu ga aktif
Makanya aku message kamuu
Kalau kamu udah baca message aku
Pliss balas yah
Terima kasih Arif..
50
Itupun, dia duluan yang invite PIN BBM aku.
Kalau gak gitu, mana mungkin kita berdua bisa
komunikasi.
51
“Kan kamu temend deket sama Firda, ntar gara
gara kamu deket sama aku, kalian berantem lagi”
jelasnya, masih dengan perasaan cemasnya.
“Iya Rif.”
52
Setelah itu, aku tunjukin chat aku sama Firda.
Lalu tiba-tiba Diana bilang sesuatu yang
mengejutkan buat aku.
Tanpa ada apa apa, tiba tiba dia bilang seperti itu.
aku pura pura bodoh saja. aku tanya balik aja.
53
CHAPTER 5
Romansa, Jarak,
dan
Ujung Jalan
54
Saat patah hati, ada beberapa tipe orang galau.
Pertama adalah tipe yang normal. Mereka akan
galau, tidak nafsu makan, dan susah untuk
senyum. Kedua adalah tipe yang unik. Mereka
secara tiba tiba ngalahin Mario Teguh kalau
sedang membuat Quote. Statusnya di BBM, FB,
IG, Twitter, Path, dan lainnya,, semua berisikan
quote soal cinta. Lama lama bakal muncul acara
TV yang judulnya “Orang Galau, Diamond Ways”
dengan pembawa acara orang galau stadium
akhir, yang penontonnya mereka yang baru sekali
atau dua kali patah hati.
55
Selain itu, tidak ada orang lain yang iri akan
hubungan mereka. Resiko Cuma satu aja, nanti
pasangan kamu bakal ngaku jomblo, dan lirik
sana sini nyari gebetan baru.
56
Tapi, sudah ku mantapkan bahwa aku bakal setia
sama Diana, dan menjalani hubungan ini dengan
memberikan kepercayaan kepadanya. Salah satu
hal yang diperlukan untuk sebuah hubungan LDR
memanglah sebuah kepercayaan.
“Wah.. comelnyaaaa”
57
“Yaudah, aku panggil kamu „comel‟ aja ya Yang,
buat panggilan sayang ke kamu, hehe” tanyaku.
58
Tempat kumpulnya ditentukan di rumahnya Astin.
Cukup jauh dari rumahku. aku datang tepat di
jam yang sudah ditentukan. aku hanya melihat
satu motor aja disana. Lalu muncullah Novia
sama Ratna dari rumah Astin.
59
memesan satu tempat beserta paket makanan
untuk lima orang.
60
Satu kotak kue tanpa sebuah kado, ku berikan
tepat di tempat kerjanya. Dan juga, satu kotak
biskuit stik rasa teh hijau bersama satu botol teh
susu menemani sedikit obrolan kita di teras
AlfaMart tersebut. Tak lama kemudian, aku anter
dia pulang lalu pergi kencan yang sederhana
bersamanya.
61
CHAPTER 6
Romansa
dan
Awal yang Baru
62
Salah satu yang membuat menarik ketika
membaca buku adalah alur ceritanya. Ditambah
lagi dengan adegan lucu yang tersirat di dalam
buku tersebut. Contohnya dalam buku ini.
63
memberikan jawaban, aku bertanya kepada Diana
terlebih dahulu.
64
berbohong kepadaku. Untuk pertama kalinya, dia
berbohong.
PAGI
SIANG
“Entahlah”.
65
“Loh, enggak usah. Udah ada temennya kok aku.
Aku pasangan sama temenku. Dia customerku
yang baik. Udah langganan sama AM gitu.”
66
Jam 7 sore, akhirnya dia membalas pesanku.
Dengan sedikit basa basi, kita ngobrol lewat chat
saja. Lalu iseng ku tunjukkan lokasiku kepadanya.
67
pernah Diana memberikan PINnya kepada orang
lain yang belum dekat, namun kali ini berbeda.
Kecurigaanku muncul.
68
Ternyata, waktu itu dia membelikan baju untuk
kado buat kita. Dan dia juga membeli baju buat
dia sendiri, dimana rencananya kedua baju
tersebut, akan kita pakai sewaktu kita jalan jalan
ke Wisata Bahari Lamongan.
69
sesuai dengan permintaannya sebelumnya. Aku
pinjam HP miliknya.
70
Akhirnya, dia selesai dengan pekerjaannya. Aku
antar dia kembali ke rumahnya untuk ganti
pakaian sebelum kita pergi kencan.
71
Akhirnya kita memilih makan di salah satu Junk
Food, Fast Food. Selesai makan, aku menanyakan
kembali perihal tersebut dengan cemilan kentang
goreng dan es krim di meja kita. Awalnya dia
tidak mengakui mengenai jalan bersama Nanda,
yang sampai akhirnya mengaku setelah aku
mengancamnya.
72
Satu minggu setelah itu, dia ada janji dengan
temannya, Sasha. Hari kamis, seharian rasanya
mau marah saja tanpa sebab. Entah setan apa
yang merasaki waktu itu. Malam itu, tiba tiba
terucap kata untuk berpisah dari mulutnya. Entah
kenapa, hatiku tidak terasa sakit sama sekali.
Sama sekali biasa biasa saja mendengarnya,
hanya terbayang apa yang akan terjadi dengan
harapan harapan kita berdua.
73
kencan di Surabaya Karnival, di tempat yang
pernah kita berdua datangin juga. Dan berfoto di
tempat yang romantis, yang pernah kita pakai
untuk berfoto juga. Dia berbohong dan selingkuh,
sekali lagi. Tidak, tidak ada kata sekali lagi untuk
kali ini. Ini sudah akhirnya, begitu pikirku.
74
Kemarin, gue chat sama Diana mengenai novel
ini. Seperti biasa, gue nanyain untuk izin
mencamtum kan dia di cerita ini. Kanvret banget,
baru gue chat, langsung dia ganti Foto Profilnya
pakai foto pacarnya. Apaan coba maksudnya?
Hahaha. Kebetulan yang menggelikan.
“Apa itu”
“Hahaha”
75
“itu kan di meme meme. Insya Alloh aku gak
begitu”
76
bakal bertemu dengan jodoh masing masing?
Nggak ada yang tau. Dan mulai saat ini, yang
pasti, gue maupun Diana, sudah berbeda. Kita
bukan orang yang sama lagi seperti saat kali gue
bersamanya. Ada sesuatu yang berubah.
77